PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6

ARTIKEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULRAL MELALUI MODUL DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI SUPLEMEN PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah memiliki peran yang sangat penting dalam eksistensinya. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdiri diatas keberagaman suku,

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB II KAJIAN TEORI. dari kultur menurut Elizabeth Taylor dan L.H. Morgan (Ainul Yaqin, 2005:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan sekaligus merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

B. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2010) hlm Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta:

CATATAN UNTUK RENCANA INDUK NASIONAL PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hamid

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

PLURALISASI PEMBELAJARAN MOTIF BATIK NUSANTARA. Oleh: Ismadi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

Kebangkitan Nasional: Keistimewaan Yogyakarta, Peluang atau Ancaman? Sri Mulyani*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Nilai-Nilai Budaya Gotong Royong Etnik Betawi Sebagai Sumber Pembelajaran IPS

Transkripsi:

1 PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel Abstrak Setiap etnik atau ras cenderung memunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan bahasa daerah, ralitas tersebut secara positif menggambarkan kekayaan masyarakat yang bertipe pluralis, namun potensi keberagaman sering menjadi pemicu lahirnya suatu masalah.. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam membentuk pendidikan yang berkarakter di tengah masyarakat yang beragam adalah mengkaji secara bersama-sama, yang ada pada kelompokkelompok masyarakat sebagai kekayaan nasional. Adanya pengetahuan yang minim tentang budaya-budaya yang ada, mendorong meningkatnya prasangka terhadap orang lain, bahkan berujung sikap antipati yang didasarkan pada kesalahan generalisas. Kondisi tersebut disebabkan oleh masyarakat yang tidak merasa nyaman, karena tidak saling mengenal identitas budaya orang lain. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpahaman dengan nilai-nilai budaya yang dikomunikasikan melalui bahasa daerah setiap etnik. Model pendidikan seperti ini akan mendorong siswa mengakui keberadaan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat, dan melahirkan generasi yang memiliki cara pandang nasionalis. Selain hal tersebut, melalui pengetahuan awal bahasa daerah yang beragam, menjadi modal utama siswa dalam mempelajari budaya lainnya. Berdasarkan pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis multikultural, dapat meningkatkan kesadaran diri siswa terhadap nilainilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat pada kehidupan lokal, sebagai faktor yang sangat potensial dalam membangun cara pandang generasi muda. Kata Kunci: Pembelajaran, Multikultural, Berkarakter.

2 A. Pendahuluan Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan bahasa daerah, realitas tersebut secara positif menggambarkan kekayaan masyarakat yang bertipe pluralis. Adanya suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang kehidupannya turut memberikan corak kebudayaan tersendiri bagi hidup dan kehidupan masyarakatnya. Adanya pengetahuan yang minim tentang budaya-budaya yang ada, mendorong meningkatnya prasangka terhadap orang lain, bahkan berujung sikap antipati yang didasarkan pada kesalahan generalisasi. Adanya potensi daerah, budaya dan bahasa yang beragam sering menjadi pemicu lahirnya suatu masalah pada suatu daerah. Setiap etnik atau ras cenderung memunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada etnik atau ras lain. Selain masalah di atas, masalah lain yang sangat mengancam adalah memudarnya rasa memiliki generasi muda terhadap peninggalan budaya dalam bentuk bahasa sastra daerah sebagai akibat Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi pada era globalisasi ini yang telah mampu meniadakan batasan-batasan negara dan waktu Kondisi tersebut disebabkan oleh masyarakat yang tidak merasa nyaman, karena tidak saling mengenal identitas budaya orang lain. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpahaman dengan nilai-nilai budaya yang dikomunikasikan melalui bahasa daerah setiap etnik.. Adanya pandangan generasi mudah sekarang, bahwa

3 mempelajari merupakan hal yang kolot tidak modern, harus secepatnya ditindak lanjuti. Karena, dapat berpengaruh pada punahnya potensi lokal yang memiliki nilainilai yang sangat tinggi yang sekaligus merupakan karakter bangsa sendiri. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengantisipasi terjadinya masalah tersebut adalah melakukan pembelajaran berbasis multikultural yang mengedepankan potensi lokal di sekolah dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan tetap maju. Selain hal tersebut, kesadaran diri siswa terhadap nilai-nilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat dapat dijadikan sebagai potensial dalam membangun cara pandang generasi muda yang berwawasan nasionalis di era globalisasi ini. A. Pembelajaran Berbasis Multikultural Dalam pengertian yang lebih mendalam, istilah multikulturalisme bukan hanya sekadar pengakuan terhadap budaya yang beragam, melainkan pengakuan yang memiliki implikasi-implikasi politis, ekonomi, sosial, dan lainnya. Perkembangannya gagasan mulikulturalisme ini menjadi sebuah gagasan yang dipandang perlu untuk dipromosikan sehingga menjadi bagian yang melekat pada diri masyarakat global, dimana setiap masyarakat pasti memiliki perbedaan dengan yang lainnya. Secara etimologi multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti plural, dan kultural yang berarti budaya, sedangkan isme berarti paham atau aliran. Jadi multikulturalisme secara sederhana adalah paham atau aliran tentang budaya yang plural..

4 Gagasan multikultural ini muncul pada tahun 1960-an pertama kali di Amerika dan negara-negara Eropa Barat oleh gerakan yang menuntut diperhatikannya hak-hak sipil (civil right movement). Tujuan utama dari gerakan ini adalah mengurangi praktik-praktik diskriminasi di tempat publik, rumah, tempat kerja, dan lembaga pendidikan yang dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Selanjutnya gagasan multikulturalisme pun berkembang ke arah dunia pendidikan dan dikenal dengan pembelajaran multikulturalisme. Pembelajaran multikultural ini diterapkan di lingkungan sekolah untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang keberagama. Melalui pembelajaran berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman. Pembelajaran multikulturalisme adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan budaya, gender, ras, dan kelas sosial. Pendidikan multikultural sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya pengotakgotakan pada diri siswa. Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman dalam hal ini adalah keberagaman budaya yang tertuang dalam kesusatraan setiap etnik. "Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multikultural diharapkan mampu menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mempersatukan bangsa yang memiliki budaya, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Selain itu, pendidikan

5 multikultural dapat menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar tulus menghargai keberagaman, etnis, dan agama" (Samion dalam Yohanes Supriadi, 2009:1). Hal ini bisa mencegah terjadinya pengkotak-kotakan dan pendiskriminasian suatu etnik tertentu". Berdasarkan penerapan pembelajaran seperti inilah naantinya yang diharpakan untuk menumbuhkan rasa memiliki siswa terhadap budaya yang lain, sehingga kebersamaan dengan sendirinya akan tercipta. Pengenalan model pendidikan multikultural dapat dilakukan dengan menggunakan wadah sastra daerah yang sekaligus merupakn asset budaya lokal. Pembelajaran ini dikemas dengan menghadirkan sastra tiap-tiap daerah ke dalam kelas tanpa ada yang dikecualikan. Dengan begini, siswa juga memahami kearifan lokal yang merupakan bagian dari budaya bangsa ini. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Atok (dalam Yohanes Supriadi, 2009:1) yang menjelaskan bahwa, melalui model pembelajaran berbasis multikultural, siswa diperkenalkan dan diajak megembangkan nilai-nilai dan sikap toleransi, solidaritas, empati, musyawarah, dan egaliter. " B. Pendidikan yang Berkarakter di Era Globalisasi Doni Koesoema (2007:80) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan

6 seseorang sejak lahir.. Pendidikan karakter di Indonesia telah lama berakar dalam tradisi pendidikan, namu saat sekarang ini perlu lebih digalalkan, dalam rangka menjaga pudarnya jati diri bangsa di era globalisasi ini. Ki Hadjar Dewantara, Soekarno, Hatta dll, telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasinya. Dodi Koesoema (2007) mengatakan bahwa, karakter merupakan struktur antropologis manusia. Pendidikan karakter akan memberikan bantuan sosial agar individu dapat tumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang lain di disekitarnya maupun di dunia Adapun perekat pendidikan yang dipakai ialah pembangunan karakter dan semangat kebangsaan atau nation and character building (NCB). Hal ini karakter kebangsaan merupakan pengembangan jati diri bangsa Indonesia yang pernah dikenal sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur berbudaya yang tertuang dalam masing-masing etnik. Maka pendidikan di Indonesia diarahkan untuk mampu membentuk insan yang berkarakter dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa di era globalisasi. Sedangakan semangat kebangsaan adalah keinginan yang amat mendasar dari setiap komponen masyarakat untuk berbangsa. karakter dan semangat seperti itu akan berkembang, baik secara natural maupun kultural, manuju tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingka NKRI. C. Manfaat Pembelajaran Berbasis Multikultural yang Berkarakter

7 Berdasarkan pemahaman yang telah ditanamkan tersebut, peserta didik diharapkan mampu beradaptasi dengan keadaan di sekitar.manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra daerah, di antaranya memberikan pemahaman kepada pengajar maupun peserta didik akan perlunya pengertian dan wawasan akan kebudayaan tempat berada.. Melalui pembelajaran berbasis multikultural, secara otomatis akan diberikan suatu pelajaran tentang budaya pada tempat yang bersangkutan. Prasangka budaya tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan pengertian akan keberadaan budaya lain. Prasangka tersebut juga disebabkan karena adanya sikap antipati terhadap budaya suku tertentu. Keadaan yang saat ini terlihat adalah adanya sekat-sekat antar siswa. Sekatsekat tersebut cenderung disebabkan adanya perbedaan asal daerah atau suku tiap siswa. Dengan adanya pembelajaran multikultural diharapkan dapat menghilangkan prasangka siswa dengan siswa lain yang berasal dari budaya yang berbeda. Pembelajaran multikultural diharapkan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang berwawasan nasional tanpa meninggalkan karakter lokal. Pembelajaran multikultural ini merupakan salah satu media untuk menumbuhkan wawasan sosial yang tentunya sangat diperlukan bagi integritas bangsa kedepannya. Dalam hal ini, aspek yang masih belum dimiliki oleh sebagian siswa. Kekurangan selama ini terjadi akibat kurang percaya dirinya siswa karena tidak memahami orang lain, sehingga merasa tidak mampu bersaing dengan orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda dengannya.

8 Adanya pemahaman siswa tentang persamaan yang tertanam melalui pembelajaran multikultural, juga dapat menumbuhkan semangat berkompetisi. Semangat berkompetisi ini meliputi suatu keadaan dimana setiap siswa memiliki keinginan, semangat, serta kepercayaan diri akan kemampuan yang dimiliki. Melihat kondisi tersebut, yang di kaitkan dengan Kota Makassar yang didiami oleh masyarakat dari berbagai suku dan etnis sangat cocok menerapkan pembelajaran berbasis multikultural. Selain bermanfaat untuk melestarikan budaya setempat, juga turut menyukseskan program pendidikan nasional dalam menciptakan generasi yang berkarakter. D.Pendidikan Berbasis Multikultural dalam Membangun Generasi yang Berkarakter Pendidikan berbasis multikultural dapat dipahami sebagai suatu motede pendidikan yang memandang siswa memiliki keberagaman budaya dan salah satu diantaranya adalah bahasa dan sastra daerah.. Melalui bahasa dan sastra tersebut siswa diajak untuk menyatukan cara pandangnya dan memberikan pemahaman lintas etnik dalam berbagai kebudayaan yang berbeda-beda pada suatau masyarakat di sekitarnya. Salah satu cara, yang dapat dilakukan dalam membentuk pendidikan yang berkarakter di tengah masyarakat yang beragam adalah mengkaji secara bersamasama, yang ada pada kelompok-kelompok masyarakat sebagai kekayaan nasional.. Selain hal tersebu, melalui pengetahuan awal bahasa daerah yang beragam, menjadi modal utama siswa dalam mempelajari budaya lainnya. Pendekatan pendidikan

9 seperti ini akan mendorong siswa mengakui keberadaan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat, dan melahirkan generasi yang memiliki cara pandang nasionalis Hal ini akan mengilhami siswa untuk membentuk karakternya sesuai dengan kompetensi yang diinginkan. Karakter yang terbentuk akan tercermin pada karya dan ide kreatif dan inovatif siswa Selain hal tersebut, dalam konteks pendidikan multikultural yang berkarakter, pengajar harus mampu memberikan contoh-contoh pengaplikasian nilai dalam tingkah laku kesehariannya. Sehingga, siswa akan mampu untuk mengembangkan dirinya dalam berkompetisi di tingkat nasional dan internasional tanpa kehilangan jati dirinya. Penutup Pembelajaran berbasis multikultural sangat bersinergi dengan pembangunan bangsa yang berkarakter. Melihat potensi yang dimiliki daerah secara khusus dan Indonesa pada umumnya, sangat berpotensi dilaksanakan pembelajaran berbasis multikultural. Karena daerah yang didiami oleh masyarakat dari berbagai suku dan etnis. Kemajemukan masyarakat dengan kekayaan dengan bahasa daerahnya merupakan suatu karakter tersendiri, yang harus dijaga dan dilestarikan. Berdasarkan pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis multikultural, dapat meningkatkan kesadaran diri siswa

10 terhadap nilai-nilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat pada kehidupan lokal, sebagai faktor yang sangat potensial dalam membangun cara pandang generasi muda yang berwawasan nasionalis di era globalisasi ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Pembelajaran Berbasis Multikultural dalam http://lubisgrafura.wordpress.com/pembelajaran-berbasis-multikultural diunduh hari Kamis, 10 Juni 2014 Ainul, Yaqin. 2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media. Koesoema, A. D., 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Mahfud Choerul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Putero, Susetyo Hario. Dkk., 2008. Pendidikan Karakter bagi Sumber Daya Manusia dalam Bidang Teknologi Nuklir. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional. Yogyakarta: 25-26 Agustus 2014 Yohanes Supriyadi. 2009. Pentingnya Pendidikan Berbasis Multikultural Rabu, 29 Juli 2014 Diunduh, 7 Juni 2014