BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75% disamping itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

PROSES HIDROLISIS ONGGOK DENGAN VARIASI ASAM PADA PEMBUATAN ETHANOL

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DIHALUSKAN (TEPUNG) DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

IV. Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji Somogyi-Nelson pada substrat kulit buah kakao

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indutri. Pemanfaat jagung dalam bidang industri selain sebagai sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN. produk komersial termasuk makanan, kosmetik, dan obat -obatan (Priyadi dan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

KADAR BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA (DIENDAPKAN 5 HARI) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP UJI ORGANOLEPTIK TAPE UBI JALAR

A. Senyawa organik sintesis

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

PRODUK BIOETANOL DARI PATI MANGGA (Mangifera Indica L.) DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM DAN FERMENTASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

STUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU. MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

Laporan Praktikum Bioteknologi FERMENTASI ALKOHOL (PEMBUATAN SARI BUAH BERALKOHOL)

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan (BBM) Bahan Bakar Minyak untuk keperluan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Umbi-umbian adalah bahan nabati yang dapat diperoleh dari dalam

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Nanas. Masyarakat Indonesia menkonsumsi nanas hanya 53%, dan sisanya masih

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kimia organik, istilah alkohol merupakan nama satuan golongan senyawa

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

Khamir. Karakteristik Khamir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negeri yang sangat dikagumi akan kekayaan alamnya.

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

Macam macam mikroba pada biogas

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karbohidrat 1. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur; C, H dan O, terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75% disamping itu bagian yang padat dari tanaman-tanaman tersusun dari zat ini. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari kabon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O adalah 2 berbanding 1 seperti air. Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai sifat aktif optik, sedangkan gliseridaldehid (HOCH 2 -CHOH-CHO) adalah merupakan induk karbohidrat. 2. Klasifikasi Karbohidrat Klasifikasi karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat dibagi menjadi tiga kelas pokok: a. Gula yang sederhana, atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa. Glukosa adalah gula yang dihasilkan dari hasil hidrolisis yang sempurna dari selulosa, seperti pati dan maltosa. Secara perdagangan glukosa dibuat dari hidrolisis pati (Harjdjono Sastrohamidjojo, 2005). b. Disakarida, umumnya mempunyai rumus molekul C 6 H 12 O 11, sehingga satu

sama lain adalah isomer struktur. Yang berbeda hanya satuan monosakaridanya dan tipe ikatan glikosidanya. Tiga disakarida yang biasa dijumpai dialam ialah maltosa, sukrosa dan laktosa, yang bila dihidrolisis masing-masing menghasilkan dua monosakarida (Ponis Tarigan, 1983) c. Polisakarida, dimana didalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan glikosida. Disakarida merupakan polisakarida yang sederhana dimana mengandung beberapa satuan gula, namun demikian antara disakarida dan polisakarida tak ada batas yang tegas. Polisakarida meliputi: pati, selulosa dan dekstrin merupakan substan yang amorph sebagian besar tak larut dalam air dan tak berasa mempunyai perumusan (C 6 H 10 O 5 ) n.h2o, dimana n sangat besar. Bila polisakarida dihidrolisis diperoleh gula-gula: C 6 - atau C 5 (Hardjono Sastrohamidjojo, 2005). B. Pati/Amilum 1. Pengertian Pati Polisakarida ini banyak terdapat di alam yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketelapohon tersebut selain dapat digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik tapioka. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya anmilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4-

glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai yang terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Butr-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi air dianaskan, akan teijadi suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin dengan iodin akan memberikan warna ungu atau merah lembayung (Anna Pujiadi, 1994). 2. Reaksi Pati dengan Iodin Pati yang berikatan dengan iodin (I 2 ) akan menghasilkanwarna biru. Sifat ini dapat digunakanuntuk menghidrolisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul pati yang berbentuk spiral, sehingga akan meningkat molekul iodin dan terbentuklah warna biru. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati akan merefleksikan warna biru bila berupa polimer glukosa yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-molekul amilosa. Bila poimernya kurang dari duapuluh seperti amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna merah. Sedang dekstrin dengan polimer 6,7 dan 8 membentuk warna coklat. Polimer yang lebih kecil dari lima tidak memberikan warna dengan iodin (F.G Winarno, 2004).

C. Onggok (ampas tapioka) Onggok merupakan hasil samping dari pembuatan tapioka ubi kayu pada proses pengolahan tepung tapioka, limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah ini mempunyai beberapa kegunaan bila diolah kembali (Anonim, 2000). Onggok adalah serat yang merupakan hasil samping pembuatan pati dari ubi kayu (cassava). Pemanfaatan onggok masih sangat sederhana dan dikatagorikan sebagai hasil samping yang bernilai ekonomi sangat rendah. Serat terdiri dari hemiselulosa, pektin dan selulosa. Hasil sementara yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan asam 20 ml merupakan kondisi optimal untuk proses hidrolisa pati dari onggok dan kurang lebih 80% onggok mampu terhidrolisa menjadi glukosa pada 24 jam fermentasi (Trisanti Anindyawati, 2007). Salah satu jenis industri yang cukup banyak menghasilkan limbah adalah pabrik pengolahan tepung tapioka. Dari proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka, dihasilkan limbah sekitar 2/3 bagian atau sekitar 75% dari bahan mentahnya. Dalam keadaan kering, onggok sudah mengeluarkan bau tak sedap apalagi dalam keadaan basah saat musim hujan. Bau tak sedap ini muncul akibat terjadinya proses pembusukan onggok yang amat cepat. Seperti diketahui, kandungan karbohidrat singkong ini cukup tinggi yakni mencapai 72,49% - 85,99%, sementara kadar airnya 14,09%. Tingginya kandungan karbohidrat dan kadar air inilah yang mempermudah aktifitas mikroba pengurai. Proses penguraian bisa bersifat aerob (membutuhkan oksigen) dan bisa pula bersifat

anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Onggok menghasilkan bau berupa H 2 S dan NH 3 serta berbagai gas berbau menyengat lainnya. Meskipun disimpan dalam tempat khusus misalnya, bau tak sedap ini tetap sulit dibendung (F:\ONGGOK\onggokl \Biokonversi penangkal bau.mht). D. Fermentasi 1. Pengertian Fermentasi Fermentasi adalah proses perubahan senyawa-senyawa kompleks dari bahan menjadi senyawa sederhana dengan disertai bau yang spesifik atau khusus oleh aktifitas mikrobia halofilik. Sedangkan pengertian lain dari fermentasi adalah proses penguraian glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida yang disebabkan oleh aktifitas sel-sel khamir yang tumbuh dan berkembang biak dengan cairan (E. Gumbira Said, 1987). Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme diantara beribu-ribu jenis bakteri. Khamir dan kapang yang telah dikenal. Mikroorganisme yang memfermentasikan bahan pangan untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dapat dibedakan dari mikroorganismemikroorganisme yang menyebabkan kerusakan dan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Dari organisme-organisme yang memfermentasi bahan pangan yang paling penting adalah bakteri pmbentuk asam laktat, bakteri pembentuk asam asetat dan beberapa khamir penghasil alkohol. Jenis-jenis kapang tertentu juga berperan utama dalam fermentasi beberapa bahan pangan. 2. Jenis Mikroorganiseme fermentasi

a. Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol dimana produk utama dari metabolismenya adalah etanol. Saccharomyces cerevisiae adalah jenis yang utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol sepertibir dan anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti. b. Kapang jenis-jenis tertentu digunakan dalam persiapan pembuatan beberapa macam keju dan beberapa fermentasi bahan pangan Asia seperti kecap dan tempe. Jenis-jenis yang termasuk golongan aspergilus, rhizopus dan Penicillium sangat penting dalam kegiatan tersebut (K.A. Buckle dkk, 1985). 3. Proses Fermentasi Sel khamir dalam suasana anaerobik akan memfermentasi glukosa menjadi etanol. Hasil akhir proses fermentasi alkohol melalui lintasan ini adalah 92 gram etanol, 88 gram CO 2 dan enersi (ATP) untuk setiap 180 gram glukosa. Sehingga secara teoritis, setiap satu gram glukosa akan menghasilkan 0,51 gram etanol dan 0,49 gram CO 2. Tetapi dalam prakteknya, jumlah etanol yang dapat diperoleh tidak lebih dari 90-95 persen dari perhitungan teoritis. Hasil ini disaebabkan karena nutrien yang tersedia dalam medium juga digunakan untuk pembentukan biomassa dan pembentukan sel. Disamping itu pada fermentasi ini juga terjadi reaksi-reaksi samping yang biasanya menghasilkan gliserol dan asam suksinat. Reaksi samping ini diperkirakan mengkonsumsi substrat sebanyak 4-5 persen. Selama fermentasi alkohol berlangsung, diperlukan sedikit oksigen yaitu sekitar 0,05-0,10 mmhg tekanan O 2, yang diperlukan oleh sel khamir untuk biosintesa lemak-lemak tidak jenuh dan lipid. Jumlah oksigen yang lebih tinggi

dapat merangsang pertumbuhan sel khamir, sehingga produktifitas produksi etanol menjadi lebih rendah (Pasteur Effect).

Tergantung pada speciesnya sel khamir mampu menggunakan berbagai jenis substrat. Pada umumnya sel khamir dapat tumbuh dan memproduksi etanol secara efisien pada ph 3,5-6,0 dan pada suhu 28-35 C. Peningkatan suhu sampai 40 C dapat mempertinggi kecepatan awal produksi etanol, tetapi produktifitas fermentasi secara keseluruhan menurun karena meningkatnya pengaruh penghambatan oleh etanol terhadap pertumbuhan sel khamir (Djundjung Daulai,Ansori Rahmar, 1992). Waktu fermentasi berkisar antara (36-48) jam, bergantung kepada konsentrasi dan komposisi sakarida, unsur-unsur nutrisi, inhibitor, ph, dan suhu selama proses berlangsung. Suhu optimum untuk proses fermentasi alkohol adalah sekitar (31-33) C,(P. Soebiyanto Tjokroadikoesoemo, 1993). E. Kamir / Ragi 1. Morfologi Khamir adalah mikroorganismebersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 20 mikron. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Sel-sel kamir sering dijumpai secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya setelah pembelahan maka akan terrjadi bentuk yang disebut pseudomiselium. Kamir tidak bergerak karena itu tidak memiliki struktur tambahan dibagian luarnya seperti flagella. 2. Pertumbuhan Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri. Pembelahan sel terjadi secara aseksual dengan pembentukan tunas. Bagi kebanyakan khamir seperti sacharomyces cerevisae, tunas dapat berkembang dari tiap

bagian permukaan sel induk tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja. 3. Penggunaan Khamir mempunyai peranan penting dalam industri makanan. Banyak kegiatannya dalam makanan memang dikehendaki dan banyak dimanfaatkan dalam pembuatan bir, anggur, minuman keras, roti dan produk makanan terfermentasi, dan juga merupakan sumber potensial dari protein sel tunggal untuk fortifikasi makanan ternak. Galur (strain) Sacharomyces cerevisiae hingga saat ini yang paling banyak digunakan untuk keperluan diatas. Bahan yang dipakai dalam industri khamir adalah baik molases (tetes) dari gula bit (yang ditambah vitamin, biotin) atau tetes dari gula tebu, diencerkan sampai mengandung kira-kira 10% gula. Garam-garam amonium dan fosfor ditambahkan, juga magnesium sulfat untuk mensuplai zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan khamir ph harus diatur sekitar 4,5 dan media inokulasi dengan benih khamir yang diperoleh dari kultur murni. Volume inokulum biasanya sekitar 5% dari jumlah akhir volume keseluruhan (K.A Buckle dkk., 1985). Secara teoritis untuk setiap 100 bagian dari gula yang terdapat dalam cider dihasilkan 51 bagian alkohol dan 49 bagian karbondioksida. Dalam praktek diperoleh antara 45 sampai 47 bagian alkohol karena sebagian dari gula digunakan untuk khamir atau hilang untuk menghasilkan substansi-substansi lain. Untuk cider yang mengandung kadar gula awal 10 persen dihasilkan kira-kira 4,6 persen alkohol bila fermentasi oleh khamir sempurna (Norman W. Desrosier, 1988). F. Alkohol

Etil (CH 3 CH 2 OH) juga dikenal dengan nama alkohol, adalah suatu cairan tak berwarna dengan bau yang khas. Berat spesifik cairan ini pada 15 C sebesar 0,7937. Alkohol mulai mendidih pada suhu 78,32 C (760 mm air raksa). Bahan ini mudah larut dalam air dan eter. Kandungan kalorinya sebesar 7.100 kalori/gram, dengan panas pembakaran sebesar 328 kkal (cair). (P. Soebiyanto Tjokroadikoesoemo, 1993). Dalam kimia alkohol / alkanol adalah istilah istilah umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus hidroksil (OH - ) yang terikat pada atom karbon, yang etanol sendiri terikat pada atom hydrogen atau atom karbon lain.gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridasi sp 3. Ada 3 jenis utama alkohol ( primer sekunder dan tersier). Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol adalah alkohol primer. Rumus kimia alkohol ialah C n H 2n+1 OH. Ada dua nama untuk alkohol yaitu nama umum dan nama IUPAC (Wilkipedia Indonesia, 2007). Etanol yang digunakan dalam minuman diperoleh dari peragian karbohidrat yang berkataliskan enzim (fermentasi gula dan pati) satu tipe enzim mengubah karbohidrat ke glukosa, kemudian keetanol, tipe yang lain menghasilkan cuka (asam asetat), dengan etanol sebagai zat antara (Tranggono dkk., 1987). G. Penetapan Kadar Alkohol 1. Definisi Kadar alkohol atau etanol adalah persen volume atau persen bobot zat yang ditetapkan dengan cara destilasi.

2. Dasar Penetapan Sampel / contoh dilakukan penyulingan. Hasil penyulingan dilakukan penetapan Bj (berat jenis) nya, kemudian ditetapkan alkoholnya dengan menggunakan daftar bobot jenis dan kadar alkohol pada suhu 20 0 C. Sampel yang dilakukan penetapan ialah sampel yang telah dilakukan hidrolisa asam dengan HCl 3% dan difermentasi dengan penambahan ragi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. 3. Cara Uji Alkohol dipisahkan dari semua bahan tambahan dengan cara destilasi. Piknometer yang telah diketahui beratnya diisi dengan sampel pada suhu 20 0 C, ditimbang dengan neraca analitik dan dicatat beratnya. Kemudian dilakukan hal yang sama untuk aquadest. Setelah diketahui berat masing-masing, berat berat jenis sampel dibandingkan dengan berat jenis aquadest sehingga didapat berat jenis destilat. Kemudian dilihat kadar etanol pada daftar % v/v pada suhu 20 0 C. H. Kerangka Teori Onggok Hidrolisa asam (HCl 3%) Glukosa 3% 4%

Fermentasi Variasi Ragi 5% Kadar Alkohol 6% 7% I. Kerangka Konsep Variabel bebas Variasi Jumlah Ragi Variabel terikat Kadar Alkohol