BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

Imunisasi PPI: Program imunisasi nasional

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Faktor faktor yang Memengaruhi Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar

Konsep dan Aplikasi Imunisasi. dr. Riska Yulinta Viandini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

Media tertentu 1. udara (TBC, Influenza dll), 2. tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Tifus dll), 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DPT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

dr. Mei Neni Sitaresmi, PhD, SpA(K)

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB II TINJAUAN TEORI. meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu. terbentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cakupan Program Imunisasi Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh penyakit di Indonesia, yaitu : Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, dan Hepatitis B. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih. Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014 dengan target tahun 2010 mencapai UCI desa/kelurahan 80% dan 80% bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2011 mencapai UCI 85%, dan 82% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2013 mencapai UCI 95% dan 88% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2014 mencapai UCI 100% dan 90% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Target pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/ kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak. 7

8 Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child of Immunization (GAIN UCI) akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2010 2014, dengan sasaran seluruh bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak. Guna mecapai target 100% UCI desa/ kelurahan pada tahun 2014 perlu dilakukan berbagai upaya percepatan melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI (;GAIN UCI). Indonesia bersama seluruh negara anggota WHO di Regional Asia Tenggara telah menyepakati tahun 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization (IRI). Hal ini sejalan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional atau GAIN UCI yang bertujuan meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan imunisasi sampai ke seluruh desa di Indonesia. B. Imunisasi Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak. Caranya dengan pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemahkan / dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi terhadap kelangsungan hidup manusia (Riyadi.s & Sukarmin, 2009). 1. Pengertian imunisasi Menurut Matondang CS, dkk,2005 yang dikutip kembali oleh Maryunani, 2010. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

9 seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Vaksin dimasukan ketubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk ketubuh, system pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi ini selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut (Williams, 2003). 2. Tujuan Pemberian Imunisasi Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara lain : a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu. b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak. c. Agar anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. e. Untuk mendapat eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri. f. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian. g. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi) (Maryunani, 2010). 3. Manfaat Imunisasi a. Untuk anak: Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.

10 b. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. c. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. C. Macam Macam Imunisasi Ada dua macam imunisasi, yaitu: 1. Imunisasi Aktif Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen kedalam tubuh sehingga zat antibody yang akan bertahan bertahun tahun. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri. Imunisasi aktif diberikan untuk pencegahan penyakit yang dilakukan dengan memberikan vaksin terhadap beberapa penyakit infeksi. Dalam imunisasi aktif tedapat empat macam kandungan dalam vaksinnya, antara lain: a. Antigen sebagai zat atau mikroba. b. Pelarut yang berupa air steril atau cairan kultur jaringan. c. Presevatif, stabilizer, dan antibiotika untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen. d. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium untuk meningkatkan imunogenitas antigen.

11 2. Imunisasi Pasif Imunisasi pasif adalah pemberian antibody dengan tujuan memberikan pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi. Tujuan pemberian imunisasi pasif untuk pencegahan bila antibody diberikan pada pasien defisiensi sistem imun. Tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara menyuntikkan serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan. Imunisasi pasif terdiri dari dua macam, yaitu: a. Imunisasi Pasif Bawaan Imunisasi pasif bawaan merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam kandungan b. Imunisasi pasif didapat Imunisasi pasif didapat merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya didapat dari luar tubuh,misalnya dengan suntik atau serum yang mengandung zat anti (Maryunani, 2010). D. Jenis-Jenis Imunisasi Ada dua Jenis imunisasi, yaitu : 1. Imunisasi dasar Merupakan imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuh dari penyakit yang berbahaya. Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun yaitu :

a. Imunisasi BCG 12 1). Pengertian Imunisasi BCG Imunisasi BCG (Bacilli Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). 2). Pemberian Imunisasi BCG Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak perlu diulang. Diberi saat bayi usia 0 11 bulan. Diberikan secara intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas atau pada paha. 3). Efek samping Pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar gatah bening diketiak atau leher bagian bawah, dan biasanya akan sembuh sendiri. 4). Kontra indikasi Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang menderita TB atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat / menahun. b. Imunisasi DPT 1). Pengertian Imunisasi DPT Imunisasi DPT (Difteria, Pertusis, tetanus) merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya yang dapat merangsang pembentukkan zat anti(toksoid).

13 2). Pemberian Imunisasi DPT Pemberian imunisasi ini tiga kali dari bayi usia 2-11 bulan, yaitu pada usia 2 bulan, 4bulan dan 6 bulan. Diberikan melalui suntikan intra muskuler (IM). 3). Efek samping Gejala yang muncul seperti demam yang disertai rewel selama 1-2 hari, pembengkakan, agak nyeri atau pegal pegal pada tempat penyuntikan. Yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari,atau bila masih demam bias diberi obat penurun panas bayi. 4). Kontra Indikasi Imunisasi DTP tidak dapat diberi pada anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bukan,anak yang demam dan bersifat alergi. c. Imunisasi Polio 1). Pengertian Imunisasi Polio Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliolielitis yang merupakan penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan. 2). Pemberian Imunisasi Polio Pemberian iminisasi ini empat kali pada bayi usia 0 11 bulan,bisa diberi lebih dari jadwal yang telah ditentukan dan tidak akan berdampak buruk. Pemberian imunisasi ini melalui oral/mulut. Dan dapat mencekal penyakit polio hingga 90 %.

14 3). Efek Samping Pada imunisasi ini hamper tidak ada efek samping, hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan dan sakit otot. 4). Kontra Indikasi Imunisasi polio tidak diberikan pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan. Begitu juga anak dengan penyakit HIV/AIDS, kanker, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum. d. Imunisasi Campak 1). Pengertian Imunisasi Campak Imunisasi campak adalah imunisasi imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili / measles). 2). Pemberian Imunisasi Pemberian imunisasi campak hanya satu kali pada bayi usia 9 11 bulan. Dan baiknya diberi pada usia 9 bulan dan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal, selain antibody dari ibu sudah menurun di usia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Cara pemberian imunisasi ini melalui subkutan. 3). Efek Samping Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi, hanya terjadi demam ringan dan efek kemerahan pada pipi dibawah telinga pada hari ke 7 8 setelah penyuntikan, atau terdapat pula pembengkakan pada daerah penyuntikan.

15 4). Kontra Indikasi Imunisasi campak tidak diberikan pada anak dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam, penyakit gangguan kekebalan, penyakit TBC, anak dengan kekurangan gizi berat dan anak dengan penyakit keganasan. e. Imunisasi Hepatitis B 1). Pengertian Imunisasi Hepatitis B Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. 2). Pemberian Imunisasi Hepatitis B Imunisasi Hepatitis B ini diberikan tiga kali pada bayi usia 1 11 bulan,dengan syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil. Imunisasi hepatitis B diberikan dengan cara intramuskuler (IM) dibagian lengan atau paha bagian otot depan bayi. Penyuntikan dibokong tidak dianjurkan karena bias mengurangi efektifitas vaksin. Tingkat kekebalannya cukup tinggi, setelah tiga kali suntikan lebih dari 95 % bayi mengalami respon imun yang cukup. 3). Efek Samping Efek samping yang ditimbulkan imunisasi ini hanya berupa nyeri pada tempat penyuntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. reaksi ini hilang dalam waktu dua hari. 4). Kontra Indikasi Tidak dapat diberi pada anak yang menderita sakit berat (Maryunani, 2010).

16 2. Imunisasi Booster Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan (revaksinasi) dari imunisasi dasar yang di berikan pada waktu-waktu tertentu dan juga diberikan bila terdapat wabah yang terjangkit atau bila terdapat kontak dengan penyakit bersangkutan (Maryunani, 2010). Imunisasi yang dianjurkan merupakan program imunisasi non-ppi. Anjuran ini berdasarkan rekomendasi dari organisasi profesi kedokteran anak, yakni Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis imunisasi ini merupakan pelengkap dari program imunisasi yang diwajibkan pemerintah bagi anakanak Indonesia. Jenis imunisasi booster atau imunisasi yang dianjurkan ini ada tujuh, yaitu : a. Hib (Haemophilus influenza type B) b. Varisela c. Tifoid d. MMR (Measless,Mumps,Rubella) e. Hepatitis B f. Pneumokokus (PVC) g. Influenza (PN,eveline & Nanang Djamaludin. 2010). E. Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi Penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian Imunisasi ini adalah : 1. Penyakit Difteri

17 Penyakit difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian. 2. Penyakit Pertusis Penyakit pertusis adalah penyakit radang paru (pernafasan) yang disebut juga batuk rejan 100 hari, karena lama sakitnya lebih dari tiga bulan lebih. 3. Penyakit tetanus Tetanus adalah suatu penyakit dengan gangguan neuromuscular akut berupa trismus, kekakuan oleh eksotoksin spesifik dari kuman anaerob clostridium tetani. 4. Penyakit Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum ini disebabkan oleh pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih. 5. Penyakit hepatitis B Penyakit hepatitis B adalah suatu peradangan dari hati yang terjadi karenaagen penyebab infeksi. 6. Penyakit Polio Penyakit polio adalah penyakit menular yang sangat berbahaya. Virus ini menyerang syaraf danbisa menyebabkan kelumpuhan total hanya dalam hitungan jam. 7. Penyakit Campak Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit. 8. Penyakit TBC

18 Mansjoer, dkk (2000, dalam Maryunani, 2010) mengatakan bahwa Tuberculosis adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium tuberculosis sistemis, sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dan lokasi terbanyak diparu yang merupakan lokasi infeksi primer (Maryunani, 2010). F. Penyimpanan Vaksin Secara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati yang mempunyai ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu. Oleh karena itu harus diperhatikan syrat - syarat penyimpanan dan transportasi vaksin untuk menjamin kotensinya ketika diberikan kepada seorang anak. Rantai vaksin adalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai diberikan kepada pasien. Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2 o C s/d 8 o C, diatas suhu 8 o C vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan 2 hari, vaksin BCG dan Campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin polio oral yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25 o C s/d -15 o C, namum hanya bertahan 6 bulan pada suhu +2 o C s/d +8 o C (Satgas, 2008). Hal-hal Yang dapat merusak vaksin dan komposisi vaksin yaitu: 1.panas dapat merusak semua vaksin. 2.Sinar matahari dapat merusak BCG. 3. Pembekuan toxoid. 4. Desinfeksi/antiseptic : sabun (Marimbi, 2010).

19 G. Pemberian suntikan Sebagian besar suntik diberikan melalui suntikan intramuscular atau subkutan dalam. Kecuali pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan per-oral dan BCG diberikan dengan suntikan intradermal (dalam kulit). Pada sebagian petugas kesehatan yang kurang berpengalaman memberikan suntikan subkutan dalam, dianjurkan memberikan dengan cara intra muscular (Ranuh, 2008). H. Teknik dan Ukuran Jarum Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan trauma akibat suntikan yang salah. Pada tiap suntikan harus digunakan tabung suntikan dan jarum baru, sekali pakai dan steril. Sebagian besar vaksin harus disuntikan ke dalam otot. Penggunaan jarum yang pendek meningkatkan resiko terjadinya suntikan subkutan yang kurang dalam. Hal ini menjadi masalah untuk vaksin vaksin yang inaktif (inactivated). Standart jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain dalam beberapa hal seperti berikut : 1. Pada bayi yang kurang bulan,dapat dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm; 2. Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dipakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16 mm, untuk bayi bayi kecil dipakai ukuran 27 dengan panjang 12 mm; 3. Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obese) dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38 mm; 4. Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi BCG dipakai jarum ukuran 25 27 dengan panjang 10 mm (Ranuh, et al. 2008).

20 I. Posisi anak dan Lokasi Suntikan Vestus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral paha. Vaksin disuntikan batas antara sepertiga otot bagian atas dan tengah yang merupakan bagian paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 45 o 60 o terhadap permukaan kulit ; dengan jarum kearah lutut. Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang tua / pengasuh atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua. Celana (popok) bayi harus dibuka bila menutupi otot vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian vaksin akan disuntikkan terlalu bawah daerah paha. Kedua tangan dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang antara jempol dan jari jari, sehingga mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan dan membuatnya lebih lancar (Ranuh, et al. 2008). J. Pencatatan Imunisasi Setiap bayi / anak sebaiknya mempunyai dokumentasi imunisasi seperti kartu imunisasi yang dipegang oleh orang tua atau pengasuhnya. Setiap dokter atau tenaga paramedis yang memberikan imunisasi harus mencatat semua data data yang relevan pada kartu imunisas. Data yang harus dicatat pada kartu imunisasi : 1. Jenis vaksin yang diberikan, termasuk nomor batch dan nama dagang; 2. Tanggal melakukan vaksinasi; 3. Efek samping bila ada; 4. Tanggal vaksinasi berikut; 5. Nama tenaga medis / paramedic yang memberikan vaksin. Pentingnya kartu vaksinasi ini untuk menilai jenis dan jumlah vaksin yang diberikan dan bagaimana pemberian vaksinasi selanjutnya untuk pasien dengan imunisasi tidak lengkap dan cara mengejar (catch up) imunisasi yang tertinggal (Ranuh,et al. 2008).

21 Sebelum memberikan vaksin cek identitas ampul, waktu kedaluarsa dan catat nomor batch. Pastikan bahwa injeksi adrenaline BP (1 dalam 1000) tersedia dalam kotak obat yang sewaktu waktu dibutuhkan untuk mengatasi reaksi alergi (Juffrie.M & Iyan.D, 2008). K. Standart Pelayanan Minimal (SPM) Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standart pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten / kota Menteri kesehatan Republik Indonesia.bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (4) butir b, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menetapkan pedoman standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota (Kepmenkes, 2003). Standart pelayanan minimal bidang kesehatan pasal 2 ; 1. Kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai Standart Pelayanan Minimal; 2. Standart Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator pekerja dan target tahun 2010, diantaranya ; Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah mengenai pelayanan imunisasi, desa kelurahan UniversaI Child Immunization (SPM) 100 % (Kepmenkes, 2003). Indicator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN tahun 2010-2014 dengan target pencapaian sebagai berikut : 1. Tahun 2010 Mencapai UCI desa/kelurahan 80 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 80 %. 2. Tahun 2011

22 Mencapai UCI desa/kelurahan 85 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 82 %. 3. Tahun 2012 Mencapai UCI desa/kelurahan 90 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 88 %. 4. Tahun 2013 Mencapai UCI desa/kelurahan 95 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 88 %. 5. Tahun 2014 Mencapai UCI desa/kelurahan 100 %, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 90 %. Dinas kesehatan kota medan (2012) menetapkan Standart Pelayanan Minimal Imunisasi tahun 2012 dari masing-masing jenis imunisasi harus mencapai target yaitu HB0 = 80 %,BCG = 90 %,DPT/HB = 95 %,Polio = 95 %,Campak = 95 %. Pemberian imunisasi ini harus sudah diberi kepada bayi sebelum usia 1 tahun.