Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid

dokumen-dokumen yang mirip
PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

PENERAPAN GRAF DAN POHON DALAM SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Efektivitas Sistem Pemasaran Berjenjang

Penerapan strategi runut-balik dalam penyelesaian permainan puzzle geser

Penggunaan Graf dan Pohon dalam Game Digimon World Dusk

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

Penerapan Pohon Keputusan pada Pemilihan Rencana Studi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

Aplikasi Graf Berarah Pada Item Dalam Game DOTA 2

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

Implementasi Teori Graf Dalam Topologi Distribusi Data

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour

Representasi Graf dalam Jejaring Sosial Facebook

Aplikasi Graf Berarah dan Pohon Berakar pada Visual Novel Fate/Stay Night

I. PENDAHULUAN. 1.1 Permainan Rush Hour

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

SIMPLE 3D OBJECTS AND THEIR ANIMATION USING GRAPH

Implementasi Algoritma Greedy untuk Pembelian Saham

Menghitung Pendapatan Mata Uang Digital Menggunakan Graf dan Rekursi

Menghitung Pendapatan Mata Uang Digital Menggunakan Graf dan Rekursi

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Implementasi Pohon Keputusan untuk Membangun Jalan Cerita pada Game Engine Unity

PP 60, pasal 2 ayat 3

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

Aplikasi Graf dan Pohon Pada Permainan Kantai Collection

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Pendekatan Algoritma Divide and Conquer pada Hierarchical Clustering

Pengaplikasian Graf dalam Pendewasaan Diri

Penerapan Kombinatorial dan Penggunaan Pohon Keputusan pada Role Jungler dalam Permainan League of Legends

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

Penerapan Graf Dalam File Sharing Menggunakan BitTorrent

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Penggunaan Graf Dalam Pembuatan Berbagai Tipe Game

Implementasi Graf pada Metode Crawling dan Indexing di dalam Mesin Pencari Web

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

Pemanfaatan Directed Acyclic Graph untuk Merepresentasikan Hubungan Antar Data dalam Basis Data

Penerapan Graf dan Pohon dalam Permainan Dota 2

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

Penerapan Teori Graf dalam Pemetaan Sosial

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Kasus Perempatan Jalan

Penggunaan Pohon Biner Sebagai Struktur Data untuk Pencarian

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Penerapan Graf pada PageRank

Menyelesaikan Permainan Wordament Menggunakan Algoritma Backtracking

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block

Penyelesaian Five Coins Puzzle dan Penghitungan Worst-case Time dengan Pembuatan Pohon Keputusan

PENERAPAN KRIPTOGRAFI DAN GRAF DALAM APLIKASI KONFIRMASI JARKOM

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Aplikasi Graf untuk Penentuan Aksi Robot Sepak Bola (Robosoccer)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1: Graf sederhana (darkrabbitblog.blogspot.com )

Perbandingan Algoritma Depth-First Search dan Algoritma Hunt-and-Kill dalam Pembuatan Labirin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

Aplikasi Pohon dan Logika pada Variasi Persoalan Koin Palsu

Penerapan Pohon Keputusan dalam Pengambilan Keputusan Terbaik dibidang Pemasaran Produk

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Aplikasi Pohon pada Pohon Binatang (Animal Tree)

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

Penerapan Algoritma Greedy dalam Permainan MarketGlory

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Teori Graf dalam Menentukan Dominasi Anggota UATM ITB


TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Menentukan Arah Pukulan Terbaik dalam Pertandingan Bulutangkis Kategori Tunggal dengan Teori Graf Terbalik

Aplikasi Graf untuk Pendeteksian Spammer

Pencarian Lintasan Hamilton Terpendek untuk Taktik Safe Full Jungle Clear dalam Permainan League of Legends

Transkripsi:

Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid Stefanus Thobi Sinaga / 13510029 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia s.thobi.sinaga@students.itb.ac.id Abstract Pemanfaatan graf dalam kehidupan nyata dapat dijumpai di berbagai aspek kehidupan, namun pemanfaatan graf dalam kehidupan nyata ini ternyata tidak semata-mata bertujuan untuk pengembangan ke arah yang baik saja, tetapi ada pula pihak yang menggunakannya untuk mencari keuntungan pribadi, contohnya adalah pelaku marketing dengan skema piramid. Pada makalah ini akan dijelaskan konsep dari marketing dengan skema piramid yang telah dijumpai penulis yang kemudian akan direpresentasikan ke dalam bentuk graf untuk dibahas secara konseptual tentang bagaimana sistem jaringan marketing tersebut bekerja, dan kemudian dicari solusinya agar pembaca dapat menghindari penipuan berbasis marketing dengan skema piramid. Index Terms--Pyramid Scheme, Scam, Marketing, Graph. dalam makalah ini akan dibahas bagaimana sebenarnya konsep marketing dengan skema piramid bekerja dan kemudian akan dicari solusinya agar pembaca bisa menghindari penipuan berbasis marketing dengan skema piramid. B. Tujuan Makalah dengan judul Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid ini bertujuan untuk : 1. Membahas bagaimana cara kerja dari sistem marketing dengan skema piramid. 2. Mencari solusi agar pembaca dapat terlepas dari penipuan berbasis marketing dengan skema piramid. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan adalah pedang bermata dua, jika digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, maka pengetahuan dapat membawa kehidupan manusia ke arah kemajuan, kehidupan yang lebih baik, tetapi jika digunakan semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi, maka hal tersebut dapat merugikan kehidupan banyak orang, yang berakibat dengan buntunya perkembangan taraf kehidupan manusia. Itulah yang dijumpai oleh penulis pada suatu kesempatan saat secara tidak sengaja terdampar di sebuah blog (sayangnya penulis lupa alamat blognya) yang isinya membahas tentang sebuah jaringan marketing yang saat itu sudah berjalan dan memakan banyak korban, jaringan marketing dengan skema piramid. Begitu banyak komentar yang diberikan oleh pembaca pada post di blog tersebut, dan mirisnya, rata-rata komentar tersebut adalah curhatan para anggota yang merasa bahwa mereka sudah tertipu, dan mereka meminta advice dari sang penulis blog agar mereka bisa mendapatkan uangnya kembali atau sekedar pengetahuan agar mereka bisa membedakan yang mana yang penipuan dan yang mana yang bukan penipuan. Berangkat dari hal tersebut, penulis sebagai orang yang telah mempelajari beberapa hal termasuk struktur diskrit merasa bahwa sudah selayaknya bagi penulis untuk mencoba membagikan sedikit ilmunya dimana salah satunya adalah dengan cara membuat makalah ini, dimana II. DASAR TEORI A. Skema Piramid Skema Piramid adalah sebuah metode ilegal dimana metode ini adalah suatu cara cepat untuk kaya yang sangat beresiko merugikan banyak orang secara finansial. Para pelaku yang berada di puncak piramid akan mendapatkan uang dengan cara mengajak orang untuk bergabung dalam skema piramid ini. Mereka akan memungut biaya dari orang-orang yang bergabung di bawah mereka. Skema piramid pada umumnya menarik bayaran bagi anggota yang ingin bergabung, dan satu-satunya cara bagi para anggota untuk mendapatkan kembali uang mereka adalah dengan merekrut anggota baru untuk bergabung dibawah mereka. B. Marketing Marketing atau Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. C. Graf Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Gambar II.1 llustrasi Graf Jenis-jenis graf : Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graf, maka graf digolongkan menjadi dua jenis: 1. Graf sederhana (simple graph) Graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi- ganda dinamakan graf sederhana. 2. Graf tak-sederhana (unsimple graph) Graf yang mengandung sisi ganda atau gelang dinamakan graf tak-sederhana. Gambar II.2 (A) Graf Sederhana (B) Graf Tak-Sederhana Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dibedakan atas 2 jenis: 1. Graf tak-berarah (undirected graph) Graf yang sisinya tidak mempunya orientasi arah disebut graf tak-berarah. 2. Graf berarah (directed graph atau digraph) Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graf berarah. Gambar II.4 Ilustrasi Pohon III. KASUS MARKETING DENGAN SKEMA PIRAMID TIPE 1 Pada pertengahan tahun 2010, penulis sempat menemukan salah satu contoh kasus marketing dengan skema piramid di Indonesia pada suatu blog (seperti yang telah dijelaskan di latar belakang pembuatan makalah), dan kebetulan kasusnya pun cukup ekstrim. Jadi sistem yang ditawarkan saat itu kira-kira begini : - Simple saja, sistem kerjanya adalah anda mengirimkan sejumlah uang ke tiga rekening (cukup sekali, pada awal pendaftaran) untuk tergabung kedalam jaringan marketing tersebut. - Setelah anda tergabung, anda tinggal menunggu kiriman-kiriman uang dari anggota yang bergabung dalam jaringan setelah anda. Terlihat sangat menarik bukan? Hanya dengan mengirimkan sejumlah uang sekali pada awal pendaftaran, anda akan mendapatkan kiriman uang terus menerus seiring dengan bertambahnya anggota pada jaringan marketing tersebut. Ini adalah jalan impian bagi orang-orang yang ingin sukses tanpa harus bekerja keras, dan karena dibutakan oleh keuntungan yang ditawarkan serta teknik persuasif dalam penyampaiannya, begitu banyak orang terjebak dalam kasus marketing dengan skema piramid ini. Kesalahan mereka hanya satu, mereka tidak mempelajari sistem cara kerja dari marketing dengan skema piramid ini terlebih dahulu. Jika saya adalah pendaftar pertama, lalu ketiga rekening yang akan saya transfer dana ini milik siapa? Jika saya sudah tergabung dalam jaringan apakah saya pasti akan menerima uang secara terus menerus? Bagaimana syarat untuk saya mendapatkan uang dari jaringan ini, apakah saya harus mencari anggota atau saya cukup diam saja tanpa melakukan apa-apa? Gambar II.3 (A) Graf Tak-Berarah (B) Graf Berarah D. Pohon Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Pohon terdiri dari minimal satu simpul yang saling berhubungan melalui suatu lintasan tertentu. Derajat pada suatu simpul adalah jumlah anak dari simpul tersebut. Simpul dengan derajat 0 disebut sebagai daun.

IV. PEMAPARAN KONSEP MARKETING DENGAN SKEMA PIRAMID TIPE 1 MENGGUNAKAN TEORI GRAF Sekarang mari kita bahas bagaimana cara kerja yang sebenarnya dari kasus marketing dengan skema piramid diatas dengan menggambarkannya ke dalam bentuk graf. Pada awalnya, asumsikan bahwa pendiri dari marketingan dengan skema piramid diatas adalah tiga orang yaitu objek A, objek B, dan objek C (atau satu orang dengan tiga rekening A, B, dan C). Maka struktur utama dari jaringan marketing tersebut adalah seperti yang tertera di gambar di bawah ini Gambar III.3 - Perluasan jaringan Marketing, level 2. Gambar III.1 Struktur Utama dari Marketing Skema Piramid Kemudian ketiga orang pendiri tersebut berhasil mengajak tiga orang untuk tergabung ke dalam jaringan marketing mereka, seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, untuk tergabung ke dalam jaringan marketing mereka harus menyetorkan sejumlah uang terlebih dahulu ke tiga rekening yang berbeda, maka A B C pun memberikan rekening mereka kepada ketiga orang tersebut (objek D E F) untuk kemudian dikirimkan sejumlah uang pendaftaran. Gambar III.2 Perluasan jaringan Marketing, level 1. Kemudian organisasi tersebut dengan berbagai macam cara kembali berhasil merekrut anggota baru untuk tergabung dalam jaringan marketing tersebut yaitu G H I dan J. Seperti para pendaftar sebelumnya, keempat orang ini harus mengirimkan sejumlah uang ke tiga rekening yang berbeda terlebih dahulu. Nah disinilah hal yang menarik muncul, rekening siapakah yang diberikan? Ternyata dari ketiga rekening yang diberikan kepada para pendaftar baru tersebut, minimal satu dari ketiga rekening yang diberikan tersebut adalah rekening dari para pendiri jaringan marketing dengan skema piramid tersebut dan sisanya adalah rekening para pendaftar yang belum pernah mendapatkan kiriman uang dari anggota baru yang mendaftar pada jaringan tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kecurigaan pada D E F yang tidak kunjung menerima uang padahal sudah terdaftar dalam jaringan tersebut. Seperti yang bisa kita lihat dari representasi graf diatas, ternyata jaringan marketing dengan skema piramid ini adalah sebuah graf sederhana yang berarah dimana objek A, B, dan tiga rekening pendiri tersebut TERHUBUNG dengan semua objek lain yang tergabung di graf ini. Apa arti dari graf tersebut? Artinya, setiap anggota baru yang tergabung ke dalam jaringan tersebut mengirimkan uang ke minimal salah satu dari pendiri jaringan marketing tersebut. Sehingga untuk setiap anggota baru yang tergabung dalam jaringan marketing ini, secara otomatis para top-tier jaringan marketing ini mendapatkan kiriman uang. Mengerikan bukan? Sekarang mari kita lakukan sedikit perhitungan untuk menggambarkan keuntungan dari para pendiri jaringan marketing tersebut : Jika kita asumsikan untuk mendaftar, seorang calon anggota harus mengirimkan uang sejumlah Rp100.000,- ke tiga rekening yang berbeda, dan sudah terdapat 100 anggota baru yang tergabung dalam jaringan marketing tersebut, maka keuntungan dari para pendiri jaringan tersebut adalah : Keuntungan = 3 * Rp100.000,- * 100 = Rp30.000.000,- Bagaimana? Cukup besar untuk ukuran kerja yang tidak terlalu berat bukan? Itu adalah perhitungan dengan asumsi seminimal mungkin, yaitu dengan asumsi bahwa setiap pendaftar hanya mengirimkan uang ke satu rekening pendiri saja. Kemudian bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya, ekstrimnya, satu pendaftar mengirim ke minimal dua rekening pendiri dengan uang pendaftaran sebesar Rp250.000,- dan sudah terdapat 1000 anggota baru yang tergabung dalam jaringan marketing tersebut? Keuntungan = 3 * Rp250.000,- * 1000 * 2 = Rp1.500.000.000,- Keuntungan sebesar 1,5 Milyar rupiah, jumlah yang sangat-sangat besar mengingat effort yang dikeluarkan hanyalah mengajak orang untuk tergabung dalam jaringan marketing tersebut.

V. KASUS MARKETING DENGAN SKEMA PIRAMID TIPE 2 Setelah memaparkan tentang konsep dari kasus marketing dengan skema piramid tipe 1, penulis ingin menambahkan contoh kasus marketing dengan skema piramid yang lain, sebut saja tipe 2. Hebatnya, kasus seperti ini merebak ke berbagai pihak dari berbagai kalangan. Penulis menemukan kasus ini saat masih berada di SMA, teman penulis sendiri bergabung ke dalam jaringan organisasi marketing tersebut dan kemudian mempresentasikannya kepada penulis serta teman-teman yang lain di sela-sela pelajaran. Cara kerja kasus marketing tipe ini adalah seperti ini : - Terdapat berbagai level pada jaringan marketing tersebut - Untuk naik level pertama kali, anda harus membayar sejumlah uang (nominalnya tidak terlalu besar). - Untuk naik level kedua, anda harus membayarkan sejumlah uang kembali dengan nominal cukup besar (tetapi anda bisa langsung naik ke level tiga, penulis kurang memahami konsepnya saat itu karena tidak tertarik). - Untuk naik ke level ketiga, anda harus membeli produk dari organisasi tersebut (nominal harga yang harus dibayar TIDAK SEBANDING dengan nilai jual dari produk yang ditawarkan) - Untuk naik level-level selanjutnya anda wajib mencari downline (anggota yang mendaftar dibawah nama anda) - Keuntungan yang didapat disesuaikan dengan level anda, dan anda baru mendapat keuntungan setelah anda berada di level tiga keatas, karena anda baru dianggap menjadi investor setelah anda berada di level 3 atau ke atas. - Keuntungan yang anda dapatkan berasal dari jumlah orang yang berhasil anda ajak untuk menjadi downline anda. Tetapi orang tersebut minimal harus menjadi anggota dengan level minimal level 2. - Untuk level-level yang sangat tinggi anda dijanjikan berbagai macam hadiah yang sangat menarik seperti mobil, rumah, dll. Teman penulis sendiri yang saat itu masih SMA terjebak dengan keuntungan yang ditawarkan dari jaringan organisasi marketing ini karena kurangnya pengetahuan dibalik konsep marketing dengan skema piramid tersebut, untungnya ia masih berada pada level 1 karena keterbatasan dana yang dimiliki untuk naik ke level selanjutnya. VI. PEMAPARAN KONSEP MARKETING DENGAN SKEMA PIRAMID TIPE 2 MENGGUNAKAN TEORI POHON Sekarang mari kita bahas bagaimana konsep dari kasus marketing dengan skema piramid diatas. Misalkan untuk sampai ke bintang ketiga seseorang harus mengeluarkan uang total sebesar Rp2.085.000. Kemudian untuk naik ke bintang 4, kita harus mencari tiga orang untuk menjadi downline kita. Gambar VI.1 Ilustari untuk mencapai bintang 4 Asumsikan ketiga downline kita adalah anggota dengan level 2, sehingga dana yang telah kita dapat adalah : Profit dari level 3 = 3 * Rp140.000,- = Rp420.000,- **Rp140.000,- adalah keuntungan dari mengajak orang untuk menjadi downline kita saat kita berada di level 3 Kemudian untuk naik ke level 5, ketiga downline kita tadi harus menjadi level 3. Gambar VI.2 Ilustrasi untuk mencapai bintang 5 Lihat, jika kita tidak terus mencari orang untuk menjadi downline kita, setelah kita sampai di level 5, ternyata kita masih defisit Rp1.665.000,- Mulai level 5 ini, kita mendapatkan tambahan profit sebesar 1% dari omzet grup kita (pendapatan downline setiap merekrut orang), begitu pula dengan level 6 dan seterusnya dengan nominal yang tentunya berbeda. Lalu apa arti dari pohon ini? Bayangkan jika kita tidak berhasil mendapatkan downline selain 3 downline utama kita di awal tadi (kita hanya mengandalkan profit dari omzet grup), bayangkan berapa kedalaman pohon sampai kita berhasil meraup keuntungan dari sistem marketing ini? Anda akan kaget melihat jumlah daun pada pohon grup anda ini. VII. MENGHINDARI PENIPUAN BERBASIS MARKETING DENGAN SKEMA PIRAMID Setelah mengetahui bagaimana sistem dari marketing dengan skema piramid, lantas apakah usaha yang dapat kita lakukan untuk mencegah diri kita tertipu dalam sistem semacam ini? Berikut adalah saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis : 1. Berhati-hatilah saat anda ingin memutuskan untuk tergabung di dalam suatu sistem, gali semua informasi tentang sistem tersebut dan pikirkan secara matang. If it looks too good to be true, it probably is. 2. Representasikan sistem tersebut ke dalam suatu graf atau pohon untuk melihat sistem tersebut

secara lebih jelas. Seringkali, orang terlalu malas untuk memvisualisasikan sistem tersebut dan justru terbuai dengan iming-iming keuntungan yang sebenarnya sangat sulit untuk dicapai. Contohnya pada kasus tipe 1, lihat perbedaan simpul objek anda dan simpul objek dari pendiri jaringan tersebut, lihat bagaimana simpul sang pendiri jaringan terhubung dengan setiap anggota yang masuk ke dalam sistem tersebut sedangkan simpul anda tidak. Kemudian pada kasus tipe 2, coba gambarkan pohon grup anda sampai di kedalaman dimana anda berhasil mendapatkan kembali uang yang telah anda invest sebelumnya. Apakah jumlah simpul dan daun pada pohon tersebut realistis dan memang visible untuk dicapai? 3. Berdoa lah agar anda beserta keluarga dan kerabat dijauhkan dari hal semacam ini. Karena kebanyakan kasusnya disaat seseorang sudah menyerah untuk mencari downline, ia akan mengajak keluarga dan kerabat-kerabat dekatnya untuk bergabung karena akan sedikit sulit bagi mereka untuk menolak ajakan orang tersebut. Berdasarkan informasi pada situs Wikipedia.com tanggal 11 Desember 2011, skema piramid ini merupakan metode yang ilegal dan dilarang untuk diterapkan di negara Albania, Australia, Brazil, Bulgaria, Cana, China, Colombia, Denmark, Dominican Republic, Estonia, France, Germany, Hungary, Iceland, Iran, Italy, Japan, Malaysia, Mexico, Nepal, Netherlands, New Zealand, Norway, Philippines, Poland, Portugal, Romania, South Africa, Spain, Sri Lanka, Sweden, Switzerland, Taiwan, Thailand, Turkey, United Kingdom, dan United States. REFERENCES [1] Wikipedia. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/pyramid_scheme [2] Wikipedia. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/pemasaran [3] Munir, Rinaldi, Slide Perkuliahan IF2091, Graf, 2009. [4] Munir, Rinaldi, Slide Perkuliahan IF2091, Pohon, 2009. [5] Australian Government Scamwatch. 2011. www.scamwatch.gov.au/content/index.phtml/tag/pyramidschemes [6] Bisnisplan. 2011. http://bisnisplan.webs.com/marketingplan.htm Waktu akses: 11 des 2011 Pukul 14.40 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 11 Desember 2011 Stefanus Thobi Sinaga / 13510029 VIII. CONCLUSION Kesimpulan dari makalah yang berjudul Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid ini adalah : 1. Teori Graf dan Pohon terbukti dapat membantu kita untuk memvisualisasikan sistem secara lebih baik. 2. Setelah dianalisis dan direpresentasikan kedalam bentuk graf dan pohon, dapat dikatakan bahwa marketing dengan skema piramid merupakan suatu bentuk penipuan, bersifat illegal, dan bertujuan untuk mencari keuntungan dengan mengorbankan banyak orang yang terkait di dalamnya karena sebenarnya sistem tersebut tidak menghasilkan keuntungan apa-apa dan satu-satunya cara bagi para investor di dalamnya untuk mendapatkan uangnya kembali adalah dengan mengambil uang dari hasil investasi para investor-investor baru.