BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transfusi darah, prosedur invasif). (Potter & Perry, 2005). operasi dan prosedur-prosedur diagnostik yang besar, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan (Robbins, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 307 per kelahiran hidup (KH). Data AKI tahun 2009 sebesar

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Bab II Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB IV HASIL PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam (Stuart & Sundeen, 2008). Menurut Kaplan (1998) cemas adalah suatu isyarat waspada yang memperingatkan akan bahaya yang mengancam dan ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi yang berhubungan dengan kecemasan tersebut. Menurut Ann (1996), cemas berbeda dengan takut, walaupun respon fisik cemas dan takut hampir sama, namun ada beberapa perbedaan penting antara keduanya, yaitu: 1.a Takut merupakan suatu reaksi terhadap bahaya yang spesifik, sedangkan kecemasan merupakan perasaan samar terhadap ancaman dari bahaya yang tidak spesifik. 1.b Kecemasan menyerang pada tingkat lebih dalam dari pada takut yaitu sampai pusat kepribadian. a. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Menurut (Stuart & Sundeen, 2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan : 7

8 2.a Faktor Predisposisi Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan, yang berupa ; 1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu 2) Konflik emosional yang dialami individu dan terselesaikan dengan baik. 3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan 4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk mengambil keputusan 5) Gangguan fisik menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang mempengaruhi konsep diri 2.b Faktor Presipitasi Faktor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan, yang dikelompokkan menjadi dua ; 1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi: Sumber internal : kegagalan mekanisme fisiologi system, imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis

9 normal (hamil) Sumber eksternal : paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal. 2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal ; Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap tempat baru. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok b. Gambaran klinis Penderita kecemasan akan mengalami 3 (tiga) atau lebih dari gejala-gejala berikut: gelisah, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, ketegangan otot dan gangguan tidur. Manifestasi cemas dapat meliputi aspek fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku. Respon terhadap ancaman dapat berkisar dari kecemasan ringan, sedang, berat dan panik (Stuart & Sundeen, 2008). b.1 Kecemasan ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan

10 kreatifitas. Kecemasan ringan diperlukan untuk seorang agar berfungsi dan berespon secara efektif terhadap lingkungan dan kejadian. Seseorang dengan kecemasan ringan dapat dijumpai hal-hal sebagai berikut: 1) Respon fisiologis Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar. 2) Respon kognitif Lapang persepsi meluas mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif. 3) Respon perilaku dan emosi Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. b.2 Kecemasan Sedang Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Orang dengan Kecemasan sedang biasanya menunjukkan keadaan sebagai berikut : 1) Respon fisiologis Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut

11 kering, anoreksia, diare atau kostipasi, gelisah. 2) Respon kognitif Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. 3) Respon perilaku dan emosi Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan), bicara banyak dan cepat, susah tidur, perasaan tidak aman. b.3 Kecemasan berat Lapangan persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderung memikirkan hal-hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan area lain. 1) Respon Fisiologis Nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat, sakit kepala, penglihatan kabur dan ketegangan. 2) Respon kognitif Lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah. 3) Respon perilaku dan emosi Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan blocking.

12 b.4 Kecemasan sangat berat atau panik Lahan persepsi sudah sangat sempit sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan dan tuntunan. Pada keadaan ini terjadi peningkatan aktivitas motorik. Tingkat anxietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian. Seseorang dengan panik akan dapat dijumpai adanya : 1) Respon fisiologis Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah. 2) Respon kognitif Lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis. 3) Respon perilaku dan emosi Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, sering berteriak, blocking, kehilangan kendali atau kontrol diri, persepsi kacau. 2. Paritas Paritas adalah terminologi yang menunjukkan riwayat seorang wanita, terkait dengan banyaknya bayi hidup yang pernah dilahirkannya. Berikut adalah beberapa istilah mengenai paritas: a. Para adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.

13 b. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi hidup. c. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya. d. Multipara adalah seorang wanita yang pernah beberapa kali (sampai 4 kali) melahirkan bayi hidup. e. Grademultipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup sebanyak lima kali atau lebih (Manuaba, 2008). Pada grandemultipara patut dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum pada grandemultipara dapat disebabkan karena kelainan plasenta sebagai berikut: a) plasenta pleura, b) solusio plasenta, c) Vassa pievia. Ibu yang pernah melahirkan 5 (lima) kali atau lebih, memiliki rahim yang teregang berlebihan sehingga menciptakan banyak ruangan kosong yang berisiko terjadi kelainan pada plasenta. Risiko terjadinya perdarahan antepartum menjadi lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan persalinan secara normal menjadi rendah (Wiknjosastro, 2002). 3. Curratage Curratage merupakan tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan atau sisa jaringan dari dalam rahim dengan fungsi diagnostik atau terapetik. Jaringan bisa berupa janin yang mengalami abortus, endometriosis, atau sisa plasenta yang tertinggal seusai persalinan. Curratage perlu dilakukan supaya rahim bersih dari jaringan yang tidak

14 semestinya berada bahkan tumbuh di dalamnya. Jika tidak dibersihkan, akan memunculkan gangguan seperti nyeri dan perdarahan. Arti lain curratage adalah tindakan untuk melepaskan jaringan yang melekat pada dinding rahim (kavum uteri), dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen berupa sendok curratage ke dalam dinding rahim. Sendok curratage akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistematik (Cuningham, 2001). Curratage sebagai diagnostik suatu penyakit rahim. Ini bertujuan untuk mengambil sedikit jaringan lapis lendir rahim, sehingga dapat diketahui penyebab dari perdarahan abnormal yang terjadi. Misalnya: a. Pendarahan pervaginam yang tidak teratur. b. Pendarahan hebat. c. Kecurigaan akan kanker endometriosis atau kanker rahim. d. Infeksi rahim. e. Pemeriksaan kesuburan/ infertilitas (Bernstein, 2000). Curratage sebagai terapi, bertujuan menghentikan perdarahan yang terjadi pada keguguran kehamilan dengan cara mengeluarkan hasil kehamilan yang telah gagal berkembang; menghentikan perdarahan akibat mioma dan polip dengan cara mengambil mioma dan polip dari dalam rongga rahim; menghentikan perdarahan akibat gangguan hormon dengan cara mengeluarkan lapisan dalam rahim. Misalnya: a. Kasus keguguran. b. Tertinggalnya sisa jaringan plasenta (ari-ari), atau sisa jaringan janin di dalam rahim setelah proses persalinan.

15 c. Hamil anggur. d. Menghilangkan polip rahim (Bernstein, 2000). 4. Prosedur Curratage Prosedurnya sama antara curratage karena keguguran maupun non keguguran. a. Persiapan sebelum curratage 1) Puasa. Saat akan menjalani curratage, biasanya ibu harus mempersiapkan diri. Misal, berpuasa 8 jam sebelumnya agar perut dalam keadaan kosong sehingga curratage bisa dilakukan dengan maksimal. 2) Cek adanya perdarahan. Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, curratage akan ditunda sampai masalah perdarahan teratasi. Namun tak menutup kemungkinan curratage segera dilakukan untuk kebaikan pasien. 3) Persiapan psikologis. Seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya curratage sangat individual. Sehingga, kesiapan Moms sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila Moms sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum curratage, munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan menambah kuat rasa sakit. Usahakan menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa curratage adalah jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah yang ada (Cuningham, 2005).

16 4) Minta penjelasan dokter selengkap-lengkapnya, mulai apa itu curratage, alasan kenapa harus dicurratage, persiapan yang harus dilakukan, hingga masalah atau risiko yang mungkin timbul. b. Saat Curratage Sebelum dilakukan curratage, biasanya pasien akan diberikan obat anestesi (bius). Ketika melakukan curratage, ada 2 pilihan alat bantu. Pertama, sendok curratage dan kanula/selang. Sendok curratage biasanya dipilih oleh dokter untuk mengeluarkan janin yang usianya lebih dari 8 minggu karena pembersihannya bisa lebih maksimal. Sedangkan sendok kanula lebih dipilih untuk mengeluarkan janin yang berusia di bawah 8 minggu, sisa plasenta, atau kasus endometrium (Cuningham, 2005). c. Perawatan pasca curratage Perawatan usai curratage umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Ibu harus menjaga bekas operasi dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur (Cuningham, 2005). Jika ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segera periksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan curratage yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya curratage berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhan (Cuningham, 2005).

17 d. Dampak Curratage Dampak yang dapat terjadi akibat tindakan curratage yaitu: 1) Perdarahan. Ini dikhawatirkan terjadi jika jaringan tidak diambil dengan bersih. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan, maka curratage kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus jaringan yang sudah membatu. 2) Cerukan di dinding rahim. Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding rahim. Karena dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim. 3) Infeksi. Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah. 4) Gangguan haid. Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran siklus haid. 5) Kanker. Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%. Namun bila curratage tidak dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal kemudian tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa saja memicu munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim 6) Masih terdapat jaringan tersisa (Bernstein, 2000).

18 B. Kerangka Teori Ibu Hamil Abortus Tindakan Curratage 1. Nullipara 2. Primipara 3. Multipara 4. Grademultipara Kecemasan 1. Faktor Predisposisi a. Peristiwa traumatik b. Konflik emosional c. Konsep diri terganggu d. Frustasi e. Gangguan fisik 2. Faktor Presipitasi a. Ancaman terhadap integritas fisik b. Ancaman terhadap harga diri 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 4. Sangat berat Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber: Stuart & Sundeen (2008), Manuaba (2008) dan Bernstein (2000)

19 C. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terikat Tindakan Curratage Kecemasan: 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 4. Sangat berat Abortus Primipara Abortus Multipara Gambar 2.2. Kerangka Konsep D. Hipotesis Hipotesis yang akan diuji yaitu: ada perbedaan tingkat kecemasan pada primipara dan multipara terhadap tindakan curratage di R.Teratai RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto