LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

: Kirana patrolina sihombing

KESEIMBANGAN ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

: Kirana patrolina sihombing

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

H 2 PO 4 H + + HPO 4 [H + ] [HPO 4 2- ] [H 2 PO 4 - ] K a = kalau disusun kembali... [H + ] = K a [H 2 PO 4 [HPO 4 2- ] bila diuraikan didapat rumus

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

TEKNIK DASAR LABORATORIUM: PIPET; TIMBANGAN; PEMBUATAN LARUTAN.

NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN IRA ASTUTI HASIBUAN PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK FK USU

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. oleh : Lucia Aktalina dan Selly Oktaria. Kamis, 26 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEHNIK DASAR: TIMBANGAN, PIPET, DAN PEMBUATAN LARUTAN. 0leh : Frenky Sorimuda dan Paska. Kamis, 26 September

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

A. TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

Laporan praktikum Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan. : Mesrida Simarmata Nim :

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

MELAKUKAN VERIFIKASI ALAT UKUR

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : T.M. Reza Syahputra Dinno Rilando Hari / Tgl: Kamis / 24 Maret 2016 Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian dan fungsi larutan buffer dan prinsip-prinsip dasar mengenai larutan buffer. 2. Mahasiswa/i dapat menggunakan alat ph meter secara baik dan benar dalam mengukur ph larutan. 3. Mahasiswa/i dapat membuat suatu larutan buffer fosfat dengan menggunakan teknik titrasi. 4. Mahasiswa/i dapat membuat, memahami maksud larutan stok, dan menggunakan larutan stok pada proses pengenceran. 5. Mahasiswa/i dapat menghitung dan menentukan konsentrasi larutan setelah diencerkan. 6. Mahasiswa/i dapat membuat grafik, menginterpretasikan grafik dari hasil praktikum yang dikerjakan. Alat dan Bahan: ALAT 1. Stel dan Klem 2. Pipet Mohr 3. Pipet otomatik (Micropipet) 4. Pipet tetes 5. Beaker glass BAHAN 1. 0,25M Na2HPO4 2. 0,25M NaH2PO4 3. Reagensia Benedict 4. Larutan 5% glukosa 5. Aquades 1

6. ph meter 7. Tabung reaksi dan Rak tabung 8. Gelas ukur 9. Otomatik Stirrer 10. Water bath 11. Spidol I. PERSIAPAN BUFFER DAN TITRASI Prosedur Kerja: 1. Mengisi beaker glass dengan larutan Na2HPO4 (Natrium Fosfat Monohidrogen) dan NaH2PO4 (Natrium Fosfat Dihidrogen) kedalam beaker glass yang lain, dengan volume yang tidak terlalu sedikit agar magnetic stirrer tidak bersentuhan dengan ujung ph meter. 2. Membilas terlebih dahulu electrode dengan aquades sebelum memasukkannya ke dalam larutan agar elektroda bersih dari larutan KCl untuk hasil yang diperoleh tidak bias. 3. Menempatkan elektroda pada klem statif agar posisinya stabil. Elektroda ph meter tidak boleh bersentuhan dengan dinding beaker glass ataupun magnetic stirrer, namun elektroda harus terendam dalam larutan. 4. Larutan yang akan diukur ph-nya yaitu Na2HPO4 (Natrium Fosfat Monohidrogen) dan NaH2PO4 (Natrium Fosfat Dihidrogen). 5. Menyalakan ph meter dengan menekan tombol ON, lalu lihat hasil pengukuran pada layar. 6. Pada uji Titrasi, larutan Na2HPO4 yang telah diukur ph nya, Kemudian lakukan titrasi dengan menambahkan larutan NaH2PO4 sedikit demi sedikit sambil mengukur perubahan ph sampai tercapai ph yang diinginkan, saat terjadi perubahan ph yang diinginkan, catat volume larutan NaH2PO4 yang telah dicampurkan. 7. Otomatik Stirrer tetap dinyalakan agar larutan tercampur secara homogen. 2

Hasil: 1. ph larutan 0,25M Natrium Monohidrogen Fosfat (Na2HPO4) yang telah dibuat minggu lalu yaitu 8,36. 2. ph larutan 0,25M Natrium Dihidrogen Fosfat (NaH2PO4) yang telah dibuat minggu lalu yaitu 5,03 Tabel 1. Hasil Pembuatan Buffer Dihidrogen Fosfat ph Tujuan Volume 0,25M Na2HPO4 Volume 0,25M NaH2PO4 Volume 0,125M buffer fosfat yang disiapkan 6,3 40 ml 113 ml 306 ml 6,8 40 ml 38 ml 156 ml 7,0 40 ml 20 ml 120 ml 7,5 40 ml 8 ml 96 ml 7,8 40 ml 4 ml 88 ml Grafik 1. Penambahan Volume Larutan 0,25 M NaH2PO4 Terhadap Perubahan ph Buffer Dihidrogen Fosfat. 120 100 80 60 Series1 40 20 0 7.8 7.5 7 6.8 6.3 3

Dalam percobaan pembuatan buffer dihidrogen fosfat ini, larutan Na 2 HPO 4 bertindak sebagai larutan yang dititrasi sedangkan NaH 2 PO 4 sebagai larutan pentitrasi. Untuk mengetahui volume 0,125 M Buffer dihidrogen Fosfat yang disiapkan dapat dihitung menggunakan rumus V2 = V1xC1/C2 di mana nantinya akan diencerkan menggunakan akuades hingga sejumlah V2 yang didapat. 1. pada ph 7,8 : V2 = (40+4)x0,25/0,125 = 88 ml 2. pada ph 7,5 : V2 = (40+8) x 0,25/0,125 = 96 ml 3. pada ph 7,0 : V2 = (40+20) x 0,25/0,125 = 120 ml 4. pada ph 6,8 : V2 = (40+38) x 0,25/0,125 = 156mL 5. pada ph 6,3 : V2 = (40+113) x 0,25/0,125 = 306 ml Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan larutan NaH2PO4 maka ph pada larutan Na2HPO4 akan menurun. Dimana ph awal sebesar 8,36 dengan penambahan 4 ml NaH2PO4 ph larutan Na2HPO4 menjadi 7,8. Pada grafik juga ditunjukkan bahwa pada saat ph diturunkan menjadi 6,3, volume penambahan larutan NaH2PO4 dibutuhkan sangat banyak yaitu sebanyak 113 sehingga volume 0,125 buffer fosfat yang disiapkan juga sangat banyak.. Hal ini disebabkan untuk menurunkan ph Na2HPO4 agar lebih bersifat asam dibutuhkan larutan NaH2PO4 yang lebih banyak agar ph larutan Na2HPO4 dapat turun. Sistem buffer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) yang merupakan pemberi hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO42-) yang merupakan penerima hidrogen (basa). Kedua-duanya ion tersebut berada dalam keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis sebagai rumus berikut: H2PO4- H+ + HPO42- Ketika ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat, keseimbangan yang di atas akan ke arah kiri (yaitu, ion H+ yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin alkali (basa) keseimbangan yang di atas akan ke arah kanan (yaitu, ion OH- yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen dan menghasilkan air). Sehingga dapat disimpulkan semakin banyak NaH2PO4 yang ditambahkan, maka semakin asam suatu larutan. Dan semakin banyak Na2HPO4 yang di tambahkan maka semakin basa suatu larutan. 4

II. PENGENCERAN a. Perhitungan Pengenceran dan Konsentrasi. Menggunakan larutan glukosa 5 % dan volume yang diinginkan pada tabung reaksi yaitu 2 ml. Tabung I. 1:10 larutan 5% glukosa = 1/11 x 2 ml = 0,18 ml glukosa 5% + 1,82 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,18/2 = 0,45 % Tabung II. 2:3 larutan 5% glukosa = 2/5 x 2 ml = 0,8 ml glukosa 5% + 1,2 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,8/2 = 2 % Tabung III. 0,1X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 ml = 0,2 ml glukosa + 1,8 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,2/2 = 0,5 % Tabung IV. 0,01X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 ml = 0,2 ml tabung III (0,1X larutan 0,5% glukosa) + 1,8 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,5 x 0,2/2 = 0,05 % Tabung V. 0,001X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 ml = 0,2 ml tabung IV (0,01X larutan 0,05% glukosa) + 1,8 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,05 x 0,2/2 = 0,005 % Tabung VI. 0,3X larutan 5% glukosa = 1/3 x 2 ml = 0,67 ml glukosa 5% + 1,33 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,67/2 = 1,675 % Tabung VII. 0,03X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 ml = 0,2 ml tabung VI (0,3X larutan 1,675% glukosa) + 1,8 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 1,675 x 0,2/2 = 0,1675 % Tabung VIII. 0,003X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 ml = 0,2 ml tabung VII (0,03X larutan 0,1675% glukosa) + 1,8 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,1675 x 0,2/2 = 0,01675 % Tabung IX. Faktor 2 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 ml = 1 ml glukosa 5% + 1 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 1/2 = 2,5 % 5

Tabung X. Faktor 4 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 ml = 1 ml tabung IX (faktor 2 larutan 2,5% glukosa) + 1 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 2,5 x 1/2 = 1,25 % Tabung XI. Faktor 8 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 ml = 1 ml tabung X (faktor 4 larutan 1,25% glukosa) + 1 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 1,25 x 1/2 = 0,625 % Tabung XII. Faktor 16 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 ml = 1 ml tabung XI (faktor 8 larutan 0,625% glukosa) + 1 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,625 x 1/2 = 0,3125 % Tabung XIII. Faktor 32 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 ml = 1 ml tabung XI (faktor 16 larutan 0,3125% glukosa) + 1 ml akuades. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,3125 x 1/2 = 0,15625 % b. Prosedur Kerja Pengenceran Dengan Reaksi Benedict - Sediakan 12-15 tabung reaksi dan diberi angka dengan spidol sesuai dengan pengenceran yang diatas. - Masukkan 2,5 ml reagensia benedict ke dalam setiap tabung reaksi, kemudian tambahkan 8 tetes larutan glukosa yang telah diencerkan. - Dikocok larutan yang ada di dalam tabung reaksi agar larutan homogen, kemudian dimasukkan semua tabung reaksi ke dalam water bath dengan air yang mendidih selama 5 menit. - Setelah 5 menit, keluarkan dan biarkan dingin lalu perhatikan warna larutan dan endapannya (jika ada). - Isi hasil interpretasi warna yang diperoleh ke dalam tabel 2. 6

c. Hasil Gambar 1. Tabung reaksi yang berisi 2,5ml benedict dan 8 tetes larutan glukosa 5 % yang telah diencerkan. Gambar 2. Tabung reaksi yang berisi 2,5ml benedict dan 8 tetes larutan glukosa 5 % yang telah diencerkan, setelah dipanaskan dan dibiarkan dingin. 7

Tabel 2. Hasil Pengenceran Stok Glukosa Tabung Pengenceran 5% glukosa Konsentrasi yg diprediksikan Hasil pemeriksaan Benedict (warna) Interpretasi hasil sesuai atau tidak dengan konsentrasi yg diprediksikan 1 1:10 0,45 % ++++ Tidak sesuai 2 2:3 2 % ++++ Sesuai 3 0,1X 0,5 % + Sesuai 4 0,01X 0,05 % + Sesuai 5 0,001X 0,005 % - Tidak Sesuai 6 0,3X 1,675 % ++++ Tidak sesuai 7 0,03X 0,167 % ++ Tidak sesuai 8 0,003X 0,016 % - Tidak Sesuai 9 Faktor 2 2,5 % ++++ Sesuai 10 Faktor 4 1,25 % ++++ Tidak sesuai 11 Faktor 8 0,625 % +++ Tidak sesuai 12 Faktor 16 0,3125 % +++ Tidak sesuai 13 Faktor 32 0,15625 % ++ Tidak sesuai Interpretasi: Warna Penelitian Kadar kh Biru jernih Hijau/Kuning Hijau Kuning/Kuning Kehijauan Jingga Merah (ada endapan) Negatif + ++ +++ ++++ 0 <0,5 % 0,5 1,0 % 1,0 2,0 % >2,0 % 8

Kesimpulan: 1. Pada saat melakukan pengenceran larutan stok harus diperhatikan dengan baik jumlah larutan stok yang akan diambil untuk diencerkan agar didapatkan pengenceran yang sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pada saat melakukan interpretasi pemeriksaan dengan larutan benedict didapatkan beberapa tabung yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal misalnya : konsentrasi larutan glukosa yang terlalu rendah (0,005% dan 0,016%) sehingga perubahan warna larutan benedict ataupun endapan tidak memberikan hasil yang terlalu signifikan, proses pembuatan larutan benedict yang tidak baik seperti adanya kesalahan dalam penimbangan bahan atau kesalahan dalam pengadukan dalam membuat larutan benedict maupun temperatur yang kurang sesuai di dalam waterbath dapat mempengaruhi interpretasi hasil akhir. 3. Banyaknya hasil pemeriksaan benedict yang tidak sesuai dengan interpretasi (konsentrasi) disebabkan pada saat menambahkan glukosa ke tiap tabung, tips mikropipet tidak diganti ataupun dibilas dengan akuades sehingga sebagian glukosa masih ada di tips dan mempengaruhi konsentrasi / pengenceran pada tiap tabung sehingga hampir semua tabung tidak sesuai dengan perhitungan konsentrasi dengan perubahan warna yang terjadi. 4. Kesalahan yang terjadi yang mengakibatkan banyaknya tidak sesuai mungkin dikarenakan tabung dimasukkan ke waterbath dengan suhu yang tidak optimal untuk pemanasan, bisa juga tabung terlalu lama di dalam waterbath tidak sesuai dengan yang dianjurkan. 5. Yang membuat larutan benedict mengalami perubahan warna adalah banyaknya glukosa yang tereduksi oleh larutan benedict membentuk endapan CuO. 6. Pemeriksaan konsentrasi glukosa menggunakan larutan benedict tidak bersifat kuantitatif dimana larutan yang telah dibuat tidak dapat diketahui dengan pasti konsentrasinya. 9

Saran: 1. Fasilitas pendingin ruangan (AC) disediakan dalam ruangan laboratorium dan aliran kran air diperbaiki agar kegiatan praktikum dapat dilakukan dengan nyaman dan bersih. 2. Dengan adanya AC untuk percobaan yang menggunakan suhu ruangan dapat tercapai dengan baik. 3. Untuk praktikum selanjutnya agar dapat dilakukan penambahan alat-alat supaya para praktikan dapat mengerjakan praktikum masing-masing di mejanya tanpa harus menunggu praktikan yang lain selesai terlebih dahulu agar dapat lebih optimalkan waktu kegiatan praktikum. 4. Sebaiknya laboran memperagakan terlebih dahulu melakukan percobaan sebagai contoh awal ke praktikan, dan sebaiknya laboran tidak 1 orang saja. 10