Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis L.) ASAL OKULASI PADA PEMBERIAN BOKASHI DAN PUPUK ORGANIK CAIR BINTANG KUDA LAUT

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR ELANG BIRU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET PB 260 (HEVEA BRASILIENSIS L.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Pengaruh Pemberian Tandan Kosong Sawit dan Kapur Dolomit Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis quenensis

Jl. KH. Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

25 ZIRAA AH, Volume 36 Nomor 1, Pebruari 2013 Halaman ISSN

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Berbagai Media Tanam di Pembibitan. Oleh: Susantidiana. Abstract

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bunga Gladiol (Gladiolus hibridus) Terhadap Penggunaan Media Tanam dan Pupuk Saputra Nutrien.

III. BAHAN DAN METODE

Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bunga Gladiol (Gladiolus hibridus) Terhadap Penggunaan Media Tanam dan Pupuk Saputra Nutrien.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-7 DAN PUPUK NPK ALAM TANI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D DAN ZAT PENGATUR TUMBUH HARMONIK

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F1

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN LAMA PENYIMPANAN PADA KERTAS KORAN

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. proses sintesis senyawa baru. Pembentukan tubuh tanah berlangsung dengan dua

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

Pengaruh Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Awal Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

Pengaruh Berbagai Takaran Pupuk Kandang Ayam dan Dosis NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. Muhammad Yusuf Idris Universitas Andi Djemma Palopo

RESPON PEMBERIAN PUPUK ZA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN PEMBIBITAN KAKAO (Theobroma cacao L.) KLON RCL DALAM POLYBAG

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P : ISSN O :

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

UJI PEMBERIAN KOMPOS Azolla microphylla PADA PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MINI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET OKULASI (Hevea brasiliensis Muell.

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium Fistolosum L.)

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR KLON PB 260

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PINANG (Areca catechu L.)

SKRIPSI OLEH : ANI MEGAWATI SIMBOLON** BDP-AGRONOMI

1 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 1-8 ISSN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK GUANO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) PADA DUA METODE VERTIKULTUR

PENGARUH BERAT BENIH DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT DURIAN (Durio Zibethinus Murr)

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PERTUMBUHAN BEBERAPA KLON BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA TANAH GAMBUT DAN PODSOLIK MERAH KUNING

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Transkripsi:

Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F Growth Mini Stum of Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 on the Plant Media and Application of Rootone-F Consentration Edi Usman Dani 1, Rustam Baraq Noor 1 dan Mahdalena 1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Widya Gama Mahakam Jl. KH. Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Telp : (0541) 734294-737222, Fax : (0541) 736572 email : eusdani@gmail.com, rusbnoor@gmail.com, mahdalen@yahoo.co.id Diterima : 20 Juni 2012 Disetujui : 12 September 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tumbuhnya Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT1 di Media Tanaman dan Penerapan Rootone-F Konsentrasi, serta interaksinya, dan untuk menemukan konsentrasi yang tepat dari Rootone-F untuk Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT1. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan, dari Februari ke Mei 2009, di Desa Loa Bakung Kecamatan Samarinda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan faktorial 4 x 4 dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah Tanaman Media (M): atas tanah (m0); atas tanah + gambut + pasir (2: 1: 1) (m1); tanah atas + gambut (3: 1) (m2); tanah atas + pasir (3: 1) (m3). Dan faktor kedua adalah Rootone -F Konsentrasi (D): tidak ada Rootone-F (d0); 2,5 g / liter air (d1); 5 g / liter air (d2); 7,5 g / liter air (d3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) respon yang signifikan media tanaman pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun pada tahap 60 dan 90 hari tua dan diameter batang; (2) respon yang signifikan pada penerap an Rootone-F pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun pada tahap 60 dan 90 hari tua dan diameter batang; (3) tidak ada tanggapan yang signifikan pada semua parameter pada interaksi antara media tanam dan aplikasi Rootone-F. Kata kunci: Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT1,, Rootone-F ABSTRACT The research aimed to identify the growing of Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT1 on the Plant Media and Application of Rootone-F Consentration, as well as its interaction, and to find the proper concentration of Rootone-F for Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT1. The research lasted for four months, from Februari to Mei 2009, at the Village of Loa Bakung Sub District of Samarinda. The research employed Completely Randomized Design with Factorial 4 x 4 and three replications. The first factor was Plant Media (M): top soil (m0); top soil + gambut + sand (2:1:1) (m1); top soil + gambut (3:1) (m2); top soil + sand (3:1) (m3). And the second factor was Rootone-F Consentration (D): no Rootone-F (d0); 2,5 g/litre water (d1); 5 g/litre water (d2); 7,5 g/litre water (d3). Results showed that: (1) significant responses the plant media on the parameters of height plant, number of leaf at the stage of 60 and 90 old days and diameter of stem; (2) significant responses on the application of Rootone-F on the parameters of height plant, number of leaf at the stage of 60 and 90 old days and diameter of stem; (3) there was no significant responses on all parameters upon the interaction between plant media and Rootone-F application. Keywords : Hevea brasiliensis Muell Erg Klon GT1, Plant Media, Rootone-F PENDAHULUAN Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang dikenal dalam lingkup Internasional khususnya di Indonesia. Di Indonesia, karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar, bahkan Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan menggeser negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di daratan Amerika Selatan. Perkebunan karet tersebar di berbagai propinsi di Indonesia antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Luas perkebunan karet di Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2005 mencapai 62.426,00 Ha dengan produksi karet untuk perkebunan rakyat sebesar 33.930 Ton/Ha, perkebunan swasta sebesar 3.723 ton/ha dan perkebunan negara sebesar 2.249 ton/ha (DISBUN, 2005). Untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya yang dilakukan adalah teknik pengadaan bahan tanam. Keberhasilan suatu usaha 70

perkebunan karet antara lain ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat unggul. Bibit yang unggul akan menjamin suatu pertumbuhan tanaman yang baik dan dapat meningkatkan produksi. Selain itu dengan bibit atau bahan tanam yang unggul akan dapat mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit yang akhirnya akan menyebabkan penurunan produksi (Tim Penulis PS, 2004). Tanah merupakan faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan, perkembangan serta produksi tanaman karet. Jika tanah kekurangan air (kekeringan) maka akar tanaman sulit menyerap mineral di dalam tanah, sebab dengan adanya air unsur-unsur dapat larut dan tersedia bagi tanaman (Hardjowigeno, 1989). Untuk pertumbuhan bibit stum mini tanaman karet memerlukan media yang mempunyai kandungan unsur hara yang baik. Selain unsur hara, bibit stum mini tanaman karet juga memerlukan media yang mempunyai struktur BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan selama 3 bulan. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sempaja Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit karet stum mini klon GT1 umur 6 bulan setelah penempelan mata tunas, topsoil, tanah gambut, pasir, polybag, Dithane M 45, Furadan 3G, Curacron 500 EC, lapisan lilin, cangkul, parang, meteran, gergaji, timbangan, ember, kayu tugal, gembor, bambu, ayakan kawat ukuran 1 x 1 cm, hand sprayer, plastik, jangka sorong, label serta alat tulis menulis dan dokumentasi.rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Percobaan Faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak tanah yang baik, sehingga sirkulasi udara di dalam media dapat terjadi dengan baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan tanaman karet (Setyamidjaja, 1993). Sedangkan untuk memacu pertumbuhan bibit karet diperlukan pemberian ZPT Rootone F yang dapat memacu pertumbuhan akar, karena Rootone F mengandung bahan aktif IBA dan NAA yang diduga merupakan auksin sintesis yang terbaik dan efektif merangsang pertumbuhan akar. Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan penelitian mengenai pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi Rootone-F terhadap pertumbuhan bibit stum mini tanaman karet ( Havea brasilliensis Muell Erg) Klon GT1. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam dan konsentrasi Rootone - F serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan bibit stum mini tanaman karet (Havea brasilliensis Muell Erg) Klon GT1. Lengkap yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah ( M) terdiri dari 4 taraf yaitu: M 0 : Tanah lapisan atas/topsoil (kontrol), M 1 : Tanah lapisan atas + gambut + pasir (2:1:1), M 2 : Tanah lapisan atas + gambut (3:1), M 3 : Tanah lapisan atas + pasir (3:1). Faktor kedua adalah Konsentrasi Rootone - F (F) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : F 0 : 0 g/liter air (kontrol), F 1 : 2,5 g/liter air, F 2 : 5 g/liter air, F 3 :7,5 g/liter air. Kegiatan penelitian meliputi : (1) persiapan media tanam (2) persiapan bahan tanam (3) penanaman (4) pemberian Rootone - F dan (5) pemeliharaan tanaman. Data yang dikumpulkan antara lain : (1) Tinggi tanaman (cm) (2) jumlah daun (helai) (3) diameter batang (cm). HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Bibit Stum Mini Tanaman Karet terhadap Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Karet pada Perlakuan m 0 7,93c 37,80c 42,42c m 1 8,45a 38,33a 42,89a m 3 8,07b 37,96b 42,54b m 4 7,76d 37,76c 42,36c 71

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Karet pada Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (helai) m 0 3,25 22,50b 31,25b m 1 4,25 26,00a 35,25a m 3 3,75 22,25b 30,00b m 4 3,00 20,75b 29,50b Tabel 3. Rata-Rata Diameter Batang Tanaman Karet pada Perlakuan m 0 3,25 22,50b 31,25b m 1 4,25 26,00a 35,25a m 3 3,75 22,25b 30,00b m 4 3,00 20,75b 29,50b Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun umur 60 dan 90 hari setelah tanam serta diameter batang memberikan respon sangat nyata terhadap media tanam sedangkan jumlah daun umur 30 hari setelah tanam memberikan respon tidak nyata terhadap media tanam. Keadaan ini diduga karena media tanam dapat menyediakan unsur hara, air dan udara untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai pendapat Islami dan Utomo (1995), tanaman akan tumbuh subur bila elemen yang tersedia cukup dan sesuai untuk kebutuhan tanaman. Selain itu media tanam yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah tanah yang gembur, banyak mengandung humus, subur serta drainasenya baik (Tim Penulis PS, 2004). Ditambahkan oleh Harjadi (1996), bahwa faktor yang paling utama dalam pertumbuhan tanaman adalah tanah yang memberikan unsur hara dan kelembaban tanah. Dengan adanya unsur hara yang cukup dan tersedia bagi tanaman. Diperjelas oleh Winarso (2005), bahwa tanah yang gembur mampu menciptakan aerasi (untuk pernapasan akar) dan drainase (untuk mengalirkan air) di dalam tanah, serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa media tanam M 1 (Tanah lapisan atas + Gambut + Pasir) menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak dan diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan media M 0 (Tanah lapisan atas/topsoil). Hal ini disebabkan karena media M 1 mengandung topsoil yang mempunyai struktur tanah yang gembur, banyak mengandung humus, subur serta aerasi dan drainasenya baik. Menurut Hardjowigeno (1989), bahwa tanah lapisan atas umumnya mempunyai ketebalan solum 20 35 cm, berwarna coklat sampai kehitaman, lebih gembur, merupakan tanah yang relatif subur jika dibandingkan dengan tanah lapisan bawah (sub soil). Lapisan ini merupakan media utama bagi perkembangan akar tanaman dengan kandungan unsur hara yang tinggi serta kelembaban tanah menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu tanah lapisan atas umumya cukup banyak mengandung bahan organik dan biasanya gelap karena penimbunan bahan organik tersebut (AAK, 1986). Ditambahkan oleh Brady (1974), bahwa bahan organik di dalam tanah mempunyai peranan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik yang dipengaruhi antara lain kemantapan agregat tanah, sebagai penyedia unsur hara, tenaga maupun komponen pembentuk tubuh jasad dalam tanah. Jumlah daun umur 30 hari setelah tanam memberikan respon tidak nyata terhadap media tanam. Hal ini diduga karena bahan organik yang terdapat pada media tanam belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh tanaman. Menurut Hakim, dkk (1986), bahwa peranan bahan organik di dalam tanah ada yang bersifat langsung dan tidak langsung, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui sifat dan ciri tanah. Terhadap sifat fisik tanah, bahan organik sangat memberikan pengaruh terhadap kemampuan menahan air tanah serta merangsang granulasi agregat dan memanfaatkannya. Sedangkan untuk sifat kimia tanah, bahan organik meningkatkan daya serap 72

dan kapasitas tukar kation. Pada sifat biologi tanah, bahan organik dapat memperbaiki jumlah dan aktifitas metabolik organisme tanah. Selain itu perakaran tanaman yang terbentuk belum dapat menyerap unsur hara secara maksimal. Sesuai pendapat Foth (1991), bahwa semakin panjang dan besar perakaran, maka kemampuan tanaman menyerap unsur hara semakin meningkat. Respon Bibit Stum Mini Tanaman Karet terhadap Pemberian Rootone-F Tabel 4. Rata-Rata Tinggi Tanaman Karet pada Perlakuan Pemberian Rootone-F Rootone-F f 0 7,67d 37,58d 42,32c f 1 7,87c 37,88c 42,52b f 3 8,45a 38,37a 42,86a f 4 8,22b 38,02b 42,51b Tabel 5. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Karet pada Perlakuan Pemberian Rootone-F Rata-rata tinggi tanaman (helai) f 0 3,00 19,00c 29,25c f 1 3,50 22,75b 30,50b f 3 4,25 27,00a 34,50a f 4 3,50 22,75b 31,75b Tabel 6. Rata-Rata Diameter Batang Tanaman Karet pada Perlakuan Pemberian Rootone-F f 0 0,36a 0,73c 1,23c f 1 0,39b 0,76b 1,30b f 3 0,47a 0,87a 1,37a f 4 0,43b 0,77b 1,31b Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun umur 60 dan 90 hari setelah tanam serta diameter batang memberikan respon sangat nyata terhadap pemberian Rootone-F sedangkan jumlah daun umur 30 hari setelah tanam memberikan respon tidak nyata terhadap pemberian Rootone-F. Rootone F berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, hal ini diduga karena pemberian Rootone F dengan konsentrasi yang tepat akan mempercepat pembentukan tunas, daun dan akar. Sesuai pendapat Avery dan Jhonson (1947), bahwa letak yang mendapat hormon sintesis pada perlakuan yang tepat biasanya mempunyai perakaran yang lebih baik dari perlakuan tanpa hormon. Ditambahkan Harjadi (1996), bahwa pada bagian tanam yang aktif terdapat auksin yang disintesis sehingga dapat memacu pertumbuhan sel-sel yang terdapat pada jaringan maristem. Maka dapat dikatakan bahan aktif yang terkandung di dalam zat pengatur tumbuh Rootone F dapat bergerak dari satu bagian ke bagian lainnya, sehingga mempunyai peranan dalam pembelahan sel, dan pada akhirnya akan mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian Rootone F dengan konsentrasi 5 g/liter air (F 2) menunjukkan hasil terbaik dibandingkan tanpa pemberian Rootone-F. Hal ini diduga karena perlakuan F 2 merupakan konsentrasi yang tepat bagi pertumbuhan tanaman. Sesuai pendapat Wirawan (1988), bahwa pemberian konsentrasi yang tepat dapat mempercepat dan memperbanyak tumbuhnya akar dan memacu pertumbuhan tunas. 73

Ditambahkan oleh Avery dan Jhonson (1947), bahwa letak yang mendapat hormon sintesis pada perlakuan yang tepat biasanya mempunyai perakaran yang lebih baik dari perlakuan tanpa hormon. Sedangkan pemberian Rootone F dengan konsentrasi 2,5 g/liter air (F 1) jumlah konsentrasinya masih kurang sehingga pertumbuhan tanaman masih berjalan lambat. Sesuai pendapat Abidin (2003), bahwa konsentrasi zat pengatur tumbuh yang rendah dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Sebaliknya pemberian Rootone F dengan konsentrasi 7,5 g/liter air (F 3) jumlah konsentrasinya terlalu tinggi sehingga menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Menurut Abidin (2003), apabila konsentrasi zat pengatur tumbuh yang diberikan terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman. ZPT Rootone F tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 30 hari setelah tanam, diduga karena perakaran tanaman masih pendek sehingga kemampuan dalam penyerapan unsur hara dari dalam tanah masih sangat terbatas. Sesuai pendapat Foth (1991), bahwa semakin besar sistem perakaran dan percabangan akar, maka kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah akan meningkat juga. Selain itu munculnya daun masih seragam karena masih mempunyai cadangan makanan yang terdapat pada masingmasing bibit tanaman. Menurut Harjadi (1996), bahwa pertumbuhan tanaman dapat berjalan seragam apabila kandungan bahan makan di dalam tanaman masih sama dan seimbang. Respon Bibit Stum Mini Tanaman Karet terhadap Interaksi antara dan Pemberian Rootone-F Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun umur dan diameter batang memberikan respon tidak nyata terhadap interaksi antara media tanam dan pemberian Rootone-F.Hal ini diduga masing-masing faktor perlakuan memberikan pengaruh secara terpisah secara terpisah. Seperti dikemukakan Steel dan Torrie (1991), jika interaksi dua faktor tidak berbeda nyata, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut bertindak bebas satu dengan yang lainnya. Jadi pengaruh nyata dan tidak nyata dari interaksi tersebut di pengaruhi oleh kebutuhan tanaman akan unsur hara. Hal ini KESIMPULAN 1. Tinggi tanaman, jumlah daun umur 60 dan 90 hari setelah tanam serta diameter batang memberikan respon nyata terhadap media tanam. Media yang terdiri dari tanah lapisan atas + Gambut + Pasir (M 1) menunjukkan tinggi tanaman tertinggi umur 90 hari setelah tanam yaitu 42,89 cm. 2. Tinggi tanaman, jumlah daun umur 60 dan 90 hari setelah tanam serta diameter batang sesuai dengan pendapat Sutedjo dan Kartasapoetra (1995), bahwa kebutuhan tanaman akan bermacam-macam unsur hara selama pertumbuhan dan perkembangannya adalah tidak sama, pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat berbagai proses pertumbuhan yang intensitasnya berbeda-beda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa media tanam dengan komposisi Tanah lapisan atas + Gambut + Pasir dan pemberian Rootone F dengan konsentrasi 5 g/liter air (M 1F 2) cenderung memperbaiki tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tanaman karet. memberikan respon nyata terhadap pemberian Rootone F. Pemberian Rootone-F 5 g/liter air (F 2) menunjukkan tinggi tanaman tertinggi umur 90 hari setelah tanam yaitu 42,86 cm. 3. Tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang memberikan respon tidak nyata terhadap interaksi antara media tanam dan pemberian Rootone F. DAFTAR PUSTAKA AAK. 1986. Petunjuk Praktis Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta. Abidin, Z., 2003. Dasar-Dasar Pengetahuan Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa Bandung. Avery G. S. and E. B. Jhonson. 1947. Human and Hortikultural. M. C. Craw Hill Book Company inc, New York. Brady, N.C. 1974. The Naturalang Properties Of Soil. Macmillan Publishing Co., Inc, New York. 74

DISBUN 2005. Laporan Tahunan Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. N. Diha, G. B. Hong, H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Unila, Lampung. Hardjowigeno,S. 1989. Ilmu Tanah. Medyatama Sarana Swadaya, Jakarta. Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Islami T dan Utomo W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang. Lingga, P. 1994. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Setyamidjaja, 1993. Pupuk dan Pemupukan. Simplex, Jakarta. Steel R.G.D., and J.H. Torrie, 1991. Priciples and Procedure Of Statistik. Terjemahan B. Sumantri. Prinsip dan Prosedur Statistik. Gramedia, Jakarta. Sutedjo, M.M. 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Asdi Mahasatya, Jakarta. Tim Penulis PS, 2004. Strategi Pemasaran, Budidaya dan Pengolahan Karet. Penebar Swadaya, Bogor. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media, Yogyakarta. Wirawan, N. G. 1988. Mari Menanam Panili. Simplex, Jakarta. 75