PROYEK AKHIR ARSITEKTUR PAA 66 PERIODE SEMESTER GASAL, TH. 2014/2015 EXECUTIVE SUMMERY. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) Kelas B Di Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

TUGAS AKHIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SITE KARAWACI - TANGERANG. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata1(S-1)

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

DESAIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B JAKARTA SELATAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR


LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

RUMAH SAKIT ORTOPEDI PUPUK KALTIM KOTA BONTANG

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV ANALISA TAPAK

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR HANA FAZA SURYA RUSYDA FAKULTAS TEKNIK

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang Analisa Fungsi

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta

BAB III: DATA DAN ANALISA

DAFTAR ISI. Batasan pengertian judul 1

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB I. 1.1.Latar Belakang

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

TUGAS AKHIR. Bekasi Hospital and Medical Training Center. Dengan penekanan bangunan Green Building

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transkripsi:

L A M P I R A N

PROYEK AKHIR ARSITEKTUR PAA 66 PERIODE SEMESTER GASAL, TH. 2014/2015 EXECUTIVE SUMMERY RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) Kelas B Di Semarang Tema Desain Aristektur Neo - Vernakular Fokus Kajian Kajian Alur Sirkulasi pada Rumah Sakit Umum Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Disusun oleh: Yusuf Agung Ch. NIM. 10.11.0058 Dosen Ppembimbing : Ir. Albertus Sidharta Muljadinata, MT, IAI PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA Oktober 2014 1

BAB I 1.1. Latar Belakang Proyek a. Gagasan Awal Sebagai ibu kota Jawa Tengah, kota Semarang memerlukan sarana dan prasarana public yang memadai salah satunya di bidang pelayanan Kesehatan. Karena kurang pemerataan fasilitas kesehatan di daerah yang jauh dari pusat kota, sehingga diperlukan tambahan fasilitas kesehatan yang mana diarahkan pada klasifikasi Rumah Sakit Umum kelas B b. Motivasi Kepentingan Mendesak Fasilitas dan prasarana kesehatan yang dimiliki Semarang belum dapat memenuhi kebutuhan Pelayanan Kesehatan masyarakat yang jauh dari pusat kota, Kebutuhan Berdasarkan meningkatnya angka penderita sakit di Semarang dalam beberapa waktu terakhir, sehingga daerah Semarang memerlukan Rumah Sakit yang dimana Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah memerlukan Rumah Sakit Umum Kelas B. Keterkaitan Rumah sakit merupakan kegiatan institusi perlayanan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan social ekonomi masyarakat yang tetap mampu meningkatkan agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya. 1.2. Lingkup Bahasan Spesifikasi dan Pengertian Rumah Sakit Analisa pendekatan pelaku dan aktivitas Analisa tinjauan proyek sejenis Program Arsitektur Permasalahan Dominan dan penekanan Desain Penerapan Desain 2

BAB II 2.1. Tinjauan Proyek 2.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit berdasarkan jenis penyelengaraan pelayanan dibedakan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK). Dan dari segi kemampuan pelayanan rumah sakit, ketenagaan, fisik dan peralatan yang dapat disediakan dan berpengaruh pada beban kerja, yaitu rumah sakit Kelas A, B, C, dan D. 2.1.2. Latar Belakang Perkembangan Trend Latar Belakang Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Perkembangan Rumah Sakit Umum berkembang sangat pesat dari segi sarana, prasarana, fasilitas maupun teknologi. Cuaca yang ekstrim akhir akhir ini juga mempengaruhi perkembangan tingkat pelayanan, karena meningkatnya jumlah orang sakit tiap tahunnya. Trend Jenis Penyakit kini semakin bertambah, munculnya virus virus baru membuat masyarakay yang sakit semakin sukar untuk sembuh atau pulih. Sehingga sering kali rumah sakit kualahan dalam menghadapi lonjakan pasien yang jumlah selalu bertambah tiap tahunnya. 2.1.3. Sasaran Yang Akan Dicapai Membuat desain yang dapat menciptakan sirkulasi dalam maupun luar bangunan dengan baik dan juga menjadi bangunan yang tidak memberi dampak negative terhadapa lingkungan sekitar 2.2. Tinjauan Khusus 2.2.1. Kegiatan Faslitas 3

Diagram II.1. Pengelompokan Area Fasilitas Rumah Sakit Kelas B Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 2.1.3. Spesifikasi dan Persyaratan Desain 2.1.3.1. Arsitektur - Rumah sakit yang bisa memberi kesan terbuka dan berorientasi pada masyarakat setempat 2.1.3.2. Bangunan Diatur dalam peraturan pedoman teknis sarana dan prasana Rumah Sakit Kelas B 2.1.4. Study Komparasi Proyek Sejenis RSUD Tugurejo Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta yang merupakan jalur utama pantai utara Jawa antara Semarang Kendal, tepatnya pada Jalan Raya Walisongo Semarang. Secara posisi sangat strategis karena terletak pada jalur padat dengan potensi rawan kecelakaan cukup tinggi, dikelilingi oleh lingkungan pemukiman dan perumahan yang padat. RSUD Tugurejo merupakan Rumah Sakit Kelas B milik Pemerintah Provinsi Jawa 4

Tengah, yang terletak di Semarang Bagian Barat dengan kapasitas tempat tidur sejumlah 323 tempat tidur. Luas tanah 36,566 m2, luas bangunan 15.381 m2 terdiri dari gedung rawat jalan, gedung IGD, 8 bangsal perawatan, kamar bedah, kamar bersalin, bagian penunjang, kantor,auditorium dan wisma. Melalui pendekatan mutu, RSUD Tugurejo selalu berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanannya di seluruh jajaran Rumah Sakit ( Hospital Wide Quality Improvement). RSUD Semarang RSUD Kota Semarang adalah Lembaga Teknis Daerah Kota Semarang dalam penyelenggaraan tugas pelayanan publik, yaitu pelayanan kesehatan. RSUD Kota Semarang didirikan pada tahun 1990. Dasar hukum RSUD Kota Semarang yaitu: 1. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 tahun 2006 2. Peraturan Walikota Nomor 16 tahun 2007 3. SK Walikota tentang SPM RSUD Kota Semarang RSUD Kota Semarang merupakan rumah sakit dengan tipe B 1. Bagunan / gedung a. Gedung Poliklinik Rawat Jalan b. Gedung Instalasi Gawat Darurat c. Gedung Instalasi Rawat Inap d. Gedung ICU e. Gedung Instalasi Farmasi f. Gedung Instalasi Radiologi g. Gedung Instalasi Laboratorium h. Gedung Instalasi Bedah Sentral i. Gedung Instalasi Gizi j. Gedung Instalasi Rehabilitasi Medik k. Gedung Instalasi Sterilisasi Sentral l. Gedung IPSRS m. Gedung Kamar Jenazah n. Tempat Ibadah 5

BAB III Study Kebutuhan Luas Bangunan dan Luas Lahan No Nama Fasilitas Luas Luas Total Indoor Fasility A Area Pelayanan Medik dan Perawatan 12.975 m2 1 Instalasi Rawat Jalan (IRJ) 1.987 m2 2 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 1.003 m2 3 Instalasi Rawat Inap (IRNA) 5.387 m2 4 Instalasi Perawatan Intensive 673 m2 5 Instalasi Bedah 1.129 m2 6 Instalasi Kebidanan 712 m2 7 Instalasi Rehab Medik 828 m2 8 Instalasi Hemodialisa 349 m2 9 Instalasi Radioterapi 389 m2 10 Instalasi Kedokteran Nuklir 518 m2 B Area Penunjang dan Operasional 3.797 m2 Penunjang Medik 1 Ruang Farmasi 699 m2 2 Ruang Radiodiagnostik 373 m2 3 Laboratorium 463 m2 4 Bank Darah (BDRS) 184 m2 5 Ruang Diagnostik Terpadu 345 m2 6 Pemulasaraan Jenazah dan Forensik 319 m2 Penunjang Non Medik 7 Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) 230 m2 8 Dapur Utama dan Gizi Klinik 376 m2 9 Laundri 207 m2 10 Ruang Sanitasi 214 m2 11 Ruang Pemeliharaan Sarana 385 m2 C Ruang Administrasi dan Manajemenen 360 m2 1 Administrasi Rumah Sakit 359,7 m2 D Penunjang 6.886 m2 1 Bank dan Atm Center 30 m2 2 Cafetaria 100 m2 3 Minimarket 50 m2 4 Gym 100 m2 5 Yoga Room 80 m2 6 Gedung Parkir 5405,82 m2 6

7 Rumah Dinas Dokter & Direktur 320 m2 8 Mess Paramedis 300 m2 Out door Fasility E Fasilitas Outdoor 6.688 m2 1 Parkir (sebagian masuk open space) 13.125 m2 2 Kolam Renang 100 m2 3 Climbing wall 25 m2 4 Sarana Olah Raga (Open Space) 196 m2 5 Bencana Massal (Open Space) 300 m2 Total Luas Out Door + Indoor 30.705 m2 Table III.11. Rekap Besaran Ruang Sumber : Data Pribadi Perhitungan Luas Lahan berdasarkan KDB dan KLB Kota Luas Lahan Total Area Indoor / KLB 24,142 / 1,2 20.014 m2 Luas Lantai Dasar Luas Lantai Dasar / KDB 20.014 m2 x 40% 8.006 m2 Luas Open Space Luas Lahan - Luas Lantai Dasar 20.014 8.006 12.009 m2 KDH (Koefiesien Dasar Hijau) 25% dari Open Space 3.002 m2 Table III.12. Perhitungan Luas Lahan Sumber : Peraturan Pemerintah Total Luas Lahan : Luas Outdoor + Indoor + Open Space 30.705+ 12.009 = 42.713 m2 7

Study Rencana Anggaran Biaya Luas bangunan Luas Lahan Harga bangunan per m2 Harga pagar m : 24.142 m2 : 42.713 m2 : 4,047,000 (tidak sederhana) : 895,000 (tidak sederhana) Kisaran Anggaran Biaya Harga bangunan : 24.142m2 x 4,047,000 = 91.381.260.000 Harga Pagar : 20.000m x 895.000 = 17.900.000.000 Harga total bangunan kurang lebih Rp 109.281.260.000 Dengan prosentase Komponen Pekerjaan sebagai berikut No Komponen Prosentase Jumlah Harga 1 Pondasi 10% Rp 10.342.110.500 2 Struktur 35% Rp 36.197.386.750 3 Lantai 8% Rp 8.273.688.400 4 Dinding 10% Rp 10.342.110.500 5 Plafond 8% Rp 8.273.688.400 6 Atap 8% Rp 8.273.688.400 7 Utiltias 8% Rp 8.273.688.400 8 Finishing 13% Rp 13.444.743.650 100% Rp 91.381.260.000 No Komponen Prosentase Jumlah Harga 1 Pagar Depan 25% Rp 4.475.000.000 2 Pagar Samping kiri 25% Rp 4.475.000.000 3 Pagar Samping kanan 25% Rp 4.475.000.000 4 Pagar Belakang 25% Rp 4.475.000.000 100% Rp 17.900.000.000 8

3.1. Analisa Pendekatan Kawasan 3.1.1. Konteks Kota Luas dan batas wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Batas wilayah Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. 3.1.2. Analisa Pemilihan Tapak Persyaratan Lokasi (1) Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi, Lokasi harus mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan mudah, misalnya tersedia pedestrian, Aksesibel untuk penyandang cacat (2) Kontur Tanah kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain. (3) Fasilitas parkir. Perancangan dan perencanaan prasarana parkir di RS sangat penting, karena prasarana parkir dan jalan masuk kendaraan akan menyita banyak lahan. Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada RS idealnya adalah 1,5 s/d 2 kendaraan/tempat tidur (37,5m2 s/d 50m2 per tempat tidur)1 atau menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi daerah setempat. Tempat parkir harus dilengkapi dengan rambu parkir. (4) Tersedianya utilitas publik. Rumah sakit membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon. Pengembang harus membuat utilitas tersebut selalu tersedia. (5) Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Setiap RS harus dilengkapi dengan persyaratan pengendalian dampak lingkungan antara lain : 9

Studi Kelayakan Dampak Lingkungan yang ditimbulkan oleh RS terhadap lingkungan disekitarnya, hendaknya dibuat dalam bentuk implementasi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), yang selanjutnya dilaporkan setiap 6 (enam) bulan (KepmenKLH/08/2006). Fasilitas pengelolaan limbah padat infeksius dan non infeksius (sampah domestik). Fasilitas pengolahan limbah cair (Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); Sewage Treatment Plan (STP); Hospital Waste Water Treatment Plant (HWWTP)). Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan radioaktif disimpan dalam kontainer khusus kemudian dikirim ke tempat pembuangan limbah khusus daerah setempat yang telah mendapatkan izin dari pemerintah. Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ataupun Padat dari Instalasi Radiologi. Fasilitas Pengolahan Air Bersih (;Water Treatment Plant) yang menjamin keamanan konsumsi air bersih rumah sakit, terutama pada daerah yang kesulitan dalam menyediakan air bersih. (6) Bebas dari kebisingan, asap, uap dan gangguan lain. Pasien dan petugas membutuhkan udara bersih dan lingkungan yang tenang. Pemilihan lokasi sebaiknya bebas dari kebisingan yang tidak semestinya dan polusi atmosfer yang datang dari berbagai sumber. (7) Master Plan dan Pengembangannya. Setiap rumah sakit harus menyusun master plan pengembangan kedepan. Hal ini sebaiknya dipertimbangkan apabila ada rencana pembangunan bangunan baru. Review master plan dilaksanakan setiap 5 tahun. 10

3.1.1. Analisa Tapak Terpilih a. Deskripsi Gambar III.21. Peta Lokasi Site Terpilih Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK) Lokasi terletak di Jalan Raya Semarang Boja. Pencapaian lokasi dapat melalui 2 jalan besar yakni Jalan Raya Semarang Boja. Di sekitar kawasan tersebut terdapat sarana dan prasarana memadai, diantaranya seperti perumahan, halte, Lapangan, dan lainnya. Lokasi merupakan lokasi yang padat penduduk dimana terletak di pusat Mijen. Dan juga merupakan jalan penghubung ke Boja dan Kendal. 11

BAB IV 4.1. Konsep Program Aspek Citra Arsitektural Juga mendasin komposisi ruang yang dimana agar tercipta kesinambungan dan tidak ada akvitas yang saling mengganggu. Aspek Fungsi Rumah Sakit umum adalah sebagai pusat atau wadah bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan pelayanan dibidang kesehatan. Karena itu rumah sakit ini harus bisa menampung semua kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan kelas B, sehingga tercipta pelayanan kesehatan yang secara maksimal/ setinggi tingginya. Aspek Teknologi Anidolic Dayligting Sistem guna untuk memaksimalkan pencahaayaan dalam bangunan, bahkan cahaya bisa masuk sampai ke dalam ruangan. Photovoltaic Sytem, yang dimana merupakan panel panel surya, yang dapat merubah energy matahari menjadi energy listrik yang dapat menghemat energy secara signifikan Ramah Lingkungan Aspek ramah lingkungan dalam bangunan dapat mempengaruhi kinerja bangunan. Seperti penggunaan bahan bangunan yang cenderung tidak berbahan racun, Atau penggunaan bahan bahan yang dapat memantulkan panas, sehingga lingkungan sekitar menjadi panas. Rumah sakit ini tidak hanya memberikan pelayanan penyembuhan secara klinis tetapi juga dukungan kesehatan dengan menghindarkan bahan bahan yang berbahan racun. 4.2. Tujuan Perancangan, Faktor penentu perancangan, Persyaratan perancangan 4.2.1. Tujuan Perancangan (Design Objekctive) Tujuan perancangan Rumah Sakit Umum Kelas B adalah : Meningkatkan efisiensi pola ruang, sehingga tidak saling mengganggu, tetapi dapat meningkatkan efisiensi waktu pelayanan. 12

4.2.2. Faktor Penentu Perancangan (Design Determinant) Perencanaan Sirkulasi dan tata ruang Rumah Sakit. 4.3. Program Arsitektur 4.3.1. Program Kegiatan Program Ruang Pelayanan Medik & Perawatan Penunjang & Operasional Administrasi & Manajemen Penunjang 1. Inst. Rawat Jalan b. Penunjang Medik 1. Unsur Pimpinan 1. Parkir (IRJ) 1. R. Farmasi Rumah Sakit 2. ATM Center 2. Inst. Gawat Darurat 2. R. Radiodiagnostik 2. Unsur Pelayanan 3. Cafetaria (IGD) 3. Laboratorium Medik 4. Minimarket 3. Inst. Rawat Inap 4. Bank Darah/ Unit 3. Unsur Pelayanan 5. Toilet (IRNA) Transfusi Darah Penungjang Medik 6. Sarana Olah raga 4. Inst. Perawatan (BDRS/ UTDRS) 4. Pelayanan 7. Kolam Renang Intensif 5. R. Diagnostik Terpadu Keperawatan 8. Gym (ICU/ICCU/PICU/NICU 6. Pemulasaraan 5. Unsur Pendidikan 9. Climbing Wall ) Jenazah dan Forensik dan Pelatihan 10. Yoga Room 5. Inst. Bedah c. Penunjang Non 6. Administrasi umum 11. Rumah Dinas 6. Inst. Kebidanan & Medik dan Keungan 12. Mess Penyakit Kandungan 7. R. Sterilisasi Pusat 7. SDM 7. Inst. Rehabilitasi (CSSD) 8. Komite medic Medik (IRM) 8. Dapur Utama dan Gizi 9. Komite etik dan 8. Unit Hermodialisa Klinik Hukum 9. Inst. Radioterapi 9. Laundry 10. Inst. Kedokteran 10. R. Sanitasi Nuklir 11. R. Pemeliharaan Sarana Table IV.1. Program Ruang Sumber : Data Pribadi Total Luas Lahan : Luas Outdoor + Indoor + Open Space 30.705 + 12.009 42.713 m2 13

4.3.2. Program Struktur dan Sarana Teknis Rumah Sakit Penutup Atap : Atap Green Roof dan Genteng Galazue M Class Rangka Atap : Struktur Rangka Baja (Pipa Baja) Langit Langit : Kalsiboard (outdoor) dan Gypsumboard (Indoor) Dinding dan Partisi : Bat Ringan, Beton, Gypsum dan Rockwoll/ Glasswol Lantai : Granit Tile, Lantai Vinyl Struktur tengah : Struktur Rangka Beton bertulang Struktur Bawah : Tiang Pancang Pintu : Kusen Alumunium, Daun Pintu Lapis HPL, pintu buka otomatis dan Pintu Besi (Darurat) Toilet : Bisa digunakan untuk penyandang cacat (Difable) Proteksi Kebakaran : Slang tega, Pipa Tegak, Hydran, Sprinkler, APAR Sistem Komunikasi : Speaker, Nurse Call, Bedside Communication Equip. S. Proteksi Petir : SIX POINT PLAN (Sistem Proteksi Terpadu) System Kelistrikan : Genset, Photovoltaic Sis. penghawaan :HEPA, ULPA, AHU Sis. Pencahayaan : Lampu LED, Anidolic Dayligting Sistem Air Bersih : PDAM, Sumur Bor, Panel Tanki, dan Cartrige Filter Air Limbah :Pengolahan limbah Biofilter Anaerob aerob Peny. Air hujan : Talang Beton S. Gas Medik : Gas Medik dan Vakum Medik S. hub. Horizontal : lift barang, lift transparan, Ramp, Tangga Sarana Evakuasi : system peringatan bahaya, Jalu Keluar darurat Akebilitas difable : Handrail, Ramp, Lantai bertekstur khusus 14

BAB V 1.3. Kajian Teori Penekanan Desain Interprestasi dan Elaborasi Teori Penekanan Desain ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain. Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat istiadat. Gambar V.1. Kesimpulan dari Arsitektur Neo Vernakular Sumber : www.google.com Anidolic Daylighting System Sistem pencahayaan Anidolic adalah konfigurasi cermin parabolic dengan dilengkapi bidang reflector didalamnya sehingga dapat mendistrtibusikan cahaya dengan baik, bahkan cahaya yang dihasilkan mampu menerangi ruang dalam 15

Kemungkinan Implementasi Teori Penekanan Desain Penerapan Arsitektur Neo Vernakular yang dimana tidak hanya memikirkan fasade bangunan, tetapi juga memikirkan mengenai unsur tradisional dan teknologi ramah lingkungan Ilustrasi Unsur Teknologi Terbarukan Gagasan Desain Arsitektur Neo - Vernakular Gambar V.12. Ide Gagasan Awal Sumber : dokumen pribadi Penggunaan bahan bahan local. Gambar V.13. Penggunaan Bahan Lokal Sumber : www.google.com Respon tanggap terhadap iklim setempat 16

5.2. Kajian Teori Permasalahan Desain Kajian Alur Sirkulasi pada Rumah Sakit Umum 1 Definisi Sirkulasi di Rumah Sakit Rumah sakit, sebuah lembaga pelayanan kesehatan masyarakat yang syarat dengan berbagai permasalahan. Rumah sakit terdiri dari area tempat tinggal, kantor, workshops, laboratorium dan banyak bagian lain. Sirkulasi utama sering dideskripsikan seperti jalan di rumah sakit. Rumah sakit adalah tipe bangunan yang mempunyai banyak pengguna yang harus dipuaskan kebutuhannya. Semua pengguna tersebut melakukan pergerakan. Dalam melakukan pergerakan inilah, pengguna menggunakan elemen-elemen sirkulasi sehingga semakin banyak pengguna maka semakin komplek pula sirkulasi yang terjadi. Kemungkinan Implementasi Teori Penekanan Desain 1. Sirkulasi Pintu Masuk yang bisa memungkinkan 2 motor dan 2 mobil masuk dalam sekaligus 2. Perlindungan Khusus terhadap pejalan kaki dan penyandang cacat pada pedestrian 3. Sirkulasi pengunjung dan pengguna Brankar 4. Sirkulasi Untuk Keadaan darurat atau Evakuasi yang jelas 5. Sirkulasi untuk Service, umum, emergensi di bedakan 6. Pintu Masuk IGD harus jelas dan terbuka, sehingga siapa saja dengan mudah menemukan IGD 7. Kunci kesuksesan perancangan sirkulasi adalah kecepatan dan efisiensi waktu bagi pengguna rumah sakit (pengunjung, dokter, emergency. Perawat) untuk mencapai tujuan. Dan adapun caranya sebagai berikut : a. Jarak jangan terlalu jauh antara fasilitas satu dengan yang lainnya b. Diusahakan Koridor bergerak linier guna memudahkan brankar untuk bergerak. 1 Sistem Sirkulasi Di Rumah Sakit, Dewi Feri ST, Mks 17