Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan penugasan proyek dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan 2 kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan penugasan tanpa proyek sedangkan kelas eksperimen menggunakan penugasan proyek. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen akan diberikan pretes dan posttes. Sampel berjumlah 40 orang siswa, 20 orang siswa kelas VIII D untuk kelompok eksperimen dan 20 orang siswa kelas VIII B orang untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penugasan proyek efektif dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung = 2,16 lebih besar dari nilai t tabel = 2,021pada taraf signifikan 5 %. Kategori kelompok eksperimen tergolong tinggi dengan persentase 53,80%, sedangkan pada kelompok kontrol tergolong cukup tinggi dengan persentase 40,00 %. Nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen sebesar 82,50 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 74,50. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Pembelajaran yang efektif harus dapat diikuti dengan adanya penugasan yang efektif pula. Salah satu bentuk penugasan yang efektif tersebut yaitu penugasan proyek. Menurut Majid (2006) penugasan proyek yaitu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Proyek ini dapat memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi dan berkomunikasi. Dalam kurikulum, hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang melakukan proses suatu proyek, misalnya pada saat merencanakan dan mengorganisasikan investigasi, bekerja dalam tim, dan arahan diri. Keterampilan-keterampilan yang didapat siswa merupakan salah satu tujuan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Keterampilan proses adalah merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh 55 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2005). Salah satu bentuk keterampilan proses yang dilakukan siswa adalah keterampilan mengkomunikasikan hasil merupakan dasar untuk segala yang siswa kerjakan. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai pengetahuan dalam bentuk suara, visual atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta dan kegiatan lain yang sejenis (Dimyati dan Mudjiono, 2002). Efektivitas penggunaan suatu penugasan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya dengan melihat hasil belajar siswa yang mengalami perubahan yang lebih baik dari sebuah proses pembelajaran. Djamarah (2002) mengatakan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar individu tersebut. Salah satu faktor yang datang dari luar siswa tersebut adalah bentuk penugasan yang disajikan oleh guru dalam setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. SMPN 7 Kota Bima sebagai salah satu sekolah negeri di kota Bima yang telah banyak ditunjang oleh berbagai sarana dan prasarana dalam mendukung proses belajar mengajar yang baik, diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi guru yang terlibat didalamnya untuk dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Penggunaan penugasan yang diterapkan di sekolah SMPN 7 Kota Bima hanya masih banyak didominasi paradigma-paradigma lama seperti jenis penugasan uraian, pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan masih banyak bentuk-bentuk penugasan yang membuat siswa menjadi bosan. Adanya perihal tersebut sangat berdampak pada hasil belajar siswa dalam hal ini siswa kelas VIII. Berdasarkan arsip guru mata pelajaran IPA Terpadu SMPN 7 Kota Bima nilai ratarata siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu hanya sebesar 6,4. Kurangnya nilai siswa tersebut salah satunya sangat dipengaruhi oleh bentuk penugasan yang disajikan oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kurangnya nilai siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu berdampak pada keterampilan-keterampilan yang didapat siswa pada setiap kegiatan pembelajaran IPA Terpadu khususnya keterampilan siswa dalam mengkomunikasikan hasil belajar IPA Terpadu. 56 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
KAJIAN PUSTAKA Konsep Penugasan Proyek Penugasan proyek yaitu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas ini dapat memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi. Dalam kurikulum, hasil belajar dapat dinilai ketika siswa sedang melakukan proses suatu proyek, misalnya pada saat: 1) Merencanakan dan mengorganisasikan investigasi, 2) Bekerja dalam tim, dan 3) Arahan diri. Dalam perencanaan penugasan proyek terdapat tiga hal yang perlu dipertimbangkan: 1. Kemampuan pengelolaan, jika siswa diberikan kebebasan yang luas, mereka akan mendapatkan kesulitan dalam memilih topik yang tepat. 2. Relevansi, guru harus mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman pada pembelajaran agar proyek dijadikan sumber bukti. 3. Keaslian, guru perlu mempertimbangkan seberapa besar petunjuk atau dukungan yang telah diberikan kepada siswa. Penugasan proyek merupakan suatu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan belajar siswa. Nilainya dapat dilakukan secara subjektif maupun objektif. Secara subjektif, bila hal ini dilakukan, bukti nilai yang tersedia dapat menunjukkan hubungan yang lemah pada peta kemajuan belajar. 7 Secara objektif, lokasi siswa pada peta kemajuan belajar dapat ditempatkan relatif dengan tepat (Majid, 2006). Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental, dan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan (Mulyasa, 2005). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) pendekatan keterampilan proses adalah wawasan atau urutan pengembangan keterampilanketerampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuankemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. 57 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya (Budiono, 2009). Menurut Mulyasa (2005), pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai (asas motivasi) 2. Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang dimilikinya 3. Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik. Suasana kelasa harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik. 4. Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karyawisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambanglambang, diagram, persamaan matematika, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semuanya adalah cara-cara komunikasi yang seringkali digunakan dalam ilmu pengetahuan. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai pengetahuan dalam bentuk suara, visual atau suara visual. contoh-contoh kegiatan dari keterampilan proses mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta dan kegiatan lain yang sejenis. Para guru perlu melatih siswa dalam mengkomunikasikan hasil dengan cara membuat gambar, membuat model, tabel, diagram, grafik, atau histogram, dengan membuat karangan, dengan menciptakan pengalamannya dalam observasi, dengan menyajikan laporan hasil diskusi kelompok, atau dengan membuat berbagai pajangan yang dipamerkan di dalam ruang kelas (Budiono, 2009). 58 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana dalam Anonim, 2011). Sementara menurut Gronlund dalam Anonim (2011) hasil belajar adalah suatu bagian pelajaran misalnya suatu unit, bagian ataupun bab tertentu mengenai materi tertentu yang telah dikuasai oleh siswa. Menurut Slameto (2003) faktor faktor yang mempengaruhi belajar anak dapat dibedakan atas dua bagian yaitu : a. Faktor Internal Faktor yang datang dari dalam diri anak yaitu minat belajar, motivasi, intelegensi, bakat dan lain-lain yang timbul dalam diri anak didik. 1) Minat Belajar Minat sangat besar pengaruhnya dalam kegiatan belajar. Dengan minat yang tinggi akan mendorong seseorang dalam belajar. Belajar tanpa minat dan perhatian belum tentu berhasil, sebab di dalam belajar harus didasarkan atas minat dan perhatian yang sungguh-sungguh. 2) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu. Motivasi yang kuat untuk belajar akan memungkinkan individu yang belajar itu mencapai prestasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan motivasi yang lemah. 3) Intelegensi Intelegensi mempunyai peranan yang sangat besar terhadap prestasi belajar, karena intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah. 4) Bakat Bakat merupakan potensi yang bersifat khusus yang ada dalam diri individu, potensi tersebut apabila tidak dilatih dengan baik maka akan besar sekali pengaruhnya terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. b. Faktor Eksternal Faktor yang datang dari luar diri anak yaitu faktor lingkungan tempat tinggal, bahan belajar, tempat belajar, metode mengajar, metode belajar keadaan ekonomi orang tua, dan lain-lain. 1) Lingkungan Tempat Tinggal Lingkungan tempat tinggal sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Lingkungan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisa 59 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
problem pendidikan, peranannya cukup menentukan prestasi belajar yang dicapai. 2) Bahan Belajar Bahan belajar adalah kelengkapan belajar berupa buku-buku bacaan. Terbatasnya bahan pelajaran akan menghambat proses belajar siswa. 3) Tempat Belajar Belajar dengan teratur dan sistematis memerlukan tempat dan perlengkapanperlengkapan yang memadai. Tempat belajar merupakan salah satu syarat dalam belajar, tanpa tempat belajar tidak mungkin proses belajar itu dapati berlangsung. 4) Metode Mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui oleh seorang guru didalam mengajar agar dapat menyajikan bahan pelajaran kepada siswanya dengan baik. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru juga harus dapat memilih metode mengajar yang efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 5) Metode Belajar Metode belajar siswa juga merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Dengan metode belajar siswa dapat melaksanakan secara teratur dengan pembagian waktu yang baik dan dapat memilih belajar yang tepat dan efisien, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 6) Keadaan Ekonomi Orang Tua Faktor ini juga berperan dalam keadaan belajar siswa, karena apabila keadaan ekonomi orang tuanya kurang mampu dan berantakan, akan berpengaruh pula terhadap anak yang sedang belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Kontrol Group Pre-test Postttest, Kelas kontrol menggunakan penugasan tanpa proyek sedangkan kelas eksperimen menggunakan penugasan proyek. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen akan diberikan pretes dan posttes. berupa. 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006), jadi populasi dapat diartikan sebagai seluruh individu (siswa) yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014 yang seluruhnya berjumlah 254. Pemilihan sampel menggunakan tehnik Cluster random sampling. Jumlah sampel 60 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang terdiri dari 40 orang siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima, yang terdiri dari 20 orang siswa kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dan 20 orang siswa kelas VIII B sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berupa: 1) angket. Penyebaran angket dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Angket terdiri dari 3 pilihan jawaban yaitu: a. Ya dengan skor 3, b. Kadang-kadang (KK) dengan skor 2 dan c. Tidak Pernah (TP) dengan skor 1. 2) Tes Hasil Belajar. Penggunaan tes hasil belajar untuk memperoleh data mengenai hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Data mengenai keterampilan proses mengkomunikasikan hasil, dianalisis menggunakan analisis secara diskriptif. P X n Keterangan: x100% P = Persentase Keterampilan proses mengkomunikasikan hasil X n = Jumlah rata-rata jawaban angket = Jumlah sampel penelitian Untuk menentukan tinggi rendahnya keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dalam belajar menggunakan penugasan proyek, maka dapat digunakankategori sebagai berikut (Arikunto, 2006): Tabel 1. Kategori Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil. No. Persentase Kategori 1 76% - 100% Sangat Tinggi 2 56% - 75% Tinggi 3 40% - 55% Cukup Tinggi 4 < 40% Kurang Tinggi Data hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis dengan menggunakan Uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil a. Data Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Data mengenai ketrampilan proses mengkomunikasikan hasil diperoleh dari sebaran angket yang berjumlah 10 item angket. Data keterampilan proses mengkomunikasikan hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Data Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil pada 61 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
Uraian Jumlah Frek Persentase (%) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Keterangan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Ya KK TP Ya K K T P 164 102 3 45 11 39 6 32,80 20,4 0,60 9 23 7, 0,2 80 0 Total 53,80 40,00 Kategori Tinggi Cukup Tinggi Keterangan: (KK = Kadang-kadang, TP = Tidak Pernah) b. Data Hasil Belajar Selanjutnya akan dideskripsikan data hasil tes bidang studi IPA Terpadu siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen baik pre test maupun post test. Tabel 4.2 dan 4.3 berikut memuat data hasil tes dimaksud. Tabel 3 Hasil Nilai Pretest dan Postest No Subyek Kelompok Kontrol Pre tes Hasil Tes Post tes 1 50 70 2 65 70 3 50 65 4 55 70 5 70 75 6 65 70 7 60 70 8 70 75 9 65 75 10 75 80 11 70 75 12 75 80 13 50 65 14 70 75 15 60 70 16 65 75 17 75 85 18 80 85 19 80 85 20 60 75 1310 1490 Tabel 4 Hasil Nilai Pretest dan Postest No Subyek Kelompok Eksperimen Pre tes Hasil Tes Post tes 1 70 80 2 60 80 3 65 75 4 60 80 5 75 85 6 70 80 7 65 80 8 75 85 9 80 90 10 80 85 11 75 85 12 75 80 13 65 75 14 70 80 15 60 80 16 70 85 17 75 85 18 75 80 19 80 90 20 80 90 1425 1650 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung = 2,16 sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikan 5% adalah 2,021. 62 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
Pembahasan 1. Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Berdasarkan Tabel 4.1 mengenai keterampilan proses mengkomunikasikan hasil pada siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014, diperoleh persentase keterampilan proses mengkomunikasikan hasil pada kelompok eksperimen (siswa yang menggunakan penugasan proyek) yaitu 53,80 %, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh persentase sebesar 40,00 %. Nilai ini berada pada kategori tinggi pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol tergolong cukup tinggi. Adanya suatu hasil keterampilan proses yang tergolong tinggi pada kelompok eksperimen (siswa yang menggunakan penugasan proyek) dibandingkan dengan kelompok kontrol (siswa yang tidak menggunakan penugasan proyek), disebabkan karena dalam kegiatan belajar mengajar siswa pada kelompok eksperimen lebih ditekankan untuk bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dan siswa harus mampu mengkomunikasikan serta mempretasikan hasil belajar sehingga menimbulkan kegiatan belajar siswa yang aktif. Berdasarkan hasil distribusi nilai per item angket, diperoleh keterangan bahwa siswa lebih cepat memahami materi belajar dengan cara mengkomunikasikan hasil, karena pembelajaran yang dilakukan dengan unsur kenyataan dan pengalaman seperti pada kelompok eksperimen (siswa yang menggunakan penugasan proyek) dapat lebih melekat dalam pikiran siswa dibandingkan dengan cara belajar hanya dengan menulis saja seperti pada kelompok kontrol (siswa yang diajarkan dengan tidak menggunakan penugasan proyek). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semuanya adalah cara-cara komunikasi yang seringkali digunakan dalam ilmu pengetahuan. Adanya pengetahuan lebih siswa terhadap masalah dihadapinya dapat merubah pola pikir siswa menjadi lebih terkontrol yang dapat menganalisis masalah menjadi fokus. Menurut Anonim (2003) yang menyatakan bahwa dalam belajar menggunakan penugasan pada proses belajar mengajar siswa dapat 63 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
mengembangkan keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisa hasil belajar. Guru juga dapat menggunakan suatu bentuk penugasan untuk menilai siswa dalam mengkomunikasikan temuan-temuan dengan bentuk yang tepat dalam hal ini mempresentasikan hasil belajar yang diperolehnya. 2. Hasil Belajar Berdasarkan hasil penelitian mengenai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh perbedaan hasil yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis data menggunakan uji t yaitu diperoleh nilai t hitung = 2,16 sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikan 5 % adalah 2,021, apabila dibandingkan maka nilai t hitung > t tabel yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu penugasan proyek efektif dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima tahun pelajaran 2013/2014. Perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol juga dapat dilihat pada nilai ratarata siswa. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 82,50 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 74,50. Nilai rata-rata siswa tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok, hal ini disebabkan karena pada dasarnya siswa yang menjadi objek penelitian merupakan siswa yang tergolong sebagai siswa yang patuh dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan, pemahaman siswa tentang materi belajar yang disampaikan lebih bayak dialami dan dilihat oleh siswa itu sendiri. Adanya hal tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda jauh, akan tetapi perbedaan tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran menggunakan penugasan proyek sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Majid (2006) penugasan proyek merupakan suatu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan belajar siswa yang dapat menunjukkan perkembangan belajar siswa, sehingga dapat menjadi pertimbangan dan refleksi bagi guru untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Menurut Roestiyah (2001), memang masing-masing metode mempunyai keunggulan dan kelemahannya tersendiri, 64 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
sehingga pada hakekatnya teknik yang paling tepat untuk setiap mata pelajaran itu sukar ditentukan, begitu juga sukar menggunakan salah satu metode saja secara murni. Maka, biasanya pasti menggunakan variasi, mengkombinasikan dengan teknik-teknik yang lain yang sesuai dan saling menunjang. Hamalik (2003), menyatakan strategi apa yang dipilih dan digunakan, pada hakekatnya bergantung pada kemampuan guru itu sendiri, yang ditandai oleh tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalamannya serta bertalian dengan ruang lingkup proses belajar mengajar umumnya dan belajar mengajar bidang studi khususnya. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1. Penugasan proyek efektif dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan hasil belajar pada siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan dengan adanya perbedaan kategori antara dua subyek pada kelompok eksperimen (VIII D) tergolong tinggi dengan persentase 53,80%, sedangkan pada kelompok kontrol (VIII B) tergolong cukup tinggi dengan persentase 40,00 %. 2. Penugasan proyek efektif dalam meningkatkan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu pada siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan dengan perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol juga dapat dilihat pada nilai ratarata siswa. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 82,50 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 74,50. 3. Penugasan proyek efektif dalam meningkatkan keterampilan proses mengkomunikasikan hasil dan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Bima tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan oleh uji t yaitu diperoleh nilai t hitung = 2,16 sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikan 5 % adalah 2,021, artinya t hitung > t tabel (2,16 > 2,021). DAFTAR RUJUKAN Anonim, 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas Anonim. 2011. Metode dan Hasil Pembelajaran: Bab II Landasan 65 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014
Teori diakses dari http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/ 23246/ 3/ Chapter% 20II.pdf didownload pada tanggal 24 April 2014. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta. Budiono. 2009. Pendekatan-pendekatan Dalam Belajar. Semarang: Uni Book Dimyati dan Mudjiono. 2002..Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasruddin, 2005. Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran IPA Biologi, Mataram:FPMIPA IKIP Mataram Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nawawi, H. 2003. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Surabaya: UGM. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Usman dan Akbar. 2003. Pengantar Statistik. Yogyakarta: Bumi Aksara. 66 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 1 April 2014