Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA (Bagian-Bagian Tumbuhan) Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Kelas IV SDK Padat Karya

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Santigi Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inquiri

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III Mi Al-Hikmah Batu Bota

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres 1 Margapura

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

Penerapan Experiential Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Transkripsi:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi struktur tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV MIS Margapura melalui metode eksperimen, dari 15 siswa pada tes formatif pra siklus menunjukkan bahwa siswa yang dinyatakan tuntas hanya 4 siswa dari 15 siswa. Keadaan tersebut menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan perbaikan sistem pembelajaran yang lebih efektif guna meningkatkan hasil belajar yang optimal, yakni melalui penerapan metode eksperimen. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Masing - masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan tahapan 1) perencanaan tindakan 2) pelaksanaan tindakan 3) pengamatan 4) refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MIS Margapura kecamatan Bolano Lambunu dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa. Tehnik pengumpulan data meliputi observasi, tes formatif (pre test dan post test), dan dokumentasi, sedangkan tahapan analisis data dilakukan dengan dua cara, yakni melalui tehnik kuantitatif (menentukan daya serap individual, ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikal) sementara tahapan kegiatan analisis data kualitatif adalah dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIS Margapura pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya prosentase dari tiap-tiap katagori aktivitas siswa pada Lembar Observasi Siswa, baik pada observasi siklus I maupun siklus II pada siklus 1 pertemuan kedua nilai rata-rata sebesar 63,6 yang semula 60, sedangkan pada siklus II pertemuan kedua nilai rata-rata menjadi 72,6 dari yang semula hanya 70,6. Indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai pada pembelajaran siklus II, yaitu nilai rata-rata hasil tes IPA mencapai 72,6 untuk prosentase ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 86,7 % dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM dari 15 siswa di kelas IV MIS Margapura. Kata Kunci: Hasil Belajar; IPA, Metode Eksperimen I. PENDAHULUAN Dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisidiknas) pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses 237

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Bukhori sebagaimana dikutip Trianto (2007) pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi saja, akan tetapi untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membantu peserta didik mencapai berbagai kompetensi yang diharapkan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar juga merupakan bagian sangat penting dalam mendukung keseluruhan komponen dari materi pembelajaran tersebut. Diakui atau tidak, realitas pembelajaran saat ini cenderung masih bersifat statis, rutinitas dan monoton yang berakibat pada kemandulan intelektual siswa. Dalam proses pembelajaran sering kali muncul suasana yang tidak nyaman, menakutkan, stres, bagi siswa. Kenyataan menyebabkan rasa kebencian siswa terhadap mata pelajaran yang akhirnya siswa sulit menerima materi pelajaran tertentu. Sebenarnya tidak ada materi pelajaran yang sulit, hanya karena faktor psikologis yang negatif, maka siswa akhirnya merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran tertentu. Oleh Karena itu guru harus mempunyai profesionalisme yang tinggi yaitu memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan motorik dan kecerdasan moral. Dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu tahun pelajaran 2013-2014 masih bersifat konvensional. Dalam pembelajaran guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya. Hal ini membuat proses pembelajaran belum dapat menyentuh ranah dimensi peserta 238

didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya ia belajar. Dalam arti yang lebih subtansial, bahwa pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang. Sebagai pendidik dan pengajar, senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, serta dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Pendidik dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat, efektif, efisien untuk membantu meningkatkan ketrampilan pembelajaran serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Mengajar harus dilakukan secara efektif maksudnya mengajar dengan membawa belajar siswa yang efektif pula. Seperti yang dikemukakan Komarudin, salah satu perubahan dalam pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered), semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan. Salah satu upaya yang akan ditawarkan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan kualitas pengajaran guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen. Dengan model pembelajaran eksperimen diharapkan dapat menciptakan pembelajran yang kondusif. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi rumusan permasalahan adalah apakah melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya bagi siswa kelas IV MIS Margapura. dengan tujuan masalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya melalui penerapan metode eksperimen pada siswa kelas IV MIS Margapura. II. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 239

Penelitian ini di laksanakan di MIS Margapura, subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MIS Margapura tahun 2014/2015. Pemilihan subyek ini didasarkan pada pertimbangan guru bidang studi bahwa kelas IV memiliki prestasi belajar yang kurang dalam pelajaran tersebut. Diharapkan dengan metode eksperimen ini, hasil belajar siswa kelas IV dapat lebih meningkat. Jumlah siswa kelas IV berjumlah 15 anak. Pelaksanaan tindakan menggunakan metode eksperimen dan disesuaikan dengan skenario pembelajaran atau RPP serta melalui prosedur tindakan. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru diisi oleh guru kelas (observer) selam proses pembelajaran berlangsung. Disamping itu, peneliti meminta seorang teman untuk mendokumentasikan penelitian dan melakukan tes pada akhir tindakan. Sumber data berasal dari data guru, siswa dan dokumentasi. Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru dan catatan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan dan verifikasi. Analisa data disesuaikan dengan metode pengumpulannya dengan proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan dan mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional. Analisa data kuantitatif dari tes hasil belajar dilakukan dengan mencocokkan kunci/alternatif jawaban yang benar sesuai dengan konsep dari bidang ilmu yang bersesuaian. Kemudian disesuaikan dengan indikator keberhasilan untuk mengambil kesimpulan. Pada penelitian tindakan kelas ini setiap siswa dianalisis hasil yang didapat dari setiap siklus. Peneliti membandingkan tentang prosentase ketuntasan belajar siswa dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan dalam pelajaran IPA. Adapun tingkat ketuntasan belajar pada mata pelajaran tersebut di MIS Margapura ditentukan pada nilai 65. Siswa dikatakan tuntas apabila mendapat nilai 65. 240

Data hasil observasi dianalisis dengan memberikan gambaran situasi yang terjadi saat pelaksanaan tindakan dalam bentuk kalimat. Data yang diperoleh pada lembar observasi kemudian dihitung prosentasenya. Hasil analisis data observasi per siklusnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran dan digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah : 1. Daya serap klasikal siswa Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individu dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut: Skor yang diperoleh siswa DSK = x 100 % Skor Ideal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu, jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65 %. 2. Ketuntasan belajar klasikal Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut KBK = Jumlah siswa yang tuntas x 100 % Jumlah siswa seluruhnya Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentasi daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65 % Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif yaitu : 1. Mereduksi data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan semua data yang diperoleh dari pengumpulan data. 2. Penyajian data Menyajikan data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana kedalam tabel, sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3. Verifiikasi data 241

Verifikasi data adalah proses penampilan intisari dari sajian yang telah terorganisir, dapat disimpulkan dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang jelas. Analisis data hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti menggunakan analisis presentase skor. Untuk indicator sangat baik diberi skor 4, baik diberi skor 3, cukup diberi skor 2, dan kurang diberi skor 1. Selanjutnya dihitung presentase ratarata dengan menggunakan persamaan : Persentase Nilai Rata-rata (NR)= Jumlah Skor X 100 % Skor Maksimal Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut: 76 % < NR < 100 % : Sangat baik 51 % < NR < 75% : Baik 26 % < NR < 50 % : Cukup 0 % < NR < 25 % : Kurang Baik III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pra Tindakan Pada kondisi pra siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan tentang sikap belajar siswa di dalam kelas saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 6 Agustus 2014 disaat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat menyimpulkan bahwa siswa kelas IV MIS Margapura banyak yang bermain sendiri dan juga ada yang berbicara dengan teman lain di saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya, peneliti melakukan tes formatif pada tanggal 6 Agustus 2014. Berdasarkan tes tersebut diperoleh informasi bahwa 27% siswa mengalami ketuntasan KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65, dan 73% siswa belum mencapai ketuntasan belajar pada kondisi pra siklus. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi ini, dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil.dari masalah tersebut yang menjadi refleksi penulis yaitu melakukan perbaikan sistem pembelajaran melalui metode eksperimen. Deskripsi Siklus I 242

Dalam rangka perbaikan masalah pembelajaran di kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu pada mata pelajaran IPA materi struktur tumbuhan dan fungsinya, maka peneliti menyusun rencana penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus I Pertemuan 1 dan 2 disusun meliputi 4 langkah, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada proses pembelajaran peneliti menggunakan metode eksperimen dan disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selama proses belajar mengajar, peneliti mengikuti langkah-langkah menggunakan metode eksperimen. Selain itu, peneliti dan subjek penelitian diamati dan dinilai oleh seorang guru kelas IV MIS Margapura dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Disamping itu, peneliti juga melibatkan seorang teman untuk mendokumentasikan penelitian. Dari hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa jumlah skor pada pertemuan I adalah 25 dari skor maksimal 40 diperoleh presentase rata-rata 62,5 % dengan kriteria baik. Sementara untuk pertemuan II diperoleh presentase ratarata sebesar 67,5 % dengan kriteria baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan data hasil observasi guru menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran menurut pengamat ratarata dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari presentase perolehan, skor pada pertemuan I adalah 39 dari skor maksimal 44 diperoleh presentase rata-rata sebesar 88,6 % dengan kriteria sangat baik. Sementara skor untuk pertemuan II adalah 40 dari skor maksimal 44 diperoleh presentase rata-rata sebesar 91% dengan kriteria sangat baik. Dengan kata lain pengelolaan pembelajaran dari pertemuan I ke pertemuan II meningkat dan hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan metode eksperimen, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 nomor, Tiap soal memiliki bobot 20. 243

Dari hasil perolehan siswa pada pertemuan pertama memiliki nilai rata-rata sebesar 60 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 6 siswa dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa. Berdasarkan hasil analisis presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 59,6 %. Pada pertemuan kedua memiliki nilai rata-rata sebesar 63,6 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 8 siswa dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa dengan presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 61 %. Hal tersebut belum mencapai presentase daya serap klasikal yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 65 %. Berdasarkan perolehan hasil tes tindakan yang diberikan pada siklus I, secara klasikal hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 65%. Pada observasi aktivitas guru dan siswapun, masih terdapat beberapa kekurangan, tetapi secara keseluruhan sudah dalam kategori baik. Sehingga perluh dilakukan tindakan selanjutnya. Untuk itu perluh dilakukan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan yang sudah dilaksanakan dengan mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi. Deskripsi Siklus II Tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Sebelum pelaksanaan siktus II penulis terlebih dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam penelitian. Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk menentukan waktu pelaksanaan, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik dan membuat lembar pengamatan. Tindakan pada siklus II direncanakan selama 4 jam pelajaran dengan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan alokasi waktunya 2 x 35 menit. Dari hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa jumlah skor pada pertemuan I adalah 29 dari skor maksimal 40 diperoleh presentase rata-rata 72,5 % dengan kriteria baik. Sementara untuk pertemuan II adalah 34 dari skor maksimal 40 diperoleh presentase rata-rata sebesar 85 % dengan kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. 244

Berdasarkan data hasil observasi guru menunjukkan taraf keberhasilan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran menurut pengamat ratarata dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari presentase perolehan, skor pada pertemuan I adalah 41 dari skor maksimal 44 diperoleh presentase rata-rata sebesar 93 % dengan kriteria sangat baik. Sementara skor untuk pertemuan II adalah 42 dari skor maksimal 44 diperoleh presentase rata-rata sebesar 95% dengan kriteria sangat baik. Dengan kata lain pengelolaan pembelajaran dari pertemuan I ke pertemuan II meningkat dan hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan metode eksperimen, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 nomor, tiap soal memiliki bobot 20. Dari hasil perolehan siswa pada pertemuan pertama memiliki nilai rata-rata sebesar 70,7 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 11 siswa (73,3 %) dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa. Berdasarkan hasil analisis presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 70,6 %. Pada pertemuan kedua memiliki nilai rata-rata sebesar 72,6 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 13 siswa (86,7 %) dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa dengan presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 73% dengan ketuntasan jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa sebanyak 1090 dari jumlah skor ideal. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa kelemahan-kelemahan pada siklus I telah diminimalisir pada siklus II. Penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan siswa serta analisis tes hasil belajar dari sikluis I ke Siklus II telah mengalami peningkatan. Pembahasan Penerapan metode ekperimen dalam pembelajaran IPA sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MIS Margapura pada Mata Pelajaran IPA. Dari semua aktivitas yang dilaksanakan, baik aktivitas guru, aktivitas siswa maupun analisis tes hasil 245

belajar siswa setiap siklus pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tampak terjadi peningkatan dan mencapai indikator yang ditentukan. Peningkatan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Aktifitas Guru Aktifitas guru dalam setiap kali pertemuan baik, sehingga dapat dikatakan aktivitas guru pada pelaksanaan ketuntasan belajar maksimal (KM) menurut observer dalam kategori baik pada siklus I dan kategori sangat baik pada siklus II. Siklus I memperoleh presentase ratarata 88,6 % dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan presentase rata-rata sebesar 95%. 2. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa menunjukan peningkatan dari Siklus I ke Siklus II dalam mengikuti pembelajaran, rata-rata dalam kategori baik dan sangat baik. Peningkatan ini terjadi karena kelemahan-kelemahan disiklus I dapat diminimalisir. Siklus I pertemuan pertama memperoleh persentase rata-rata sejumlah 62,5% dan mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dengan persentase rata-rata sebesar 62,5%. Pada siklus Siklus II pertemuan pertama memperoleh persentase rata-rata sejumlah 72,5 % dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada siklus II pertemuan kedua dengan persentase ratarata sebesar 85 %. 3. Tes hasil belajar siswa Tuntas belajar klasikal siswa sebelum penelitian ini adalah 23,52 % dengan jumlah siswa yang tuntas 4 orang dari 17 siswa. Setelah diadakan penelitian nilai rata-rata siswa dalam kategori baik dan sangat baik. Nilai ratarata dari tiap siklus mengalami peningkatan. Dari hasil perolehan siswa pada Siklus I pertemuan pertama memiliki nilai rata-rata sebesar 60 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 6 siswa dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa. Berdasarkan hasil analisis presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 59,6 %. Pada pertemuan kedua memiliki nilai rata-rata sebesar 63,6 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 8 siswa dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa dengan presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 61 %. Sedangkan dari 246

hasil perolehan siswa pada Siklus II pertemuan pertama memiliki nilai rata-rata sebesar 70,7 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 11 siswa (73,3 %) dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa. Berdasarkan hasil analisis presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 70,6 %. Pada pertemuan kedua memiliki nilai rata-rata sebesar 72,6 dengan ketuntasan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 13 siswa (86,7 %) dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 15 siswa dengan presentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 73%. Setelah melihat hasil yang dicapai pada siklus II, tentunya dapat dipastikan bahwa dengan mengggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA dapat memberikan manfaat dan meningkatkan hasil belajara IPA dengan capaian ketuntasan 72,8 % dengan hasil tersebut kegiatan penelitian tindakan kelas tidak lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas seperti pada uraian hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV MIS Margapura semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus. Pada kondisi awal dimana penulis belum melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, ketuntasan hanya mencapai 27 % (4siswa dari 15 siswa). Setelah dilakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode eksperimen yang efektif ketuntasan belajar siswa pada siklus I meningkat 40% (6 siswa) pada pertemuan pertama dan meningkat 53,3% (8 siswa) pada pertemuan 2. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 73,3 % (11 siswa) pada pertemuan 1 dan meningkat lagi menjadi 86,7 % (13 siswa) pada pertemuan 2. Berdasarkan kesimpulan, penulis dapat menyimpulkan berbagai saran agar dalam kegiatan pembelajaran hasil belajar siswa menjadi meningkat. Saran tersebut adalah: Guru hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan 247

materi pelajaran. Penggunaan metode yang monoton, misalnya metode ceramah saja secara terus menerus akan membuat siswa jenuh dan kurang memperhatikan pelajaran.guru hendaknya lebih aktif memberi dan menemukan ide-ide baru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, sehingga siswa mudah memahami konsep yang dipelajari. Disisi lain, siswa hendaknya dapat mengaturlah tempat duduk yang memungkinkan dapat memperhatikan dengan jelas metode apa yang di aplikasikan, khususnya pada penggunaan metode eksperimen. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdikbud. (1993). Petunjuk Teknis Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2006). Metode Pembelajaran. Jakarta: PT Amanah Duta Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi ). Yogyakarta : Familia Indah. (2008). Ilmu Alamiah Dasar. Edisi Revisi. Jakarta: Universitas Terbuka Mulyana, Soemantri. (2001) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana Mulyasa (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Palendeng. (2003). Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Rineka Cipta Slameto. (2010). Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soemantri, Muhammad Noman. (2001) Menggagas Pendidikan Pembaharuan IPS. Bandung: PT Pemuda Rosdakarya. 248

Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Pemuda Rosdakarya. Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Trianto (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 249