1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam bidang ini adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk dapat mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. Kesempatan kerja, kuantitas, serta kualitas tenaga kerja menjadi indikator penting dalam pembangunan ekonomi karena mempunyai fungsi yang menentukan dalam pembangunan, yaitu : (1) tenaga kerja sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi serta distribusi barang dan jasa, dan (2) tenaga kerja sebagai sasaran untuk menghidupkan dan mengembangkan pasar. Kedua fungsi tersebut memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus dalam jangka panjang, atau dapat dikatakan bahwa tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan (Suroto, 1992). Salah satu tema utama bidang ketenagakerjaan adalah kesempatan kerja. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Kesempatan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat investasi, dan upah tenaga kerja. Perubahan pada faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat kesempatan kerja. Adanya kesempatan kerja ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi yang menjadi sumber pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
2 Kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai permintaan terhadap tenaga kerja di pasar tenaga kerja (demand for labour force), oleh karena itu kesempatan kerja sama dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia di dunia kerja. Tentunya semakin meningkat kegiatan pembangunan akan semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini menjadi sangat penting karena semakin besar kesempatan kerja bagi tenaga kerja maka kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin baik, dan sebaliknya. Di sisi lain, meningkatnya jumlah angkatan kerja dalam waktu yang cepat dan jumlah yang tinggi, sementara kesempatan kerja yang tersedia sangat terbatas akan menyebabkan timbulnya pengangguran. Inilah yang membuat permasalahan ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak langsung akan berkaitan dengan masalah-masalah lainnya seperti ketidakmerataan pendapatan, kemiskinan, perlambatan pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan instabilitas politik. Semua ini secara intuitif tampaknya telah dipahami oleh para pengambil kebijakan. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran yang berimplikasi terhadap lambatnya laju pertumbuhan ekonomi, mengingat semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja baru yang memasuki pasar kerja.
3 Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha (dalam ribu jiwa) Lapangan Us aha Tahun 2003* 2004 2005 2006 2007 Rata-rata Total 1. Pertanian 6.656 6.560 6.872 7.864 8.291 7.249 36.243 2. Pertambangan dan Penggalian 585 546 529 510 647 563 2.817 3. Industri Pengolahan 7.290 7.389 7.991 7.647 7.839 7.631 38.156 4. Listrik, Gas, dan Air - 204 155 202 155 179 716 5. Minum Konstruksi 3.358 3.758 3.745 3.927 4.488 3.855 19.276 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.137 3.797 4.039 4.262 4.244 3.896 19.479 7. Pengangkutan dan Telekomunikasi 1.639 1.956 1.926 2.024 2.166 1.942 9.711 8. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 1.201 1.015 904 1.153 1.194 1.093 5.467 9. Jasa-Jasa 7.777 8.418 8.620 9.392 9.394 8.720 43.601 Total 31.643 33.643 34.781 36.981 38.418 35.093 175.466 * ) Sektor no. 2 digabung dengan no. 4 Sumber: BPS (2003-2007) Perkembangan penyerapan tenaga kerja di Indonesia dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja di berbagai lapangan usaha. Berdasarkan pada data dalam Tabel 1.1, terlihat bahwa sektor jasa-jasa merupakan lapangan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Dalam periode tahun tersebut rata-rata pekerja yang terserap di sektor ini sebesar 8,72 juta orang. Sektor penyerap tenaga kerja tebesar kedua adalah sektor industri pengolahan yang menyerap tenaga kerja rata-rata sebesar 7,63 juta orang. Sedangkan rata-rata tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian sebesar 7,25 juta orang. Rata-rata penyerapan tenaga kerja terendah berada pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 563 ribu orang. Dalam periode tersebut penyerapan tenaga kerja senantiasa mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1,70 persen setiap tahunnya (BPS, 2003-2007)
4 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan paling pokok dalam ketenagakerjaan Indonesia terletak pada tingkat kesempatan kerja. Adanya ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan ketersediaan kesempatan kerja akan menimbulkan gap yang disebut pengangguran. Pengangguran inilah pada akhirnya akan membawa dampak ketidakstabilan ekonomi yang nantinya bisa berimbas kepada ketidakstabilan di bidang kehidupan lainnya. Kondisi ketenagakerjaan Indonesia dapat dilihat dari Tabel 1.2. Tabel 1.2 Data Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia, 2003-2007 (dalam juta jiwa) JENIS KEGIATAN 2003 2004 2005 2006 2007 PENDUDUK USIA KERJA 150,9 153,92 158,49 160,81 164,12 ANGKATAN KERJA 102,9 103,97 105,86 106,39 109,94 PENDUDUK BEKERJA 92,524 93,72 93,96 95,46 99,93 PENGANGGURAN TERBUKA (%) 9,5 09,4 10,8 10, 3 9,1 KESEMPATAN KERJA (%) Sumber : BI dan BPS (2003 2007) 89,92 90,14 88,76 89,73 90,90 Tercatat pada tahun 2007 terdapat 164,12 juta jiwa penduduk yang berada pada usia kerja 1). Namun di sisi lain, jumlah penduduk yang bekerja pada tahun yang sama adalah sebanyak 99,93 juta jiwa. Data jumlah penduduk yang bekerja ini pun masih termasuk mereka yang bekerja pada usia di luar usia kerja (15 tahun ke bawah). Tingkat pengangguran (pengangguran terbuka) yang terjadi pada tahun ini adalah sebesar 9,1 juta jiwa dengan tingkat persentase kesempatan kerja sebesar 90,90%. Walaupun kesempatan kerja yang tersedia pada dua tahun 1) Penduduk usia kerja adalah mereka yang berada pada usia 15 tahun ke atas dan yang telah dianggap mampu melaksanakan pekerjaan, mencari kerja, bersekolah mengurus rumah tangga, dan kelompok lainnya seperti pensiunan (BPS, 2003).
5 terakhir selalu mengalami kenaikan tetapi jika dilihat jumlah pengangguran terbuka pada tahun yang sama rata-rata sebesar 9,7 persen. Untuk tingkat pengangguran jumlah ini tergolong relatif besar bahkan jumlah ini belum mampu mendekati tingkat pengangguran sebelum krisis terjadi yaitu sekitar 5,5 persen. Dari Tabel 1.2 juga dapat diperhatikan bahwa dari tahun ke tahun selama kurun waktu 2003-2007 penduduk usia kerja dan angkatan kerja selalu mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 2,12 persen untuk penduduk usia kerja dan 1,76 persen untuk angkatan kerja. Sedangkan jumlah kesempatan kerja yang tersedia selalu berada di bawahnya terutama bila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja. Tampak bahwa penyerapan tenaga kerja Indonesia dalam kurun waktu tersebut masih rendah. Kondisi ini tentunya akan menciptakan gap antara angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia sehingga pengangguran akan senantiasa ada dan menjadi masalah yang harus terus dicari pemecahannya untuk diminimalisir jumlahnya setiap tahun. Berdasarkan fakta dan uraian di atas khususnya terkait dengan upaya mengatasi tingkat pengangguran dalam bidang ketenagakerjaan dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran kondisi penyerapan tenaga kerja di Indonesia? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Indonesia dan bagaimanakah faktor-faktor tersebut mempengaruhinya?
6 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui gambaran kondisi penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah Indonesia mengenai kondisi penyerapan tenaga kerja di Indonesia selama tahun 2003-2007 sehingga dapat dijadikan acuan perumusan dan pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan dalam rangka mengatasi permasalahan ketenagakerjaan. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi masyarakat dan sebagai bahan kepustakaan bagi penelitian lebih lanjut. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja secara agregat di Indonesia selama tahun 2003 hingga 2007 dengan menganalisis variabel-variabel bebas yang diduga mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja, yaitu PDRB riil, UMP riil dan investasi riil. Mengingat keterbatasan ketersediaan data tiap propinsi, agar tetap memperoleh data yang representatif maka lokasi penelitian diambil 20 propinsi dari 33 propinsi secara acak dan merata dari di seluruh wilayah di Indonesia.