PENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS LOSSES PIPA LURUS BERDIAMETER 40 cm PADA TEROWONGAN ANGIN LAPAN

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

Sulistyo Atmadi *), Ahmad Jamaludin Fitroh **) *) Peneliti Pusat Teknologi Penerbangan, Lapan **) Peneliti Kepakaran Aerodinamika, Lapan ABSTRACT

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

ANALISIS TEKANAN STATIK ALIRAN DI PERMUKAAN PITOT STATIK TEROWONGAN ANGIN TRANSONIK LAPAN

PENGARUH KETIDAKLURUSAN DAN KETIDAKSIMETRISAN PEMASANGAN SIRIP PADA PRESTASI TERBANG ROKET RX-250-LPN

PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL

RANCANG BANGUN ROTOR TURBIN ANGIN 10 KW UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMUM PADA VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER SUDU

PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA TRAILING EDGE SIRIP ROKET PADA KECEPATAN TRANSONIK DENGAN SIMULASI NUMERIK

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 250 LAPAN

ANALISIS RADIUS AMAN AKIBAT KEGAGALAN STRUKTUR SUDU SKEA 50 KW PADA SAAT BEROPERASI

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

EVALUASI UNJUK KERJA SISTEM PROPULSI MOTOR ROKET RX-150/1200 DENGAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK PRODUK LAPAN

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

Sofyan, ST, MT. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2012

Endang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT

RANCANGAN SISTEM ORIENTASI EKOR TURBIN ANGIN 50 kw

KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

PENGARUH SUDUT BILAH PADA PERFORMA KIPAS AKSIAL TEROWONGAN ANGIN KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI

ANALIS1S STRUKTUR NOSEL RX320 DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN S45C

IRVAN DARMAWAN X

RANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING

SIMULASI GERAK WAHANA PELUNCUR POLYOT

PENELITIAN DAN RANCANGAN OPTIMAL TURBIN PENGGERAK TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK SIRKUIT TERBUKA LAPAN

Tugas Akhir Bidang Studi Desain SAMSU HIDAYAT Dosen Pembimbing Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA.

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

ANALISIS KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET BERTINGKAT RX-420/RX-250 PADA KONDISI FREE- FLYING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Peningkatan Koefisien Gaya Angkat Aerofoil Kennedy-Marsden dengan Zap Flap

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

BANCANGAN DAN ANALISIS AERODINAMIKA SUDU TURBIN ANGIN KAPASITAS 300 KW

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET RKN BERTINGKAT PADA KONDISI TERBANG-BEBAS (FREE FLYING)

Menghitung Distribusi Tekanan Udara dan Gaya Hambat Kepala Pesawat BOEING

PERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERHITUNGAN PARAMETER AERODINAMIKA ROKET POLYOT

ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA

BAB III DESAIN CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 DAN PROSES OPTIMASI DESAIN

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

Studi Numerik Pengaruh Sudut Bukaan Damper Pada Saluran Udara (Studi Kasus di PT. PJB UP Gresik)

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa

PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AEROFOIL SUDU SKEA NELAYAN NILA 80

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

DESAIN NOSEL ROKET CAIR RCX250 MENGGUNAKAN METODE PARABOLIK DENGAN MODIFIKASI SUDUT EKSPANSI

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN ANALISIS

PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320

PENELITIAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA BOM LATIH PERCOBAAN BLP-500 DAN BLP 25

ANALISIS MODUS NORMAL DAN KEKUATAN STRUKTUR SIRIP MOTOR ROKET-168 DARI BAHAN AL-PLATE

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA

ANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250

JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA

ecofirm SIMULASI MEKANISME PASSIVE PITCH DENGAN FLAPPING WING PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS STRAIGHT-BLADED BERBASIS CFD

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SKRIPSI PENGARUH VARIASI BENTUK NOSE DAN SIRIP TERHADAP GAYA DRAG DAN GAYA LIFT PADA ROKET. Oleh : DEWA GEDE ANGGA PRANADITYA NIM :

DESAIN DAN ANALISIS SIRIP ROKET KOMPOSIT HYBRID SEBAGAI SIRIP KOMPOSIT OPTIMUM

STUDI KOMPUTASIONAL NACA 2412 PADA VARIASI SUDUT PENGGUNAAN SINGLE SLOTTED FLAP DAN FIXED SLOT DENGAN SOFTWARE FLUENT

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

Analisa Kombinasi Hub Cap dan Ducted Propeller Dengan Pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamic)

ANALISIS PRESTASI DAN LINTAS TERBANG WAHANA PELUNCUR POLYOT

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

Studi Numerik Pengaruh Variasi Jumlah Saluran Masuk Pressure Swirl Atomizer Terhadap Karakteristik Spray

STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL

SOAL DINAMIKA ROTASI

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VERTIKAL JENIS SAVONIUS DENGAN VARIASI PROFIL KURVA BLADE UNTUK MEMPEROLEH DAYA MAKSIMUM

LAMPIRAN I PETA LOKASI DAN DATA MASUKAN

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi Ruang Panggang Oven

PERANCANGAN TABUNG MOTOR ROKET RX-150-LPN BERDASARKAN ANALISIS PERHITUNGAN DAN EKSPERIMEN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD)

Transkripsi:

0314: A.J. Fitroh HK-53 PENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK Ahmad Jamaludin Fitroh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jln. Pemuda Persil No. 1, Jakarta Timur, 13220 Telepon (021) 4892802, HP 081809167557 e-mail: ahmad fitroh@yahoo.com Disajikan 29-30 Nop 2012 ABSTRAK Salah satu manuver roket adalah spin. Manuver spin diperlukan untuk menambah kestabilan terbang roket. Manuver spin dapat diperoleh dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan cuting nosel. Metode cuting nosel tersebut harus dikombinasikan dengan multi nosel agar dapat digunakan sebagai sumber spin. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konfigurasi cuting nosel dan multi nosel tertentu untuk menghasilkan putaran spin tertentu. Penelitian tersebut akan diterapkan pada roket jenis RX-2020 D230. Metode yang digunakan adalah metode analitis dan metode CFD. Hasil penelitian ini antara lain bahwa nosel jamak-5 menghasilkan gaya dorong yang paling kecil, yaitu 21.665 N. Selain itu nosel jamak-5 juga mempunyai konstruksi yang paling ringan, yaitu 3,160 kg. Namun jika memperhitungkan besar gaya dorong dikurangi berat nosel, maka nosel jamak-7 adalah yang optimal yaitu sebesar 22.096 N. Gaya dorong nosel jamak-7 setelah pemotongan (cuting) 10, 20, dan 30 adalah berkisar 20,8 kn. Torsi yang dihasilkan oleh ketiga cuting nosel tersebut juga hampir sama, yaitu sekitar 15 Nm. Hasil perhitungan pada kondisi terbang menunjukkan bahwa pada saat burn out, torsi tersebut akan mengakibatkan RX-2020 D230 spin sebesar 30 rps. Kata Kunci: Spin, cuting nozzle, multi nozzle, CFD, RX-2020 D230 I. PENDAHULUAN Salah satu cara untuk menambah kestabilan terbang roket adalah dengan menambahkan gerak spin pada roket tersebut. Manuver spin dapat diperoleh dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan cuting nozzle. Metode cuting nozzle tersebut harus dikombinasikan dengan multi nosel agar dapat digunakan sebagai sumber spin. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh konfigurasi multi nosel dan cuting nosel yang optimal. Konfigurasi tersebut selanjutnya dihitung untuk memperoleh hubungan antara sudut pemotongan (cuting) nosel terhadap kecepatan putaran spin. Roket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah RX 2020 D230. Roket tersebut mempunyai diameter luar sekitar 200 mm. Beberapa parameter yang akan digunakan dalam perhitungan antara lain: Berat total roket = 160 kg Waktu pembakaran (burn out) = 8,2 det Kecepatan terbang maksimum = 3,4 Mach Sudut elevasi terbang = 50 deg Laju aliran massa = 9,5 kg/det Massa Relatif (MR) molekul pembakaran = 25,7 Temperatur pembakaran = 3.183 K Gamma = 1,2 Kondisi lingkungan = permukaan laut (sea level) Untuk menjaga agar hubungan antara laju aliran massa dan tekanan pembakaran selalu sama, maka dipilih luas throat adalah sama untuk multi nosel dengan jumlah nosel berapapun. II. METODOLOGI Alur pengerjaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Memilih konfigurasi multi nosel. 2. Menghitung pengurangan gaya dorong pada multi nosel

HK-54 3. Mengestimasi pengurangan berat pada multi nosel TABEL 1: Hasil Perhitungan 0314: A.J. Fitroh 4. Menghitung optimasi gaya dorong dan pengurangan berat nosel akibat penggunaan multi nosel. 5. Memilih konfigurasi cuting nosel, termasuk memvariasikan sudut pemotongan nosel. 6. Menghitung gaya samping (side force) akibat penggunaan cuting nosel. 7. Menghitung spin Tahapan pengerjaan di atas diusahakan akan dilakukan secara berurutan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini geometri multi nosel dari hasil desain (satuan: cm): GAMBAR 2: Grid nosel tunggal (58.572 elemen) GAMBAR 3: Grid nosel jamak-4 (127.296 elemen) GAMBAR 1: Sketsa dan Dimensi Multi Nosel TABEL 2: Tekanan Total dan Losses Hasil perhitungan menggunakan Metode Analitis disajikan dalam tabeltab01. Gaya dorong terkecil dihasilkan oleh nosel jamak 5. Hal tersebut dikarenakan nosel jamak 5 memiliki luas exit yang paling kecil sehingga selisih antara tekanan di exit dengan tekanan atmosfer menjadi lebih besar. Bentuk grid yang digunakan untuk simulasi CFD disajikan dalam GAMBAR 2 sampai dengan GAMBAR 5. Hasil simulasi CFD berupa tekanan total dan losses disajikan dalam TABEL 2. Notasi p 0 inlet dan p 0 exit masing - masing menyatakan tekanan total di inlet dan exit nosel. Hasil simulasi dalam tabel di atas menunjukkan bahwa nosel tunggal maupun nosel jamak memberikan tekanan pembakaran yang hampir sama, yaitu antara

0314: A.J. Fitroh HK-55 aliran. Berikut ini disajikan beberapa kontur aliran. GAMBAR 6: Kontur Tekanan Statik Nosel Tunggal GAMBAR 4: Grid nosel jamak-5 (151.308 elemen) GAMBAR 7: Kontur Temperatur Statik Nosel Tunggal GAMBAR 5: Grid nosel jamak-7 (223.344 elemen) 52,48 hingga 52,71 bar. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan secara analitis, yaitu sebesar 53,1 bar. Hasil simulasi berupa tekanan statik, temperatur statik, kecepatan aliran, dan gaya dorong disajikan dalam TABEL 3. GAMBAR 8: Kontur Tekanan Total Dalam Nosel Tunggal TABEL 3: Parameter Aliran dan Gaya Dorong GAMBAR 9: Kontur Kecepatan Aliran (Mach) Dalam Nosel Tunggal Hasil simulasi di atas menunjukkan bahwa nosel tunggal menghasilkan kecepatan aliran di exit yang paling besar, yaitu 2,865 Mach atau ekivalen dengan 2.345 m/det. Hal tersebut dikarenakan nosel tunggal mempunyai luas exit yang paling besar. Selain dalam bentuk parameter aliran, hasil simulasi dapat juga disajikan dalam bentuk kontur parameter Berdasarkan hasil - hasil pada paragraf sebelumnya, maka dapat disampaikan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara hasil perhitungan dan hasil simulasi CFD. Perbandingan hasil dari kedua metode tersebut disajikan dalam TABEL 4. Salah satu tujuan penggunaan multi nosel adalah untuk mengurangi berat nosel. Ukuran dan struktur multi nosel diperoleh dengan memperkecil (scaled

HK-56 0314: A.J. Fitroh GAMBAR 10: Kontur Tekanan di Permukaan Nosel Jamak-4 GAMBAR 15: Kontur Temperatur di Permukaan Nosel Jamak-5 GAMBAR 16: Kontur Tekanan Total Dalam Nosel Jamak-5 GAMBAR 11: Kontur Temperatur di Permukaan Nosel Jamak-4 GAMBAR 17: Kontur Kecepatan (Mach) Dalam Nosel Jamak-5 GAMBAR 12: Kontur Tekanan Total Dalam Nosel Jamak-4 GAMBAR 13: Kontur Kecepatan (Mach) Dalam Nosel Jamak-4 GAMBAR 18: Kontur Tekanan di Permukaan Nosel Jamak-7 GAMBAR 14: Kontur Tekanan di Permukaan Nosel Jamak-5 GAMBAR 19: Kontur Temperatur di Permukaan Nosel Jamak-7 down) nosel tunggal. Selanjutnya dilakukan pemotongan pada inlet dan exit untuk mendapatkan diame- ter yang sesuai. Sketsanya disajikan dalam GAMBAR 22 hingga GAMBAR 24.

0314: A.J. Fitroh HK-57 GAMBAR 20: Kontur Tekanan Total Dalam Nosel Jamak-7 GAMBAR 24: Sketsa nosel untuk nosel jamak - 7 (satuan: cm) GAMBAR 21: Kontur Kecepatan (Mach) Dalam Nosel Jamak-7 TABEL 4: Perbandingan Hasil Perhitungan dan Hasil CFD Rangkuman berat multi nosel disajikan dalam TABEL 5. TABEL 5: Rangkuman Berat Multi Nosel Hasil dalam TABEL 5 menunjukkan bahwa nosel jamak - 5 mempunyai berat yang paling ringan, yaitu 3,160 kg. Meskipun nosel jamak - 5 mempunyai berat yang paling ringan, namun perlu dianalisis bersamaan dengan pengurangan gaya dorong untuk menentukan nosel jamak berapa yang akhirnya akan digunakan. Rangkuman perbandingan gaya dorong, berat, dan resultan disajikan dalam TABEL 6. TABEL 6: Perbandingan gaya dorong, berat, dan resultan GAMBAR 22: Sketsa nosel untuk nosel jamak - 4 (satuan: cm) GAMBAR 23: Sketsa nosel untuk nosel jamak - 5 (satuan: cm) Sumber putaran (spin) dalam penelitian ini diperoleh dari multi nosel. Hasil dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa setiap nosel jamak mempunyai resultan yang hampir sama. Dalam penelitian ini dipilih nosel jamak yang mempunyai resultan yang paling besar, yaitu nosel jamak - 7.

HK-58 0314: A.J. Fitroh Agar nosel jamak tersebut dapat berfungsi sebagai sumber spin, maka setiap noselnya akan dipotong pada exitnya kecuali nosel yang berada di tengah. Dalam penelitian ini pemotongan sudut pada cuting nosel dipilih 10, 20, dan 30 derajat. Sketsanya disajikan dalam GAMBAR 25 GAMBAR 27. GAMBAR 28: Bentuk mesh cuting nosel 100 tanpa far field GAMBAR 25: Sketsa cuting nosel 100 (satuan: cm) GAMBAR 29: Bentuk mesh cuting nosel 200 tanpa far field GAMBAR 26: Sketsa cuting nosel 200 (satuan: cm) GAMBAR 27: Sketsa cuting nosel 300 (satuan: cm) GAMBAR 30: Bentuk mesh cuting nosel 300 tanpa far field Sketsa tersebut kemudian disusun menjadi sebuah nosel jamak-7. Agar dapat disimulasi secara CFD, maka nosel jamak tersebut kemudian diubah menjadi bentuk mesh seperti pada GAMBAR 28 GAMBAR 30. Hasil simulasi berupa kontur tekanan dan kecepatan (Mach) disajikan dalam GAMBAR 31 GAMBAR 36. Hasil simulasi berupa parameter aliran disajikan dalam TABEL 7 TABEL 14. Setelah besar torsi diperoleh, maka pengerjaan selanjutnya adalah menghitung spin. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan spin antara lain: GAMBAR 31: Kontur tekanan statik pada cuting nosel 100 Hubungan antara waktu dan kecepatan terbang adalah linier

0314: A.J. Fitroh HK-59 TABEL 7: Perbandingan tekanan total di exit GAMBAR 32: Kontur bilangan Mach pada cuting nosel 100 (tampak samping) TABEL 8: Perbandingan tekanan statik di exit GAMBAR 33: Kontur tekanan statik pada cuting nosel 200 TABEL 9: Perbandingan kecepatan di exit TABEL 10: Perbandingan gaya dorong GAMBAR 34: Kontur bilangan Mach pada cuting nosel 200 (tampak samping) TABEL 11: Perbandingan kecepatan aksial di exit GAMBAR 35: Kontur tekanan statik pada cuting nosel 300 TABEL 12: Perbandingan sudut aliran keluar nosel GAMBAR 36: Kontur bilangan Mach pada cuting nosel 300 (tampak samping) Roket beserta isinya dianggap sebagai tabung pejal Pusat gaya sirip diasumsikan berada tepat pada pertengahan bentang sirip Pada saat terbang spin, analisis gaya pada sirip hanya ditekankan pada gaya tangensial Bentuk sirip yang akan digunakan diasumsikan sama dengan bentuk sirip yang sudah ada. Sketsanya disajikan dalam GAMBAR 37. Kecepatan putar spin dihitung menggunakan metode analitis, yaitu menggunakan persamaan-

HK-60 0314: A.J. Fitroh Perhitungan spin dilakukan saat roket pada kondisi terbang. Spesifiknya adalah mulai dari start burning hingga end burning. Hasil perhitungan spin disajikan dalam TABEL 15 dan GAMBAR 38. TABEL 15: Hasil Perhitungan Spin GAMBAR 37: Sketsa sirip RX-2020 D230 TABEL 13: Perbandingan gaya samping TABEL 14: Perbandingan torsi persamaan aerodinamika dan inersia yang antara lain sebagai berikut: Massa roket sebagai fungsi dari waktu, m(t) = M ṁt Notasi M, ṁ, dan t masing - masing menyatakan massa awal atau total, laju aliran massa pembakaran, dan waktu Inersia roket, I = 1 2 mr2 Notasi R menyatakan jari - jari tabung bagian luar Hubungan antara percepatan putar, inersia, dan torsi, Iα = T nosel T sirip Notasi α, T nosel dan T sirip masing - masing menyatakan percepatan sudut, torsi yang dihasilkan oleh multi - cuting nosel, dan torsi yang disebabkan oleh hambatan putar sirip Gaya hambatan putar sirip, F t = 1 2 ρv 2 t S Notasi ρ, V t dan S masing - masing menyatakan kerapatan udara, kecepatan tangensial sirip, dan luas sirip Torsi hambatan sirip, T sirip = F t r sirip Notasi r sirip menyatakan jarak antara sumbu putar roket dan titik gaya hambatan putar pada sirip Kecepatan putar sirip, ω = α t GAMBAR 38: Hasil Perhitungan Spin Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa selama burning time, kecepatan putar spin roket terus meningkat seiring berjalannya waktu. Pada saat burning out, hasil perhitungan menunjukkan bahwa RX- 2020 D230 akan terbang dengan spin 30,3 rps. IV. KESIMPULAN Kesimpulannya antara lain adalah mengenai gaya dorong multi nosel, berat multi nosel, pengurangan gaya dorong terhadap berat multi nosel, gaya dorong cuting nosel, torsi cuting nosel, dan spin roket. Uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Gaya dorong yang dihasilkan oleh nosel tunggal, nosel jamak 4, 5, dan 7 masing-masing adalah 22.351, 22.098, 21.665, dan 22.132 N. Dengan demikian gaya dorong terbesar tetap dihasilkan oleh

0314: A.J. Fitroh HK-61 nosel tunggal sedangkan gaya dorong terkecil dihasilkan oleh nosel jamak-5. 2. Berat nosel tunggal, nosel jamak 4, 5, dan 7 masingmasing adalah 16,855 kg, 4,676 kg, 3,160 kg, dan 3,640 kg. Dengan demikian nosel jamak yang paling ringan adalah nosel jamak-5. 3. Besar gaya dorong dikurangi berat pada nosel tunggal, nosel jamak 4, 5, dan 7 masing-masing adalah 22.186, 22.052, 21.634, dan 22.096 N. Dengan demikian multi nosel yang paling efektif adalah nosel jamak-7. 4. Gaya dorong multi nosel sebelum pemotongan adalah 22.132 N. Gaya dorong setelah pemotongan 10, 20, dan 30 masing-masing adalah 20.787, 20.756, dan 20.869 N. Dengan demikian ketiga cuting nosel tersebut menghasilkan gaya dorong yang hampir sama. 5. Torsi yang dihasilkan oleh cuting nosel 10, 20, dan 30 masing-masing adalah 15,11 Nm, 15,27 Nm, dan 15,64 Nm. Meskipun tidak signifikan namun cuting nosel 30 tetap menghasilkan torsi yang paling besar. Dengan demikian dalam penelitian ini dipilih konfigurasi multi nosel jamak-5 dengan sudut pemotongan di exit sebesar 30. [8] Saad, Michel A., (1985). Compressible Fluid Flow, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, USA. [9] Thompson, J.F., Warsi, Z.U.A., and Mastine, W.C., (1985). Numerical Grid Generation ; Foundations and Applications, Elsevier Science Publishing Co., Inc. [10] Balabel, A., Hegab, A.M., Nasr, M., and Samy M. El-Behery, (2011), Assessment of Turbulence Modeling for Gas Flow in Two-Dimensional Convergent-Divergent Rocket Nozzle, Applied Mathematical Modelling 35, pp 3408-3422 [11] Saeri, (2009). Rancang Bangun Folded Fin Roket RX 2020, Laporan Akhir Program Insentif Riset Terapan, LAPAN [12] Bagus H. Jihad, (2011). Rancang Bangun Sistem Roket Model SeaCat (Booster dan Sustainer Terintegrasi dengan Aplikasi Multi Nosel dan Blast Tube), Laporan Akhir Program Insentif Riset Terapan, LAPAN 6. Pada saat burning out, hasil perhitungan menunjukkan bahwa RX-2020 D230 akan terbang dengan spin 30,3 rps. DAFTAR PUSTAKA [1] Kuo, K.K, (1984), Fundamentals of Solid Propellant Combustion, Vol.90, Progress in Astronautics and Aeronautics, Martin Sumerfield, SeriesEditor in-chief. [2] Anderson, J.D. JR., (1991). Fundamentals of Aerodynamics, Second Edition, Mc. GrawHill, Inc. [3] Anderson, J.D., (1995). Computational Fluid Dynamics ; The Basic with Application, McGraw-Hill. [4] Hirsch, C., (1990). Numerical Computation of Internal and External Flows, Vol. 2, John Wiley & Sons. [5] Hoffmann, K.A., and Chiang, S.T., (1993). Computational Fluid Dynamics for Engineers, Vol. II, Engineering Education Systems, Wichita, Kansas, USA. [6] Hoffmann, K.A., and Chiang, S.T., (1993). Computational Fluid Dynamics for Engineers, Vol. I, Engineering Education Systems, Wichita, Kansas, USA. [7] MacCormack, R.W., (1995). Numerical Computation of Compressible Viscous Flow, AA214 Course Notes, Department of Aeronautics and Astronautics, Stanford University, Stanford, CA.