BAB III PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Geocoding Services pada Google Maps API

Geocoding Services pada Google Maps API

BAB III PERANCANGAN SISTEM HARDWARE DAN SOFTWARE

Sebuah modem GSM mendefinisikan sebuah antarmuka yang. memungkinkan aplikasi komputer atau peralatan lain untuk mengirim dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dibawah ini merupakan flowchart metode penelitian yang digunakan,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

GPS Starter Kit Application Note AN GPS - GPS Navigator. Oleh: Tim IE

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB IV PEMBAHASAN. Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. a. Alarm main controller (kontrol utama sistem alarm)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

SISTEM PELACAKAN KEBERADAAN LOKASI KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 MELALUI LAYANAN SMS. Disusun Oleh : Nama : Indra Pratama Nrp :

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

MANAJEMEN CATU DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI MEDIA WEB DENGAN STUDI KASUS MANAJEMEN CATU DAYA ROUTER

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

DT-AVR Application Note AN191 SMS Gateway dengan GSM STARTER KIT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

How2Use DT-51 AT89C51XXX BMS. Oleh: Tim IE. Gambar 1 Tata Letak DT-51 AT89C51XXX BMS

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III PERANCANGAN ALAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Loger. Pemasangan e-logbook dilakukan di kapal pada saat kapal sedang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Analisis Analisis Kebutuhan Alat dan Bahan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

BAB III PERANCANGAN ALAT

PURWA-RUPA PENAMPIL LOKASI MANUSIA MENGGUNAKAN GPS DENGAN KOORDINAT LINTANG-BUJUR

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Parancangan Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pengirim dan penerima pada kendaraan patroli dan bagian pengirim serta penerima pada bagian komputer. 3.1.1 Bagian Pengirim dan Penerima Pada Kendaraan Patroli Diagram blok dari sistem yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu diagram blok pada bagian kendaraan patroli, dan diagram blok pada bagian komputer. Diagram blok pada kendaraan patroli dapat di lihat pada gambar 3.1. GPS Module 1 LCD 4 ATMega16 2 GSM Module 3 Antenna 6 Alarm Gambar 3.1 Diagram Blok Alat Pada Kendaraan Patroli 5 Keterangan diagram blok Bagian Pengirim dan Penerima Pada Kendaraan Patroli: 1. Modul GPS HOLUX GR-89 : Sebagai alat penerima sinyal SiRFstarII yang dapat memberikan informasi waktu, garis lintang, garis bujur serta ketinggian dari permukaan air laut secara serial (TTL). 2. Mikrokontroler ATmega16 : Menjadi pusat pengolah data, baik menyeleksi data maupun mengatur kinerja dari modul lain. Sehingga data yang telah diproses dapat dikirim ke bagian penerima. 40 40

3. Modul GSM SIM900 : Sebagai alat komunikasi antara pengirim dan penerima. Data yang dikirimkan berupa titik koordinat, data dikirim melalui SMS ke modul GSM penerima. 4. LCD : Berfungsi untuk menampilkan tulisan sebagai pemberitahuan. 5. Alarm : Berfungsi sebagai pengingat berupa suara. 6. Antenna : Sebagai pengirim dan penerima gelombang frekuensi radio. Modul GPS akan memberikan data informasi berupa titik koordinat yang akan diolah oleh mikrokontroler ATmega16, setelah mendapatkan data yang di inginkan maka mikrokontroler akan melakukan penyeleksian data header GPS berupa informasi garis lintang dan informasi garis bujur. Data informasi tersebut dikirim ke modul GSM (Global System for Mobile communication) tipe SIM900 untuk di transmisikan antara modul GSM yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan alarm dan LCD digunakan untuk pengingat dan menampilkan peringatan. 3.1.2 Bagian Pengirim dan Penerima Pada Operator Diagram blok pada bagian komputer dari sistem yang di buat dapat di lihat pada gambar 3.2. Antenna 1 GSM DB-9 Module 2 3 4 Gambar 3.2 Diagram Blok Alat Pada Operator Keterangan diagram blok penerima: 1. Antenna : Sebagai penerima gelombang frekuensi radio. 2. Modul GSM SIM900 : Sebagai alat komunikasi antara pengirim dan penerima. Data yang dikirimkan berupa titik koordinat, data dikirim melalui SMS ke modul GSM penerima. 41

3. DB-9 : Merupakan port serial komputer. Berfungsi untuk menerima data serial dari modem penerima dengan level RS-232. 4. Komputer : Terpasang aplikasi yang menampilkan data GPS berupa informasi garis lintang dan informasi garis bujur. Selain itu, komputer PC juga menjadi pusat penyimpanan data informasi GPS. Data dari modul GSM yang berada di bagian pengirim diterima oleh modul GSM kembali yang berada di bagian penerima. Data yang dikirimkan dari modul GSM ke PC terlebih dahulu dikoneksikan dengan MAX 232, dimana MAX 232 adalah sebagai driver tegangan yang akan mengkonversi tegangan dari hardware agar sesuai dengan tegangan pada komputer sehingga dapat dibaca. 3.2 Perancangan Perangkat Keras Pada perancangan perangkat keras, terdiri dari sistem minimum ATmega16, modul GSM (SIM900), modul GPS (HOLUX GR-89), antarmuka konektor DB-9 (RS-232) dan sebuah komputer. Pada bagian ini data yang dikirimkan berupa informasi titik koordinat pada suatu tempat, diharapkan bisa diterima oleh bagian penerima untuk diproses, disimpan dan ditampilkan pada layar (monitor). 3.2.1 Mikrokontroler ATmega16 Pada tugas akhir ini menggunakan mikrokontroler ATmega16 ditujukan untuk memberikan perintah ke GPS HOLUX GR-89 untuk menerima data serial dari GPS dan memberikan perintah kepada GSM untuk mengirim dan menerima data. Gambar rangkaian sistem minimum ATmega16 dapat di lihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Rangkaian Sistem Minimum ATmega16 42

Tabel ATmega16: 3.1 menunjukan penggunaan pin-pin pada mikrokontroler Tabel 3.1 Pin-pin yang digunakan Pada ATmega16 Nama Port No.Pin Tipe Pin Fungsi PORT D.0 14 I/O Menerima data serial dari GPS PORT D.I 15 I/O Mengirim data ke Modul SIM900 3.2.2 Modul GSM SIM900 Alokasi frekuensi Modul GSM SIM900 yang dipakai di Indonesia sama dengan yang dipakai di sebagian besar dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz, yang dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang dikenal sebagai GSM1800 atau DCS (Digital Communication System). Daya yang dibutuhkan berada pada tegangan 3.4 4.5 volt. Konfigurasi pin dapat di lihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Konfigurasi Pin GSM SIM900 3.2.3 Modul GPS HOLUX GR89 Modul GPS HOLUX GR89 memiliki sensitifitas tinggi untuk pencarian sinyal SiRFstarII dengan dua pilihan sumber tegangan yang dapat digunakan yaitu 3.3V sampai 5V. Pada rangkaian, modul HOLUX GR89 diberi tegangan 5V dan tegangan antenna sebesar 3V karena catu daya yang digunakan sebesar ±5V. 43

Baterai Backup (pin 21) sebesar 2.6 3.6V merupakan tegangan yang diperlukan untuk melakukan penyimpanan data sebelumnya, sedangkan pin 16 (nreset) digunakan untuk melakukan reset pada sistem, sehingga modul HOLUX GR89 melakukan booting dan semua data tersimpan dihapus. Gambar rangkaian modul HOLUX GR89 dapat di lihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Rangkaian HOLUX GR89 Keluaran pada pin 5 (TXDA) adalah data serial berupa karakter dan mempunyai identitas. Identitas dapat diartikan sebagai nama header yang akan dikirim berikutnya. Seperti pada header $GPRMC, data 0..5 menunjukan identitas (GPRMC) dan data berikutnya mulai dari 6..56 merupakan urutan data informasi posisi GPS. Untuk lebih jelasnya ditunjukan oleh Tabel 3.2. Tabel 3.2 Header GPRMC pada GPS Name Example HDR Unit Description Message ID $GPRMC 0-5 RMC protocol UTC Time 022054.41 0 7-16 hhmmss.sss Latitude (Garis Lintang) 0654.0438 18-26 ddmm.mmmm N/S Indicator S 28 N=north or S=South Longitude 10748.087 30-39 Dddmm.mmmm (Garis Bujur) 8 E/W Indicator E 41 E=east or W=West Position fix indicator 1 43 Satellite used 06 45-46 Range 0-12 44

HDOP 1.2 48-50 Horizontal dilution of precision MSL altitude 884.6 52-56 M 3.2.4 Max 232 Kegunaan IC MAX232 adalah sebagai driver, yang akan mengkonversi nilai tegangan atau kondisi logika TTL dari mikrokontroler agar sesuai dengan level tegangan pada modem komunikasi yang digunakan. IC yang dipakai pada sistem ini memiliki 16 pin dengan tegangan sebesar 5 Volt. Pada dasarnya IC ini memerlukan komponen tambahan berupa kapasitor ekternal yang dipasangkan pada pin-pin tertentu. Kapasitor ini merupakan rangkaian baku yang berfungsi sebagai charge pump untuk menyuplai muatan ke bagian pengubah tegangan, dimana nilai setiap kapasitor yang dipakai bernilai 1uF. Gambar rangkaian Max 232 dapat di lihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Rangkaian MAX232 3.2.5 Catu Daya Catu daya adalah faktor pendukung yang sangat penting, karena mikrokontroler, modul-modul dan sensor dapat bekerja karena adanya tegangan. Untuk mencatu semua modul yang terpasang maka diperlukan tegangan sebesar 5V DC. Tegangan yang digunakan berasal dari baterai rechargeable yang mempunyai nilai tegangan 1.2 Volt per satu baterai. Tegangan total 7,2 Volt didapat dari 6 buah baterai yang disusun secara seri, untuk dapat mencatu pada tegangan 5 volt maka diperlukan sebuah IC regulator LM7805. Dengan tegangan sumber 7,2 Volt IC ini mampu memberikan output tegangan yang sesuai yaitu 45

berkisar antara 5 Volt (nilai terukur 4.9 Volt). Gambar rangkaian dapat di lihat pada gambar 3.6. Gambar 3.7 Rangkaian Regulator 5V DC 3.3 Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak pada sistem terbagi menjadi dua bagian yaitu pada mikrokontroler atau bagian pengirim dan perangkat lunak pada bagian komputer PC sebagai program antarmuka. 3.3.1 Pemrograman pada Mikrokontroler ATmega16 Pada pemrograman mikrokontroler, digunakan bahasa pemrograman Basic dengan program Basic compiler Bascom Avr. Setiap file yang dibuat akan disimpan dengan extension *.Bas. File yang telah di compile akan menghasilkan file baru dengan extension *.hex. File ini kemudian dimasukan ke dalam flash mikrokontroler melalui alat Flash PEROM Microcontroller. Langkah mendownload program dapat di lihat pada gambar 3.8. Tulis Program Dengan Extension *.Bas Compile menjadi file ber- Extension *.Hex Download *.Hex ke Mikrokontroler Gambar 3.8 Diagram Blok Flash Program 3.3.2 Flowchart Program Sistem Pada Kendaraan Patroli Menentukan proses-proses yang akan dilakukan dalam perancangan perangkat lunak, merupakan hal yang sangat penting agar sistem dapat bekerja 46

dengan baik. Berikut adalah diagram alir program utama mikrokontroler pada bagian pengirim dapat dilihat pada gambar 3.9. Mulai 1 Konfigurasi I/O Cek Sinyal Y T 2 Devinisi Variabel 7 Seleksi Header GPGGA 3 Aktifkan GSM 8 Data 1 = Waktu Data 2 = G. Lintang Data 3 = G. Bujur 11 SMS = No Signal 4 Cek Header GPS 9 SMS = Data1.Data2.Data3 5 Atur Komunikasi GSM 10 Kirim SMS Waktu = 20 detik 6 Gambar 3.9 Flowchart program pengirim data pada kendaraan patroli Dari gambar 3.9 dapat dijelaskan langkah-langkah dari program pengiriman data pada kendaraan patroli, yang antara lain sebagai berikut: 1. Konfigurasi I/O dan Devinisi Variabel Proses pertama yang akan dilakukan mikrokontroler yaitu inisialisasi variabel, setiap variabel akan didefinisikan baik berupa konstanta atau definisi pin-pin yang akan menjadi input dan output. 2. Setelah konfigurasi I/O dan devinisi variabel maka mikrokontroler memberikan perintah untuk mengaktifkan modul GSM. 3. Cek Header GPS Header yang di gunakan adalah header $GPRMC. 4. Atur komunikasi GSM Pengaturan GSM dilakukan agar modul GSM bisa mengirim dan menerima data berupa sms. 47

5. Waktu = 20 detik Waktu disini bersifat flexible, user bisa menginputkan berapa detik atau menit waktu yang diinginkan untuk pengiriman data sms. Untuk perancangan alat yang dibuat digunakan waktu 20 detik. 6. Cek sinyal Untuk memastikan apakah ada sinyal atau tidak. 7. Seleksi header $GPRMC Data header yang diseleksi dari GPS yaitu $GPRMC adalah posisi geografis dari garis lintang atau garis bujur. Flowchart data $GPRMC dapat di lihat pada gambar 3.10. Mulai Data = GPRMC Baca Input Input = Data? T Y End Gambar 3.10 Flowchart header GPRMC 8. Data 1 = Waktu, Data 2 = G. Lintang, Data 3 = G. Bujur adalah sebuah variabel penyimpanan data sementara. 9. SMS = Data1.Data2.Data3 Isi dari data1.data2.data3 siap untuk di kirim secara bersamaan ke modul GSM penerima. 10. Kirim SMS Setelah siap maka isi sms data1.data2.data3 di kirimkan. 48

11. SMS = No Signal Jika pada proses 6 tidak ada sinyal maka kirimkan data ke pusat informasi berupa sms yang berisi tulisan tidak ada sinyal, jika ada sinyal maka teruskan ke proses 7, 8, 9 dan 10. 3.3.3 Flowchart Program Sistem Pada Operator Flowchart program sistem penerima data dapat di lihat pada gambar 3.11. Mulai Konfigurasi I/O Devinisi Variabel Aktifkan GSM 1 2 ID SMS 1 = ID SMS 2 Y SMS = Segera Pisahkan Diri T 8 SMS = Segera Berpatroli Kirim SMS ke ID yang tidak ada pergerakan End Atur Komunikasi GSM 3 Kirim SMS Ke ID 1 dan 2 Terima Data SMS Pisahkan Data Sesuai ID Pengirim 4 ID SMS 1 atau 2 Keluar wilayah Y T 9 5 SMS = Keluar Dari wilayah Tampilkan Data Sesuai ID Pengirim 6 Kirim SMS Ke ID yang keluar wilayah Bandingkan Data Setiap ID SMS 7 T ID SMS = Tetap atau Tidak ada perubahan Y 10 Gambar 3.11 Flowchart program penerima data pada operator Dari gambar 3.11 dapat dijelaskan langkah-langkah dari program penerima data pada operator, yang antara lain sebagai berikut: 49

1. Konfigurasi I/O dan Devinisi Variabel Proses pertama yang akan dilakukan mikrokontroler yaitu inisialisasi variabel, setiap variabel akan di definisikan baik berupa konstanta atau definisi pin-pin yang akan menjadi input dan output. 2. Setelah konfigurasi I/O dan devinisi variabel maka mikrokontroler memberikan perintah untuk mengaktifkan modul GSM. 3. Atur komunikasi GSM Pengaturan GSM dilakukan agar modul GSM bisa mengirim dan menerima data berupa sms. 4. Terima data SMS Isi dari data sms berupa teks yang berupa informasi garis lintang dan garis bujur dari header GPS. 5. Pisahkan data sesuai ID pengirim Pemisahan data dimaksudkan untuk mengetahui letak koordinat setiap kendarran patroli. 6. Tampilkan data sesuai dengan ID pengirim Setelah pemisahan data sesuai ID maka data di tampilkan sesuai ID masingmasing. 7. Bandingkan data setiap ID SMS Setelah data di terima, setiap data id sms dibandingkan untuk mengelahui pelanggaran yang terjadi. 8. ID SMS 1 = ID SMS 2 Jika kedua data ID SMS sama maka segera kirimkan perintah kepada setiap ID, sms berupa teks yang berisi peringatan untuk segera memisahkan diri. Jika isi ID SMS berbeda maka lakukan proses 9. 9. ID SMS 1 atau 2 keluar wilayah Jika ada ID SMS 1 atau 2 keluar wilayah yang telah ditentukan maka segera kirimkan perintah kepada setiap ID, sms berupa teks yang berisi peringatan untuk segera berpatroli di daerah masing-masing yang telah di tentukan, isi teks adalah keluar dari wilayah. Jika isi ID SMS masih dalam wilayah patroli maka lakukan proses 10. 50

10. ID SMS = tetap atau tidak ada perubahan Jika ID SMS = tetap atau tidak ada perubahan maka segera kirimkanperintah kepada setiap ID, sms berupa teks yang berisi peringatan untuk segera berpatroli di daerah masing-masing yang telah di tentukan, isi teks adalah segera berpatroli. Jika isi ID SMS masih berubah datanya maka proses akan kembali ke proses 7. 3.3.4 Perancangan Delphi Perancangan delphi dibuat untuk mempermudah dalam pengoprasian alat baik dari segi pengaturan ataupun penyimpanan data secara otomatis. Berikut ini adalah gambar perancangan delphi : 3.3.4.1 Perancangan Tampilan Mode Peta 1 4 5 6 2 7 3 8 Gambar 3.12 Tampilan Perancangan Tampilan Mode Peta Pada perancangan awal terdiri dari : 1. Group Box konfigurasi terdiri dari dua edit, 3 combo box dan satu button. Edit digunakan untuk menyimpan nomor alat, combo box digunakan untuk memilih com, baudrate dan pemilihan waktu sedangkan tombol setting digunakan untuk mengaktifkan semua konfigurasi yang telah di konfigurasi. 51

2. Memo digunakan untuk menyimpan data SMS dari dev satu atau dua sebelum di pisahkan ke data base masing-masing perangkat. 3. Group box laporan berisi laporan tiga kondisi alat yaitu, patroli ok, berpencar ok dan kembali ok. 4. Group box mode peta terdiri dari web browser untuk menampilkan peta yang diakses dari google maps. Untuk mengakses Google maps melalui delphi dapat menggunakan Google maps API, sintak yang digunakan adalah: '<html> '+ '<head> '+ '<meta name="viewport" content="initial-scale=1.0, user-scalable=yes" /> '+ '<script type="text/javascript" src="http://maps.google.com/maps/api/js?sensor=true"></script> '+ '<script type="text/javascript"> '+ ' var geocoder; '+ ' var map; '+ ' var trafficlayer;'+ ' var bikelayer;'+ ' var markersarray = [];'+ ' function initialize() { '+ ' geocoder = new google.maps.geocoder();'+ ' var latlng = new google.maps.latlng(40.714776,-74.019213); '+ ' var myoptions = { '+ ' zoom: 13, '+ ' center: latlng, '+ ' maptypeid: google.maps.maptypeid.roadmap '+ ' }; '+ ' map = new google.maps.map(document.getelementbyid("map_canvas"), myoptions); '+ ' trafficlayer = new google.maps.trafficlayer();'+ ' bikelayer = new google.maps.bicyclinglayer();'+ ' } '+ ' function codeaddress(address) { '+ ' if (geocoder) {'+ ' geocoder.geocode( { address: address}, function(results, status) { '+ ' if (status == google.maps.geocoderstatus.ok) {'+ ' map.setcenter(results[0].geometry.location);'+ 52

' PutMarker(results[0].geometry.location.lat(), results[0].geometry.location.lng(), results[0].geometry.location.lat()+","+results[0].geometry.location.lng());'+ //' var marker = new google.maps.marker({'+ //' map: map,'+ //' position: results[0].geometry.location'+ //' });'+ ' } else {'+ ' alert("geocode was not successful for the following reason: " + status);'+ ' }'+ ' });'+ ' }'+ ' }'+ ' function GotoLatLng(Lat, Lang) { '+ ' var latlng = new google.maps.latlng(lat,lang);'+ ' map.setcenter(latlng);'+ ' PutMarker(Lat, Lang, Lat+","+Lang);'+ ' }'+ 'function ClearMarkers() { '+ ' if (markersarray) { '+ ' for (i in markersarray) { '+ ' markersarray[i].setmap(null); '+ ' } '+ ' } '+ '} '+ ' function PutMarker(Lat, Lang, Msg) { '+ ' var latlng = new google.maps.latlng(lat,lang);'+ ' var marker = new google.maps.marker({'+ ' position: latlng, '+ ' map: map,'+ ' title: Msg+" ("+Lat+","+Lang+")"'+ ' });'+ ' markersarray.push(marker); '+ ' }'+ ' function TrafficOn() { trafficlayer.setmap(map); }'+ ' function TrafficOff() { trafficlayer.setmap(null); }'+ ' function BicyclingOn() { bikelayer.setmap(map); }'+ 53

' function BicyclingOff(){ bikelayer.setmap(null);}'+ ' function StreetViewOn() { map.set("streetviewcontrol", true); }'+ ' function StreetViewOff() { map.set("streetviewcontrol", false); }'+ '</script> '+ '</head> '+ '<body onload="initialize()"> '+ '<div id="map_canvas" style="width:100%; height:100%"></div> '+ '</body> '+ '</html> '; 5. Group box header DEV 1 berisi data garis lintang dan garis bujur langsung dari header GPS. 6. Group box header DEV 2 berisi data garis lintang dan garis bujur langsung dari header GPS. 7. Group box mode manual berisi perintah-perintah yang ditujukan kepada device 1 ataupun device 2, dan tombol kirim sebagai tombol perintah untuk device 1 dan 2. 8. Tombol reset digunakan untuk mengulang semua seting tanpa keluar dari program sedangkan exit adalah keluar dari keseluruhan program. 3.3.4.2 Perancangan Tampilan Mode Database 9 Gambar 3.13 Tampilan Perancangan Tampilan Mode Database 54

9. Group box mode Database digunakan untuk menyimpan seluruh data dari device 1 dan 2 yang sudah di konversi kedalam rumus Google maps decimal. Selain itu pada mode database kita dapat melihat seluruh data melalui excel. 3.3.4.3 Perancangan Tampilan Otomatis 10 Gambar 3.14 Tampilan Perancangan Mode Otomatis 10. Group Box mode otomatis berfungsi untuk membuat sistem bekerja dengan otomatis. Sistem ini hanya menyeleksi satu keadaan saja yaitu diam di satu titik terlalu lama. 55