UPAYA PENGEMBANGAN SERTA PROSEDUR PERMOHONAN DESAIN INDUSTRI KERAJINAN KAYU DI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong

PENDAFTARAN MEREK : I

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

DESAIN INDUSTRI DAN DTLST

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan. pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

BAB I PENDAHULUAN. yang didalamnya menyangkut TRIPs Agreement (Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PELAKSANAAN PENGAWASAN KEMETROLOGIAN TERHADAP PENGUSAHA-PENGUSAHA YANG MELAKUKAN KECURANGAN ALAT UKUR DI BALI. Oleh: Made Ayu Diah Yupita Dewi

IMPLEMENTASI PENILAIAN KEBARUAN DAN PRINSIP ITIKAD BAIK DALAM PERLINDUNGAN DESAIN INDUSTRI

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENDESAIN SEBAGAI PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 301 K/Pdt.

PENDAFTARAN KEMBALI HAK MEREK BARANG INDIKASI GEOGRAFIS

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK MELALUI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DI WILAYAH PROPINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK EKSKLUSIF PEMILIK MEREK DI INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN MEREK DALAM BENTUK PERJANJIAN LISENSI

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

PEMBATALAN DESAIN INDUSTRI KARENA ALASAN MEMPUNYAI PERSAMAAN PADA POKOKNYA DEWI SUSIANA ABSTRACT

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KARYA CIPTA MUSIK

DESAIN INDUSTRI. Pendesain: seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri.

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

RGS Mitra 1 of 19 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN PASAL 54 UU NO. 31 TAHUN Oleh : Fingly Kumontoy 2

PENGATURAN PENGGUNAAN DESAIN YANG SAMA PADA PRODUK MOBIL YANG MEREKNYA BERBEDA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu pelanggaran.

BAB I PENDAHULUAN. Negara sebagai salah satu subjek hukum Internasional membawa

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Oleh Rosia Luckyani Sidauruk Ngakan Ketut Dunia Dewa Gde Rudy Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Pokok Bahasan: pengertian desain industri, objek dan subjek desain industri, perolehan hak desain industri

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan

KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN PENDAFTARAN DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI dan DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Hak Desain Industri

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

KATEGORI DESAIN INDUSTRI YANG DAPAT DILINDUNGI 1) Jabal Nur 2) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia modern saat ini, hak kekayaan intelektual, atau yang disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Komputindo, hal.2. 1 Sudarmanto, 2012, KI & HKI serta Implementasinya bagi Indonesia, Jakarta: PT Elex Media

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Le

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas, kemajuan sektor perdagangan sangat erat kaitannya

BUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hak Paten Sebagai Objek Jaminan Kebendaan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI DARI PRAKTEK DUMPING

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

PENGATURAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN HAK CIPTA BERBASIS ONLINE

PENGATURAN HASIL KARYA INTELEKTUAL ATAS LAYANGAN JANGGAN SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL KE DALAM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

DAFTAR PUSTAKA. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. produk barang/jasa satu dengan yang lainnya. Dengan merek konsumen lebih mudah

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

POTENSI PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI FILE SHARING

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

EFEKTIVITAS PENDAFTARAN CIPTAAN TERHADAP KARYA CIPTA SENI PATUNG DI DESA JAGAPATI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG

V. SIMPULAN. Pertanian RI yang berperan melakukan pengawasan dan pengelolaan PVT. Pusat PVT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

Transkripsi:

UPAYA PENGEMBANGAN SERTA PROSEDUR PERMOHONAN DESAIN INDUSTRI KERAJINAN KAYU DI BALI Oleh: Ida Ayu Urmila Dewi Manuaba I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Industrial design in this era of globalization, especially in Bali has a very important role because it can create a product that can provide a big advantage in the field of industry and trade. Purpose of this paper is to investigate the development efforts of wooden handicrafts and industrial design application procedure in Bali wood craft. This study uses empirical type of research that the juridical conceptualize an empirical phenomenon that can be observed in real life. Conclusion of this paper is the design development efforts wood craft industry is to improve aspects of production and marketing aspects in the country or abroad as well as industrial design application for wood crafts can be submitted in writing to the Indonesian Directorate General of Intellectual Property Rights. Keywords: Development, Petition, Industrial Design, Woodcraft ABSTRAK Desain industri di era globalisasi ini khususnya di Bali sangat mempunyai peranan penting karena dapat terciptanya suatu produk yang bisa memberi keuntungan besar di bidang perindustrian dan perdagangan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya pengembangan kerajinan kayu dan prosedur permohonan desain industri kerajinan kayu di Bali. Penulisan ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yakni dengan mengonsepkan suatu gejala empiris yang dapat diamati dalam kehidupan nyata. Kesimpulan hasil dari penulisan ini adalah upaya pengembangan desain industri kerajinan kayu yaitu dengan meningkatkan aspek produksi dan aspek pemasaran di dalam negeri ataupun diluar negeri serta permohonan desain industri kerajinan kayu dapat diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Kata kunci: Pengembangan, Permohonan, Desain Industri, Kerajinan Kayu 1

I. PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Desain Industri merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual. Desain menurut David I.Brainbridge mempunyai arti bahwa desain merupakan aspek-aspek dari atau fitur-fitur yang terdapat pada suatu barang, suatu desain bukanlah barang itu sendiri dan patut dicatat bahwa dalam hukum HKI, kata desain memiliki makna yang terbatas. 1 Kemudian Desain Industri menurut John Hesket bahwa pada dasarnya desain industri merupakan suatu proses penciptaan, penemuan, dan penentuan yang tidak terpisah dari segi-segi produksi. 2 Desain Industri menurut pengertian Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri adalah: Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, atau komoditas industri, atau kerajinan tangan. Desain industri di era globalisasi ini khususnya di Bali sangat mempunyai peran penting karena dapat terciptanya suatu produk yang bisa memberi keuntungan besar di bidang perindustrian dan perdagangan sehingga jika dapat berkembang secara pesat terus menerus akan membuat Negara ini semakin berkembang. Apalagi di Bali ini sangat banyak tersedia sumber daya alam yang dapat diciptakan sebagai karya baru yang memiliki nilai seni. Dalam prakteknya di Bali masih jarang pengrajin kayu untuk mendaftarkan hasil desain kerajinan kayu dikarenakan prosedurnya di anggap berbelit dan tidak semua pengrajin kayu mengetahui cara untuk mendaftarkan permohonan perlindungan desain industri. Berdasarkan uraikan di atas penulis akan membuat karya ilmiah yang berjudul Upaya Pengembangan Serta Prosedur Permohonan Desain Industri Kerajinan Kayu Di Bali. 1 Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, Hal.49 2 John Heskett, 1986, Desain Industri, Rajawali, Jakarta, Hal.5 2

1.2.TUJUAN PENULISAN Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui upaya pengembangan kerajinan kayu dan prosedur permohonan desain industri kerajinan kayu di Bali. II. ISI MAKALAH 2.1.METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yakni dengan mengonsepkan suatu gejala empiris yang dapat diamati dalam kehidupan nyata. 3 Dalam penelitian hukum dengan aspek empiris digunakan bahan hukum sekunder yaitu: dengan data-data yang didapat dari literatur-literatur seperti buku-buku, dan pendapat para ahli, bahan hukum primer yaitu : bahan hukum yang didapat dari peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Dan juga bahan penunjang lainnya yaitu: informasi yang di dapat dari pihak-pihak yang berwenang dengan melakukan wawancara langsung. 2.2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1. Upaya Pengembangan Desain Industri Kerajinan Kayu Di Bali Dari hasil wawancara dengan Ibu Ir.Ni Made Dewi Ratni selaku Seksi Pengawasan Pengendalian dan Hak Kekayaan Intelektual di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah daerah dalam bidang perindustrian dan perdagangan, disini diungkapkan untuk mengembangkan suatu kerajinan di Bali agar lebih berkembang dan bisa menembus sektor industri semata-mata juga melihat adanya peluang besar yaitu: industri kerajinan Bali yang memiliki ciri khas yang bercorak Bali yang cukup sulit untuk di tiru oleh daerah-daerah lain dan adanya sektor pariwisata yang maju sehingga dapat meningkatkan nilai pasar. Kemudian upaya pengembangan yang dapat dilakukan yaitu: 1. Ditinjau dari aspek produksi yaitu: Meningkatkan kerjasama dengan program studi seni dan desain perguruan tinggi di Bali melalui pemanfaatan unit pelayanan desain, meningkatkan Mitra Usaha antara perajin Badan Usaha Milik Negara/Swasta dan Badan Daerah dalam rangka penyedian mesin dan peralatan, meningkatkan 3 Soetrisno Hadi, 1987, Metodologi Research, UGM, Yogyakarta, Hal.49 3

ketrampilan perajin di bidang teknis produksi, desain dan verifikasi produk melalui pelatihan, bimbingan dan penyuluhan teknis terpadu dan meningkatkan kerjasama dengan daerah penghasil bahan baku. 2. Ditinjau dari aspek pemasaran yaitu: Meningkatkan peran aktif pengusaha dalam bidang promosi dengan mengikuti pameran dalam negeri maupun luar negeri dengan dibiayai APBN maupun APBD,meningkatkan peran aktif dan kerjasama melalui sarana informasi melalui homepage, catalog/brosur maupun sarana publikasi lainnya dan meningkatkan daya saing produk antara lain dengan peningkatan kualitas produk yang dipasarkan. 2.2.2. Prosedur Permohonan Desain Industri Kerajinan Kayu Di Bali Suatu desain industri kerajinan kayu akan mendapatkan perlindungan hukum jika desain industri kerajinan kayu tersebut sudah di daftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan memiliki Sertifikat Hak Desain. Jika suatu desain industri itu belum didaftarkan, maka pendesain harus mengajukan permohonan pendaftaran dengan syarat sebagai berikut: 1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam undang-undang. 2. Permohonan harus ditandatangani oleh Pemohon atau Kuasanya. 4 3. Dalam surat Permohonan harus memuat: a. tanggal, bulan dan tahun surat permohonan; b. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan Pendesain; c. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan Pemohon; d. nama dan alamat lengkap Kuasa apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa; dan e. nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas. (Pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri) 4 Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata, 2004, Hak Atas Kekayaan Intektual (HAKI) Peraturan Baru Desain Industri, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hal.20 4

4. Permohonan harus dilampiri dengan: a. contoh fisik atau gambar foto dan uraian dari Desain Industri yang dimohonkan pendaftarannya; b. surat kuasa khusus, dalam hal Permohonan diajukan melalui Kuasa; c. surat pernyataan bahwa Desain Indutri yang dimohonkan pendaftarannya adalah milik Pemohon atau milik Pendesain. (Pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri) 5. Jika Permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu Pemohon, Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu Pemohon dengan melampirkan persertujuan tertulis dari para Pemohon lain. 6. Jika Permohonan diajukan oleh bukan Pendesain, Permohonan harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa Pemohon berhak atas Desain Industri yang bersangkutan. 5 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali yang membantu mengirimkan berkas permohonan pendaftaran hak Desain Industri kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Kemudian Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang akan menentukan apakah berkas permohonan itu diterima atau ditolak. Pemeriksaan berkas permohonan desain industri kerajinan kayu oleh pemohon akan di lakukan asas kebaruan dan yang pertama kali mengajukan permohonan itulah yang dianggap sebagai pemegang hak desain industri. Apabila permohonan pendaftaran desain industri sudah diterima oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual maka kemudian akan diproses untuk mendapatkan Sertifikat Hak Desain Industri atas karya kerajinannya tersebut. Dan jangka waktu untuk perlindungan desain industri yaitu: 10 Tahun. 5 Saidin, 2010, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal.475 5

III. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka kesimpulannya yaitu: 1. Upaya pengembangan desain industri kerajinan kayu yaitu dengan meningkatkan aspek produksi dan aspek pemasaran di dalam negeri ataupun diluar negeri. 2. Permohonan desain industri kerajinan kayu dapat diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. DAFTAR PUSTAKA H.OK. Saidin, 2010, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. John Heskett, 1986, Desain Industri, PT. Rajawali, Jakarta. Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Soetrisno Hadi, 1987, Metodologi Research, UGM, Yogyakarta. Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata, 2004, Hak Atas Kekayaan Intektual (HAKI), PT.Citra Aditya Bakti, Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. 6