BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

FAKTOR PEMILIHAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN. serta Milenium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN IBU HAMIL UNTUK MEMILIH PERSALINAN DENGAN METODE SECTIO CAESAR (SC) TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BALI ROYAL HOSPITAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB I PENDAHULUAN. melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persalinan sesar.angka persalinan sesar berdasarkan data WHO tahun 2010,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. 226/ kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. maternal di Kabupaten Bantul tahun didapatkan hasil sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

PELAKSANAAN INFORMED CONSENT PADA TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2010

PERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan dari Sustainable

PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

Sohimah 1* Johariyah 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. mendukung MDG di Denpasar, Bali pada Rabu pagi (

GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, hal ini

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Kesehatan juga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 307 per kelahiran hidup (KH). Data AKI tahun 2009 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S. DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRE EKLAMPSIA BERAT DI BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2008). Dua cara persalinan yaitu persalinan pervaginam yang telah dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan sectio caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesarea (Kasdu, 2003). Bedah caesar atau sering disebut sectio Caesar (SC) itu adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus) (Oxorn, 2010). Persalinan SC dilakukan jika terjadi kemacetan pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin, artinya janin dan ibu dalam keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi (Kasdu, 2003). Penelitian oleh Salfariani (2012) menyatakan, keadaan yang memerlukan persalinan SC dengan indikasi medis yaitu seperti gawat janin, kelainan pada tali pusat, berat badan bayi terlalu besar atau bayi kembar, kelainan letak janin (sungsang dan melintang), ketuban pecah dini, usia ibu hamil, hambatan jalan lahir dan riwayat SC sebelumnya/lmr (locus menorus resisten). Persalinan SC harus dilakukan dengan diagnosa medis karena dapat berisiko kepada kematian ibu dan risiko komplikasi pada saat proses persalinan. Persalinan dengan operasi memiliki kemungkinan risiko 5 kali lebih besar terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal (Salfariani & Saidah, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) dengan persalinan SC sebesar 40-80 setiap 100.000 kelahiran hidup, sementara risiko kematian ibu pada persalinan SC meningkat 25 kali 1

2 dan risiko infeksi 80 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan normal (Anonim, 2011 dalam Suhartatik, 2014). Oleh karena itu, SC hanya dilakukan jika persalinan normal dapat membahayakan ibu dan janinnya (Kasdu, 2003). Diperlukan penilaian dari para ahli bedah SC secara lengkap yang mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan (Mochtar, 2000). Seiring dengan berjalannya waktu serta berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan, pandangan tersebut kemudian bergeser. Kini SC kadang menjadi alternatif persalinan tanpa pertimbangan medis. Bahkan bagi sekelompok orang, SC dianggap sebagai alternatif persalinan yang mudah dan nyaman. Anggapan ini membuat mereka memilih persalinan SC dari pada persalinan alamiah, meskipun tanpa indikasi medis (Kasdu, 2003). Peningkatan CSR (Caesarean Section Rate) sangat pesat hampir di seluruh negara. Di Indonesia angka kejadian SC juga mengalami peningkatan. Angka SC terus meningkat dari insiden 3% hingga 4% pada 15 tahun yang lampau sampai insidensi 10 hingga 15% sekarang ini. (Salfariani & Saidah, 2012). Pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin di Indonesia dengan SC adalah sebesar 47,22% dari seluruh persalinan, kemudian pada tahun 2004 meningkat menjadi 53,2%, dan di tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 53,68% dari seluruh total persalinan (Grace, 2007 dalam V.Sumelung, 2014). CSR terbanyak menurut Provinsi adalah Provinsi Bali yaitu sebesar 42,6% (Sitorus, 2007). Melihat kecenderungan meningkatnya angka kejadian SC dari tahun ke tahun, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Departemen Kesehatan dan Departemen Kesejahteraan Sosial melakukan pemantauan terhadap tindakan persalinan SC dengan mengeluarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Dirjen Yanmedik) Departemen Kesehatan RI tanggal 12 September 2000. Edaran tersebut menyatakan bahwa, angka SC untuk rumah sakit pendidikan

3 atau rujukan propinsi ditargetkan turun menjadi 20% sedangkan untuk rumah sakit swasta 15% (Kasdu, 2003). Jumlah persalinan SC di Indonesia, terutama di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total jumlah persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya lebih tinggi yaitu sekitar 30-80% dari total jumlah persalinan (Mulyawati, 2011). Hasil penelitian Sitorus pada tahun 2007, menyatakan bahwa di rumah sakit pemerintah persalinan SC oleh karena indikasi medis adalah 69,3% dan persalinan SC non medis yaitu 29,1%. Berbeda dengan di rumah sakit swasta persalinan SC oleh karena indikasi medis lebih rendah yaitu 30,7% dan angka persalinan SC non medis lebih tinggi yaitu sebesar 70,9%. Menurut penelitian (Sitorus, 2007) tentang persalinan SC di rumah sakit pemerintah lebih fokus dengan indikasi medis dimana permintaan pelayanan lebih mengandalkan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat (JPKM) dan askes, sedangkan dirumah sakit swasta persalinaan SC non medis (on request) lebih tinggi dalam peningkatan CSR. Di RS. Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali insiden SC selama 10 tahun (1984-1994) yaitu 8,06% - 20,23% dan rata-rata pertahun adalah 13,6%. Sedangkan tahun (1994-1996) angka kejadian SC 17,99% (Harry K.Gondo & Sugiharta, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Gondo dan Sugiharta di RSUP Sanglah Denpasar Bali mencatat adanya peningkatan persalinan bedah SC dari tahun 2001 yang berjumlah 5,8% menjadi 14,8% dari total persalinan di tahun 2006. Juga dilaporkan ada peningkatan persentase SC non medis antara tahun 2001 dan tahun 2006, yaitu dari 2,5% pada tahun 2001 menjadi 5% pada tahun 2006. Untuk rumah sakit swasta seperti RS. Kasih Ibu Denpasar Bali, selama tahun 2015 terdapat 618 total persalinan, angka persalinan normal sebesar 199 (32,2%) dan angka persalinan SC sebesar 419 (67,7%) dan SC tersebut semua dilakukan dengan indikasi medis. Pada rumah sakit swasta

4 lainnya yaitu RSU. Bali Royal Hospital (BROS), periode Januari-Desember tahun 2015, dari total 1.004 persalinan, jumlah tindakan SC sebanyak 745 kasus (74,2%) dan jumlah persalinan normal 259 kasus (25,7%). Dimana jumlah persalinan SC (on request) tanpa indikasi medis sebanyak 102 (13,69%) dan yang dengan indikasi medis sebesar 643 (86,3%). RSU. BROS adalah rumah sakit swasta kelas C yang memberikan pelayanan persalinan dengan metode persalinan baik normal maupun dengan metode SC. RSU. BROS menetapkan standar/target angka persalinan SC yaitu sebesar 70%. Berdasarkan data yang diperoleh, angka persalinan SC pada RSU. BROS dalam periode 2013-2015 berada di atas target yang ditetapkan. Pada tahun 2013, dari total 673 persalinan di RSU. BROS, 498 (73,9%) dilakukan secara SC dan 175 persalinan (26,0%) dilakukan secara normal. Di tahun 2014, total persalinan SC yaitu 655 (72,7%) dan persalinan normal 245 (27,2%) dari 900 total persalinan. Sedangkan di tahun 2015, total persalinan SC yaitu 745 (74,2%) dan persalinan normal 259 (25,7%) dari 1004 total persalinan. Persalinan SC dilakukan berdasarkan indikasi medis namun juga tidak sedikit oleh karena indikasi non medis (Sitorus, 2007). Di RSU. BROS, pada tahun 2014 dari juli desember terdapat 345 total persalinan SC dan sejumlah 46 pasien (13,3%) melakukan SC oleh karena indikasi non medis (on request). Sedangkan selama tahun 2015, angka SC non medis sebesar 102 pasien (13,69%) dari total SC selama setahun. Indikasi persalinan SC terutama on request dipengaruhi oleh karena umur ibu, paritas, pendidikan ibu, penghasilan, sosial budaya, dan permintaan ibu sendiri serta faktor yang lain (Sitorus, 2007). Faktor lain yang mendasari permintaan SC tanpa indikasi medis adalah karena masalah kebudayaan yang mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak yang dilahirkan pada tanggal atau jam sekian, maka

5 rejeki dan kehidupannya kelak lebih baik. Namun, alasan yang paling banyak adalah bahwa ibu khawatir dan cemas menghadapi rasa sakit yang akan terjadi pada persalinan normal (Kasdu, 2003). Sedangkan hasil penelitian lain mengatakan bahwa determinan non medis yang mendorong ibu memilih persalinan SC adalah karena rasa sakit dan takut pada persalinan normal (96,5%), kepercayaan (3,5%), pekerjaan(64%), sehingga ibu lebih memilih SC daripada persalinan spontan, tingkat ekonomi (Sarmana, 2004 ; Gondo & Sugiharta, 2010 Teori Perilaku Kesehatan oleh Lawrence Green menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, pendidikan, sikap, usia, paritas, kecemasan, kepercayaan dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat. Dari hasil penelitian Salfariani & Saidah (2012) didapatkan faktor pengetahuan yang mempengaruhi ibu memilih persalinan dengan metode SC tanpa indikasi medis yaitu sebesar (81,8%), yang juga sejalan dengan penelitian (Suhartatik, 2014) yang meyatakan ada pengaruh pengetahuan ibu hamil di dalam memilih persalinan SC (p=0,016). Dan hasil penelitian Purnawati Eka (2009) dikatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan sikap ibu hamil memilih persalinan secara SC. Hasil penelitian Suhartatik (2014) dikatakan adanya pengaruh pendidikan ibu hamil di dalam memilih persalinan SC bahwa (p= 0,031), yang sejalan dengan penelitian Gomes (1999) yang dikutip oleh Rivo (2012), yang memperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap persalinan melalui SC, penelitian ini sejalan dengan penelitian Rivo (2012) dimana ibu yang berpendidikan tinggi memiliki kemungkinan 1,17 kali untuk melahirkan melalui SC disbanding ibu yang berpendidikan rendah, meskipun tanpa indikasi medis (OR=1,17). Spetz et al (2001) juga memperoleh adanya pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengambilan keputusan seorang ibu untuk melakukan

6 persalinan melalui SC (dalam Rivo 2012). Herstad et al dalam Rivo (2012), memperoleh ada hubungan yang sangat kuat antara umur ibu dengan persalinan SC, sama seperti penelitian Gomes et al dalam Rivo (2012), yang menemukan kelompok umur >35 tahun memiliki peluang 3,4 kali untuk melahirkan melalui SC, penelitian lain yang mendukung dimana diperoleh kemungkinan untuk melahirkan melalui SC pada ibu umur >35 tahun adalah 1,24 kali (OR=1,24) dan <20 tahun (OR=0,67) (Rivo, 2012). Dalam hasil penelitian Isti Mulyawati (2010) juga dikatakan bahwa ada hubungan antara usia ibu hamil dengan persalinan metode SC (p= 0,022) dan juga dikatakan bahwa ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan persalinan metode SC (p=0,001). Pada penelitian Rivo (2012), yang mengatakan hasil penelitian bahwa kelompok paritas primipara memiliki risiko 1,15 kali (OR=1,15) untuk melahirkan melalui SC tanpa indikasi medis dibanding kelompok multipara. Dari hasil penelitian Salfariani & Saidah (2012) menyatakan bahwa kecemasan terhadap persalinan normal dapat mempengaruhi pemilihan persalinan SC tanpa indikasi medis (59,1%), penelitian ini sejalan dengan (Suhartatik, 2014) yang menyatakan ada pengaruh kecemasan persalinan normal ibu hamil di dalam memilih persalinan SC (0,014). Selain itu, dari hasil penelitian Salfariani (2012) menyatakan faktor kepercayaan (54,5%) yang merupakan faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan SC tanpa indikasi medis. Dan adapun penelitian dari Meinar Bagindo (2015) menyatakan bahwa ada hubungan antara kepercayaan dengan keputusan pemilihan persalinan SC (p=0,003). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Ibu Hamil untuk Memilih Persalinan dengan Metode SC Tanpa Indikasi Medis di Rumah Sakit Umum Bali Royal Hospital Tahun 2016.

7 Adapun faktor yang ingin diteliti yaitu faktor pengetahuan, pendidikan, usia, paritas, faktor kecemasan persalinan normal dan fakor kepercayaan. 1.2 Rumusan Masalah Menurut teori dalam Obstetrics and Gynecology, operasi SC sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, mengingat karena risiko operasi SC lebih besar dari pada persalinan normal. Dalam kondisi ibu dan bayi yang sehat dan tidak ada kesulitan, bedah SC memilik risiko (Fitriani, 2011). Kecenderungan untuk melakukan SC tanpa dasar yang cukup kuat terus meningkat, salah satunya adalah karena permintaan ibu bersalin itu sendiri. Yang mengakibatkan tingginya permintaan SC tanpa indikasi medis (Sarmana, 2004). Dari hasil laporan persalinan di ruang bersalin RSU. BROS tahun 2015, target angka SC yang ditetapkan di RSU. BROS adalah 70% untuk persalinan SC. Namun, persalinan SC di RS tersebut masih berada diatas target/melebihi standar target yang ada, yang salah satunya disebabkan oleh karena tingginya angka SC tanpa indikasi medis (13,69%). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ingin diteliti faktor yang mempengaruhi keputusan ibu hamil untuk memilih persalinan dengan metode SC tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bali Royal Hospital Tahun 2016. 1.3 Pertanyan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, berikut terdapat beberapa permasalahan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis? 2. Apakah ada hubungan antara pendidikan ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis?

8 3. Apakah ada hubungan antara usia ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis? 4. Apakah ada hubungan antara paritas dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis? 5. Apakah ada hubungan antara kecemasan dalam persalinan normal ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis? 6. Apakah ada hubungan antara kepercayaan dalam persalinan normal ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis? 1.4 Tujuan 1.4.1 Umum Untuk mengidentifikasi dan mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan ibu hamil untuk memilih persalinan dengan metode SC tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bali Royal Hospital. 1.4.2 Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis. 2. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis. 3. Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis. 4. Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis. 5. Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis.

9 6. Untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan ibu dengan keputusan ibu untuk memilih persalinan SC tanpa indikasi medis. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi dan informasi serta pengembangan teori bagi kesehatan masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya dalam persalinan SC. 2. Dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga peneliti selanjutnya dapat menggali lebih dalam dan dapat dijadikan informasi atau pengetahuan lebih lanjut mengenai faktor persalinan yang mempengaruhi tindakan SC. 1.5.2 Manfaat Praktis Membantu dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu yang akan melahirkan secara SC. sebagai bahan untuk menyusun KIE bagi para ibu hamil yang akan menjalankan persalinan di RSU. BROS, sehingga tenaga kesehatan diharapkan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu yang ingin bersalin agar memilih cara persalinan yang tepat dan memilih SC hanya untuk indikasi medis. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penelitian ini dilaksanakan oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan ibu hamil untuk memilih persalinan dengan metode SC tanpa indikasi medis di RSU. BROS sebagai bentuk pengembangan ilmu (KIA).