Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Tampilan kualitas susu sapi perah akibat imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE. Metode

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu jenis sapi perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN

Hubungan Antara Konsumsi Serat Kasar dan Lemak Kasar dengan Kadar Total Solid dan Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

Roosena Yusuf. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua Samarinda Kaltim ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

Produksi dan Komposisi Susu Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein yang Disuplementasi 3% Susu Bubuk Afkir pada Masa Awal Laktasi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

KAJIAN KADAR LEMAK DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU KAMBING SAPERA DI CILACAP DAN BOGOR

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH AMPAS TEH DALAM PAKAN KONSENTRAT TERHADAP KONSENTRASI VFA DAN NH 3 CAIRAN RUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

MATERI DAN METODE. Materi

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

HASIL DAN PEMBAHASAN

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TAMPILAN LEMAK DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK PADA SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT YANG BERBEDA (The Display of Fat and Solid Non Fat of Milk Lactation Dairy Cattle Because of The Rationing Feed By The Difference Balance Forage and Concentrates) R. W. Setianingtyas, Sudjatmogo dan T. H. Suprayogi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang *fp@undip.ac.id ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh imbangan hijauan : konsentrat pakan sapi perah terhadap produksi susu dan kualitasnya, khususnya lemak dan bahan kering tanpa lemak susu dilaksanakan selama 60 hari di Unit Pelaksanaan Teknis Mulyorejo Pembibitan Ternak Kabupaten Semarang. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada peternak. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah sapi perah FH sebanyak 9 ekor yang terdiri dari 6 ekor bulan laktasi VIII dan 3 ekor bulan laktasi VII dengan pendugaan bobot badan antara 400-486 kg dan produksi susu antara 5,5-8 liter. Pakan yang digunakan adalah rumput gajah dan konsentrat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 3 perlakuan, yaitu imbangan hijauan : konsentrat (T1 = 40 : 60, T2 = 45 : 55, T3 = 50 : 50%). Data hasil penelitian dianalisis dengan uji F yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter yang diamati meliputi kandungan lemak dan bahan kering tanpa lemak susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan hijauan dan konsentrat pada ransum sapi perah PFH tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kandungan lemak dan bahan kering tanpa lemak susu dengan kandungan lemak susu (gram/ekor/hari) masing-masing T1 = 242,04, T2 = 260,49 dan T3 = 276,47. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa ransum sapi perah dengan imbangan hijauan dengan konsentrat pada kisaran 40-60% tidak mengubah persentase lemak dan bahan kering tanpa lemak susu. Kata Kunci : Sapi FH; lemak susu; bahan kering tanpa lemak susu ABSTRACT The experiment was aimed to learn the effect of balance forage : concentrates on feed dairy cattle to milk production and quality, specially milk fat and solid non fat was implemented about 60 days in the Technical Implementation Unit Mulyorejo and Livestock Breeding Semarang District. The benefits of this study to give farmers information. The material was used in this experiment were 9 FH dairy cattle which consists of 6 in the VIII lactations and 3 in the VII lactations with body weight estimation were between 400-486 kg and milk production between 5.5-8 liters. Feed used forage and concentrates. The experimental design used Latin Square Design with 3 treatments. That was the balance forage : concentrate (T1 = 40 : 60, T2 = 45 : 55, T3 = 50 : 50%). The results were analyzed by the F test which continued by Least Significant Difference test ( LSD ). The parameters were observed include milk fat and solid non fat content. The results showed that the balance forage and concentrates on feed dairy cattle FH did not influence ( P > 0.05) milk fat and solid non fat content (g/cattle/day), T1 = 242.04, T2 = 260.49 and T3 = 276.47. It was

concluded that the feed dairy cattle by the balance forage and concentrates in the range of 40-60 % did not change the percentage of milk fat and solid non fat. Keywords : FH Cattle; milk fat; solid non fat PENDAHULUAN Sapi FH memiliki produksi susu rata-rata 2000-2500 liter per laktasi dengan kadar lemak 3,5-3,7%, sehingga lebih banyak dikembangkan (Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Faktor yang paling banyak mempengaruhi produktivitas sapi perah adalah pakan. Pakan untuk ternak ruminansia dibagi menjadi konsentrat dan hijauan (Blakely and Bade, 1998). Pakan yang diberikan untuk sapi perah harus sesuai dengan kebutuhan sapi perah tersebut berdasarkan status fisiologisnya (Siregar, 1993). Pakan untuk sapi perah periode laktasi harus memperhatikan kecukupan bahan keringnya. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu yang dihasilkan, apabila pakan yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan bahan kering sapi perah, maka dapat mengganggu proses fisiologis sapi perah (Tillman et al., 1998). Imbangan hijauan dengan konsentrat berpengaruh terhadap imbangan asetat dan propionat di dalam rumen yang nantinya berpengaruh pula terhadap komponen susu, yaitu lemak dan bahan kering tanpa lemak susu. Konsentrat dapat meningkatkan terbentuknya volatile fatty acid (VFA) yang utamanya adalah asam propionat. Asam propionat mayoritas digunakan untuk sintesis laktosa susu, sehingga akan berpengaruh terhadap nilai dari bahan kering tanpa lemak susu (Prawirokusumo, 1993). Prekusor asam asetat dan asam butirat adalah serat kasar hijauan yang dimakan ternak, kemudian mengalami proses fermentatif oleh mikroba rumen yang hasilnya berupa VFA (Mutamimah, 2013). Bertitik tolak dari hal-hal tersebut maka diteliti pengaruh imbangan hijauan dengan konsentrat terhadap lemak susu dan bahan kering tanpa lemak susu dengan judul Tampilan Lemak dan Bahan Kering Tanpa Lemak pada Susu Sapi Perah Akibat Imbangan Hijauan dan Konsentrat yang Berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh imbangan hijauan : konsentrat pakan sapi perah terhadap produksi susu dan kualitasnya, khususmya lemak dan SNF susu. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada peternak sapi perah dan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya atau yang akan datang. 122

MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 01 Desember 2013 sampai dengan 31 Januari 2014 di Unit Pelaksana Teknis Mulyorejo Desa Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perah FH sebanyak 9 ekor yang terdiri dari 6 ekor bulan laktasi VIII dan 3 ekor bulan laktasi VII dengan pendugaan bobot badan antara 400-486 kg (CV = 7,15%) dan produksi susu antara 5,5-8 liter (CV = 12,90%). Sapi-sapi tersebut ditempatkan di kandang petak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Air minum diberikan secara ad libitum. Peralatan yang digunakan adalah timbangan gantung dan digital untuk menimbang pakan, gelas ukur untuk mengukur produksi susu, botol dan kotak pendingin untuk tempat sampel, lactoscan milk analyzer untuk menguji lemak susu dan bahan kering tanpa lemak susu, sedangkan kandungan glukosa darah dianalisis menggunakan metode GOD-PAP fotometrik enzimatik yang hasilnya dihitung dengan rumus automatic pada mikrolab 300 dengan satuan mg/dl. Bahan pakan yang digunakan dalam perlakuan adalah konsentrat dan hijauan rumput gajah. Hasil analisis bahan pakan dan kandungan nutrisi ransum sapi percobaan tersaji dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penyusun Ransum Sapi Percobaan (Berdasarkan 100% Bahan Kering) Bahan Pakan Kandungan Bahan Pakan BK PK SK LK TDN ---------------------------%-------------------------------- Konsentrat 88,13 18,70 29,77 6,03 66,48 Rumput Gajah 23,23 9,13 44,11 1,56 47,61 Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Fakulas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang Tabel 2. Kandungan Nutrisi Ransum Sapi Percobaan Kandungan Nutrisi T0 T1 T2 ---------------------------%------------------------- BK 62,17 58,93 55,68 PK 14,87 14,39 13,92 SK 35,51 36,22 36,94 LK 4,24 4,02 3,80 TDN 58,93 57,99 57,05 123

Metode Penelitian Prosedur Penelitian Tahap adaptasi dilakukan selama dua minggu dengan tujuan agar tidak mengganggu kondisi fisiologis sapi perah tersebut. Frekuensi pemerahan dilakukan 2x sehari, yaitu pagi hari pukul 05.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB dengan interval pemerahan pagi-sore adalah 10 jam dan sore-pagi adalah 14 jam. Tahap perlakuan dilakukan selama dua minggu dengan memberi perlakuan pada sapi perah percobaan sesuai kebutuhan bahan kering yang telah ditentukan (2,33% - 2,50% BK x bobot badan), kemudian menimbang sisa pakan, menghitung konsumsi pakan, menampung susu, dan menguji kualitas susu. Tahap pengambilan data dilakukan selama perlakuan berlangsung. Menampung 50 ml susu pada botol yang sudah diberi label dan kemudian dimasukkan ke dalam kotak pendingin untuk diuji kadar lemak dan kadar SNF dengan menggunakan lactoscan. Pengambilan darah dilakukan melalui vena jugularis pada leher untuk mengetahui kadar glukosa darah yang dianalisis menggunakan metode GOD-PAP fotomertik enzimatik. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (3x3) sesuai petunjuk Widodo (2009), sedangkan perlakuan yang dicobakan adalah: T0 = Pemberian pakan dengan imbangan 40% hijauan dan 60% konsentrat T1 = Pemberian pakan dengan imbangan 45% hijauan dan 55% konsentrat T2 = Pemberian pakan dengan imbangan 50% hijauan dan 50% konsentrat Data hasil percobaan menurut Widodo (2009) diolah menggunakan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan, sehingga hipotesis yang digunakan adalah : Ho : τ 0 = τ 1 = τ 2 = τ 3 =0 Tidak ada pengaruh perlakuan imbangan hijauan : konsentrat pakan terhadap lemak dan SNF susu. H1 : minimal ada satu τk 0 (k = 1,2,3) Minimal ada satu perlakuan imbangan hijauan : konsentrat pakan yang mempengaruhi lemak dan SNF susu. 124

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Tabel 3. menunjukan bahwa rata-rata konsumsi BK secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05). Imbangan hijauan : konsentrat pakan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering dikarenakan bobot badan sapi percobaan hampir sama, sehingga kapasitas rumen yang hampir sama dan pada akhirnya tidak berbedanya kemampuan dalam mengkonsumsi pakan. Bentuk fisik pakan yang sama serta kualitas pakan yang diberikan mempunyai kandungan protein yang hampir sama (iso protein) dan kandungan TDN yang hampir sama pula (iso TDN) antar perlakuan, maka palatabilitas pakan tidak berbeda sehingga konsumsi BK nya juga tidak berbeda. Imbangan hijauan : konsentrat sangat mempengaruhi kandungan energi dalam pakan yang merupakan kontrol fisiologis konsumsi bahan kering pakan. Kandungan energi dalam pakan menyebabkan ternak berhenti makan meskipun retikulorumennya masih mampu menampung lebih banyak pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Farida (1998) bahwa efisiensi energi tertinggi adalah pada sapi yang diberi pakan dengan imbangan 50% rumput gajah : 50% konsentrat, karena memberikan keseimbangan gizi untuk saluran pencernaan dan bentuk fisik yang baik. Krause et al. (2002) menambahkan bahwa produksi VFA rumen cenderung lebih tinggi pada pakan yang mempunyai konsumsi bahan kering tinggi dikarenakan proses degradasi rumen juga tinggi, tetapi produksi asam asetat dan butirat rumen cenderung lebih tinggi pada pakan dengan konsumsi bahan kering rendah. Sudjatmogo et al. (1988) mengungkapkan bahwa koefisien cerna pakan tinggi apabila imbangan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40%. Tabel 3. Konsumsi BK, SK, LK Pakan, Konsentrasi Glukosa Darah, Kandungan Lemak Susu dan SNF Susu Sapi Percobaan yang Mendapatkan Perlakuan Imbangan : Konsentrat Berbeda Parameter Perlakuan T0 T1 T2 Konsumsi BK (kg/ekor/hari) 9,98 10,20 10,46 Konsumsi SK (kg/ekor/hari) 3,49 3,67 3,84 Konsumsi LK (kg/ekor/hari) 0,44 0,42 0,40 Glukosa Darah (mg/dl/ekor) 21,31 20,51 21,67 Lemak Susu (g/ekor/hari) 242,04 260,49 276,47 SNF Susu (g/ekor/hari) 500,82 522,36 556,85 125

Konsumsi Serat Kasar Pakan Tabel 3. menunjukan bahwa rata-rata konsumsi SK secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05). Imbangan hijauan : konsentrat pakan tidak mempengaruhi konsumsi serat kasar pakan sapi percobaan dikarenakan pakan penelitian memiliki proporsionalitas komponen bahan pakan dan nilai densitas yang relatif sama (dilihat dari kandungan seratnya) sehingga konsumsi BK tidak berbeda nyata. Konsumsi SK pakan sejalan dengan konsumsi BK pakan, sehingga konsumsi BK pakan yang sama mengakibatkan konsumsi SK pakan yang sama pula dan laju aliran pakan juga sama. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi SK adalah ph rumen. Imbangan hijauan : konsentrat dari 40-60% pada penelitian ini diduga belum mampu mempengaruhi ph rumen sapi percobaan. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan konsumsi SK antar sapi perlakuan relatif sama. Hal ini sejalan dengan pendapat McDonald et al. (1973) bahwa kandungan air dan serat kasar dalam pakan yang tinggi akan membatasi ternak untuk mengkonsumsi pakan, karena kapasitas rumen terbatas dan rate of passage rendah. Soebarinoto et al. (1991) menambahkan bahwa komposisi pakan kasar adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin, sedangkan komposisi konsentrat adalah lignin. Wulandari (2006) mengungkapkan bahwa kondisi ph rumen yang relatif sama dapat menyebabkan aktifitas bakteri sellulolitik dalam mendegradasi SK tidak menunjukkan perbedaan. Farida (1998) menyatakan bahwa ransum dengan imbangan 50% rumput gajah : 50% konsentrat mampu mencukupi kebutuhan serat kasar ternak. Konsumsi Lemak Kasar Pakan Tabel 2. menunjukan bahwa rata-rata konsumsi lemak kasar pakan secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05). Imbangan hijauan : konsentrat pakan tidak mempengaruhi konsumsi lemak kasar pakan sapi percobaan dikarenakan konsumsi LK pakan sejalan dengan konsumsi BK pakan, sehingga konsumsi BK pakan yang sama mengakibatkan konsumsi LK pakan yang sama pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Kamal (1994) bahwa peningkatan konsumsi bahan kering pakan akan diikuti juga peningkatan konsumsi lemak kasar pakan. Tyler dan Ensminger (2006) menyatakan bahwa lemak pakan merupakan sumber glukosa dan triasilgliserol untuk pembentukan lemak susu. Glukosa Darah Tabel 3. menunjukan bahwa rata-rata konsentrasi glukosa darah secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P > 0,05). Imbangan hijauan : konsentrat dalam pakan tidak mempengaruhi konsentrasi glukosa dalam darah sapi percobaan dikarenakan konsumsi 126

TDN dan PK pakan yang merupakan sumber asam propionat sebagai pembentuk glukosa darah tidak berbeda nyata, sehingga menghasilkan nilai glukosa darah yang tidak berbeda nyata pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Soebarinoto et al. (1991) bahwa prekusor utama laktosa susu adalah glukosa darah. Muktiani et al. (2005) juga mengungkapkan bahwa asam propionat merupakan substrat utama glukogenik pada ruminansia. Konsentrasi glukosa darah dapat meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi asam propionat, sehingga proses sintesis laktosa dan komponen susu lainnya lebih terjamin. Lemak Susu Tabel 3. menunjukkan bahwa rata-rata produksi lemak susu secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P > 0,05). Imbangan hijauan : konsentrat dalam pakan tidak mempengaruhi produksi rata-rata lemak susu sapi percobaan. Hal ini disebabkan proporsionalitas komponen bahan pakan serta konsumsi serat kasar dan lemak kasar pakan yang relatif sama sehingga produksi VFA khususnya asam asetat dan butirat juga hampir sama. Kandungan SK dari pakan sangat mempengaruhi nilai lemak susu, karena asam asetat dan butirat yang dihasilkan berasal dari fermentasi selulosa di dalam rumen. Hal ini sejalan dengan pendapat Prawirokusumo (1993) bahwa hijauan diberikan lebih mengarah pada fungsinya untuk meningkatkan asetat dalam rumen sedangkan konsentrat akan meningkatkan propionat dalam rumen. Mutamimah (2013) menambahkan bahwa prekusor asama asetat adalah serat kasar hijauan yang dimakan ternak, kemudian mengalami proses fermentatif di dalam rumen yang hasilnya berupa asam asetat dan butirat. Bahan Kering Tanpa Lemak Susu (Solid Non Fat) Tabel 3. menunjukkan bahwa rata-rata produksi SNF susu secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata (P > 0,05). Imbangan hijauan : konsentrat dalam pakan tidak mempengaruhi rata-rata produksi SNF susu sapi percobaan. Hal ini disebabkan proporsionalitas komponen bahan pakan serta kandungan glukosa darah yang relatif sama. Kandungan glukosa darah yang tidak berbeda nyata menunjukkan produksi protein dan laktosa susu yang juga tidak berbeda nyata, sehingga akan berpengaruh terhadap produksi SNF yang tidak berbeda nyata pula. Sesuai pernyataan Sarwiyono et al. (1990) bahwa SNF adalah bahan kering tanpa lemak dari semua jumlah komponen penyusun susu dikurangi air dan kadar lemak, yaitu terdiri dari protein, laktosa, mineral dan vitamin. Arina (2014) dan Widiyantono (2014) mengungkapkan bahwa imbangan hijauan : konsentrat dalam pakan sapi perah pada taraf 40-60% tidak mempengaruhi produksi protein dan laktosa susu. 127

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum sapi perah dengan imbangan hijauan dengan konsentrat pada kisaran 40% sampai 60% tidak mengubah persentase lemak dan bahan kering tanpa lemak susu. Ransum yang diberikan sebaiknya menggunakan pakan sapi perah dengan imbangan 50% hijauan dan 50% konsentrat. Produksi sapi per laktasi rendah, sehingga perlu diperbaiki komposisi pakannya. DAFTAR PUSTAKA Arina, D. A. 2014. Pengaruh Pemberian Pakan dengan Imbangan Hijauan dan Konsentrat yang Berbeda terhadap Kadar Protein Susu Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan). Blakely, J. and D.H, Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Farida, W.R. 1998. Pengimbuhan konsentrat dalam ransum penggemukan di Wamena. Media Veteriner. 5: 21-26. Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak Dasar I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Krause, K. M., D. K. Combs and K. A. Beauchemint. 2002. Effects of forage particele size and grain fermentability activity. J. Dairy Sci. 85 : 1947-1957. Mc.Donald, P., R. A. Edwards and Whittenbury. 1973. The Ensilage Process. Chemistry and Biochemistry of Herbage. 3 rd Ed. (G.W. Butter and R.W. Bailey, eds). Academic Press, London. Muktiani, A., T. Sutardi, K. G. Wiryawan dan W. Manalu. 2005. Suplementasi mineral organik pada ransum berbahan hidrosilat bulu ayam dan sorgum untuk meningkatkan produksi susu sapi perah. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 30(2): 127-133. Mutamimah, L., S. Utami dan A. T. A. Sudewo. 2013. Kajian kadar lemak dan bahan kering tanpa lemak susu kambing Sapera di Cilacap dan Bogor. J. Anim. Sci. 1(3): 874-880. Prawirokusumo, S. 1993. Ilmu Gizi Komparatif. Edisi Pertama. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sarwiyono, P., Surjowardojo dan T. E. Susilorini. 1990. Manajemen Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Siregar, S.B. 1993. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisis Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta. Soebarinoto, S. Chuzaomi dan Mashudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Sudjatmogo, Sunarso dan Iswanti. 1988. Pengaruh pemberian berbagai tingkat konsentrat dalam ransum terhadap produksi, kadar lemak dan berat jenis air susu sapi perah 128

Friesian Holstein. Proceeding seminar penyediaan pakan dalam upaya mendukung industri peternakan menyongsong pelita V. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1990. Ternak Perah. CV. Yasaguna, Jakarta. Tillman, A. D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S, Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Tyler, H. D. and Ensminger, M. E. 2006. Dairy Cattle Science. 4 th Ed. Pearson Prentice Hall, Ohio. Widodo, M. W. 2009. Statistika-Terapan I (Biometrika) dalam Biologi. Dikemas untuk mahasiswa dan praktisi yang menggeluti ilmu-ilmu peternakan dan atau pertanian / biologi. Airlangga University Press, Surabaya. Widiyantono, E. N. 2014. Pengaruh Pemberian Pakan dengan Imbangan Hijauan dan Konsentrat yang Berbeda terhadap Kadar Laktosa Susu Susu Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan). 129