PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Asam Format dengan Proses Hidrolisis Metil Format Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. Gambar I.1. Struktur Kimia Formamid

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etil Akrilat dari Asam Akrilat dan Etanol Kapasitas ton/tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus molekul : C2H5OH

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

Prarancangan Prabrik Isopropil Asetat dari Asam Asetat dan Isopropanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri. Banyak sektor yang masih tergantung impor dari luar negeri sehingga

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Amil Asetat Dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Butil Asetat Dari Butanol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Oleh : Zainiyah Salam ( ) Anggi Candra Mufidah ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT

Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB II DISKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB I PENDAHULUAN D

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DARI METANOL DAN UDARA DENGAN PROSES SILVER KAPASITAS TON/TAHUN

Transkripsi:

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS 12.150 TON/TAHUN Oleh : Dosen Pembimbing : Akida Mulyaningtyas, S.T., MSc. Emi Erawati, S.T. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Kebutuhan dunia akan bahan - bahan kimia semakin meningkat dari tahun ke tahun, termasuk kebutuhan di sektor industri kimia. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan-bahan kimia sebagai bahan penunjang proses-proses dalam industri, salah satunya adalah asam formiat. PT. Sintas Kurama Perdana, sebagai satu-satunya industri kimia di Indonesia yang memproduksi asam formiat. Asam formiat atau asam metanoat dengan rumus molekul HCOOH memiliki sifat tidak berwarna, larut dalam air, memiliki titik didih 100,8 o C dan titik beku 8,3 o C. (http://en.wikipedia.org/wiki/formic_acid) Penggunaan asam formiat cukup besar. Konsumen asam formiat terbesar adalah industri karet, dalam industri ini asam formiat digunakan sebagai koagulan karet latex. Selain industri karet, asam fomiat juga digunakan pada industri tekstil dalam hal proses dyeing dan finishing sebagai conditioner. Sedangkan dalam industri kulit, asam formiat digunakan untuk menetralisir kapur dan dalam jumlah yang sedikit, asam formiat juga digunakan sebagai intermediat bahan-bahan farmasi dan bahan kimia lainnya. Penggunaan asam formiat yang akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri-industri pengguna asam formiat yang terus berlangsung terutama industri tekstil, kulit, dan karet. Selama ini, kebutuhan asam formiat di dalam negeri di penuhi oleh PT Sintas Kurama Perdana yang berlokasi di Kawasan Industri Kujang Cikampek dengan kapasitas produksi 11.000 ton/tahun dan impor dari luar negeri yaitu Cina. Perancangan pabrik asam formiat ini digunakan metil format dan air sebagai bahan baku. Metil format harus didatangkan dari luar negeri karena di Indonesia belum ada pabrik yang secara khusus memproduksi metil 1

2 format, tetapi karena air yang tersedia sangat melimpah dan kebutuhan asam formiat semakin meningkat, hal ini digunakan sebagai pertimbangan yang lebih lanjut untuk memproduksi asam formiat di dalam negeri. Diharapkan dengan memproduksi asam formiat sendiri, akan menghemat devisa Negara, karena mengurangi impor dan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pabrik asam formiat layak di dirikan di Indonesia. 1.2 Kapasitas Perancangan Beberapa faktor yang diperlukan dalam menentukan kapasitas pabrik asam formiat adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan asam formiat di berbagai sektor industri yang semakin meningkat, sedangkan persediaan yang sudah ada sebesar 11.000 ton/tahun oleh PT. Sintas Kurama Perdana. 2. Mengurangi jumlah impor asam formiat, sehingga dapat menghemat devisa Negara. Tabel.1. Data impor asam formiat tahun 2000-2006 TAHUN VOLUME (TON) HARGA (US$) 2000 1064,776 598444 2001 1303,761 571417 2002 1269,581 606767 2003 2840,894 1477771 2004 2536,515 1316586 2005 3142,590 1807521 2006 3705,953 2212926 (Sumber : Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia) 3. Ketersediaan bahan baku. Bahan baku metil format di impor dari Zhengzhou Senao Chemical Co., Ltd, Cina, tetapi ketersediaan air sangat melimpah, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mendirikan sebuah pabrik yang mengolah metil format dengan air menjadi produk asam formiat.

3 1.3 Lokasi Pabrik Kelangsungan suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh ketepatan dalam pemilihan lokasi suatu pabrik, karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis pabrik yang akan didirikan. Berdasarkan beberapa pertimbangan, pabrik asam format akan didirikan di wilayah Cikampek, Karawang, Jawa barat. Secara garis besar, terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi lokasi suatu pabrik : 1. Faktor Utama Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut : a. Sumber bahan baku Lokasi pabrik yang dipilih hendaknya dekat dengan sumber bahan baku, agar menghemat biaya transportasi. Metil format sebagai bahan baku yang diimpor, sehingga lokasi pabrik harus dekat dengan dermaga penyeberangan, yaitu pelabuhan tanjung priok. Dekat dengan sungai curug yang dapat memenuhi kebutuhan air. b. Tenaga kerja Wilayah Cikampek merupakan salah satu daerah pusat perekonomian di wilayah Jawa barat, sehingga penyediaan tenaga kerja kasar maupun terdidik dapat diperoleh di wilayah sekitarnya. c. Utilitas Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar, dan listrik. Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan memanfaatkan listrik dari PLN maupun swasta. Penyediaan air diperoleh dari sungai Curug dan Pelabuhan Tanjung Priok 2. Faktor sekunder Faktor sekunder juga harus mendapat perhatian di dalam pemilihan lokasi pabrik karena faktor-faktor yang ada di dalamnya selalu menjadi pertimbangan agar pemilihan pabrik dan proses produksi dapat berjalan lancar.

4 Faktor sekunder yang mendukung : a. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan datang. b. Kemungkinan perluasan pabrik. c. Sarana transportasi, seperti jalan raya, rel kereta api dan pelabuhan laut. d. Tersedianya fasilitas servis, misalnya disekitar lokasi pabrik tersebut atau jarak yang relatif dekat dari bengkel besar dan semacamnya. e. Tersedianya air yang cukup. f. Peraturan pemerintah setempat. g. Keadaan masyarakat sekitar (sikap dan keamanan) h. Keadaan tanah untuk rencana pembangunan i. Perumahan penduduk dan bangunan lain. 1.4 Tinjauan Pustaka Asam formiat telah diproduksi sejak tahun 1960 dan menjadi produk samping yang sangat berharga pada pembuatan asam asetat dengan oksidasi hidrokarbon fase cair. Sejak saat itu, produksi ditingkatkan dan kapasitas dunia mencapai sekitar 330.000 ton/tahun. Asam formiat digunakan berbagai jenis pabrik, termasuk digunakan pada makanan ternak yang disimpan di gudang, finishing tekstil, dan sebagai bahan kimia intermediate. (Kirk Othmer, 1987) 1.4.1 Macam-macam proses pembuatan asam formiat 1. Proses Oksidasi Butena Oksidasi fase cair pada butena dan naphta menghasilkan hasil samping berupa asam formiat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : C 4 H 8 + 3O 2 CH 3 COOH + 2HCOOH...(1.1) Proses yang terjadi adalah sebagi berikut : Oksidasi butena dengan udara pada temperatur 180 o C tekanan 150 atm. Butena sisa dan hasil reaktor kemudian masuk dalam separator gas - cair. Gas dari separator gas - cair didinginkan kemudian masuk dalam

5 separator, gas - cair didinginkan kemudian masuk ke absorber, butena yang diserap didistilasi pada tekanan 4 atm dalam stripper dan direcycle ke reaktor. Kemudian cairan keluar dari separator cair - cair terdiri dari asam asetat, metil etil keton, metil asetat dan asam formiat, dipisahkan dalam kolom distilasi. Secara keseluruhan yield pada proses ini sekitar 40% - 50% karena asam formiat hanya merupakan hasil samping dari produk utama asam asetat. (Kirk Othmer, 1978) 2. Proses Sintesa dari Sodium Hidroksida, Karbon Monoksida dan Asam Sulfat. Reaksi yang terjadi : CO + NaOH HCOONa...(1.2) HCOONa + H 2 SO 4 HCOOH + Na 2 SO 4...(1.3) Mula-mula karbon monoksida dicampur dengan natrium hidroksida membentuk natrium formiat. Reaksi ini berjalan pada suhu 180 o C dan tekanan 15-18 atm, kemudian natrium formiat ditambahkan dengan asam sulfat dalam reaktor berpengaduk, pada suhu 350 o C dan tekanan atmosfer. Campuran yang dihasilkan dipisahkan dalam evaporator dalam tekanan normal dan suhu 100 120 o C untuk mendapatkan asam formiat dan sodium sulfat kering. Pada proses ini rendemen yang diperoleh adalah 90% dengan konsentrasi produk 75% asam formiat dalam air. (Kirk Othmer, 1978) 3. Reaksi Hidrolisis Formamid Reaksi yang terjadi : CO + CH3OH HCOOHC3...(1.4) HCOOHC3 + NH3 HCONH2 + CH3OH...(1.5) HCONH 2 + H 2 SO 4 HCOOH + (NH 4 ) 2 SO 4...(1.6) Proses yang terjadi adalah : Karbonasi metanol dengan gas CO membentuk metil format pada temperatur 80 o C dan tekanan 45 atm. Pada tahap ini, ditambahkan katalis sodium atau potassium metoxide 2,5 % berat dari kebutuhan metanolnya.

6 Kemudian terjadi amolisis metil format dengan ammonia membentuk formamid pada suhu 80-100 o C dan tekanan 0,4-0,6 Mpa. Hidrolisis formamid ditambah asam sulfat 68% - 74% pada suhu 85 o C. Reaksi ini berjalan pada reaktor berpengaduk. Amonium sulfat dan asam formiat keluar dari reaktor kemudian masuk ke klin. Disini asam formiat diuapkan dan selanjutnya masuk ke kolom distilasi, sedangkan ammonium sulfat di blow down dan kemudian dikeringkan. Rendemen asam formiat yang dihasilkan pada proses ini 93 %. (Kirk Othmer, 1978) 4. Hidrolisis Metil Format Hidrolisis metil format merupakan teknologi proses yang sederhana. Kesetimbangan hidrolisis relatif tidak berpengaruh, tetapi tergantung dari konsentrasi air dengan pengaruh stoikiometri dari air, dimana konsekuensi metode efisiensi energi dari pengaruh perubahan air sangat diperlukan. Lebih dari itu metil format mempunyai tingkat volatilitas tinggi (mudah menguap) dengan bp (bubble point = 32 o C) dan asam formiat tergolong asam kuat dari katalis reesterifikasi. Proses ini berlangsung pada temperatur 54,7 o C serta tekanan operasi 1 atm. Reaksi ini menghasilkan produk samping metanol, yang dalam perkembangannya dapat direaksikan dengan CO menghasilkan metil format. Reaksi yang terjadi : HCOOCH 3 + H 2 O HCOOH + CH 3 OH...(1.7) Ada beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan proses yang dipakai antara lain : a. Merupakan proses yang komersial, dalam arti sering dipakai. Dalam hal ini diantara keempat proses tersebut yang paling sering dikembangkan secara komersial adalah proses hidrolisis metil formiat. b. Pabrik asam formiat yang sudah ada di Indonesia yaitu PT. Sintas Kurama Perdana dengan kapasitas 11.000 ton/tahun.

7 c. Proses dapat menghasilkan produk dengan komposisi yang relatif tinggi. Kemurnian produknya 90% berat, jadi cukup ekonomis untuk dikembangkan. d. Proses beroperasi pada tekanan rendah, sehingga dapat mengurangi biaya investasi dan mengurangi tingkat bahaya yang tinggi. Pada proses hidrolisis asam formiat diperlukan kondisi tekanan yang relatif lebih rendah sehingga investasi lebih rendah e. Proses menggunakan sedikit tahapan reaksi, sehingga lebih sedikit peralatan yang diperlukan untuk reaksi. Dalam hal ini proses hidrolisis metil formiat yang memiliki tahapan reaksi paling sederhana dibanding proses lain. 1.4.2 Kegunaan Produk Pemakaian asam formiat sebagai produk intermediat untuk kepentingan industri cukup luas, di antaranya sebagai berikut : a. Banyak digunakan dalam industri karet yaitu sebagai bahan koagulasi karet alam. b. Banyak digunakan dalam industri farmasi, terutama untuk desinfektan, obat-obatan dan dipakai sebagai zat pengawet. c. Dalam industri tekstil digunakan dalam proses dyeing dan finishing sebagai conditioner. d. Dalam industri kulit digunakan untuk menetralisir kapur. e. Asam formiat juga digunakan dalam industri makanan, terutama digunakan untuk mengasamkan makanan ternak. 1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan baku dan Produk 1. Bahan baku A. Metil Format 1) Sifat- sifat Fisis Rumus Molekul : HCOOCH3 Berat molekul : 60,05 g/mol Densitas pada 25 o C : 0,98 g/ml Titik Lebur : -100 o C

8 Titik Didih : 32 o C 2) Sifat-sifat Kimia Dengan penambahan ammonia menghasilkan formamid, dan kemudian formamid dihidrolisis dengan asam sulfat menghasilkan asam formiat. HCOOCH 3 + NH 3 HCONH 2 + CH 3 OH...(1.8) 2HCONH 2 + H 2 SO 4 + 2H 2 O 2HCOOH + (NH 4 ) 2 SO 4...(1.9) Metil format dihidrolisis akan menghasilkan asam formiat dan metanol. HCOOCH 3 + H 2 O HCOOH + CH 3 OH...(1.10) (http://en.wikipedia.org/wiki/methyl_formate) B. Air 1) Sifat- sifat Fisis Rumus Molekul : H2O Berat molekul : 18,015 g/mol Densitas pada 20 o C : 0,998 g/ml Titik Lebur : 0 o C Titik Didih : 100 o C Spesific heat capacity : 4,184 J/g.K, pada 20 o C 2) Sifat-sifat Kimia 1. Bereaksi dengan karbon monoksida membentuk asam formiat CO + H 2 O HCOOH...(1.11) 2. Bereaksi dengan metil formiat membentuk asam formiat dengan methanol HCOOCH 3 + H 2 O HCOOH + CH 3 OH...(1.12) (http://en.wikipedia.org/wiki/water)

9 C. Isopropil eter Sifat sifat fisis Rumus Molekul : (CH 3 ) 2 CHOCH(CH 3 ) 2 Berat Molekul : 102,18 g/mol Densitas, 20 o C : 0,72 g/cm 3 Titik didih : 69 o C Titik lebur : -69 o C Kelarutan : Tidak larut dalam air Warna : Tidak berwarna (http://msds.chem.ox.ac.uk/is/isopropyl_ether.html) 2. Produk A. Asam formiat 1) Sifat fisis a. Berat molekul = 46,025 g/mol b. Konstan ionisasi pada 20 o C = 1,765 x 10 4 c. Titik didih = 100,8 o C d. Titik leleh = 8,4 o C e. Spesific gravity pada 40 o C = 1,22647 f. Tegangan permukaan = 37,0 dyne/cm 2 g. Viskositas pada suhu 25 o C = 1,57 cp h. Kapasitas panas, cair, 22 o C = 0,514 kal/g o C i. Panas penguapan, 100 o C = 104 kal/g o C j. Panas pembakaran, 25 o C = -60,9 kkal/mol (http://en.wikipedia.org/wiki/formic_acid) 2) Sifat kimia Asam formiat merupakan asam terkuat dari seri homolog gugus karboksilat. Asam formiat mengalami beberapa reaksi kimia, yaitu dekomposisi, reaksi adisi, siklisasi, asilasi.

10 a. Dekomposisi Asam formiat stabil pada suhu kamar dan dapat didistilasi pada tekanan atmosfer tanpa dekomposisi. Pada temperatur tinggi, asam formiat terdekomposisi menjadi karbon monoksida dan air pada temperatur 200 o C dengan katalis alumina berlebih atau karbon dioksida dan hidrogen pada temperatur 100 o C dengan katalis nikel berlebih. HCOOH ===> CO2 + H2... (1.13) HCOOH ===> CO + H 2 O... (1.14) b. Reaksi Adisi Dalam reaksi adisi, asam formiat memecah ikatan rangkap karbon-karbon menjadi bentuk ester....(1.15)...(1.16) c. Reaksi Siklisasi Ortho penylin diamin bereaksi dengan asam formiat membentuk bensimidasol....(1.17) d. Reaksi Asilasi Asam formiat ester bereaksi dengan aldehid dan keton membentuk hidroksimetilen....(1.18) (http://www.sintas90.co.id/sintesis.htm)

11 B. Metanol 1) Sifat Fisis Rumus Molekul : CH 3 OH Berat Molekul : 32,04 g/mol Kenampakan : Cairan tak berwarna Densitas, 20 o C : 0,7918 g/ml Titik didih : 64,7 o C Titik Lebur : -97 o C Kelarutan : mudah larut dalam air Viskositas : 0,5410 cp 2) Sifat kimia 1. Bereaksi dengan karbon monoksida membentuk metil formiat CO + CH3OH HCOOCH3...(1.19) 2. Dehidrogenasi methanol pada fase gas, membentuk metil formiat dengan hidrogen. 2CH 3 OH HCOOCH 3 + 2H 2...(1.20) 3. Reaksi kimia methanol yang terbakar di udara dan membentuk karbondioksida dan air. 2CH 3 OH + 3O 2 2CO 2 + 4 H 2 O...(1.21) (http://en.wikipedia.org/wiki/methanol) 1.4.4 Tinjauan Proses secara Umum Proses yang dipilih dalam perancangan pabrik asam formiat ini adalah hidrolisis metil format, dengan reaksi : HCOOCH3 + H2O HCOOH + CH3OH Reaksi terjadi pada suhu 54,7 o C dan tekanan 1 atm. Hasil yang keluar reaktor RATB berupa asam formiat, metanol, H 2 O, dan metil format. Hasil reaktor kemudian dipisahkan dengan menggunakan menara distilasi-01, dimana metanol, metil format dengan sedikit H 2 O sebagai distilat pada suhu 53,5 o C dan asam formiat, H 2 O dengan sedikit metanol sebagai hasil bawah pada suhu 100,1 o C.

12 Distilat menara distilasi-01 dipisahkan di dalam menara distilasi-02 (MD-02) pada tekanan 1 atm, suhu 53,5 o C untuk memurnikan metanol sebagai hasil samping, dimana metanol 99% sebagai hasil bawah menara distilasi-02 pada tekanan 1 atm, suhu 81,7 o C di alirkan menuju tangki penyimpanan produk (T-03) dan metil format dengan sedikit metanol pada tekanan 1 atm, suhu 32,4 o C di recycle sebagai umpan reaktor. Hasil bawah menara distilasi-01 diekstraksi dengan menggunakan isopropil eter sebagai pelarut di dalam ekstraktor (Ex-01) pada tekanan 1 atm, suhu 32 o C. H2O dengan sedikit asam formiat sebagai rafinat yang akan di buang ke unit pengolahan limbah, sedangkan Asam formiat dengan sedikit air sebagai ekstrak di murnikan dengan menara distilasi-03 (MD-03) pada tekanan 1 atam, suhu 91,6 o C dimana isopropil eter sebagai distilat pada suhu 72,3 o C, tekanan 1 atm di recycle menuju ekstraktor sebagai pelarut dan hasil bawah pada tekanan 1 atam, suhu 100,6 o C berupa asam formiat 90% sebagai produk utama di alirkan ke tangki penyimpanan produk (T-04).