PEMANFAATAN DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Ag DAN Cu PADA LIMBAH INDUSTRI PERAK DI KOTAGEDE YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

ANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

POTENSI ARANG AKTIF MENGGUNAKAN AKTIVATOR

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Zn 2+ DAN SO 4 2- DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Cu 2+

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

POTENSI ARANG AKTIF CANGKANG BUNGA PINUS SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H2SO4 DALAM LARUTAN

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

ANALISA SIFAT ADSORPSI LOGAM BERAT PADA ECENG GONDOK DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ELEKTROPLATING

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Kontak Pada Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Karbon Aktif Tongkol Jagung Untuk Menurunkan BOD dan COD

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

PEMBUATAN ADSORBEN DARI CANGKANG KERANG BULU YANG DIAKTIVASI SECARA TERMAL SEBAGAI PENGADSORPSI FENOL SKRIPSI

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

PEMANFAATAN ADSORBEN JERAMI PADI YANG DIAKTIVASI DENGAN HCl UNTUK MENYERAP LOGAM Zn (II) DARI LIMBAH ELEKTROPLATING SKRIPSI WINDY TOBING

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB III METODE PENELITIAN

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Mn 2+ DAN NO 3 DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN

POTENSI ARANG AKTIF DAUN DAN RANTING AKASIA (Acacia mangium Willd.) SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP ION Pb(II)

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

POTENSI ARANG AKTIF BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

Indo. J. Chem. Sci. 6 (1) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI ADSORBAN LOGAM Cu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman ISSN ADSORPSI BESI DAN BAHAN ORGANIK PADA AIR GAMBUT OLEH KARBON AKTIF KULIT DURIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Penentuan Massa dan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Karbon Aktif dari Ampas Tebu sebagai Adsorben Logam Berat Pb

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

BAB III METODE PENELITIAN

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

LAPORAN AKHIR. PERBANDINGAN KARBON AKTIF DARI AMPAS TEBU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Cu PADA LIMBAH TUMPAHAN MINYAK MENTAH (CRUDE OIL)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. TEAM PENGUJI SIDANG SKRIPSI... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACK... v. KATA PENGANTAR...

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat kehidupan tidak satupun makhluk hidup di kehidupan ini

PENYISIHAN KONSENTRASI COD LIMBAH CAIR DOMESTIK SISTEM BATCH MENGGUNAKAN ADSORBEN FLY ASH BATUBARA. *

Transkripsi:

PEMANFAATAN DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Ag DAN Cu PADA LIMBAH INDUSTRI PERAK DI KOTAGEDE YOGYAKARTA Ardi Yuli Wardani dan Winda Nirmala Mahasiswa FMIPA Abstract This research aims to determine the characteristics, the adsorption and the influence of the adsorbent from the leaves of pineapple (Ananas comosus) on the adsorption of metal Ag and Cu. The study is a basic experimental research. The subject the research is carbon from the pineapple leaves activated by the HCl 15% with a 24 hour immersion time. This research involved three steps. They are making carbon activated from pineapple leaves, characterizing the activated carbon and determine the adsorption towards Ag and Cu metal in the waste water of silver electroplating industry in Kotagede. The object of the research is the ability of the adsorbent from the pineapple (Ananas comosus) leaves for Cu and Ag adsorbs metals from the waste water of the silver industries in the town. The independent variable used is the amount of activated carbon, namely 0.5, 1.0, 1.5, 2.0 and 2.5 grams per 100 ml of liquid waste. Time and ph on the adsorption were carried out under optimum conditions, the contact time of 24 hours and at ph 2. The characterization of the activated carbon used the parameters of the water content, ash and absorption of I2. The adsorption was determined by comparing the concentrations of Cu and Ag before and after the adsorption. The research findings showed that the activated carbon from the pineapple (Ananas comosus) leaves consisted of 0.6% of moisture content, 3.2% of ash content and the absorption of I2 73.67%. For Cu the optimum adsorption was obtained in the adsorbent mass of 2 gram/100 ml with the adsorption power of 69.07% and for Ag the optimum adsorption was obtained in the adsorbent mass of 1.5/100 ml with the adsorption power of 74.56%. The increase in mass of adsorbent increased the adsorption power. Key words: adsorbents, pineapple leaf, liquid waste PENDAHULUAN Segala bidang industri, dewasa ini berkembang semakin pesat, tidak terkecuali perkembangan industri penyepuhan (elektroplating) perak di sentra industri perak Kotagede, yang merupakan salah satu Potensi Asli Daerah (PAD) kota Yogyakarta. Akan tetapi, perkembangan ini menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah industri. Limbah cair merupakan hasil buangan dari industri penyepuhan perak di Kotagede. Limbah cair ini mengandung logam-logam berat, seperti Tembaga (Cu) dan Perak (Ag). Limbah Ag berasal dari hasil pembuangan larutan elektrolit AgNO 3 yang dipakai untuk 89

PELITA, Volume VII, Nomor 1, April 2012 penyepuhan perak. Sedangkan limbah Cu, muncul dari pencelupan dengan menggunakan HCl yang bersifat asam dan berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran yang menempel pada perak setelah proses penempaan. Hal ini dilakukan supaya perak berwarna cemerlang. CuCl 2 yang terlarut pada proses ini akhirnya lolos ke perairan dan menimbulkan pencemaran. Menurut Giyatmi (2008), kadar Cu dan Ag pada limbah cair industri penyepuhan logam berturut-turut adalah 11,547 ppm dan 0,052 ppm. Angka ini telah melampaui ambang batas maksimal. Jika hal ini dibiarkan maka limbah cair tersebut akan mencemari sungai maupun meresap ke tanah sehingga mempengaruhi kualitas air sumur warga. Cu dan Ag adalah logam berat yang tidak dapat terurai secara alami, maka sangat berbahaya bagi manusia. Untuk itu, diperlukan pengolahan limbah cair dari industri penyepuhan perak tersebut, sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Cara yang dapat digunakan adalah menggunakan adsorben logam berat. Salah satu adsorben yang dapat dipakai adalah daun nanas (Ananas comosus). Selama ini, pemanfaatan tanaman ini hanya sebatas pada buahnya saja, sedangkan daun nanas (Ananas comosus) relatif belum banyak diolah. Untuk 2-3 kali panen, tanaman ini harus diganti dengan tanaman nanas (Ananas comosus) baru, sehingga banyak limbah daun nanas (Ananas comosus) yang dihasilkan. Daun nanas (Ananas comosus) banyak mengandung bahan kima, salah satunya sellulosa. Menurut Handayani (2010), kandungan sellulosa dalam daun nanas (Ananas comosus) sebesar 69,6-71%. Kandungan sellulosa yang tinggi pada serat daun nanas dapat dijadikan adsorber limbah logam berat, karena struktur rongga dalam sellulosa dapat mengadsorbsi logam berat Cu dan Ag. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : (1) bagaimana karakteristik adsorben yang dihasilkan dari daun nanas (Ananas comosus); (2) berapa daya adsorbsi adsorben dari daun nanas (Ananas comosus) terhadap logam Cu dan Ag; (3) bagaimana pengaruh jumlah/luas permukaan adsorben dari daun nanas (Ananas comosus) terhadap logam Cu dan Ag yang teradsorbsi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik adsorben yang dihasilkan dari daun nanas (Ananas comosus); (2) mengetahui daya adsorbsi adsorben dari daun nanas (Ananas comosus) terhadap logam Cu dan Ag; (3) mengetahui pengaruh jumlah/luas permukaan adsorben dari daun nanas (Ananas comosus) terhadap logam Cu dan Ag yang teradsorbsi. Manfaat yang diharapkan dari hasil poenelitian ini adalah memberikan alternatif pengolahan limbah perkebunan berupa adsorben dari serat daun nanas (Ananas comosus) sebagai penanggulangan dampak lingkungan akibat limbah industri perak di Kotagede, Yogyakarta. 90

Pemanfaatan Daun Nanas (ananas comosus) sebagai Adsorben Logam Ag dan Cu pada Limbah Industri Perak di Kotagede Yogyakarta METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen pengembangan yaitu mengembangkan suatu bioadsorben dari daun nanas (Ananas comosus) untuk limbah cair industri perak di Kotagede. Subjek dari penelitian ini adalah daun nanas (Ananas comosus) dan objek dari penelitian ini adalah kemampuan adsorben dari daun nanas (Ananas comosus) untuk mengadsorbsi logam Cu dan Ag dari limbah cair industri perak di Kotagede. Variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini adalah berbagai variasi jumlah/luas permukaan bioadsorben daun nanas (Ananas comosus), dengan variabel terikat konsentrasi logam Cu dan Ag yang teradsorbsi oleh bioadsorben dan variabel kontrol konsentrasi logam Cu dan Ag dalam limbah cair sebelum diadsorbsi, jumlah sampel, waktu adsorbsi, ph dan suhu. Penelitian dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pembuatan arang aktif (adsorben) dari daun nanas (Ananas comosus), karakterisasi arang aktif dari daun nanas (Ananas comosus) dan penentuan daya adsorbsi terhadap ion logam Ag dan Cu dalam limbah cair industri perak di Kotagede. Pembuatan arang aktif dilakukan dengan menyangrai daun nanas (Ananas comosus) kering hingga terbentuk arang. Selanjutnya arang ini dihaluskan hingga kehalusan 50 mesh dan diaktivasi dengan larutan HCl 15% selama 24 jam. Selanjutnya arang aktif disaring dan dicuci dengan akuades hingga netral dan dioven pada suhu 110 o C selama 2 jam. Tahap kedua adalah karakterisasi arang aktif yang meliputi kadar air, kadar abu dan daya serap terhadap I 2. Untuk uji kadar air, sebanyak 1 gram arang aktif dioven pada suhu 100 o C selama 1 jam dan ditimbang dan dilakukan pengulangan sampai berat konstan. Pengujian kadar abu dilakukan dengan mengabukan 1 gram arang aktif di dalam muffle furnace selama 1 jam pada suhu 900 o C. Pengujian daya serap terhadap I 2 dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram arang aktif dan tambahkan 50 ml larutan iodium 0,1 N dan diaduk selama 15 menit (larutan 1). Selanjutnya, menyaring dan memipet 2mL filtrat, tambahkan 9 ml air suling dan titrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N. Tahap ketiga, yaitu penentuan daya adsorbsi terhadap ion logam Ag dan Cu dalam limbah cair industri perak di Kotagede dilakukan dengan cara mencampurkan 100 ml limbah cair dengan variasi massa adsorben, yaitu 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 gram lalu didiamkan selama 24 jam pada ph 2. Kadar Ag dan Cu diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian tentang adsorbsi logam Ag dan Cu dari limbah cair industri perak di Kotagede, Yogyakarta menggunakan adsorben dari daun nanas (Ananas comosus) telah dilakukan. Pada tahap pertama dilakukan uji kualitatif terhadap sampel. 91

PELITA, Volume VII, Nomor 1, April 2012 Sampel sebanyak 6 buah dari 6 titik pengambilan masing-masing dilakukan pengujian dengan penambahan HCl dan larutan KI. Uji coba tentang adanya ion logam Cu dan Ag memberikan hasil positif. Untuk memastikan adanya ion logam tersebut, sampel selanjutnya dicampur dan diperoleh ph campuran 5,2. Dari pengukuran dengan menggunakan AAS (Atomic Absorbance Spectrofotometer), diperoleh data kadar Cu 12,2145 ppm dan kadar Ag 0,5114 ppm. Tahap selanjutnya adalah membuat arang aktif. Arang aktif dibuat dengan pirolisis pada suhu 600-900 o C. Pirolisis dilakukan dengan menyangrai di atas nyala api hingga terbentuk arang. Selanjutnya dihaluskan dan diayak dengan ayakan 50 mesh dan dilakukan aktivasi dengan HCl 15%. Penghalusan arang sampai kehalusan 50 mesh ini bertujuan untuk memperluas permukaan dari adsorben sehingga maningkatkan daya adsorbsinya. Arang aktif ini selanjutnya dicuci dengan akuades, sampai air cucian netral dan dikeringkan dalam oven suhu 100 o C selama 1 jam. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil karakterisasi arang aktif seperti dalam Tabel 1. Dari data tersebut, diperoleh bahwa kadar air dan kadar abu sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh SNI No. 06-3730- 1995, sedangkan daya serap terhadap I 2 masih di bawah standar SNI. Hal ini akan berakibat pada efektivitas penyerapan terhadap ion logam. Parameter daya serap terhadap I 2 ini belum mencapai nilai minimal yang dipersyaratkan disebabkan pada proses aktivasi arang aktif. Pada penelitian ini prosedur aktivasi diadopsi dari hasil penelitian lain. Untuk mendapatkan daya serap maksimal, dapat dilakukan optimasi prosedur aktivasi terlebih dahulu sehingga diperoleh parameter prosedur aktivasi arang aktif dari daun nanas (Ananas comosus). Selanjutnya dilakukan perlakuan terhadap sampel. Dilakukan variasi penambahan arang aktif sebanyak 0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 gram per 100 ml limbah cair dengan waktu kontak 24 jam dan ph 2. Selanjutnya campuran disaring dan filtrat diukur dengan AAS kadar Cu dan Ag. Setelah pengukuran diperoleh data seperti dalam Tabel 2. 92 No Parameter Satuan SNI No. 06 3730 1995 Arang Aktif dari Daun Nanas 1. Kadar air % Max 4,4 0,6 2. Kadar abu % Max 10 3,2 3. Daya serap terhadap I2 Tabel 1. Hasil karakterisasi arang aktif mg/g Min 750 736,7

Pemanfaatan Daun Nanas (ananas comosus) sebagai Adsorben Logam Ag dan Cu pada Limbah Industri Perak di Kotagede Yogyakarta Tabel 2. Kadar Cu dan Ag setelah adsorbsi No Adsorben Berdasarkan data dari Logam World Cu Bank yang Logam Ag Kode dikutip (gram/100 oleh Widjajanti (2008) tentang efluen Sampel dari industria electroplating, Kadar ambang % batas Kadar % ml) yang diijinkan untuk (ppm) Cu adalah Adsorbsi 0,5 ppm dan (ppm) Adsorbsi 1 A untuk Ag 00,1 ppm. 22,729 Dari hasil penelitian - ini, 0,172 diperoleh bahwa kandungan Cu dalam - 2 B sampel 0,5 limbah cair 15,298 penyepuhan 32,694 perak 0,086 Kotagede adalah 22,729 ppm. Nilai ini jauh 49,903 3 di atas ambang batas yang diijinkan. Kadar C 1,0 13,234 41,773 0,049 Ag dalam sampel limbah cair penyepuhan 71,262 perak Kotagede adalah 0,172 ppm. Nilai ini 4 D 1,5 10,448 54,032 0,044 74,563 juga melampaui ambang batas yang diijinkan. Grafik 1. Adsorbsi terhadap Ag dan Cu Selanjutnya, setelah dilakukan perlakuan 5 E dengan adsorben 2,0 arang 7,030 aktif dari 69,070 daun nanas 0,066 61,553 6 (Ananas comosus) terjadi penurunan kadar F cemaran 2,5 Cu dan Ag 8,681 secara segnifikan. 61,805 Daya0,049 71,456 adsorbsi dari adsorben ini dialurkan dalam grafik sebagai berikut. 93

PELITA, Volume VII, Nomor 1, April 2012 Hasil tersebut menunjukkan, daya adsorbsi tertinggi Ag diperoleh pada jumlah adsorben 1,5 gram/100 ml limbah cair dengan nilai daya adsorbsi 74,563% dan kadar Ag setelah adsorbsi 0,044 ppm. Dari hasil adsorbsi ini sudah sesuai dengan ambang batas maksimal yang diijinkan yaitu 0,1 ppm, sehingga parameter Ag sudah layak. Untuk Cu, daya adsorbsi tetinggi pada jumlah adsorben 2,0 gram/100 ml limbah cair dengan daya adsorbsi 69,070% dan kadar Cu setelah adsorbsi 7,030 ppm. PEMBAHASAN Pembuatan Adsorben dari Daun Nanas Arang aktif dibuat dengan pirolisis pada suhu 600-900 o C. Pirolisis dilakukan dengan menyangrai di atas nyala api hingga terbentuk arang. Selanjutnya dihaluskan dan diayak dengan ayakan 50 mesh dan dilakukan aktivasi dengan HCl 15%. Penghalusan arang sampai kehalusan 50 mesh ini dimaksudkan untuk memperluas permukaan dari adsorben sehingga maningkatkan daya adsorbsinya. Arang aktif ini selanjutnya dicuci dengn akuades sampai air cucian netral dan dikeringkan dalam oven suhu 100 o C selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan perlakuan terhadap sampel. Karakterisasi Arang Aktif dari Daun Nanas Karakterisasi arang aktif meliputi kadar air, kadar abu dan daya serap terhadap I 2. Untuk uji kadar air, sebanyak 1 gram arang aktif dioven pada suhu 100 o C selama 1 jam dan ditimbang dan dilakukan pengulangan sampai berat konstan. Pengujian kadar abu dilakukan dengan mengabukan 1 gram arang aktif di dalam muffle furnace selama 1 jam pada suhu 900 o C. Pengujian daya serap terhadap I 2 dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram arang aktif dan tambahkan 50 ml larutan iodium 0,1 N dan diaduk selama 15 menit (larutan 1). Menyaring dan memipet 2 ml filtrat, tambahkan 9 ml air suling dan titrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N. Dari tabel 1 diperoleh bahwa kadar air dan kada abu sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh SNI No. 06-3730-1995, sedangkan daya serap terhadap I 2 masih di bawah standar SNI. Hal ini akan berakibat pada efektivitas penyerapan terhadap ion logam. Parameter daya serap terhadap I 2 ini belum mencapai nilai minimal yang dipersyaratkan. Ini disebabkan oleh proses aktivasi arang aktif. Pada penelitian ini prosedur aktivasi diadopsi dari hasil penelitian lain. Untuk mendapatkan daya serap maksimal, dapat dilakukan optimasi prosedur aktivasi terlebih dahulu sehingga diperoleh parameter prosedur aktivasi arang aktif dari daun nanas (Ananas comosus). Penentuan Daya Adsorbsi terhadap Ion Logam Ag dan Cu Penentuan daya adsorbsi terhadap ion logam Ag dan Cu dalam limbah cair industri perak di Kotagede dilakukan dengan cara mencampurkan 100 ml limbah cair dengan variasi massa adsorben, yaitu 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 gram lalu didiamkan selama 24 jam pada ph 2. Kadar Ag dan Cu diukur dengan 94

Pemanfaatan Daun Nanas (ananas comosus) sebagai Adsorben Logam Ag dan Cu pada Limbah Industri Perak di Kotagede Yogyakarta menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Dari tabel 2 diperoleh bahwa kandungan Cu dalam sampel limbah cair penyepuhan perak Kotagede adalah 22,729 ppm. Nilai ini jauh di atas ambang batas yang diijinkan. Kadar Ag dalam sampel limbah cair penyepuhan perak Kotagede adalah 0,172 ppm. Nilai ini juga melampaui ambang batas yang diijinkan. Selanjutnya setelah dilakukan perlakuan dengan adsorben arang aktif dari daun nanas (Ananas comosus) terjadi penurunan kadar cemaran Cu dan Ag secara signifikan. Dari hasil adsorbsi belum sesuai dengan ambang batas maksimal yang diijinkan yaitu 0,5 ppm, sehingga dari parameter Cu belum layak. Hal ini disebabkan oleh proses aktivasi yang kurang sempurna sehingga pori-pori penjerap yang dimiliki oleh arang aktif dari daun nanas Ananas comosus) belum membuka secara maksimal. Mekanisme adsorbsi oleh arang aktif adalah penjeraban molekul ion logam dalam pori-pori dari arang aktif sehingga dapat terpisah dari cairannya. Sehingga jika pori-pori adsorben ini belum terbuka secara sempurna, daya adsorbsinya juga akan berkurang. Pada penerapan di lapangan hal ini dapat diatasi dengan melakukan adsorbsi berulang hingga kadar Cu dalam limbah cair tidak melebihi ambang batas yang diijinkan. SIMPULAN Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karbon aktif dari daun Nanas (Ananas comosus) memiliki kadar air 0,6%, kadar abu 3,2% dan daya serap terhadap I 2 73,67%. Untuk logam Cu adsorbsi optimum diperoleh pada massa adsorben 2 gram/100 ml dengan daya adsorbsi 69,07% dan untuk logam Ag adsorbsi optimum diperoleh pada massa adsorben 1,5 gram/100 ml dengan daya adsorbsi 74,56%. Kenaikan massa adsorben memiliki kecenderungan meningkatkan daya adsorbsi. DAFTAR PUSTAKA Andaka, Ganjar. 2008. Penurunan Kadar Tembaga pada Limbah Cair Industri Kerajinan Perak dengan Presipitasi menggunakan Natrium Hidroksida. Jurnal Teknologi. Vol. 1, Nomor 2. Artati, E.K., dkk. 2009. Pengaruh Konsentrasi Larutan Pemasak pada Proses Delignifikasi Eceng Gondok dengan Proses Organosolv. Ekuilibrium. Vol. 8, Nomor 1. Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI No. 06-3730-1995. Jakarta: BSN. Giyatmi, dkk. 2008. Penurunan Kadar Cu,Cr dan Ag Dalam Limbah Cair Industri Perak di Kotagede detelah Diadsorpsi dengan Tanah Liat dari Daerah Godean. Jurnal Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176. Handayani, Aries Wiwit. 2010. Penggunaan Selulosa Daun Nanas sebagai Adsorben Logam Berat Cd(II). Surakarta: Skripsi UNS. 95

Istiyono, Edi, dkk. 2008. Pengelolaan Limbah Industri Penyepuhan Logam Perak (Elektroplating) di Lingkungan Pengrajin Perak Kecamatan Kotagede. Yogyakarta: E-prints UNY. Salamah, Siti. 2008. Pembuatan karbon Aktif dari Kulit Buah Mahonidengan Perendaman Larutan KOH. Prosiding Seminar nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia dan Tekstil. Sani. 2011. Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 5, Nomor 2. Tarmansyah, Umar. 2007. Pemanfaatan Serat Rami untuk Pembuatan Selulosa. Jakarta: Puslitbang Dephan. PELITA, Volume VII, Nomor 1, April 2012 96