Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

IV. METODE PENELITIAN

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

PENGARUH STATUS DAN LUAS LAHAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

IV METODE PENELITIAN

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Imbalan Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Banjar

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

Transkripsi:

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN Noris Puja Kusuma 1), Edison 2) dan Ernawati 2 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 2) Dosen Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Email : Norispujakusuma@rocketmail.com ) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani kentang. Penelitian ini dilakukan di dua Desa yang ada di Kecamatan Jangkat dengan menggunakan 72 petani sampel yang terdiri dari 34 petani di Desa Pulau Tengah, dan 38 petani di Desa Renah Alai. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa rata-rata produksi usahatani kentang di Kecamatan Jangkat sebesar 15.211 kg per hektar per musim tanam. Pendapatan usahatani kentang di daerah penelitian per musim tanam sebesar Rp. 23.438.004 per musim tanam, sedangkan pendapatan usahatani kentang per hektar per musim tanam sebesar Rp. 24.521.148 per hektar per musim tanam. Kata Kunci : Kentang, Produksi, Pendapatan ABSTRACT This study aims to analysis of the potatoes farming income. This study was conducted in two villages in the Jangkat Sub District by using 72 sample farmers consisting of 34 sample farmers in the village of Pulau Tengah, and 38 sampel farmers in the village of Renah Alai. Data obtained in this study was analyzed quantitativly. The result in this study was that the average production of potatoes farming in Jangkat District was 15.211 kg per hectare per planting period. Potatoes farming income in research area per planting period was Rp. 23.438.004 per planting period, while the potatoes farming income per hectare per planting period was Rp. 24.521.148 per hectare per planting period. Keywords : Potatoes, Production, Income PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pencaharian mayoritas penduduknya. Keberadaan sektor pertanian telah terbukti mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan, meskipun hal ini belum merata menyentuh pedesaan secara keseluruhan. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukkan dengan aktivitas dalam meningkatkan pendapatan petani. Di sektor pertanian, tanaman hortikultura memiliki prospek yang menjanjikan dan peluang yang besar bila dapat dimanfaatkan akan mendatangkan keuntungan terutama dalam meningkatkan pendapatan devisa negara. Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Jambi pada dasarnya merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan pertanian dalam upaya mewujudkan program pembangunan secara nasional dan semakin berorientasi pada agribisnis. Pembangunan pertanian tanaman hortikultura merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian tanaman pangan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, 2013). 93

Kentang dengan nama latin (Solanum tuberosum. L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya sekali berproduksi dan setelah itu mati (Samadi, 1997). Kentang sangat cocok dibudidayakan di dataran tinggi. Tanaman tidak berkayu dan tergolong dalam suku terung-terungan (Solanaceae) ini berasal dari Amerika Selatan dan Asia, termasuk Indonesia (Idawati, 2012). Perkembangan produksi kentang di Indonesia pada periode tahun 2008-2012 cenderung stabil, tercatat ditahun 2012 produksi kentang termasuk jumlah produksi terbesar kedua setelah kubis dari 25 jenis komoditas sayur-sayuran di Indonesia. Produksi kubis di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 1.450.037 ton, sedangkan produksi kentang sebesar 1.094.232 ton. Pada tahun 2012 produksi terbesar kentang di Provinsi Jambi yakni 85.535 ton yang sebelumnya pada tahun 2011 berproduksi sebesar 89.102 ton. Sedangkan produktivitasnya cenderung meningkat sebesar 1,64 % pada tahun 2012. (Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2013) Di Provinsi Jambi tercatat hanya tiga Kabupaten yang merupakan sentra produksi kentang yakni Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sungai Penuh. Kabupaten Merangin memiliki luas areal dan produksi terbesar kedua setelah Kabupaten Kerinci yakni seluas 1.193 ha dan produksi 20.705 ton, namun produktivitas lahannya masih rendah jika dibandingkan produktivitas panen di Kerinci yakni 17,36 ton/ha atau persentase sebesar 36,61 %. Sentra produksi kentang di Kabupaten Merangin terdapat di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Jangkat, Kecamatan Lembah Masurai dan Kecamatan Sungai Tenang. Dari ketiga Kecamatan tersebut, Kecamatan Jangkat merupakan Kecamatan yang memiliki potensi terluas dan produksi tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi, 2013). Kentang di Kecamatan Jangkat menempati urutan pertama dari pada Kecamatan Sungai Tenang dan Masurai yakni luas panen seluas 1.069 ha dan produksi 18.200 ton. Jika ditinjau dari produktivitasnya sebesar 17 ton/ha atau 31,48 % (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Merangin, 2013). Pada saat ini usahatani kentang di Kecamatan Jangkat masih dihadapi berbagai masalah diantaranya terdapat masalah tingginya biaya input produksi seperti biaya pupuk, obat-obatan dan biaya keterbatasan ketersediaan bibit. Bibit yang berkualitas hanya dapat diperoleh dari luar kota yakni Kerinci bahkan dari Pulau Jawa dan harganya pun cukup mahal yakni Rp 8.000/ kg. Harga input pupuk cukup mahal, sedangkan penggunaan pupuk untuk usahatani kentang tinggi. (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Jangkat, 2014). Usahatani kentang varietas Granola lokal pada umumnya dibudidayakan oleh petani setempat. Menurut Samadi (1997), Varieta s Granola berpotensi produksi yang tinggi, mencapai 30-35 ton/ha. Umur tanaman tergolong pendek yakni 80-90 hari, pengaturan jarak tanam yang rapat membutuhkan umbi bibit lebih banyak daripada pengaturan jarak tanam yang lebar. Menurut Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Merangin (2014), Harga kentang di Jangkat saat ini yakni berkisar pada Rp. 3.600 5.000/kg. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani kentang di Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan pada pertimbangan lokasi tersebut merupakan salah satu sentra produksi kentang yang perlu mendapat perhatian khusus dari segi pendapatan yang diperoleh petani sebab kuantitas dan kualitas produksinya cukup baik. Sumber dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Observasi, yaitu metode pengamatan dan peninjauan secara langsung ke lokasi penelitian ; (2) 94

Interview, yaitu mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada petani dengan panduan kuisioner yang berkaitan dengan penelitian ini, (3) Studi Pustaka, diperoleh dari berbagai literatur, laporan-laporan dari berbagai instansi pemerintah terkait, buku, dan jurnal serta hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Populasi penelitian meliputi masyarakat setempat mengusahakan usahatani kentang. Selanjutnya dipilih dua desa yang mewakili yaitu Desa Renah Alai dan Desa Pulau Tengah. Menurut informasi BP4K kecamatan Jangkat terdapat 133 petani kentang di Desa Renah Alai, dan 120 petani di Desa Pulau Tengah. Jadi total populasinya ialah 253 petani. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane atau Solvin dalam Riduwan (2009). Setelah dilakukan penarikan sampel dari total pupulasi didapat bahwa jumlah sampel petani dari kedua desa tersebut adalah 72 orang petani kentang. Sampel petani di Desa Renah Alai berjumlah 38 orang petani kentang, sedangkan sampel petani di Desa Pulau Tengah berjumlah 34 orang petani kentang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling yakni populasi yang diambil petani yang tergabung dalam kelompok tani. Untuk setiap desa dilakukan pemilihan sampel secara metode acak sederhana ( Simple Random Sampling). Data yang diperoleh dari petani responden dikumpulkan untuk ditabulasikan, kemudian dianalisis secara deskriftif. Adapun data yang dihitung adalah besarnya produksi yang dihasilkan, biaya-biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan. Rumus matematis faktor produksi : Y= f ( X 1, X 2,...X n ) Pendapatan usahatani adalah penerimaan dikurangi total biaya tunai yang dikeluarkan yakni biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan selisih antara penerimaan dan semua biaya termasuk biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya tenaga kerja luar yang diperhitungkan dan biaya penyusutan alat dikatakan sebagai pendapatan bersih atau keuntungan usahatani. Secara sistematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai berikut. Keterangan : Pd = Pendapatan (Rp) Y = Hasil Produksi (Kg) Py = Harga hasil produksi (Rp) Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,...n) Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp) BTT = Biaya tetap total rata-rata Pd = Y.Py - Xi.Pxi BTT HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Jangkat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Merangin yang memiliki luas daerah 967,23 km 2. Dengan menggunakan transportasi kendaraan roda 4 Jarak tempuh 137 km dalam waktu 3,5 jam dari ibukota Kabupaten Merangin dan berjarak 400 km dari ibu kota provinsi. Kecamatan Jangkat terdiri dari 11 Desa, 25 Dusun dan 54 RT. Desa Pulau Tengah merupakan Desa terluas yaitu sebesar 124 km 2 dan Desa Lubuk Mentilin merupakan Desa terkecil dengan luas sebesar 33 km 2. 95

Produksi kentang adalah produksi fisik berupa umbi kentang dalam bentuk kilogram yang diperoleh petani dari hasil panen yang mana kentang berumur 90-120 hari atau sekitar 3-4 bulan. Kentang yang dipanen adalah umbi yang telah tua sesuai dengan kriteria tingkat kematangan yang dicirikan daun kentang telah menguning. Produksi kentang di daerah penelitian terbagi 3 golongan mutu yakni mutu KL, mutu Top, dan mutu KL mini. Jumlah produksi pada masing-masing kelas mutu kentang bervariasi, mutu KL menghasilkan produksi tertinggi sebesar 8.249 kg/ha/mt, mutu Top mengasilkan produksi sebesar 4.959 kg/ha/mt, dan mutu KL Mini menghasilkan produksi sebesar 2.004 kg/ha/mt. Secara keseluruhan produksi kentang yang dihasilkan di daerah penelitian adalah 15.033 kg/ha/mt. Menurut Idawati (2012), varietas Granola merupakan varietas unggul karena produktifitasnya bisa mencapai 30 ton/ha. Hasil akhir produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya disebabkan karena perbedaan kualitas (Soekartawi, 1994). Sedangkan menurut Hanafie (2010), cara kerja usahatani yang lebih baik, pasar yang mudah dicapai serta tersedianya sarana dan alat produksi memberikan kesempatan kepada petani untuk meningkatkan produksinya. Bibit yang digunakan dalam usahatani kentang di daerah penelitian bervariasi jumlahnya. Harga bibit di Jangkat Rp. 8.000/kg, sedangkan penggunaan bibit tergantung pada ukuran kentang yang digunakan sebagai bibit. Biaya bibit yang harus dikeluarkan oleh petani di daerah penelitian adalah Rp. 14.862.989 /ha/mt. Biaya pupuk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli seberapa banyak pupuk yang digunakan. Pupuk yang digunakan oleh petani ada 4 jenis yaitu Urea, SP-36, KCl, dan Phonska. Rata-rata biaya pupuk yang dikeluarkan petani kentang adalah Rp. 3.736.842 /ha/mt. Jenis obat yang digunakan petani bermacam-macam dan bervariasi merk obat-obatannya. Petani memakai obat-obatan yaitu merk Curzete, Wendry, Propicur N, Compidor, Matador, dan Curacron. Dosis yang digunakan pun sangat bervariasi tergantung petani dalam memanajemen usahataninya, namun kisaran dosisnya tidak begitu jauh. Secara keseluruhan untuk obat-obatan biaya rata-ratanya adalah Rp. 4.690.591/ha/MT. Rata-rata biaya tenaga kerja dalam keluarga adalah sebesar Rp. 5.442.262 /ha/mt. Sedangkan biaya tenaga kerja luar keluarga usahatani kentang di daerah penelitian adalah Rp 10.055.851 /ha/mt. Harga kentang adalah harga jual produsen atau harga tingkat petani yang dinyatakan dalam satuan rupiah/kilogram. Kemudian berdasarkan data harga yang diperoleh pada saat penelitian, terdapat 3 macam kelas harga dalam ukuran yang berbeda. Harga rata-rata kentang per musim tanam kentang pada masing-masing kelas mutu adalah Rp 5.500 /kg untuk kentang KL, Rp 3.000 /kg untuk kentang Top, sedangkan Rp 2.000 /kg untuk kentang KL Mini. Harga yang diterima petani merupakan harga pada waktu satu tahun yang berlaku pada saat itu yakni tahun 2013. Menurut Hanafie (2010), perangsang untuk meningkatkan produksi adalah perbandingan harga yang akan diterima untuk hasilnya dan biaya untuk memproduksinya, yang dipengaruhi oleh harga barang input yang digunakan. Tingkat stabilitas harga sangat merangsang petani untuk meningkatkan produksinya. Perbedaan jumlah produksi kentang dari masing-masing sampel disebabkan adanya perbedaan pengambilan keputusan petani dalam mengolah usahatani kentang per hektarnya. Selain itu, terdapat perbedaan luas lahan yang dimiliki petani sampel dan kegiatan pemeliharaan tanaman kentang (pemupukan, pembumbunan, penyemprotan) yang berbeda antara petani sampel. Menurut Soekartawi (1994), keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biayabiaya. Biaya ini, dalam banyak kenyataan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu biaya tetap (seperti sewa tanah, pembelian alat-alat pertanian) dan biaya tidak tetap (seperti biaya yang diperlukan untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, dan pembayaran tenaga kerja). Untuk melihat total ratarata biaya, pendapatan, dan keuntungan usahatani kentang di Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin dapat dilihat pada Tabel 1. 96

Tabel 1. Rincian Produksi, Biaya, dan Pendapatan per Musim Tanam dan per Hektar, Usahatani Kentang di Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin Tahun 2014 Uraian Biaya Biaya Biaya Diperhitungkan Dibayarkan (Rp/MT) Produksi (kg) 14.263 Harga Output rata-rata (Rp) 3.500 Penerimaan (Rp) 60.348.333 60.348.333 Biaya Produksi Bibit 13.672.778 13.672.778 Pupuk 3.406.896 3.406.896 Obat-obatan 4.382.521 4.382.521 T.K Dalam Keluarga 4.127.976 4.127.976 T.K Luar Keluarga 3.210.516 6.945.434 10.055.851 Penyusutan Alat 729.439 729.439 Karung 534.870 534.870 Total Biaya Produksi (Rp) 8.067.931 28.942.499 37.735.826 Pendapatan (Rp) 31.405.834 23.438.004 Berdasarkan Tabel 1, memperlihatkan bahwa biaya pembiayaan secara ekonomi diperhitungkan sebesar Rp. 37.735.826 /MT dengan harga rata rata sebesar Rp. 3.500 menghasilkan penerimaan petani dari usahatani kentang sebesar Rp. 60.348.333 /MT. Biaya yang diperhitungkan ialah biaya penyustan alat, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya tenaga kerja luar yang diperhitungkan sebesar Rp. 8.793.327 /MT. Setelah total penerimaan dikurangi dengan total biaya maka diperoleh pendapatan tunai tanpa memperhitungkan biaya alat, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga yang diperhitungakan sebesar Rp. 31.405.834 /MT, perhektarnya Rp. 32.970.434 Ha/MT. Pendapatan bersih usahatani kentang di daerah penelitian jika memperhitungkan biaya - biaya penyusutan alat dan tenaga kerja yang diperhitungan maka pendapatannya sebesar Rp 23.438.004 /MT, perhektarnya Rp.24.521.148 /ha/mt. Alat analisa untuk mengukur tingkat keuntungan teknologi baru di dalam proses produksi usahatani dapat diketahui dengan analisis B/C Ratio. Jika B/C Ratio > 0, maka usahatani menguntungkan, B/C Ratio < 0, maka usahatani tidak menguntungkan, dan B/C Ratio = 0, maka usahatani impas. Untuk melihat B/C Ratio Usahatani Kentang per Hektar per Musim Tanam di Daerah Penelitian pada Tabel 2. Tabel 2. B/C Ratio Usahatani Kentang per Hektar per Musim Tanam di Daerah Penelitian Tahun 2014 Uraian Rp/Musim Tanam Rp/Ha/Musim Tanam Biaya Produksi (C) Pendapatan (B) B/C Ratio 36.910.330 23.438.004 0,63 39.739.504 24.521.148 0,61 Berdasarkan Tabel 2, B/C Ratio usahatani kentang di daerah penelitian per musim tanam yakni 0,63, sedangkan B/C Ratio Usahatani kentang di daerah penelitian per hektar per musim tanam yakni 0,61. Hal ini menunjukkan bahwa B/C > 0, maka usahatani kentang di Kecamatan Jangkat secara ekonomis menguntungkan. Usahatani kentang secara ekonomi menguntungkan di daerah penelitian dapat diketahui dengan menggunakan analisis R/C Ratio (Return Cost Ratio) atau yang dikenal dengan perbandingan 97

(nisbah) antara penerimaan dengan biaya keseluruhan, rata-rata R/C Ratio dari usahatani kentang per petani dan per hektar dalam satu musim di daerah penelitian dapat di lihat pada Tabel 3. Tabel 3. R/C Ratio Usahatani Kentang per Hektar per Musim Tanam di Daerah Penelitian Tahun 2014 Uraian Rp/Musim Tanam Rp/Ha/Musim Tanam Biaya Produksi Penerimaan R/C Ratio 36.910.330 60.348.333 1,63 39.739.504 64.260.648 1,62 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan rata-rata R/C Ratio dari usahatani kentang per musim tanam adalah sebesar 1,63, sedangkan R/C Ratio perhektarnya cenderung lebih kecil yakni sebesar 1,62. Hal ini menunjukan bahwa R/C Ratio > 1, maka usahatani Kentang di Kecamatan Jangkat secara ekonomis layak untuk dikembangkan. Penelitian Maulia (2010), perbedaan hasil analisis pendapatan usahatani kentang antara varietas Granola dan Atlantic yang dilakukan petani responden di Desa Cigedug secara umum dinyatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Hal ini dapat ditunjukkan dari pendapatan rata-rata atas biaya total yang diusahakan responden varietas Granola adalah Rp. 33.256.875,51 per hektar dan varietas Atlantic Rp. 42.206.449,23 per hektar, sedangkan berdasakan penelitian Purwanto (2011), total penerimaan usahatani kentang sebesar Rp. 57.800.000 per hektar dengan total biaya produksi sebesar Rp. 39.600.000 per hektar. Hal ini menyatakan bahwa pendapatan usahatani kentang di Kecamatan Jangkat masih belum mencapai pendapatan maksimum, selain itu biaya usahataninya cukup tinggi. KESIMPULAN Pendapatan sampel petani kentang per musim tanam di Kecamatan Jangkat sebesar Rp. 23.438.004 per musim tanam, sedangkan pendapatan usahatani kentang per hektarnya sebesar Rp 24.521.148 per hektar per musim tanam. Penelitian Maulia (2010), perbedaan hasil analisis pendapatan usahatani kentang antara varietas Granola dan Atlantic, pendapatan rata-rata atas biaya total yang diusahakan responden varietas Granola adalah Rp. 33.256.875,51 /Ha dan varietas Atlantic Rp. 42.206.449,23 /Ha. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Kepala Kecamatan Jangkat, Bapak Kepala Desa Pulau Tengah, Bapak Kepala Desa Renah Alai dan Bapak Ketua PPL yang telah banyak membantu, mengarahkan serta memberikan izin. Terima kasih kepala Staff Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi yang telah memberikan literatur berupa bantuan data sekunder yang tentunya berguna bagi kelancaran penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2013. Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, 2014. Data Harga Kentang. Pemerintah Kabupaten Merangin Unit Pelayanan Teknis Badan. Kecamatan Jangkat 98

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, 2014. Data Kelompok Tani. Pemerintah Kabupaten Merangin Unit Pelayanan Teknis Badan. Kecamatan Jangkat Dinas Petanian Tanaman Pangan Kabupaten Merangin, 2013. Data Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Merangin. Dinas Petanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, 2013. Data Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi. Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. C.V Andi Offset, Yogyakarta. Idawati, N. 2012. Pedoman Lengkap Bertanam Kentang, Langkah Mudah Bertanam Kentang dan Kiat Bisnis Olahan Kentang. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Maulia, S. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kentang di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Skripsi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta. Bandung. Samadi, B. 1997. Usahatani Kentang. Kanisius, Yokyakarta. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 99