BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak bank ramai membuka cabang syariah. Pengalaman masa lalu, saat awal krisis 1998, ketika banyak bank konvensional bertumbangan bisa jadi sebagai pemicunya. Sementara, bankbank syariah terus melenggang seakan tidak ada masalah dengan krisis. Maka, tidak berlebihan jika kemudian para pengusaha perbankan syariah mulai membujuk masyarakat beralih ke bank syariah. Krisis ekonomi yang salah satunya berdampak negatif pada industri perbankan nasional dinilai kalangan pebisnis syariah bisa dijadikan pelajaran berharga. Karena, sesungguhnya kata pebisnis syariah, sistem yang diterapkan banyak perbankan waktu itu dilarang keras dalam prinsip ekonomi syariah. Kredit yang diberikan perbankan, ternyata tidak mampu memberikan manfaat langsung atau nilai tambah yang dapat diterima langsung oleh nasabah. Akibatnya, ketika terjadi peningkatan bunga kredit yang fantastik, nilai usaha nasabah sudah tidak sebanding lagi dengan pembiayaan yang diberikan. Selain itu, pinjaman dalam bentuk dolar (Amerika) ternyata banyak digunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang hanya berpendapatan rupiah. Valuta asing (valas) yang semula hanya sebagai alat pertukaran nilai, telah berubah menjadi alat komoditas. Faktor lain adalah adanya mark up terhadap nilai proyek, sehingga mengakibatkan munculnya ekonomi berbiaya tinggi. Ini terjadi 1
2 lantaran begitu kuatnya moral hazard dalam proses pemberian kredit di samping juga karena kedekatan pengusaha dengan penguasa. Di sisi lain, adanya kompetisi yang ketat antar bank mengakibatkan bank kurang memperhatikan antara hasil penempatan dana dan hasil yang dibayarkan kepada nasabah (pemilik dana). Apalagi, banyak bank melanggar batas maksimum pemberian kredit (BMPK) sebab kebanyakan kredit bank dikucurkan kepada grupnya sendiri.(www.indoskrip.com) Begitu krusialnya persoalan yang melilit perbankan konvensional kala itu. Maka, perbankan syariah pun muncul dengan menawarkan sistem bagi hasil, yakni nisbah keuntungan berupa porsi bagian untuk nasabah yang nilai riilnya ternyata lebih tinggi daripada bunga yang diberikan bank konvensional. Misalkan, sebuah bank syariah memberikan pembiayaan kepada nasabah, maka hasil usahanya dibagi sesuai dengan kesepakatan. Dalam operasionalnya, transaksi bank syariah harus bermanfaat, sehingga menimbulkan nilai tambah dari setiap pembiayaan. Uang tetaplah sebagai alat tukar karena itu tidak boleh dijadikan komoditas. Setiap transaksi harus spesifik dan transparan. Karena itu, hal yang bersifat meragukan (gharar) harus dihindari. Begitu pula dengan risiko transaksi. Risiko transaksi mesti dikelola secara baik karena bank syariah merupakan pemegang amanah (mudharib). Bank syariah memisahkan kedua jenis pendanaan supaya dapat dibedakan antara hasil yang diperoleh dari dana sendiri dan hasil yang diperoleh dari dana simpanan yang diterima atas dasar prinsip bagi hasil.
3 Menanggapi maraknya bank bank syariah yang bermunculan tersebut, barangkali kita tidak cukup paham apa perbedaan diantara keduanya. Pada intinya, jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan sistem bunga, maka dalam mekanisme ekonomi Islam menggunkan sistem bagi hasil. Salah satu bentuk instrumen kelembagaan yang menerapkan instrumen bagi hasil adalah bisnis dalam lembaga keuangan syariah. Mekanisme lembaga keuangan Syari ah dengan sistem bagi hasil nampaknya menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat bisnis. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil Judul ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA DAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN (studi kasus BNI Konvesional dan BNI Syariah.) 1.2. Ruang Lingkup Masalah Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka penelitian ini menitikberatkan pada besarnya bunga dan bagi hasil yang diterima nasabah berdasarkan besar tabungan yang telah disetor pada lembaga keuangan selama bulan Desember 2009. Sedangkan untuk pembatasan obyek dalam penelitian ini adalah pada BNI Konvesional untuk lembaga keuangan dengan sistem konvensional dan BNI Syariah Jepara untuk lembaga keuangan dengan sistem syariah. 1.3. Perumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
4 1. Bagaimana menghitung bunga dan bagi hasil untuk tabungan dengan sistem konvesional dan sistem syariah? 2. Diantara bunga dan bagi hasil manakah yang memberikan imbalan lebih besar bagi nasabah? 1.4. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk menghitung besarnya bunga yang diperoleh dari tabungan dengan sistem konvensional dan besarnya bagi hasil yang diperoleh dari tabungan dengan sistem syariah. 2. Untuk membandingkan manakah diantara bunga dan bagi hasil yang menghasilkan imbalan yang lebih besar bagi nasabah. 1.5. Kegunaan Penelitian. 1. Bagi Lembaga Keuangan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan mengenai penentuan besarnya bunga dan nisbah bagi hasil pada tabungan. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka cakrawala berfikir tentang perbedan bunga dan bagi hasil serta membandingkan antara teori yang dipelajari dengan aplikasinya di lapangan.
5 3. Bagi Pihak Lain dan Masyarakat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menyimpan uangnya di lembaga keuangan. Dan juga dapat menjadi referensi untuk penelitian mengenai masalah ini lebih lanjut. 1.6. Sistematika Penulisan. Seluruh materi pokok yang disajikan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan uraian sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Memuat latar belakang, ruang lingkup, perumusan masalah dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berisi tentang definisi lembaga keuangan, perbedaan lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah, definisi bunga dan bagi hasil, perbedaan bunga dan bagi hasil dan pengertian tabungan, perbedaan menabung di lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah, serta komponen dalam menentukan bunga dan bagi hasil untuk tabungan. Selain itu dalam bab ini juga menjelaskan tentang kerangka pemikiran dan hasil penelitian terdahulu.
6 BAB III Metodologi Penelitian Dalam bab ini berisi tentang penentuan variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. BAB IV Hasil dan pembahasan Bab ini merupakan bagian inti dari seluruh laporan penelitian. Dalam bab ini menguraikan tentang data yang diperoleh dari obyek penelitian dan proses pengolahan serta menganalisis data. Dan juga disertai dengan hasil analisis mengenai masalah yang diteliti. BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dari pembahasan data hasil penelitian dan saran yang bermanfaat bagi obyek penelitian.