I. PENDAHULUAN. Dengan telah diundangkannya UU. 22 tahun 1999 dan disempurnakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. bangkit dan membangun. Sudah saatnya menyadari besarnya potensi alam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

Rencana Strategis

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang tinggi. Apabila dimanfaatkan secara bijaksana akan

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.01/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

Untuk mewujudkan Visi Daerah Kabupaten Temanggung di. atas, pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dilakukan dalam 6

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

TERWUJUDNYA MASYARAKAT SELOMARTANI YANG AGAMIS SEJAHTERA BERBUDAYA DAN MANDIRI DENGAN KETAHANAN PANGAN PADA TAHUN 2021

BAB IV VISI DAN MISI

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara proporsional, artinya pelimpahan tanggung jawab akan diikuti

Pertumbuhan yang telah dicapai dari berbagai kebijakan akan memberi dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi angka pengangguran

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan harus diimbangi dengan kinerja yang baik, sehingga pelayanan

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. SIPD Kota Surakarta Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Dokumen anggaran daerah disebut juga

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan telah diundangkannya UU. 22 tahun 1999 dan disempurnakan dengan UU. 32 tahun 2004, telah terjadi berbagai perubahan yang mendasar terhadap sistem pemerintahan di Indonesia. Sebagai konsekwensi logis dari perubahan sistem tersebut adalah terjadinya penataan dan penyempurnaan di tubuh pemerintah khususnya Pemerintah Daerah. Secara teoritis ada beberapa komponen yang membentuk pemerintahan daerah yaitu adanya urusan otonomi yang merupakan dasar dari kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, adanya kelembagaan yang merupakan pewadahan dari otonomi yang diserahkan kepada daerah, adanya personil yaitu pegawai negeri sipil yang mempunyai tugas untuk menjalankan urusan otonomi yang menjadi isi rumah tangga daerah yang bersangkutan, adanya sumber-sumber keungan untuk membiayai pelaksanaan otonomi daerah, adanya unsur-unsur perwakilan rakyat, adanya manajemen pelayanan umum agar dapat berjalan secara efisien, efektif, ekonomis dan akuntabel. Elemen tersebut secara integrasi merupakan suatu sistem yang membentuk pemerintahan daerah, maka penataan pemerintah daerah akan selalu berkaitan dengan penataan elemen-elemen tersebut yang bersifat terpadu dan menyeluruh. Dari hal tersebut, maka lahir suatu gagasan bahwa dalam menjalankan tugasnya Pemda harus mampu bertindak ekonomis, efektif, efisien, dan akuntabel. Ekonomis mengandung makna, bagaimana Pemda mampu menjalankan urusan otonominya dengan berbagai pertimbangan ekonomis yaitu memilih dari 10

berbagai alternatif yang terbaik dari sudut total pembiayaan. Gambaran yang paling aktual dari pengertian ekonomis tersebtu adalah adanya kemampuan Pemda untuk membuat pilihan antara sektor publik atau sektor privat atau kombinasi keduanya dalam menjalankan urusan otonominya. Efektif bahwa dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Pemda dapat mencapai sasaran yang direncanakan. Untuk itu perlu disepakati terlebih dahulu standar efektifitas yang diinginkan. Sasaran ataupun tujuan yang ingin dicapai oleh Pemda haruslah terukur dan ada standar yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai dalam kontek efektif ini adalah bahwa Pemda menjadi peka dalam menentukan tujuan atau sasaran dari setiap urusan otonomi yang dilaksanakannya. Adanya sasaran yang jelas tersebut akan menunjukan sejauhmana Pemda dapat menangkap aspirasi dan mengartikulasikan tuntutan dan dukungan mansyarakat daerah yang bersangkutan. Efesiensi berarti bahwa output yang dihasilkan dari setiap penyelenggaraan urusan otonomi tercapai dengan inputs yang nominal. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menciptakan citra bahwa Pemda akan selalu hemat dalam mempergunakan sumber daya dengan baik yang berupa pegawai, uang, peralatann dan tata kerja dalam menjalankan tugas pokok. Akuntabel berarti bahwa Pemda mengutamakan kepentingan warganya dengan jalan mempertaggungjawabkan pelaksanaan otonominya kepada masyarakat melalui DPR. Adanya pendidikan politik yang baik akan mencegah terjadinya gerakan separatisme dalam masyarakat karena perbrdaan etnis, agama, suku, bahasa maupun tingkat ekonomi dan pendidikan. 11

Kabupaten Siak merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Dalam membenahi diri sebagai kabupaten baru, Kabupaten Siak telah memiliki unit-unit pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah yang sangat lengkap berupa dinas-dinas, badan, dan bagian-bagian yang di koordinir oleh seorang Sekretaris Daerah. Untuk menjalankan roda pembangunan maka Kabupaten Siak mempunyai visi dan misi sebagai dasar arah pembangunan, visi Kabupaten Siak adalah Terwujudnya Kabupaten Siak sebagai pusat budaya melayu di Riau didukung oleh agribisnis, agroindustri dan pariwisata yang maju dalam lingkungan masyarakat yang agamis sejahtera tahun 2020. Untuk mewujudkan visi tersebut maka didukung pilar-pilar pembangunan berupa misi. Misi Kabupaten Siak adalah (1). Mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia profesional yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan, serta penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lingkungan nilai-nilai budaya melayu, (2). Meningkatkan kemampuan dan kapasitas Pemerintah Daerah demi terwujudnya kepemimpinan yang baik (good governance), (3). Memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan memperkuat struktur perekonomian berbasis kerakyatan yang bertumpu pada agribisnis dan agroindustri, (4). Mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur daerah yang mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Dengan demikian diharapkan Pemerintah Kabupaten Siak dapat menjalankan roda pembangunan yang berkesinambungan dan berkeunggulan dengan kemampuan APBD yang relatif besar. Pembangunan yang dilakukan hendaknya menjadi proyeksi dari kebutuhan masyarakat Kabupaten Siak yang 12

selama ini termarginalkan oleh suatu sistem pemerintahan sentralistik. Dengan pemahaman demikian masyarakat sangat mengharapkan perubahan-perubahan dan pemberdayaan oleh Pemerintahan sebagai subjek dan objek pembangunan. Selanjutnya diharapkan dengan komposisi pemerintahan yang ada dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu perangkat daerah dalam jajaran lingkungan Pemerintah Daerah adalah Dinas Kehutanan. Dinas Kehutanan merupakan salah satu dinas penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) melaui dana perimbangan yang berasal dari provisi sumber daya hutan (PSDH) dan dana reboisasi (DR) serta retribusi peredaran hasil hutan (RPHH). Dipandang dari sisi kontribusi terhadap lingkungan, Dinas Kehutanan berperan dalam pengelolaan lingkungan melalui kegiatan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan lahan, penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan. Kontribusi Dinas Kehutanan yang begitu besar dalam penyumbang PAD dan konservasi sumberdaya alam, sudah barang tentu ditentukan oleh kinerja para pegawainya yang menjalankan sistem pekerjaan dilingkungan Dinas Kehutanan sehingga kinerja para pegawai sangat diperlukan dalam mengelola kebijakan dalam kerangka pekerjaannya. Namun demikian penerimaan daerah dari sektor kehutanan belum maksimal. Hal ini ditandai dengan penerimaan RPHH yang tidak pernah mencapai target. Sebagai contoh penerimaan RPHH tahun 2004 sebeasar Rp. 8.883.451.921,- sedangkan target penerimaan sebesar Rp. 10.284.598.445,-, penerimaan RPHH tahun 2005 sebesar Rp. 9.586.892.335,- sedangkan target penerimaan RPHH tahun 2005 sebesar Rp.10.330.601.628,-, penerimaan RPHH tahun 2006 sebesar Rp. 10.311.459.222,-. Sedangkan target penerimaan sebesar Rp. 10.972.486.970, 13

1.2. Identifikasi Masalah Komposisi Dinas Kehutanan secara garis besar sangat lengkap. Dengan demikian Dinas Kehutanan diharapkan mampu menjalankan misi yang telah disusun dalam rencana strategi daerah jangka pendek maupun jangka panjang. Visi Dinas Kehutanan Kabupaten Siak adalah Terwujudnya kelestarian fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan, memperkuat ekonomi masyarakat serta mendukung perekonomian Kabupaten Siak. Sedangkan misinya adalah (1). Memantapkan kawasan hutan, (2). Terciptanya kelestarian hutan, (3). Optimalisasi fungsi hutan, (4). Mewujudkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kehutanan. Dari visi dan misi Dinas Kehutanan sangatlah jelas bahawa cita-cita dan arah pembangunan sektor kehutanan adalah berorientasi pada kebutuhan masyarakat akan fungsi hutan itu sendiri. Namun demikian, visi, misi, dan kompleksitas komposisi yang ada pada Dinas Kehutanan tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini disebabkan karena masih rendahnya kinerja pegawai Dinas Kehutanan. Pencapaian Kinerja merupakan hal penting dalam keberhasilan menjalankan visi dan misi Dinas Kehutanan Kabupaten Siak yang pada akhirnya dapat mewujudkan visi dan misi kabupaten Siak. Dalam pencapaian kinerja, pada kenyataannya sangat dipengaruhi faktorfaktor internal Dinas Kehutanan Kabupaten Siak berupa faktor budaya. Faktor kepuasan kerja, komitmen kerja dan kinerja pegawai sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam pencapaian kinerja dinas secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena hubungan interaksi pegawai mampu mengarahkan perilaku pegawai sebagai kepuasan kerja, komitmen kerja, dan kinerja yang pada akhirnya 14

menjadi hal penentu dalam pencapaian kinerja pegawai Dinas Kehutanan secara maksimal. 1.3. Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah, maka dapat dijelaskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : a. Bagaimanakah karakteristik demografi pegawai Dinas Kehutanan. b. Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja, tingkat komitmen kerja, dan kinerja pegawai? c. Bagaimanakah hubungan antar variabel kepuasan kerja, komitmen kerja, dan kinerja pegawai? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang kepuasan kerja, komitmen kera, dan kinerja pegawai. menganalisa pengaruhnya terhadap kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Siak yaitu : a. Menganalisis karakteristik demografi pegawai Dinas Kehutanan b. Menganalisis tingkat kepuasan kerja, tingkat komitmen kerja, dan kinerja pegawai. c. Melihat hubungan antar variabel kepuasan kerja, komitmen kerja, dan kinerja pegawai. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Melihat kondisi Dinas Kehutanan dengan kompleksitas permasalahan yang ada, maka penulisan ini dibatasi secara spesifik pada : a. Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. 15

b. Kepuasan kerja. c. Komitmen Kerja. d. Kinerja Pegawai. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian tentang Analisis Kepuasan Kerja, Komitmen Kerja dan Kinerja Pegawai Pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak diharapkan dapat memberikan manfaat : a. Memberikan masukan bagi pengambil keputusan pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. b. Meningkatkan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu manajemen khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia pada kantor dimana tempat penulis bekerja. c. Menjadi bahan referensi bagi penelitian lanjutan. 16