BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan

BAB II OBYEK PENELITIAN

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. adalah perusahaan yang memakai sistem kontraktor bagi hasil (Production

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya

BAB I. rumah ) (Mas oed, Mohtar, 1997: 4-5). Dalam ekonomi politik internasional

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA

BAB III OBJEK PENELITIAN

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DUNIA

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

A. Pendahuluan. Landasan Hukum

BIAYA PRODUKSI MINYAK BUMI NKRI COST RECOVERY (2007)

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

V E R S I P U B L I K

BAB 1 PENDAHULUAN. Chevron adalah perusahaan Energi asal Amerika Serikat terbesar ke 3

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah berdirinya Chevron Corporation berawal dari dibentuknya

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia s Oil and Gas situation and Struggle against Transnational Companies. by : Jatam, Indonesia September 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengambilalihan kepemilikan perusahaan (acquisition), penggabungan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

Menghasilkan Energi untuk Indonesia. PT. Chevron Pacific Indonesia

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

BAB I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Jenis Perjanjian KSO. Setiap jenis perjanjian tersebut memiliki hukum tersendiri

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. TINJAUAN UMUM CV. ASAHAN GEMILANG MANDIRI. a. Sejarah Berdirinya CV. Asahan Gemilang Mandiri

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang

Menyediakan Energi untuk Mendorong Kemajuan Indonesia. Chevron IndoAsia Business Unit

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2012 TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pre

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bahkan minyak bumi merupakan komoditi ekspor terbesar bagi Indonesia. Minyak bumi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2009

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 16/KPPU/PDPT/VII/2013 TENTANG

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR

BAB I PENDAHULUAN. KAWASAN HUTAN/Forest Area (X Ha) APL TOTAL HUTAN TETAP PROPINSI

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi mengalami goncangan yang luar biasa di 10

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 14/KPPU/PDPT/V/2014 TENTANG

Aceh Gencar Kembangkan Potensi Energi Terbarukan

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU. I. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

III. GAMBARAN UMUM KEGIATAN MIGAS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA ALAM MINYAK DAN GAS BUMI DI ACEH

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yand dulunya bernama PT Caltex Indonesia ini, merupakan perusahaan kontraktor

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA A. Sejarah PT Chevron Pacific Indonesia PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Perusahaan yang dulu bernama PT Caltex Pacific Indonesia ini adalah salah satu unit bagi hasil bagi perusahaan minyak Amerika, yakni Chevron Corporations yang juga merupakan salah satu perusahaan energi terbesar di dunia. Chevron memiliki cabang lebih dari 90 negara yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi, mencakup eksplorasi, pengolahan, produksi, pemasaran dan transportasi, manufaktur produk kimia, serta pembangkit energi (power generation). Berdirinya PT. CPI diawali dari eksplorasi minyak di Pulau Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur yang dipimpin oleh Emerson M. Butterworth. Pada bulan Maret 1924, Upaya pencarian minyak dilakukan oleh Standard Oil Company of California (SOCAL). Tim Butterworth juga melakukan survey explorasi di bagian utara pulau Papua dan terhenti karena Indonesia masih dibawah penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1930, tim Butterworth mengajukan izin pengeboran minyak kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan pengeboran minyak di pulau tersebut. Karena berdasarkan survey yang telah dilakukan terdapat kandungan minyak yang potensial pada daerah tersebut. 15

Kemudian pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada SOCAL untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi di Sumatra Tengah. SOCAL ditawari pemerintah daerah Hindia Belanda suatu daerah seluas 600.000ha di daerah Sumatra Tengah dan kemudian dibentuk N.V. Nederlances Pacific Petroleoum Maatschappij (NPPM) pada bulan Juni 1930 yang merupakan cikal bakal dari PT Chevron Pacific Indonesia. Untuk melakukan eksplorasi di kawasan tersebut, SOCAL bekerja sama dengan perusahaan minyak Amerika lainnya yang bernama TEXACO (Texas Oil Company) dan membentuk suatu perusahaan baru yang diberi nama CALTEX (California Texas Corporation). Dengan menerima tawaran Pemerintah Hindia Belanda tersebut dimulainya karya Caltex di Propinsi Riau. Pengeboran minyak di kawasan Riau dimulai pada tahun 1934. Pada tahun 1940 untuk pertama kalinya minyak mulai mengalir dari lokasi sumur di Sebanga, dan pada tahun 1941 PT.Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) menemukan ladang minyak di daerah Duri. Dengan ditemukannya kandungan minyak di daerah tersebut, maka dilakukanlah kegiatan eksplorasi. Kegiatan pengeboran sempat terhenti karena adanya Perang Dunia II sekitar tahun 1946. Setelah perang berakhir, kegiatan eksplorasi kembali dilakukan dan dipusatkan untuk pengembangan lapangan minyak Minas. Ladang minyak Pungut ditemukan pada tahun 1951, Kota Batak pada bulan Juli 1952, Bekasap pada bulan September 1955, lapangan gas Sebanga Utara bulan November 1960, hingga yang terakhir Tegar dan Sakti pada bulan Januari dan Juli 1991. 16

Nasionalisasi perusahaan penghasil minyak yang dimiliki Belanda dimulai pada tahun 1957. Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Presiden Soekarno yang secara tidak langsung akan berpengaruh besar terhadap posisi Caltex sebagai salah satu perusahaan penghasil minyak. Caltex telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar US$50 juta sejak tahun 1950-an. Menjelang tahun 1958 produksi minyak Caltex talah mencapai 200.000 barrel per hari. Usaha nasionalisasi perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam UU No.44 tahun 1960. Berdasarkan Undang - undang ini dinyatakan bahwa semua kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh negara yang pelaksanaannya dilakukan oleh perusahaan minyak negara. Pada bulan September 1963, diadakan "Perjanjian karya" yang ditandatangani antar perusahaan negara dan perusahaan asing, dan termasuk di dalamnya adalah PT. CPI dan Pertamina. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa wilayah PT. CPI adalah wilayah Kangaroo seluas 9.030 km 2. Pada tahun 1968, diadakan penambahan luas wilayah yaitu sekitar Minas Tenggara, Libo Tenggara, Libo barat, dan Sebanga, sehingga luas wilayah kerja PT CPI seluruhnya menjadi 9898 km 2. Perjanjian karya berakhir pada 28 November 1983 dan diperpanjang menjadi kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) hingga tanggal 8 Agustus 2001 dengan wilayah kerja seluas 31.700 km 2. Dalam kontrak bagi hasil tersebut antar lain menetapkan bahwa Pertamina adalah pengendali manajemen operasional dan yang menyetujui program kerja dan anggaran tahunan. PT. CPI sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan operasional dan 17

menyediakan keahlian teknis, dan investasi serta biaya operasi. Kontrak bagi hasil untuk daerah operasi baru seluas 21.975 km 2 yaitu wilayah Coastal Plains dan Pekanbaru atau CPP ditandatangani pada tanggal 9 Agustus 1971, sedang wilayah kerja sebelumnya yang dikenal dengan sebutan Kangoroo Block seluas 9030 km 2 diperpanjang masa operasinya sampai dengan tanggal 8 Agustus tahun 2001. Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara pemerintah (Pertamina) dan PT. CPI adalah 88% : 12%. Jika dibandingkan dengan 52 kontraktor minyak lainnya, PT. CPI merupakan kontraktor paling besar. Produksi minyak mentah PT. CPI mencapai 65.8 % (1974) dan menurun menjadi 46.5 % (1990), meskipun terjadi penurunan pangsa produksi dari PT. CPI, kelima kontraktor minyak, yaitu Caltex, Arco, Mobil Oil, Total, dan Maxus, tetap menguasai pangsa produksi sebesar 75 %, sedangkan Pertamina dan Unocal mengalami penurunan produksi. Ladang Minyak Duri memberikan sumbangan sumbangan sebesar 42 % dari seluruh total produksi minyak PT. CPI pernah mengalami penurunan produksi yang tajam pada 1960-an, hal ini sangat memprihatinkan pihak PT. CPI karena penurunan tersebut akan sangat berpengaruh pada "economic life expectancy" dari perusahaan itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PT. CPI telah melaksanakan suatu proyek yang dinamakan proyek injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Maret 1990. Injeksi uap tersebut merupakan teknologi generasi ketiga yang dimiliki oleh PT. CPI. Teknologi ini akan mempermudah proses penyedotan minyak dari dalam perut bumi yang tidak 18

dapat dilakukan dengan teknologi penyedotan minyak "tradisional". Dengan menerapkan teknologi tersebut PT. CPI megharapkan tidak hanya mencegah penurunan produksi minyak yang berasal dari ladang minyak Duri tetapi juga melipat gandakan produksi minyak yang berasal dari ladang minyak tersebut. Untuk pengembangan ladang Duri dilakukan dalam tiga belas area yang dimulai dengan membangun konstruksi area pertama pada tahun 1981. Pembangunan juga mencakup fasilitas pendukung utama seperti Stasiun Pengumpul Minyak dan Stasiun Pembangkit Uap. Sampai pengembangan area -V, sistem injeksi yang diterapkan dikenal dengan sistem pola tujuh titik atau pola lima dan sembilan. Dimana satu buah sumur injeksi uap dikelilingi oleh enam buah sumur produksi. Pada tanggal 10 Oktober 2001, dua buah perusahaan besar Chevron dan texaco yang selama ini dikenal sebagai pemilik saham yang terpisah bersatu, maka didirikanlah sebuah perusahaan ChevronTexaco. ChevronTexaco merupakan perusahaan energi global teratas dengan 53.000 pegawai yang tersebar di 180 Negara dan menjadi produsen tertinggi di negara Indonesia, Angola, Kazakstan serta memegang daerah utama di perairan dalam Amerika Serikat. Sebagai perusahaan energi global puncak, perusahaan raksasa ChevronTexaco tercatat memiliki 25.000 tempat penyalur produk minyak dan gas. Produksi untuk penjualan harian sebesar 3,5 Juta barel perhari dengan kapasitas kilang minyak 2,2 Juta barel (http://dokumen.tips/documents/profil-perusahaan- 561d7b5b2901d.html). 19

Pada tahun 2005, nama Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi Chevron Pacific Indonesia sesuai ditetapkannya surat keputusan No.C-25712 HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 16 September 2005. Perubahan ini dilakukan berdasarkan pengarahan dari pemilik saham mengenai penggunaan nama Chevron pada seluruh bisnis hulu perusahaan ini. Gambar berikut adalah lambang Chevron yang dipakai di seluruh dunia: LOGO CHEVRON CORPORATIONS B. Visi dan Misi Visi dari PT. Chevron Pacific Indonesia adalah : To be the global energy company most admired for its people, partnership and performance. Visi tersebut berarti bahwa CPI : Menyediakan produk-produk energi yang sangat penting untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan dan pengembangan manusia di seluruh dunia 20

Adalah orang-orang dan organisasi dengan kemampuan dan komitmen tinggi Adalah mitra tepercaya Memberikan kinerja berkelas dunia Dikagumi oleh semua pihak yang berkepentingan (investor, pelanggan, pemerintah di tempat CPI beroperasi, masyarakat setempat, dan karyawan kami) tidak hanya karena hasil yang kami capai tapi juga bagaimana kami mencapainya. Misi PT. Chevron Pasific Indonesia: As a Business Partner with GOI, CPI will add value by Effectively Exploring for and Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI s Shareholders. CPI will Independently Pursue Other Energy Related Business Opportunities by Leveraging its Resources to Assure Continued Value Addition and Growth. C. Wilayah dan Daerah Operasi Wilayah kerja PT. CPI yang pertama seluas hampir 10.000 km 2 dikenal dengan nama Kangoroo Block yang terletak di Kabupaten Bengkalis. PT. CPI selain mengerjakan sendiri daerahnya juga bertindak sebagai operator bagi Caliastik/Chevron dan Topco/Texaco. Perjanjian yang diadakan pertama yaitu pada tahun 1963 untuk jangka waktu selama 30 tahun, wilayah kerjanya meliputi Blok A, B, C, dan D seluas 12.328 km 2. Setelah memperoleh tambahan daerah seluas 4.300 km 2, maka pada tahun 1968 sebagian Blok A dan D dan seluruh Blok 21

C (seluruhnya 32.6% dari daerah asal) diserahkan kembali ke pemerintah Indonesia sedangkan pengembalian daerah-daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan 1978. Penandatanganan dua perjanjian C & T yang berdasarkan kontrak bagi hasil dilakukan pada bulan Agustus 1971 yaitu Coastal Plain Pekanbaru Block seluas 21.975 km 2 dan pada bulan Januari 1975 yaitu Mount Front Kuantan Block seluas 6.865 km 2. Setelah dilakukan pengembalian beberapa daerah dari daerah kerja secara bertahan, sekarang Coastal Plain Pekanbaru hanya seluas 9.996 km 2. Tahun 1979 hingga tahun 1983 dilakukan penambahan kontrak-kontrak baru oleh PT. CPI yaitu sebagai berikut : Joint Venture dengan Pertamina daerah Jambi Selatan Blok D seluas 5.826 km 2 pada tahun 1976 dan dikembalikan seluruhnya pada tahun 1988. Kontrak bagi hasil (KPS) untuk wilayah Blok Singkarak pada tahun 1981 seluas 7.163 km 2 di Sumatera Barat yang dikembalikan seluruhnya pada tahun 1984. Kontrak bagi hasil untuk wilayah Blok Langsa pada tahun 1981 seluas 7.080 km 2 di Selat Malaka, lepas pantai Sumatera Utara, dan lepas pantai Daerah Istimewa Aceh yang dikembalikan seluruhnya pada bulan Mei 1986. Kontrak bagi hasil Blok Nias pada tahun 1981 seluas 16.116 km 2. 22

Perpanjangan Perjanjian Karya menjadi bentuk kontrak bagi hasil (KPS) untuk wilayah Blok Siak selama 20 tahun terhitung mulai tanggal 28 November 1993 dengan luas wilayah kerja 8.314 km 2. Perluasan ladang minyak Duri dilakukan dalam tiga belas area yang dimulai dengan membangun daerah konstruksi pertama pada tahun 1981. Dalam sepuluh tahun belakangan ini sudah dikembangkan 8 area. Pembangunan juga mencakup fasilitas pendukung utama seperti stasiun pengumpul minyak. Area operasi PT. CPI saat ini terdiri dari lapangan Duri, satu-satunya wilayah yang memproduksi minyak berat (heavy oil) sebanyak kurang lebih 200.000 BOPD, dan area operasi minyak ringan yang terdiri dari Sumatera Bagian Utara yang meliputi Bangko, Balam, Bekasap, Petani, dan Sumatera Bagian Selatan yang meliputi Minas, Libo, Petapahan, yang secara keseluruhan memproduksi minyak ringan sebanyak kurang lebih 250.000 BOPD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar. Gambar Wilayah Kerja PT. Chevron Pacific Indonesia 23

Pada awalnya PT. CPI membagi lokasi daerah operasi menjadi 6 distrik yaitu: 1. Distrik Jakarta sebagai pusat administrasi seluruhnya. 2. Distrik Coastal Plains Pekanbaru (CPP) merupakan pusat kerja administrasi daerah operasi PT. CPI. 3. Distrik Minas merupakan daerah operasi produksi minyak (sekitar 30 km dari distrik CPP). 4. Distrik Duri merupakan daerah operasi produksi minyak (sekitar 112 km dari distrik CPP). 5. Distrik Support Operation, merupakan pelabuhan tempat pemasaran/pengapalan minyak (sekitar 184 km dari distrik CPP). 6. Distrik Operasi Bekasap, merupakan daerah eksplorasi minyak. D. Struktur Organisasi PT. CPI mengalami beberapa fase sistem organisasi. Sejak 11 Maret 1995 PT CPI menggunakan sistem line and staff (sistem yang bersifat fungsional) yang dikenal dengan SBU (Strategic Business Unit). Pada saat itu wilayah operasi PT CPI disebut dengan Rumbai SBU, Minas SBU, Bekasap SBU, Duri SBU dan Support Operation. Pada bulan Maret 2004, SBU diganti dengan sistem baru yang disebut IBUC (Indonesian Business Unit Challenge) yang mengatur wilayah operasionalnya dengan OU (Operating Unit). OU lebih bersifat kerja tim dan sesuai dengan proses pekerjaannya yang terdiri dari Heavy Oil OU dan Sumatera Light Oil OU. OU adalah suatu struktur organisasi yang berdasarkan proses kerja 24

bisnis dan mempunyai otoritas tersendiri atas proses produksi dari awal hingga akhir dalam satu unit, sehingga ada pelimpahan wewenang (desentralisasi) yang besar pada suatu unit. Sejak Agustus 2005, Chevron mengakuisisi Unocal dan seluruh industri hulu yang memakai nama Chevron menjadi PT Chevron Pacific Indonesia dengan visi Menjadi perusahaan energi dunia yang dikagumi karena karyawan, kinerja dan kemitraannya.struktur organisasi PT. CPI secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut: 25

Gambar Skema struktur organisasi PT. CPI E. Kegiatan PT Chevron Pacific Indonesia Perusahaan Chevron bergerak terutama di bidang minyak dan gas bumi. PT Chevron Pacific Indonesia dalam kegiatannya mencakup eksplorasi, pengolahan dan produksi, manufaktur produk kimia serta pembangkit energi. Secara spesifik kegiatan yang dilakukan PT. Chevron Pasific Indonesia yaitu Operasi Sumatra, Operasi Kalimantan, Operasi Geothermal dan Energi Listrik. 1. Operasi Sumatra PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengoperasikan dua lapangan migas utama di Sumatera, Duri dan Minas. Selain itu, CPI juga mengoperasikan Pelabuhan Dumai, terminal pengangkutan minyak terakhir.sebagian besar produksi CPI di Sumatera pada tahun 2015 berasal 26

dari lapangan-lapangan di Blok Rokan. Duri, sebagai lapangan terbesar, telah beroperasi menggunakan teknologi injeksi uap (steamflood) untuk meningkatkan produksi sejak 1985 dan menjadi salah satu pengembangan injeksi uap terbesar di dunia. Pada tahun 2015, teknologi injeksi uap diterapkan untuk pengelolaan 77 persen lapangan-lapangan di Duri. PT Chevron Pacific Indonesia terus mengimplementasikan proyekproyek yang dirancang untuk menunjang kesinambungan produksi, peningkatan perolehan minyak dan keandalan sumber cadangan yang ada. Proyek pengembangan injeksi uap Area 13 Lapangan Duri telah diselesaikan pada tahun 2015 dengan mulai berproduksinya semua sumur dan tuntasnya tahap injeksi pada akhir tahun.kami terus mengoptimalkan program injeksi air (waterflood) di Lapangan Minas. Pada tahun 2015, kami melanjutkan proyek percontohan yang menggunakan proses injeksi kimia untuk meningkatkan perolehan minyak mentah ringan di lapangan Minas dan sekitarnya. 2. Operasi Kalimantan Operasi Chevron di Kalimantan termasuk empat wilayah kontrak kerja sama (KKS) lepas pantai seluas 11.100 km persegi (2,8 juta hektar) di Kutei Basin. Di Kutei Basin, Kalimantan Timur, sebagian besar produksi Chevron di tahun 2015 berasal dari 14 lapangan lepas pantai di wilayah KKS East Kalimantan, dan sisanya berasal dari lapangan laut dalam West Seno di KKS Makassar Strait. Pada tahun 2016, Chevron 27

mengumumkan bahwa perusahaan tidak akan memperpanjang KKS East Kalimantan dan berencana untuk mengembalikan aset-aset tersebut kepada pemerintah pada saat kontrak berakhir di tahun 2018. Terdapat dua proyek pengembangan gas laut dalam di Kutei Basin yang dikenal dengan Indonesia Deepwater Development (IDD). Chevron memiliki 62 persen kepemilikan di proyek Bangka dan mengumumkan pencapaian produksi gas dari proyek tersebut pada 31 Agustus 2016. Proyek ini termasuk pipa bawah laut ke unit produksi terapung (FPU) dan kapasitas terpasang sebesar 110 juta kaki kubik gas alam dan 4.000 barel kondensat per hari. Persetujuan pemerintah terhadap keputusan investasi final dicapai pada tahun 2014. Kami memulai proyek dengan kegiatan pengeboran dua sumur pengembangan di semester kedua 2014. Proyek lainnya, Gendalo-Gehem, termasuk pengembangan dua hub terpisah, yang masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di darat. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek ini akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair. Proyek ini memiliki rencana kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47.000 barel kondensat per hari. Kepemilikan perusahaan adalah sebesar 63 persen. Chevron terus berupaya untuk mencapai keputusan investasi final (FID). 28

3. Operasi Geothermal dan Energi Listrik Chevron adalah salah satu produsen energi panasbumi terbesar di dunia dan memiliki operasi yang besar di Indonesia. Energi panasbumi dihasilkan dari panas yang berasal dari dalam perut bumi. Energi ini mampu menghasilkan listrik yang andal tanpa efek gas rumah kaca. Dua anak perusahaan Chevron mengoperasikan fasilitas energi panasbumi di Pulau Jawa. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd mengelola Darajat dan Chevron Geothermal Salak, Ltd., mengoperasikan Salak. Operasi Darajat memasok uap panas bumi ke pembangkit yang mampu menghasilkan listrik berkapasitas 270 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari operasi Darajat dijual langsung ke perusahaan jaringan listrik nasional. Chevron memiliki 95 persen kepemilikan operasi di Darajat. Chevron mengembangkan operasi Salak, salah satu operasi panasbumi terbesar di dunia. Lapangan ini memasok uap ke enam unit pembangkit listrik dan tiga di antaranya merupakan milik perusahaan dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt. Hasil gabungan dari operasi panasbumi kami di Darajat dan Salak saat ini mampu memproduksi energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 3 juta rumah di Indonesia. (www.chevronindonesia.com). 29