KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

dokumen-dokumen yang mirip
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

III.METODE PENELITIAN

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi)

PENYEDIAAN BAHAN TANAM KEMIRI SUNAN DENGAN TEKNIK GRAFTING

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Cara Menanam Cabe di Polybag

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Cara Mencangkok Pohon Mangga

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN

TEKNIK GRAFTING (PENYAMBUNGAN) PADA JATI (Tectona grandis L. F.) Grafting Technique for Teak (Tectona grandis L.F.) I. PENDAHULUAN

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU SECARA KONVENSIONAL

Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF

bio.unsoed.ac.id 2. Bibit seragam pertumbuhannya 2. Daun bibit panjang 4-5 cm lebar 0,5-{,75 cm

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

III. MATERI DAN METODE

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

Transkripsi:

KARYA TULIS Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. PENDAHULUAN Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia dengan kisaran pasaran yang luas dan beragam mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern, restoran dan hotel. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas durian sangat potensial untuk diusahakan karena memiliki nilai ekonomi dan daya saing yang tinggi dibandingkan komoditas buah lainnya. Durian merupakan jenis buah asli nusantara yang berasal dari pulau Kalimantan sehingga keragaman genetik durian di Indonesia sangat besar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi durian unggul paling tinggi di dunia. Dalam pembibitan durian dikenal dua macam perkembangbiakan/perbanyakan bibit yaitu: perkembangbiakan secara generatif (menggunakan biji) dan perkembangbiakan secara vegetatif (Penyambungan, okulasi dan penyusuan). Perkembangbiakan secara generatif yaitu perkembangbiakan tanaman menggunakan bagian generatif tanaman seperti biji. Perkembangbiakan dari biji mempunyai kekurangan, yaitu: varietas baru yang muncul belum tentu baik, tidak bisa dipastikan mempunyai sifat baik seperti induknya, dan berbuahnya lama. Kelebihan perkembangbiakan secara generatif yaitu: umurnya lebih panjang dan perakarannya kuat, biaya untuk perbanyakan lebih murah, dan pelaksanaan lebih mudah. Perkembangbiakan secara vegetatif yaitu perkembangbiakan yang menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti, batang, cabang, daun, dan akar. Perkembangbiakan ini mempunyai kekurangan, yaitu: perakarannya tidak dalam sehingga mudah roboh bila ada angin kencang dan susah mendapatkan air bila tempat tumbuhnya mempunyai air yang dalam dan memerlukan keterampilan khusus dalam perbanyakannya serta biaya pengadaan bibit lebih mahal. Kelebihan perkembangbiakan secara vegetatif yaitu: mempunyai sifat-sifat baik seperti pohon induknya dan umur berbuahnya lebih cepat. Perbanyakan bibit secara vegetatif (sambung, okulasi, dan penyusuan) akan berhasil dengan baik apabila memenuhi persyaratan diantaranya: a. Batang atas dan batang bawah kompatibel/sesuai b. Irisan/pembuatan keratan harus rata dan halus (diperlukan pisau yang tajam) c. Kambium batang atas dan kambium batang bawah harus bersentuhan rata. d. Khusus untuk okulasi, kulit kayunya harus mudah dikelupas (mata tempel harus mudah dilepas dari bagian kayunya) e. Kondisi lingkungan (kelembaban dan suhu) memenuhi persyaratan. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 1

Setelah dilakukan perbanyakan tanaman maka akan dihasil bibit durian yang baik. Adapun ciri-ciri bibit yang baik, yaitu: (1) umur bibit minimal 6 bulan, (2) ketinggian penempelan sekitar 10 cm dari leher akar, (3) tinggi batang atas lebih dari 50 cm, sesuai dengan umurnya, (4) diameter batang mencapai 1 1,5 cm, (5) jumlah daun minimal 8 helai, (6) pertumbuhan batang, cabang, dan daun optimal; ditandai dengan adanya kuncup daun dipucuk tanaman dan ujung ranting, (7) batang dan cabang terlihat mulus dan kokoh. Batang utama tampak lurus dan tumbuh tegak, tidak melengkung. Sementara cabang tumbuh kesegala arah secara merata, (8) Bebas dari serangan penyakit, terutama phytopthora II. PERBANYAKAN BIBIT DURIAN DENGAN BIJI 2.1 Seleksi Biji Biji yang baik adalah biji yang diperoleh dari durian yang telah benar-benar tua (telah matang), biji durian yang telah siap dipisahkan dari dagingnya. Yang dipergunakan sebagai bibit hanya biji yang sempurna. Biji yang sempurna adalah biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil, tidak kempes, tidak rusak oleh hama, dan tidak luka/lecet. Selanjutnya biji disimpan sekitar satu minggu untuk mengistirahatkan biji dari pertumbuhan. Biji yang sudah disimpan kemudian diseleksi lagi dengan cara memasukkannya kedalam air. Hanya biji yang tenggelam yang ditanam untuk bibit. 2.2 Penyiapan Media Tanam/semai Penanaman biji durian dapat dilakukan langsung dikebun atau didalam plastik. Untuk penanaman dikebun, sebelumnya disiapkan terlebih dahulu tempat penanaman berupa gundukan memanjang (bedengan) dengan lebar 1 m dan tinggi 30 cm. Tanahnya dicangkul dan dicampur dengan pupuk kandang yang bersih dari kotoran dan bibit penyakit. Untuk menghindarkan jamur dan hama yang dapat merusak biji durian dan calon tanaman, media tempat penanaman tadi disemprot dahulu dengan fungisida dan insektisida. Bisa juga ditaburi dengan Furadan 3 G. Tempat penanaman sebaiknya diberi naungan dari paranet atau daun kelapa untuk melindungi bibit yang masih muda dari hujan dan sinar matahari. Untuk penanaman biji durian yang langsung dilakukan dalam plastik, sebaiknya gunakan plastik hitam khusus (polibag) yang berukuran 20 x 25 cm. Plastik diisi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Plastik (polibag) disusun pada tempat yang telah disiapkan dan diberi naungan. 2.3 Penyemaian/Penanaman Biji Setelah media siap, biji yang telah disiapkan terlebih dahulu direndam dalam larutan Atonik 0,1 % dan larutan Saromyl/Benomil 0,1 %. Fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah serangan jamur. Selanjutnya dengan cara dibenamkan, biji ditanam/disemaikan dalam bedengan dengan jarak 1 x 0,5 cm. Umur sekitar 2-4 minggu Bibit dapat dipindahkan ke polibag. Untuk penanaman diplastik (polibag), biji dimasukkan kedalam media, satu biji kedalam satu polibag, kemudian disiram. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 2

Gambar 1. Penanaman biji durian dalam bedengan Gambar 2. Bibit Durian asal biji di polibag 2.4 Perawatan Setelah biji durian ditanam, beberapa langkah perawatan terhadap biji yang disemai harus dilakukan, antara lain penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Setelah berumur dua bulan bibit sudah bisa disambung pucuk. Untuk okulasi, harus digunakan batang bawah dengan ukuran 40 50 cm. III. PERBANYAKAN BIBIT DURIAN DENGAN PENYAMBUNGAN (GRAFTING) Penyambungan/sambung yang sebenarnya merupakan sambung pucuk atau enten adalah menggabungkan batang bawah (understam/stock)) dengan batang atas (entres/scion) sehingga terbentuk tanaman yang mempunyai sifat perpaduan antara sifat batang bawah dengan sifat batang atas. Perbanyakan bibit durian dengan penyambungan, baik mata tunas (okulasi/budding) maupun tunas (sambung pucuk/grafting), dilakukan dengan menggunakan batang bawah (stock) yang berasal dari biji (generatif) dan batang atas (scion) yang memiliki sifat-sifat baik atau unggul. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 3

3.1 Persiapan Batang Bawah Batang bawah berfungsi untuk mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya. Bibit yang akan digunakan sebagai batang bawah sebaiknya dipilih yang mampu beradaptasi dengan batang atasnya sehingga mampu menyatu (kompatibel) dan menopang pertumbuhan batang atasnya, tanaman dalam kondisi sehat, sistem perakarannya baik dan dalam, tahan terhadap perubahan kondisi yang ekstrem (kekeringan dan genangan air), serta tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambungkan/diokulasi. Pengaruh batang bawah terhadap batang atas dapat menimbulkan beberapa kemungkinan (inkompatibel), yaitu: a. Tanaman menjadi tumbuh lambat dan kerdil b. Umur tanaman pendek (tanaman cepat mati) c. Menyebabkan terjadinya kaki gajah, yakni batang bawah tumbuhnya lebih cepat sedangkan batang atasnya lebih lambat. Atau sebaliknya kaki bangau, yakni batang bawah tumbuh lambat sedangkan batang atasnya cepat sekali. d. Menyebabkan tanaman cepat berbunga, lambat berbunga, atau tidak berbunga e. Tanaman tidak mau berbuah f. Menyebabkan tanaman berbunga lebat, tetapi bunga berguguran sebelum membentuk buah kecil g. Menyebabkan rasa buah berubah (agak masam) h. Menyebabkan buah berukuran kecil i. Menyebabkan biji menjadi kecil (kempes) atau menjadi besar j. Menyebabkan buah berubah bentuk menjadi bulat k. Produksi buah rendah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tanaman batang atas tersebut disebabkan adanya sifat batang bawah yang tidak sesuai dengan sifat batang atasnya disebut inkompatibel. Langkah-langkah untuk mempersiapkan batang bawah yang akan digunakan untuk penyambungan sama seperti perbanyakan bibit dengan biji yaitu: seleksi biji, perendaman biji dalam larutan Atonik 0,1 %, menyiapkan media untuk menanam, dapat dibedengan atau dipolibag. Media berupa campuran tanah dan pupuk kandang 1 : 1. Setelah media disiapkan maka dilakukan penanaman biji dengan cara membenamkan biji kedalam media. Perawatan mencakup pemupukan, penyiraman, serta pengendalian hama dan penyakit. Setelah tinggi bibit berumur 2 4 bulan (tinggi 40 50 cm), bibit siap untuk disambung. 3.2 Persiapan Batang Atas Batang atas (entres/scion) adalah bagian atas atau tajuk tanaman yang akan menghasilkan buah berkualitas unggul. Tanaman yang akan digunakan sebagai batang atas dipilih yang mampu tumbuh kompak dengan batang bawahnya sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal (kompatibel) dan tidak menimbulkan pengaruh negatif (inkompatibel); cabang berasal dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal, memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, dan berasal dari pohon induk yang sifatnya benarbenar unggul. Syarat pucuk yang akan dijadikan entres untuk penyambungan yaitu: Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 4

a. Tidak sedang berdaun muda (tumbuh aktif) b. Tidak bercabang c. Sehat d. Telah dilakukan perompesan daun 3.3 Sambung Pucuk Sambung pucuk adalah penyatuan pucuk (batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang cocok secara kompleks. Teknik sambung pucuk membutuhkan peralatan sebagai berikut: 1. Alat pemotong berupa silet, cutter, atau pisau khusus okulasi. Yang perlu diperhatikan adalah pisau yang digunakan harus benar-benar tajam dan steril atau bersih. 2. Plastik untuk kerudung/sungkup pucuk sambungan 3. Tali rafia atau tali plastik. Tahapan/langkah-langkah untuk melakukan sambung pucuk sebagai berikut: 1. Batang bawah yang sudah siap untuk disambung dipotong 10 20 cm dari permukaan tanah polibag. Untuk lebih jelasnya mengenai pemotongan batang bawah seperti gambar berikut. Gambar 3. Batang Bawah dan Pemotongan Batang Bawah Dalam pemotongan harus menggunakan gunting atau pisau yang tajam sehingga permukaan potongan tidak pecah. Apabila permukaan potongan pecah, maka sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyambungan. Apabila menggunakan gunting, sebaiknya, permukaan potongan dirapikan lagi menggunakan pisau atau cutter. 2. Permukaan batang yang telah dipotong kemudian dibelah vertikal kebawah sepanjang 1 2 cm sehingga menjadi dua bagian yang sama besar (gambar 4). Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 5

Gambar 4. Proses Pembelahan Batang Bawah 3. Batang atas yang akan disambungkan berupa pucuk, ukurannya sama besar dengan batang bawah. Pangkal pucuk calon batang atas disayat sebelah kiri dan kanan sepanjang 1 2 cm sehingga membentuk baji. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Penyayatan Entres/Pembuatan Baji Pada proses penyayatan dan pembuatan baji ini, kebersihan juga harus dijaga, permukaan sayatan jangan sampai tersentuh tangan. Apabila dalam penyayatan/pembuatan baji, ujung sayatan pecah atau belah, maka ujung sayatan harus dirapikan dan panjang sayatan juga harus disesuaikan kembali dengan sayatan pada batang bawah. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 6

4. Pangkal pucuk yang telah disayat dimasukkan pada celah ujung pangkal batang bawah sampai semua bekas sayatan tertutup. Posisi sambungan harus kulit bertemu kulit. Gambar 6. Memasukkan Entres Pada Batang Bawah Dalam proses pemasukkan batang atas (entres) ke batang bawah, dilakukan secara hati-hati dan diusahakan jangan sampai adanya gesekan yang kuat antara sayatan batang atas dan batang bawah, karena dapat menyebabkan kerusakan, terutama pada ujung sayatan entres. Jika batang bawah lebih besar daripada entres, maka salah satu sisi kulit antara batang atas dan batang bawah harus bertemu. 5. Setelah pucuk dimasukkan pada batang bawah, lakukan pengikatan dengan menggunakan tali. Arah pengikatan dari bawah ke atas. Dalam pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu lemah. Gambar 7. Pengikatan Dilakukan Dari Bawah Ke atas Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 7

Gambar 8. Hasil Pengikatan Sambungan 6. Kemudian lakukan penyungkupan dengan menggunakan plastik transparan/bening (sungkup individu). Untuk pembibitan dengan penyambungan skala besar, model sungkup dibuat secara komunal yaitu hasil penyambungan disungkup secara bersama-sama dalam sungkup yang besar (sungkup permanen). Gambar 9. Penyungkupan Sambungan Setelah dilakukan penyungkupan, maka hasil sambungan disimpan ditempat yang teduh atau terlindung dari sinar matahari langsung. Untuk skala besar Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 8

dapat dibuat naungan. Jika tidak ada hujan, maka dilakukan penyiraman satu hari sekali untuk menjaga kelembaban tanah polibag. 7. Sambungan jadi/hidup ditandai masih hijaunya entres atau umur 3-4 minggu, sungkup dapat dibuka. Jika entres kering/ daun kering dan rontok berarti penyambungan gagal. Gambar 10. Pemeriksaan sambungan Gambar di atas menunjukkan penyambungan yang gagal dan berhasil, penyambungan gagal ditandai dengan gugurnya daun serta entres menjadi kering. Sedangkan penyambungan yang berhasil, entres tetap segar. IV. PERBANYAKAN BIBIT DURIAN DENGAN OKULASI (BUDDING) Okulasi sering disebut juga menempel, oculate (Belanda), atau Budding (inggris) merupakan perpaduan antara dua sifat yaitu dari induk batang atas dan induk batang bawah. Okulasi (budding) adalah perbanyakan tanaman dengan penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa. Dengan demikian tanaman menjadi satu kesatuan yang utuh dan akan tumbuh setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. 4.1 Persiapan Batang Bawah Untuk memperoleh hasil okulasi yang optimal, batang bawah yang akan digunakan harus dipilih yang bagus. Adapun persyaratan dan penyiapan batang bawah untuk okulasi sebagai berikut. 1. Memiliki sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar 2. Berumur 3 12 bulan. 3. Pilih dari tanaman yang masih dalam fase pertumbuhan optimum (tingkat kesuburannya baik). Kambium pada tanaman ini aktif sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke batang bawah. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 9

4. Batang bawah dipupuk dengan urea 1 2 minggu sebelum penempelan. Dosis pupuk sesuai dengan anjuran. 4.2 Persiapan batang atas Bagian tanaman yang ditempelkan atau yang disebut batang atas bisa berupa potongan satu mata tunas (entres). Batang atas yang akan digunakan sebagai bahan okulasi, sebaiknya dipilih dengan kriteria sebagai berikut. 1. Pilih entres yang berasal dari cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda (setengah berkayu). Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abuabu muda. Entres yang diambil dari cabang yang terlalu tua akan memiliki pertumbuhan yang lambat dan persentase keberhasilannya rendah. 2. Entres bermata udang 3. Cabang yang akan diambil entresnya harus berasal dari tanaman yang subur dan sehat. 4. Entres diambil setelah kulit kayu cabang dengan cara mengupas kulit dari kayu. Bagian dalam dari kulit kayu ini (kambium) akan tampak berair yang menandakan bahwa kambiumnya aktif. Dengan demikian, bila mata tunasnya segera diokulasi, akan memepercepat pertautan dengan batang bawah. 4.3 Tahap Okulasi Adapun langkah-langkah membuat bibit durian dengan cara okulasi sebagai berikut. 1. Pilih batang bawah yang sesuai untuk diokulasi Batang bawah yang dipilih disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditentukan. Batang bawah yang siap diokulasi seperti pada gambar 11. Gambar 11. Batang Bawah Yang Siap di Okulasi 2. Pembuatan sayatan (jendela). Pada batang bawah berjarak 10-20 cm dari permukaan tanah, Buat dua sayatan vertikal sepanjang 2-3 cm, jarak antar sayatan disesuaikan dengan diameter batang ( 0,3 0,5 cm), pada ujung sayatan vertikal buat sayatan horizontal, kemudian dengan menggunakan pisau, tarik kulit kebawah dari sayatan horizontal sehingga membentuk lidah sepanjang 2 3 cm. Potong ½ dari panjang lidah sayatan. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 10

Gambar 12. Pembuatan Sayatan Vertikal Gambar 13. Pembuatan Sayatan Horizontal Gambar 14. Pengupasan/Penarikan Kulit Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 11

Gambar 15. Pemotongan kulit Setengah dari panjang sayatan 3. Pengambilan mata tunas (pembuatan perisai) dari entres dengan ukuran sesuai dengan sayatan pada batang bawah atau lebih kecil sehingga dapat menutup sayatan batang bawah, mata tunas diambil/disayat perlahanlahan membentuk perisai, Pengambilan mata tunas dengan mengikutsertakan kambiumnya/kayunya, kemudian dengan menggunakan pisau/ujung pisau, kayu yang ada pada mata tunas dibuang, yang perlu diperhatikan jangan sampai mata tunas/jiwa lepas dari entres, karena bila demikian okulasi akan gagal. Gambar 16. Pengambilan Mata Tunas Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 12

Gambar 17. Mata Tunas Yang siap disisipkan/ditempelkan 4. Mata tunas yang telah diperoleh dimasukkan/disisipkan kedalam sayatan batang bawah. Dalam penyisipan ini, mata tunas bagian dalam jangan sampai tersentuh tangan atau kotor, karena dapat menyebabkan kegagalan okulasi. Selain itu dalam penyisipan jangan sampai terjadi gesekan yang kuat antara batang bawah dan mata tunas, karena hal ini dapat menyebabkan mata tunas menjadi lecet atau rusak. Gambar 18. Penyisipan mata tunas 5. Setelah selesai penyisipan/penempelan, batang bawah diikat dengan menggunakan tali plastik. Pengikatan dilakukan dari bawah ke atas untuk menghindari masuknya air hujan. Dalam proses pengikatan, pada bagian mata tunas jangan diikat terlalu kencang, karena dapat menyebabkan mata tunas menjadi rusak. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 13

Gambar 19. Pengikatan okulasi 6. Pada umur 2-3 minggu setelah pelaksanaan okulasi, dilakukan pengecekan keberhasilan okulasi. Jika warna entres masih hijau berarati okulasi berhasil, tetapi jika entres berwarna kecoklatan dan mengering berarti okulasi gagal. Untuk okulasi yang gagal, batang bawahnya dapat kembali diokulasi pada bagian sebelahnya, atau dibawah jendela okulasi pertama. Untuk okulasi yang berhasil, maka sekitar seminggu setelah pengecekan/pembuangan plastik, batang bawahnya dapat dipotong dengan jarak 2-5 cm dari sayatan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk keberhasilan okulasi yaitu: a. pisau yang digunakan harus tajam dan steril, b. mata tempel tidak boleh menindih kulit batang bawah, c. lingkungan okulasi harus sejuk, tidak terlalu panas dan tidak terlalu basah. V. KESIMPULAN 1. Perbanyakan bibit durian dapat dilakukan dengan biji, penyambungan, dan okulasi. 2. Perbanyakan bibit durian dengan biji mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya yaitu: varietas baru yang muncul belum tentu baik, tidak bisa dipastikan mempunyai sifat baik seperti induknya, dan berbuahnya lama. Kelebihan perbanyakan dengan biji yaitu: umurnya lebih panjang dan perakarannya kuat, biaya untuk perbanyakan lebih murah, dan pelaksanaan lebih mudah. 3. Perbanyakan bibit durian secara vegetatif (penyembungan, okulasi ) mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya yaitu: perakarannya tidak dalam sehingga mudah roboh bila ada angin kencang dan susah mendapatkan air bila tempat tumbuhnya mempunyai air yang dalam dan biaya pengadaan bibit lebih mahal. Kelebihan perbanyakan secara vegetatif yaitu: mempunyai sifat-sifat baik seperti pohon induknya dan umur berbuahnya lebih cepat. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 14

DAFTAR PUSTAKA Dradjat, MS, Dkk, (2004). Dasar-Dasar Budidaya Tanaman. Universitas terbuka. Jakarta. Setiadi (2006). Bertanam Durian. Penebar Swadaya. Jakarta. Sobir, dan Rodame M. Napitupulu (2010). Bertanam Durian Unggul. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Wiryanta, Bernardinus T.Wahyu. (2005). Bertanam Durian. Agromedia Pustaka. Tangerang. Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 15

BIODATA PENULIS Irwanto, SST, Lahir di Sembawa, 8 Juni 1982. Pendidikan SD (1996), SLTP (1999), SPP N Sembawa - Palembang (2002), mengikuti program Diploma 4 (D4) STPP Bogor, Jurusan Penyuluhan pertanian (2006) Pelatihan Yang pernah diikuti: 1. Pelatihan pengembangan karakter (character building training)di Ciawi tahun 2006 2. Pelatihan Kewirausahaan bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012 3. Training Of Trainer (TOT) widyaiswara di Ciawi tahun 2012 4. Diklat Kewirausahaan bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012 5. Diklat pembiayaan bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012 6. Diklat multi media bagi widyaiswara di Ciawi tahun 2012 7. Diklat menejemen penyelenggaraan diklat di Cipanas tahun 2012 8. Inhouse training diklat statistik bagi widyaiswara di BPP Jambi tahun 2013 9. Magang budidaya kelapa sawit di PPKS Medan tahun 2013 10. Diklat Capasity building di Filipina Tahun 2013 Karya Tulis Perbanyakan bibit durian 16