BAB I PENDAHULUAN. mewakili mereka dalam lembaga negara seperti lembaga legislatif dan eksekutif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

MEDIA SURVEI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selanjutnya pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kota Jambi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan demokrasi. Demokrasi yang di anut Indonesia, yaitu demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan demokrasi di Indonesia. Berbagai kegiatan politik menarik

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2012

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

KEPERCAYAAN TERHADAP DPR DI TITIK TERENDAH. LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

BAB I PENDAHULUAN. modern yang saat ini berkembang dengan pesat dan telah menjadi bagian hidup

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump...

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi dilandasi dengan prinsip kedaulatan yang berada di tangan rakyat. Rakyat yang berkuasa sehingga berhak terlibat dalam aktivitas politik. Untuk mewujudkan keberadaan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi adalah dengan melaksanakan pergantian pemimpin dengan cara yang disebut pemilihan umum. Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga negara seperti lembaga legislatif dan eksekutif. Pemilihan umum dilaksanakan untuk menentukan orang-orang yang bisa dan mampu untuk masuk kedalam lingkaran elit politik, baik itu di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Pelaksanaan pemilu pertama kali dilaksanakan pada tahun 1955. Pemilu pertama untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini menghasilkan 4 partai besar yang mendominasi parlemen dan konstituante, yaitu Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdhatul Ulama (NU), serta Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemilu ini dianggap sebagai tonggak sejarah mulainya kehidupan demokrasi di Indonesia dan sampai saat ini masih dinilai sebagai pemilu yang diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis. 1 Salah satu bentuk pelaksanaan pemilu yang demokratis yaitunya proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung yang melibatkan rakyat 1 Miriam Budiardjo, 2010, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Edisi revisi, Gramedia.Pustaka Utama Jakarta. Hlm. 483 1

untuk dapat memilih secara langsung calon Presiden dan Wakil Presiden dengan bebas menentukan siapa saja yang akan mereka pilih. Pemilihan Presiden secara langsung pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004. Pada pemilihan presiden langsung tahun 2004 pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla menjadi pemenang pemilu, diikuti oleh pasangan Megawati Soekarno Putri dan Hasyim Muzadi. Kemudian pada pemilihan umum 2009 Susilo Bambang Yudhoyono kembali terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia dengan Wakil Presiden terpilih Budiono. Kemudian dilihat pada Pemilihan Presiden tahun 2014 berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah terutama Komisi Pemilhan Umum (KPU) agar masyarakat yang telah cukup umur untuk dapat memilih dan menggunakan hak suaranya pada Pilpres 2014. Pemilihan Presiden tahun 2014 terdiri dari dua pasang kandidat yang akan bertarung yaitu pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto dan M. Hatta Rajasa kemudain pasangan nomor urut dua Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla. Kedua pasang kandidat tersebut berasal dari dua kubu koalisi yaitu kubu koalisi Merah Putih (Prabowo-Hatta) dan kubu koalisi Indonesia Hebat (Jokowi- Jusuf Kalla), keuda kubu saling bersaing dalam berbagai upaya untuk memperoleh kemenangan. Dalam pemilihan umum karakteristik pemilih akan terlihat berbeda baik itu antara pemilih pemula maupun pemilih yang sudah sering ikut serta dalam pemilu. Perbedaan antara perilaku memilih tersebut kemudian dapat dilihat dengan berbagai macam pendekatan. Tiga pendekatan yang mempengaruhi perilaku memilih pemilih dalam memberikan setiap menentukan arah pilihannya, yaitu pendekatan sosiologis, 2

psikologis dan ekonomis. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis. Pendekatan ini menjelaskan bahwa sikap seseorang adalah refleksi dari kepribadiannya dan menjadi variabel yang menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik individu tersebut. Karenanya menurut Niemy & Weisberg (1984) pendekatan psikologis mengaitkan dengan tiga aspek utama pendekatan psikologis ini, ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu yang berkembang, dan orientasi terhadap kandidat. 3 Dalam Mazhab Michigan menekankan pada aspek psikologis dari identifikasi kepartaian bahwa orang belajar mengidentifikasi partai politik melalui proses sosialisasi gradual, kemudian pembentukan identifikasi kepartaian tersebut dianggap sama dengan cara seseorang mengembangkan afiliasi keagamaan pada masa kanak-kanak 4. Faktor identifikasi kepartaian dapat dilihat dari bagaimana seorang pemilih secara langsung ataupun tidak langsung mengetahui berbagai macam aktivitas politik yang dilakukan oleh partai politik sehingga akan terlihat bagaiman respon seorang pemilih tidak terkecuali pemilih pemula terhadap salah satu partai politik. Identitas partai (party ID) ini yang memperantarai faktor-faktor sosiologis dengan opini dan sikap terhadap partai politik, calon-calon pejabat publik, isu-isu politik terkait dan keputusan untuk memilih partai atau calon pejabat publik tertentu. 5 Pemilih yang tergolong pemula tidak pernah ikut serta dalam memilih, 2 Josef Kristiadi, 1993, Pemilihan Umum dan Perilaku Memilih: Studi Kasus Tentang Perilaku Memilih di Kotamadya Yogyakarta dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada Pemilu 1971-1978, Disertasi, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, hlm. 30. 3 Niemy & Weisberg sebagaimana dikutip Asrinaldi, Politik Mayarakat Miskin Kota, 2012, Yogyakarta: Gava Media, hlm. 31. 4 Josef Kristiadi, Op.cit., hlm. 31. 5 Cambell sebagaimana dikutip Saiful Mujani dkk, 2012, Kuasa Rakyat : Analisis tentang Perilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, Mizan Publika: Jakarta, hlm. 26. 3

peneliti akan melihat bagaimana peran partai politik dalam proses Pilpres tahun 2014 terutama di Kabupaten Tanah Datar. Dalam pandangan Himmelweit (1981) menjelaskan ada dua model dalam identifikasi kepartaian, pertama model kuat yaitu keyakinan pemilih kepada suatu partai sebagai hasil identifikasi yang mendorongnya untuk memilih berdasarkan partai. Model ini menjelaskan bahwa identifikasi kepartaian membangun dan menjaga konsistensi individu terhadap partai. Kedua yaitu model lemah dimana individu mengidentifikasi dirinya terkait dengan kinerja partai masa lalu dan kebijkan partai masa depan. Pembentukan keyakinan ini dipengaruhi oleh pengalaman individu dan lingkungan masyarakat disekitarnya. Berbeda dengan model kuat dimana faktor internal sangat kuat sedangkan model lemah dipengaruhi oleh faktor eksternal individu. 6 Kemudian dalam faktor orientasi terhadap kandidat yang akan dipilih, dilihat bagaimana seorang calon dimata masyarakat dan sejauh mana kandidat dikenal oleh publik. Menurut Asrinaldi (2012), pengetahuan individu terhadap kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya pemilih lebih cendrung memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu daerah pemilihan, reputasi yang dimiliki kandidat, dan kemampuan kandidat yang bersangkutan. 7 Faktor orientasi kandidat dalam penelitian ini akan dilihat dengan cara bagaimana pemilih pemula mengenal calon yang sudah ada sehingga membentuk kepada arah pilihannya sebagai seorang pemilih. Orientasi terhadap kandidat dalam mazhab Michigan menjadi variabel dominan dalam memilih. Pengetahuan 6 Himmelweit dalam Asrinaldi, Op.cit. hlm. 32. 7 Asrinaldi, Op.cit. hlm. 40. 4

pemilih terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya pemilih akan memilih kandidat yang mereka kenal dan itu berarti popularitas dibutuhkan agar masyarakat dapat memilih kandidat itu, selain itu reputasi dan kemampuan (capability) kandidat juga memegang peranan penting. 8 Faktor identifikasi kepartaian dan orientasi terhadap kandidat tidak terlepas dari faktor isu yang berkembang dikarenakan identifikasi kepartaian, orientasi tehadap kandidat tidak akan diterima dan sampai kepada pemilih tanpa adanya penyampaian isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat. Isu-isu politik dibangun dengan membawa nama partai politik pendukung dari salah satu kandidat atau isu-isu tentang kebaikan dan hal-hal negatif dari salah satu calon. Pemilih tentunya akan menanggapi dengan berbagai macam argumen dan alasan tertentu untuk memilih atau tidak memilih. Isu-isu yang berkembang merupakan sebuah fenomena politik yang memiliki karakteristik tertentu dan sulit untuk di pahami. Sebab isu yang dikembangkan agar dipahami oleh pemilih sebenarnya erat kaitannya dengan membangun opini publik. Isu yang sering menjadi perhatian dari pemilih adalah seperti isu yang terkait dengan pembangunan ekonomi seperti tingkat pertumbuhan, pengurangan pajak, lapangan pekerjaan dan sebagainya. Inilah yang menjadi stimulus bagi individu untuk merespon dalam bentuk pilihan politiknya 9. Menurut Carmines & Stimson (1981), pengelolaan isu oleh individu melalui proses yang kompleks karena ada proses kalkulasi keuntungan dari kebijakan 8 Dennis Kavanagh, Kebudayaan Politik, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1982, hlm. 28. 9 Asrinaldi,Op.cit., hlm. 36. 5

yang ada sebelum melahirkan alternatif pilihan 10. Pemilihan Presiden tahun 2014 tentunya akan membuktikan sejauh mana pendekatan identifikasi kepartaian, orientasi tehdap kandidat dan isu-isu yang berkembang dalam mempengaruhi perolehan hasil suara. Dilihat dari perolehan hasil suara Pemilihan Presiden tahun 2014 ternyata dimenangkan oleh pasangan nomor urut dua yaitu Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dengan rincian hasil penghitungan perolehan suara masing-masing yaitu pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto dan M. Hatta Rajasa 46,85% jumlah suara 62.576.444 sedangkan pasangan nomor urut dua Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla 53,15% jumlah suara 70.997.833. 11 Berbeda dengan perolehan hasil suara dipropinsi Sumatera Barat dimana pasangan nomor urut satu memperoleh hasil suara terbanyak yaitu pasangan Prabowo Subianto dan M. Hatta Rajasa,sebagaimana dapat dijelaskan dalam tabel berikut: 12 No Tabel 1.1 Perolehan Hasil Suara Pilpres 2014 di Propinsi Sumatera Barat Nama Pasangan Calon Rincian Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dan Wakil Presiden Presiden 1 Prabowo Subianto - M.Hatta Rajasa 1.797.505 2 Joko Widodo - M. Jusuf Kalla 539.308 JUMLAH 2.336.813 Sumber : KPUD Propinsi Sumatera Barat Perolehan hasil suara di propinsi Sumatera Barat itu tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukung dan menghalangi seorang pemilih untuk memilih 10 Carmines & Stimson sebagaimana dikutip Asrinaldi, Ibid. 11 Lihat Rekapitulasi Hasil Suara Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014, (online), (http://www.kpu.go.id/koleksigambar/sk_kpu_535_2272014.pdf), di akses tanggal 07 Jamuari 2015 12 Lihat Rekapitulasi Hasil Suara Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014, (online) (http://www.kpu-sumbarprov.go.id/), di akses tanggal 07 Januari 2015 6

sehingga perilaku seorang pemilih tidak terlepas dari beberapa faktor, tidak terkecuali kehadiran pemilih pemula juga mempengaruhi perolehan jumlah suara. Dalam undang-undang No. 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum disebutkan bahwa pemilih pemula adalah mereka yang baru pertama kali untuk memilih dan telah berusia 17 tahun atau lebih atau sudah atau pernah menikah mempunyai hak memilih dalam pemilihan umum (dan Pemilukada). 13 Sebagai pemilih pemula mereka selalu dianggap tidak memiliki pengalaman memilih (voting) pada pemilu sebelumnya. Namun tiadak adanya pengalaman bukan berarti mencerminkan keterbatasan menyalurkan aspirasi politik, namum mereka tetap melaksanakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara. Pemilih pemula yang baru memasuki usia hak pilih juga belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan kemana mereka harus memilih. Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Alasan ini yang menyebabkan pemilih pemula sangat rawan untuk dipengaruhi dan didekati dengan pendekatan materi politik kepentingan partai-partai politik. Ketidaktahuan dalam soal politik praktis, terlebih dengan pilihan-pilihan dalam pemilu ataupun pilkada, membuat pemilih pemula sering tidak berpikir rasional dan lebih memikirkan kepentingan jangka pendek. 14 Pemilih pemula sering hanya dimanfaatkan oleh partai politik dan politisi untuk kepentingan politiknya misalnya digunakan untuk penggalangan masa dan pembentukan organisasi di bawah partai. Menjelang pemilu, partai politik atau peserta pemilu lainnya, biasanya membuat iklan atau propaganda politik yang 13 Undang-Undang No.8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Uumum 14 Rika Rubyanti,Pengaruh Popularitas Terhadap Pilihan Pemilih Pemula (Fenomena Masuknya Artis dalam Politik) Study Kasus:Mahasiswa Departemen Ilmu Politik, Fisip, USU, Skripsi, Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005, hlm.25 7

menarik para Pemilih Pemula. Mereka juga membentuk komunitas kalangan muda dengan aneka kegiatan yang menarik anak-anak muda, khususnya Pemilih Pemula. Tujuannya agar para pemilih pemula tertarik dengan partai atau kandidat tersebut dan memberikan suaranya dalam pemilu untuk mereka sehingga mereka dapat mendulang suara yang signifikan dan meraih kemenangan. Karena belum mempunyai pengalaman memilih dalam pemilu, Pemilih Pemula perlu mengetahui dan memahami berbagai hal yang terkait dengan pemilu. Misalnya untuk apa pemilu diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu, siapa saja yang boleh ikut serta dalam pemilu, bagaimana tata cara menggunakan hak pilih dalam pemilu dan sebagainya. Pertanyaan itu penting diajukan agar pemilih pemula menjadi pemilih cerdas dalam menentukan pilihan politiknya di setiap pemilu. Kemudian dilihat perolehan hasil suara di tingkat Propinsi Sumatera Barat dimenangkan oleh pasangan nomor urut satu yaitu Prabowo Subianto dan M. Hatta Rajasa. Ditingkat kabupaten Tanah Datar tidak berbeda perolehan hasil suaranya yaitu sama-sama dimenangkan oleh pasangan Prabowo dan Hatta dengan hasil suara 127,433 suara. Dengan rincian hasi sara sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut : Tabel 1.2 Perolehan Hasil Suara Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar NO Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Rincian Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 1 Prabowo Subianto - M. Hatta Rajasa 127,433 2 Joko Widodo - M. Jusuf Kalla 40,187 Sumber : KPUD Kabupaten Tanah Datar JUMLAH 167,620 8

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPUD Kabupaten Tanah Datar bahwa jumlah pemilih pemula pada Pilpres 2014 mengalami peningkatan sebesar 2% dari Pemilihan Legislatif 2014 dari keseluruhan jumlah pemilih yang terdaftar adalah sebesar 7% pemilih pemula yaitu sebanyak 6.434 orang. 15 Kemenangan Prabowo-Hatta tentunya tidak lepas dari partisipasi masyarakat tidak terkecuali pemilih pemula untuk mencoblos pada Pilpres 2014. Jumlah suara yang signifikan menjadi tolak ukur penentuan bagi siapa yang berhak memimpin pemerintahan lima tahun kedepan. Partisipasi masyarakat dalam pemberian suara dipengaruhi oleh perilaku memilih masyarakat. Dalam teori perilaku memilih, terdapat tiga pendekatan yang mempengaruhi perilaku memilih seseorang dalam memberikan pilihannya, yaitu pendekatan sosiologis, psikologis dan ekonomi. 16 Ketiga pendekatan tersebut merupakan suatu hal yang fenomenal dan menjadi perilaku memilih masyrakat dalam pemilu khususnya dikalangan pemilih pemula yang menjadi dasar dalam menentukan tindakan politiknya. Sehingga pendekatan ini dapat menjelaskan sebab akibat dan menjadi arah perilaku memilih pemilih pemula yang akan dibuktikan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan psikologis dengan variabel identifikasi kepartaian sebagaimana yang dijelaskan oleh Himmelweit, kemudian orientasi terhadap kandidat dalam pandangan Asrinaldi serta orientasi terhadap isu yang berkembang sebagaimana yang dijelaskan oleh Carmines & Stimson. Faktor identifikasi kepartaian dapat dilihat dari bagaimana seorang pemilih secara langsung ataupun tidak langsung mengetahui berbagai macam 15 Jumlah Pemilih Pemula Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Tanah Datar, (online), ( https://tanahdatarkab.kpu.go.id/), di akses pada tanggal 12 Januari 2015 16 Josef Kristiadi Op.cit, hlm. 30. 9

aktivitas politik yang dilakukan oleh partai politik sehingga akan terlihat bagaiman respon seorang pemilih tidak terkecuali pemilih pemula terhadap salah satu partai politik. Sebelum melihat bagaimana fenomena pemilih pemula pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar, dalam perkembangan proses Pilpres 2014 kedua pasang kandidat memiliki kemampuan yang berbeda. Kapasitas Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sangat membantu dalam pembentukan kemenagannya selain gayanya yang merakyat, perilaku blusukan dan dianggap sebagai pemimpin yang tanggung jawab. Serta rekam jejak yang jelas, Jokowi dipandang sebagai pemimpin yang lebih kuat terbenam di benak publik dibandingkan dengan Prabowo Subianto. 17 Disisi lain, Prabowo Subianto juga memiliki keunggulan. Prabowo dipersepsi memiliki sifat kaya, mapan dan sehat seperti umumnya pemimpin politik Indonesia tidak terkecuali sifat kuat dan berani. Partai Gerindra yang menjadi kendaraan politiknya dapat memberikan pandangan positif terhadap Prabwo. Selain itu latar belakang di dunia militer dan kesan tegas juga memdukung pandangan positif bagi masyarakat. 18 Peran dan dukungan partai politik tentunya berpengaruh terhadap kedua pasang calon yang tergabung kedalam dua kubu koalisi yaitu koalisi merah putih dan koalisi indonesia hebat. 17 Ummi Salamah, Brand Pemimpin Politik, 2015, Jakarta: Makna Informasi, hlm.157 18 Ibid. 10

Tabel 1.3 Koalisi Pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 No Nama Koalisi Partai Pendukung Partai Gerindra 1 2 Koalisi Merah Putih (Prabowo Subianto - M. Hatta Rajasa) Koalisi Indonesia Hebat (Joko Widodo - M. Jusuf Kalla) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Nasdem Partai Hanura Kemudian dilihat dari fenomena yang terjadi sebelum Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar beberapa partai politik berusaha untuk mendekati para pemilih pemula dengan berbagai bentuk kegiatan yang melibatkan pemilih pemula kedalam kegiatan keolahragaan. Pemilih pemula dijadikan sasaran oleh beberapa partai politik yang diboncengi oleh salah satu pasangan kandidat. Adanya keterlibatan partai politik salah satunya Partai Gerindra melakukan kegiatan Open Turnamen Sepak Bola di Kecamatan Lima Kaum serta mengkampanyekan Prabowo Subianto sebagai calon Presiden di Tahun 2014. Ini adalah salah satu cara yang dilakukan partai untuk mendulang suara pada Pilpres tahun 2014. 19 Pemilih pemula yang terlibat dalam berbagai macam aktifitas yang dilakukan partai akan berpengaruh terhadap sudut pandang mereka dalam proses 19 Lihat berita di Harian Haluan, Penullis Harlan Setia Rahendra, Pemilih Pemula (Online), (http://www.harianhaluan.com/index.php/opini/28314-pemilih-pemula-pemilu-2014), di akses pada tanggal 11 September 2015 11

pemilihan. 20 Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan beberapa orang pemilih pemula yang ikut terlibat dalam berbagai macam aktifitas partai politik sebelum Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar sebagian dari pemilih pemula menyatakan ikut memilih salah satu pasangan kandidat berdasarkan partai pendukung dari salah satu kandidat. Seperti penjelasan dari Rafadli salah seorang pemilih pemula yang berusia 17 tahun berasal dari nagari Rambatan Kecamatan Rambatan pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah : Saya memilih salah satu pasang kandidat karena partai pengusung kandidat tersebut. Partai yang saya yakini yaitu partai Golkar karena partai Golkar dari dulu sampai sekarang, dari kakek sampai ke ibu saya dan kami sangat dekat dengan partai Golkar. Kakek saya seorang mantan pengurus partai Golkar di Kecmatan Rambatan, sampai sekarang masih setia dengan Golkar begitu juga dengan anggota keluarga lain. Kemudian sebelum Pilpres 2014 saya ditunjuk oleh salah seorang pengurus partai Golkar untuk mengangkat sebuah acara Open Turnamen Bola Volli di nagari Rambatan. Saya ditunjuk sebagai ketua panitia kemudian saya mengajak teman teman SMA lainnya untuk ikut dalam kepanitiaan. 21 Kedekatan dengan salah satu partai serta dilibatkan dalam kegiatan keolahragaan adalah alasan untuk memilih salah satu pasang kandidat yang ikut serta dalam Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rafadli : Ditunjuk sebagai ketua panitia oleh Golkar kemudian menjadikan saya semakin dekat dengan partai Golkar, ini adalah alasan saya memilih salah satu pasang kandidat pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar dikarenakan partai pendukung salah satu calon. Saya memilih Prabowo Subianto dengan alasan kuat bahwa keterlibatan Golkar dalam Koalisi Merah Putih, informasi ini saya peroleh dari berbagai media ternyata memang benar partai Golkar ikut bergabung dengan Koalisi Merah Putih 22 20 Lihat berita antaranews yang berjudul Tim Gabungan Tertibkan APK Capres dan Cawapres (Online),(http://sumbar.antaranews.com/berita/105569/tim-gabungan-tertibkan-apk-capres.html), di akses tanggal 13 September 2015 21 Hasil wawancara dengan Rafadli salah seorang pemilih pemula di nagari Rambatan Kecamatan Rambatan yang memilih karena partai pendukung salah satu kandidat, Sabtu, 12 September 2015, pukul 16.00 Wib. 22 Ibid. Minggu, 13 September 2015 pukul 09.00 Wib 12

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ada pemilih pemula pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar yang memilih karena partai pendukung salah satu calon. Berdasarkan hasil pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif di kabupaten Tanah Datar dari tahun sebelumnya, peran partai besar seperti Golkar mempunyai andil besar dalam proses kemenagan calon sehingga mereka terpilih seperti terpilihnya M. Shadiq Pasadigoe sebagai Bupati Tanah Datar selama dua periode (2005-2015) kemudian terpilihnya Irdinansyah Tarmizi sebagai Bupati Tanah Datar periode 2016-2021. Pada Pemilihan legislatif tahun 2014 partai Golkar kembali mendominasi perolehan hasil suara dan memperoleh kursi terbanyak, seperti yang dijelaskan tabel berikut : Tabel 1.4 Perolehan Hasil Suara pada Pileg Tahun 2014 di KabupatenTanah Datar Nama Partai Jumlah Suara Jumlah Kursi NasDem 11.564 2 PKB 4.238 0 PKS 21.541 4 PDIP 12.373 3 Golkar 37.424 8 Gerindra 15.214 3 Demokrat 16.727 3 PAN 21.685 4 PPP 16.519 4 Hanura 12.383 3 PBB 8.863 1 PKPI 791 0 Total 179.322 35 Sumber : Kpud Kabupaten Tanah Datar tahun 2014 Berdasarkan tabel di atas partai Golkar memperoleh jumlah kursi terbanyak dalam pileg tahun 2014 di kabupaten Tanah Datar yaitu sebanyak 8 kursi dari total 35 kursi dengan perolehan suara 37.424 dari total suara 179.322. Hal ini menunjukkan partai Golkar memiliki dominasi dalam proses Pilkada dan Pileg di kabupaten Tanah Datar. 13

Kemudian dilihat dari faktor orientasi terhadap kandidat pemilih pemula di Kabupaten Tanah Datar dipengaruhi oleh faktor orientasi terhadap kandidat yang melihat bagaimana keberadaan kandidat di mata masyarakat seperti Jokowi adalah pemimpin DKI Jakarta yang memiliki rekam jejak yang bagus, kemudian sosok Prabowo Subianto yang meiliki sikap tegas dikarenakan jiwa militer yang kental. 23 Kemudian faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pilihan pemilih pemula. Sebagaimana wawancara yang saya lakukan dengan Oktariza salah seorang pemilih pemula di nagari Lima Kaum : Saya memilih Prabowo Subianto Karena bapak prabowo adalah seorang yang tegas dan berani serta disiplin. Kalau seandainya terpilih jadi presiden maka Indonesia akan berwibawa di mata dunia 24 Figur Prabowo dipandang lebih bagus dibandingkan figur Jokowi di mata pemilih pemula : Kepribadian Prabowo terlihat lebih berwibawa dibandingkan Jokowi, itu dapat dilihat dari penampilan Prabowo yang lebih rapi dibandingkan sosok Jokowi yang terlihat kurang rapi. Selain itu Prabowo adalah seorang mantan petinggi militer yang tegas sehingga pantas untuk menjadi pemimpin 25 Selanjutnya dilihat dari faktor orientasi terhadap isu yang berkembang di Kabupaten Tanah Datar. Dalam orientasi terhadap isu yang berkembang dilihat dari fenomena seperti Jokowi jika terpilih menjadi presiden akan dijadikan boneka 23 Lihat Harian Haluanyang berjudul Pemilih Pemula jadi rebutan (Online), (http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/32106-pemilih-pemula-jadirebutan), di akses tanggal 13 September 2015 24 Hasil wawancara dengan Oktariza salah seorang pemilih pemula di nagari Lima Kaum Kecamatan Lima Kaum, Sabtu, 12 September 2015, pukul 11.00 Wib. 25 Ibid. 14

oleh Megawati Soekarno Putri sedangkan Prabowo Subianto jika terpilih menjadi presiden akan tunduk kepada Amerika karena kedekatannya dengan Amerika. 26 Sebagaimana wawancara yang saya lakukan dengan Ridho salah seorang pemilih pemula di nagari Balimbing Kecamatan Rambatan : Saya memilih Prabowo Subianto karena karena ada isu yang berkembang apabila Prabowo terpilih menjadi Presiden maka banyak negara lain yang akan segan dan tidak mau mengganggu keamanan Indonesia. Saya sangat setuju jika presiden Indonesia disegani oleh negara lain karena keberaniannya di mata dunia. 27 Keberadaan isu-isu ditengah pemilih pemula tentunya membawa dampak pada pasangan yang akan dipilih, banyak isu yang berkembang dibangun dengan tujuan untuk menjatuhkan lawan. Sebagaimana penjelasan Ridho : Saya tidak memilih Jokowi karena isu yang berkembang jikalau Jokowi terpilih menajdi presiden nantinya akan dijadikan boneka oleh Megawati Soekarno Putri, tidaklah patut dipilih jika seorang presiden dijadikan boneka oleh orang lain dan disamping itu Jokowi akan tunduk pada Amerika Serikat. 28 Penjelasan di atas menunjukkan faktor indentifikasi kepartaian, orintasi terhadap kandidat serta orientasi terhadap isu yang berkembang mempunyai hubungan terhadap pilihan pemilih pemula pada perilaku memilih pemilih pemula Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar, peneliti berasumsi bahwa identifikasi partai, orientasi kandidat dan orintasi terhadap isu yang berkembang adalah variabel-variabel yang mempunyai hubungan terhadap perilaku memilih pemilih pemula dalam Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar. 26 Lihat Harian Haluan yang berjudul Pemilih Pemula jadi rebutan (Online), (http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/32106-pemilih-pemula-jadirebutan), di akses tanggal 13 September 2015 27 Hasil wawancara dengan Ridho salah seorang pemilih pemula di nagari Rambatan Kecamatan Rambatan, Minggu, 13 September 2015, pukul 16.00 Wib. 28 Ibid. 15

B. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung menjadi harapan untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis. Pada Pilpres 2014 proses pemilihan umum yang tidak terlepas dari faktor-faktor seperti faktor identifikasi kepartaian yang megarahkan pilihan politik seseorang dalam proses pemilihannya, sebagian besar faktor identifikasi kepartaian mempunyai hubungan terhadap arah pilihan politik seseorang misalnya seberapa jauh pengetahuan seseorang terhadap partai politik. Kemudian orientsi terhadap kandidat yang melihat sejauh mana pengetahuan seseorang terhadap kandidat seperti pengalaman kandidat yang secara tidak langsung akan berhubungan terhadap pilihan politik. Disamping itu orientasi terhadap isu yang berkembang akan mempunyai hubungan kepada arah pemikiran seseorang terhadap calon atau kandidat yang akan mereka pilih sehingga mempunyai hubungan terhadap perilaku pemilih. Dari pembahasan di atas peneliti tertarik untuk melihat: 1. Bagaimana hubungan identifikasi kepartaian dengan Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar? 2. Bagaimana hubungan orientasi terhadap kandidat dengan Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar? 3. Bagaimana hubungan orientasi terhadap isu yang berkembang dengan Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pilpres 2014 di Kabupaten Tanah Datar? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah; 16

1. Untuk menjelaskan hubungan identifikasi kepartaian dengan Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Tanah Datar. 2. Untuk menjelaskan hubungan orientasi terhadap kandidat dengan Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Tanah Datar. 3. Untuk menjelaskan hubungan orientasi terhadap isu yang berkembang dengan Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Tanah Datar. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Akademis Peneliti diharapkan untuk dapat dijadikan referensi tambahan bagi para peneliti yang akan meneliti mengenai perilaku memilih. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini akan memberikan pemahaman terhadap perilaku memilih kepada masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga akan dijadikan sebagai input bagi pemerintah dan khususnya bagi komisi pelaksana pemilihan umum baik itu KPU ataupun KPUD, agar memperhatikan dan membantu masyarakat dalam memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum. 3. Manfaat Sosial Penelitian ini akan dijadikan pengetahuan baru yang diharapkan dapat berguna bagi masyarakat. Sehingganya masyarakat bisa menyadari betapa pentingnya menggunakan hak pilih. 17

4. Manfaat Teknis Dengan adanya penelitian ini, sangat diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk penelitilain yang ada hubungannya dengan voting behavior. 18