STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

3. HASIL PENYELIDIKAN

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

ESTIMASI SEBARAN SUSEPTIBILITAS BATUAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN GEOSTATISTIK DI KECAMATAN LORE PEORE

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

INTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Physics Communication

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

3. HASIL PENYELIDIKAN

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH PEMALONGAN, BAJUIN TANAH LAUT

BAB III METODE PENELITIAN

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI KANAN TEDONG DI DESA PINCARA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Gravitasi Vol. 14 No.2 (Juli-Desember 2015) ISSN:

PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVESTIGASI PENYEBARAN LAPISAN PEMBAWA EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY DI KELURAHAN LATUPPA

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

Wahana Fisika, 2(1), e-issn :

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

Pemodelan 2D Reservoar Geotermal Menggunakan Metode Geomagnet Pada Lapangan Panasbumi Mapane Tambu

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

PEMODELAN 3D MAGNETIK MENGGUNAKAN MAG3D UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DAERAH RAM-UNILA

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SURVEI POLARISASI TERIMBAS (IP) DAN GEOMAGNET DAERAH TELUK SANTONG UTARA, KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

AKUISISI DATA SELF POTENTIALS (SP) UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN POTENSI MASSIVE SULFIDA DI DESA BABAN KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

Studi Zona Mineralisasi Emas Menggunakan Metode Magnetik Di Lokasi Tambang Emas Poboya

Kata kunci: Bukitbakar, Ulurabau, Solok, geomagnetik, anomali, gamma

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unnes Physics Journal

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

Abstrak

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Lainea, Provinsi Sulawesi Tenggara

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Pengolahan awal metode magnetik

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Interpretasi Kualitatif Anomali Magnetik di Daerah Semburan Gas

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

Transkripsi:

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO Study of the zones of gold mineralization in Siliwanga village, Lore Peore district, Poso regency, using geomagnetic method Nurinaya 1, Rustan Efendi 1, Sandra 1. 1 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia Email:NayahDya@yahoo.com; 085241165161 ABSTRAK Penelitian tentang studi zona mineralisasi emas dengan menggunakan metode geomagnet telah dilakukan di Desa Siliwanga, Kecamatan Lore Peore, Kabupaten Poso. Tujuannya adalah untuk menyelidiki keberadaan zona mineralisasi emas. Tahapan pengukuran anomali magnetik meliputi; akuisisi data lapangan, melakukan koreksi IGRF, koreksi variasi harian, kemudian membuat peta kontur anomali menggunakan software surfer 10 dan membuat pemodelan 2D dengan menggunakan software Mag2dc. Hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat adanya indikasi zona mineral emas pada daerah tersebut dengan data anomali magnetik berkisar antara -50 nt sampai +150 nt. Hasil penelitian menunjukan bahwa mineral yang teridentifikasi sebagai pembawa emas adalah pirit dengan nilai suseptibilitas 0,000035 SI - 0,005 SI terdapat pada bagian barat dan selatan lokasi penelitian, porfiri dengan nilai suseptibilitas 0,00025 SI - 0,21 SI terdapat pada bagian barat, utara, dan timur lokasi penelitian dan kalkopirit dengan nilai suseptibilitas 0,000023 SI - 0,0004 SI terdapat pada bagian timur dan selatan lokasi penelitian yang berada pada kedalaman 50m sampai 100m. Kata Kunci: Geomagnet, IGRF, Anomali, surfer 10, Mag2dc ABSTRACT Research on the zones of gold mineralization in Siliwanga village, Lore Peoredistrict, Poso regency,using geomagnetic method has been conducted.this research aims to investigate the presence of gold mineralization zones. The measurement stages of magnetic anomalyincluded: 1) field data acquisition, 2)IGRF correction, 3)daily variation correction, 4) mapping the anomaly contour using surfer 10 software, and 5) 2D modeling using Mag2dc software. Results of this research indicate that there were gold mineral zones in study area with the magnetic anomaly data ranging from -50 nt to +150 nt. Based on the interpretation, the identifiedminerals as carriers of gold were pyrite with the susceptibility of 0,000035 SI 0,005 SI in western and southern parts, porphyry with the suscepbility of 0,00025 SI 0,21 SI in western, northern and eastern parts, and chalcopyrite with the suscepbility of 0,000023 SI 0,0004 SI in eastern and southern parts in study area which located at the depth of 50m to 100m. Keywords: Geomagnet, IGRF, Anomaly, surfer 10, Mag2dc

Pendahuluan Emas merupakan jenis mineral yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik bagi individu, kelompok maupun negara. Pembentukan mineral emas berhubungan dengan naiknyalarutan fluida hidrotermal ke permukaan melalui celah atau rekahan pada struktur batuan, yang kemudian mengalami proses diferensiasi dan proses pengendapan. Mineral pembawa unsur emas yang berada di alam selalu berasosiasi dengan mineralmineral sulfida (Sukandarrumidi, 2009). Mineral-mineral sulfida tersebut memiliki suseptibilitas yang kontras dengan mineral lainnya.penelitian batuan pembawa mineral emas di Desa Siliwanga sangat penting dilakukan untuk mengetahui keberadaan zona mineralisasi emas di Desa Siliwanga dan sekitarnya. Keberadaan ini dapat diketahui dengan menggunakan metode geomagnet.keuntungan metode ini adalah dapat mendeteksi letak dan batas litologi dari analisis anomali medan magnet dan diperkuat dengan data gradient vertikal medan magnetik total yang dapat memberikan respon jika terjadi perbedaan litologi pada suatu daerah. Pengolahan data magnetik dapat memberikan gambaran bawah permukaan daerah penelitian dan dapat mendeteksi kontak litologi (Pamuji dalam Mudi, 2012). Metode geomagnet adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh kontur anomali medanmagnetikbatuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dalam survei dengan metode geomagnet yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik) (Soemantri, 2003). Anomali magnetik adalah perubahanperubahan pada garis gaya magnetik yang menghasilkan pola-pola tertentu. Suatu volume yang terdiri dari bahan-bahan magnetik dapat dianggap sebagai dipole magnet. Kemagnetan yang terdapat pada bahan magnetik sangat bergatung pada sejarah batuan tersebut dalam hubungannya dengan keberadaan medan magnet saat itu.dengan kata lain bergantung pada medan induksi yang diterima (Telford, 1976). Menurut Peta Geologi Lembar Poso Sulawesi (Simanjuntak, 1977),bahwabatuan penyusun statigrafi daerah penelitian terdiri atas Formasi Napu, dan batuan Granit Kambuno. Formasi Napu tersingkap luas di bagian timur dan selatan dari lokasi penelitian di mana batuan penyusunnya terdiri atas batupasir, konglomerat, batulanau, dengan sisipan lempung dan gambut dan granit kambuno berada di bagian barat dari lokasi penelitian dengan batuan penyusunnya terdiri dari granit dan granodiorit. Daerah penelitian umumnya didominasi oleh bukit dan pegunungan. Morfologi bukit berada pada bagian utara dan timur, sedangkan morfologi pegunungan berada pada bagian barat dan selatan dengan ketinggian ± 1.117 meter di atas permukaan laut. Sebagian dari daerah penelitian dimanfaatkan warga setempat untuk daerah persawahan yang terdapat pada bagian utara dan timur. Desa Siliwanga juga memiliki sungai yang berarah dari timur-barat, di sepanjang aliran sungai terdapat perkebunan kakao yang merupakan sumber penghasilan masyarakat. Salah satu struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian adalah sesar. Sesar yang dominan berada pada bagian barat dan selatan. Sesar tersebut membentuk rekahanrekahan sehingga memungkinkan dilalui oleh hidrotermal. Dengan demikian proses mineralisasi dapat terjadi pada daerah ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder magnetik. Titik pengambilan data dilapangan dilakukan dengan cara acak (random), pengolahan data meliputi koreksi 2

variasi harian, koreksi IGRF, menentukan anomali magneik, dan melakukan pemodelan menggunakansoftware Mag2dc. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Hasil dan Pembahasan b d c e b a d Gambar 2. Lintasan pada peta anomali magnetik residual Interpretasi dilakukan hanya sebatas interpretasi magnetik 2 dimensi (2D) guna untuk memberikan gambaran bawah permukaan dan menjelaskan keberadaan zona mineralisasi atau posisi dimana mineral-mineral yang ditargetkan berada yaitu emas (Au) baik berupa emas murni atau dalam bentuk asosiasi dengan mineral lain. Pemodelan dilakukan dengan bantuan c e a' nt software mag2dc, data yang dibutuhkan sebagai input pemodelan adalah data anomali magnetik residual yang diperoleh pada lintasan-lintasan yang diberikan pada tersebut. Hal tersebut dilakukan karena anomali magnetik residual merupakan respon megnetik material yang berada pada permukaan bumi. Lintasan dipilih berdasarkan pada perbedaan kontur medan magnet pada peta anomali magnetik. Hasil pemodelan 2 dimensi penampang lintasan yang dibuat pada software Mag2DC memberikan model batuan. Model batuan tersebut merupakan representasi dari respon mineral bawah permukaan yang menunjukan distribusi suseptibilitas mineral tersebut. Terdapat 5 lintasan pada peta kontur anomali medan magnet residual yang akan digunakan untuk membuat model. Lintasan-lintasan tersebut saling berpotongan untuk mempermudah dalam proses interpretasi dan keakuratan data yang akan digunakan dalam pemodelan 2D.Lintasan a-a dan b-b berarah dari barattimur, dan Lintasan c-c, d-d dan e-e berarah dari utara-selatan. Lintasan a-a Model penampang Lintasan a-a yang berarah barat-timur pada Gambar 3, diperoleh 5 bentuk batuan yang yang memiliki nilai suseptibilitas yang berbedabeda, Kelima bentuk batuan tersebut terdapat 3 buah bentuk batuan yang memiliki nilai kontras suseptibilitas yaitu 0,0011 SI, 0,0012 SI, dan 0,0001 SI dan diinterpretasikan sebagai batuan yang berasosiasi dengan iron sulfida yaitu berupa Pirit, Troilite,dan Kalkopirit. Kedalaman masing-masing model terletak 50 m sampai 100 m dan diperkirakan sebagai batuan pembawa mineral emas. 3

a a c c Gambar 3. Model 2D Lintasan a-a pada Lintasan b-b Model penampang Lintasan b-b yang berarah barat-timur pada Gambar 4., diperoleh 5 bentuk batuan yang memiliki kelima bentuk batuan tersebut terdapat 2 buah bentuk batuan yang memiliki nilai kontras suseptibilitas yaitu 0,0003 SI, dan 0,0001 SI, diinterpretasikan sebagai Porpiri dan Kalkopirit dengan kedalaman 75 meter diperkirakan sebagai batuan pembawa mineral emas yang berasosiasi dengan batuan beku dan ironsulfida. b b Gambar 5. Model 2D Lintasanc-c pada Lintasan d-d Model penampang pada Lintasand-d yang berarah utara-selatan pada Gambar 6, diperoleh 6 bentuk batuan yang memiliki keenam bentuk batuan tersebut terdapat 3 bentuk batuan yang memiliki nilai kontras suseptibilitas 0,0004 SI, 0,0001 SI dan 0,0013 SI yang diperkirakan sebagai batuan pembawa mineral emas yaitu Porpiri, Kalkopirit dan Pirit yang berasosiasi dengan batuan beku dan iron sulfida terdapat pada kedalaman 50 m sampai100 m. d d Gambar 4. Model 2D Lintasan b-b pada Lintasan c-c Model penampang pada Lintasanc-c yang berarah utara-selatan pada Gambar 5, diperoleh 6 bentuk batuan yang memiliki keenam bentuk batuan tersebut terdapat 2 bentuk batuan yang diperkirakan sebagai batuan pembawa mineral emas yang memiliki nilai suseptibilitas 0,0001 SI dan 0,0004 SI diinterpretasikan sebagai Kalkopirit dan Porpiri yang berasosiasi dengan batuan beku dan iron sulfida pada kedalaman 75 m sampai 100 m. Gambar 6. Model 2D Lintasan d-d pada Lintasan e-e Model penampang pada Lintasan e-e yang berarah utara-selatan pada Gambar 7, diperoleh 5 bentuk batuan yang memiliki kelima bentuk batuan terdapat 2 bentuk batuan yang memiliki nilai kontras suseptibilitas 0,0010 SI dan 0,0002 SI diinterpretasikan sebagai Pirit dan Kalkopirit yang diperkirakan sebagai batuan pembawa mineral emas yang berasosiasi dengan iron sulfida dan terdapat pada kedalaman 75 m. 4

e Gambar 7. Model 2D Lintasan e-e pada Hasil interpretasi dan pemodelan penampang diinterpretasikan bahwa batuandi bawah permukaan daerah penelitian didominasi oleh batuan beku, batuan sedimen dan iron sulfides, batuan ini memiliki nilai suseptibilitas positif. Hasil pemodelan menunjukkan kesesuaian dengan kondisi geologi daerah penelitian yaitu batuan penyusun pada daerah penelitian terdiri dari batuan beku dan batuan sedimen, sedangkan batuan yang memiliki nilai suseptibilitas negatif diinterpretasikan sebagai mineral nonmagnetik dan tidak ditentukan jenis mineralnya karena tidak terdapat kesesuaian antara nilai suseptibilitas pada setiap batuan dengan nilai suseptibilitas batuan/mineral dalam literatur. Batuanyang diduga merupakan pembawa mineral emas adalah pirit, porfiri dan kalkopirit tersebar pada setiap penampang. Sehingga pada setiap penampang diduga terdapat adanya indikasi zona mineralisasi emas. Interpretasi tersebut sesuai dengan literatur dimana emas umumnya terikat di dalam sulfida logam dan hasil pelapukan seperti pirit dan kalkopirit.hal ini sesuai dengan kondisi geologi lokasi penelitian dimana batuan penyusunnya berupa granit kambuno dan kalkopirit yang merupakan salah satu jenis mineral yang banyak dijumpai dalam granit. Selain itu, di daerah penelitian terdapat sesar sehingga memungkinkan terjadinya proses mineralisasi emas kedalam rekahan sebagai jalur pengendapan oleh hidrotermal. e Pemaparan hasil interpretasi menunjukan bahwa di lokasi penelitian ditemukan adanya zona mineralisasi emas yang berasosiasi dengan mineral sulfida seperti pirit yang sebagian besar terdapat pada bagian barat dan selatan lokasi penelitian, kalkopirit sebagian besar terdapat pada bagian timur dan selatan lokasi penelitian dan porfiri terdapat pada bagian barat, utara dan timur lokasi penelitian. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang studi zona mineralisasi emas di Desa Siliwanga, Kecamatan Lore Peore, Kabupaten Poso dengan metode geomagnet dapat disimpulan bahwa terdapat zona mineralisasi emas yang diduga berasosiasi dengan mineral lain seperti Pirit dengan nilai suseptibilitas 0,000035 SI-0,005 SI yang sebagian besar terdapat pada bagian barat dan selatan lokasi penelitian, Kalkopirit dengan nilai suseptibilitas 0,000023 SI-0,0004 SI sebagian besar terdapat pada bagian timur dan selatan lokasi penelitian dan Porpiri dengan nilai suseptibilitas 0,00025 SI-0,21 SI terdapat pada bagian barat, utara dan timur lokasi penelitian. Mineral Pirit terdapat pada Lintasan a-a dan Lintasan b- b, mineral Porpiri terdapat pada Lintasan b-b, Lintasan c-c, Lintasan d-d dan mineral Kalkopirit terdapat disemua Lintasan yang dapat ditemukan pada kedalaman 50m sampai 100m. Daftar Pustaka Bakosurtanal, 1991, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lembar Doda. Mudi, La., 2012, Identifikasi Potensi Mineral Tembga Dengan Metode Geomagnet Di Desa Buttuada Kabupaten Mamuju,Skripsi Jurusan Fisika FMIPA, UNTAD, Palu. Simanjuntak T.O, Surono dan Supandjonu, J.B., 1977, Peta Geologi Lembar Poso, Sulawesi. 5

Soemantri, Dzulkarnaen D. P., 2003, Laporan Kuliah Lapangan Geofisika, Laboratorium Alam Karang Sambung, Kebumen, Jawa Tengah. Sukandarrumidi, 2009, Geologi mineral logam,gadjah Mada University Press, Jogyakarta. Telford W.M, Geldart L.P dan Sheriff R.E, Keys DA, 1976, Applied Geophysics, Second Edition, New York: Cambridge University Pres. 6