BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN FISIKA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) WILAYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pekanbaru. Waktu penelitian ini dimulai bulan Januari-Februari 2013.

ANALISIS HASIL TEST. Classical Theory Test. Tingkat Kesukaran(

ANALISIS BUTIR SOAL A. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

III. METODE PENELITIAN. direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti

PANDUAN WAWANCARA. Wawancara dengan Kepala Sekolah :

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dua pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Pertemuan Ke-7. Uji Persyaratan Instrumen : Validitas

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X MADRASAH ALIYAH DI KECAMATAN PASIR PENYU

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 118 B. TUJUAN 118 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 118 D. UNSUR YANG TERLIBAT 119 E. REFERENSI 119 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 120

BAB III METODE PENELITIAN

ANALYSIS OF SECOND SEMESTER EXAM QUESTIONS IN CHEMISTRY CLASS XII MIA SMA NEGERI 1 TAPUNG ACADEMIC YEAR 2016/2017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Salatiga. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencoba mengembangkan alat ukur untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

ANALISIS BUTIR ULANGAN HARIAN BIOLOGI KELAS XI IPA 3 SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MENGGUNAKAN KORELASI POINT BISERIAL

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang analisis butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Fisika kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016 ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengklasifikasikan butir soal UAS SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016 apakah memenuhi aspek materi, konstruksi, bahasa, distribusi jenjang ranah kognitif taksonomi Bloom, memenuhi syarat validitas reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran atau tidak maka dengan pertimbangan: 1. Mengklasifikasi butir tes termasuk documentary analysis (Analisis dokumen). 2. Masalah yang diteliti adalah masalah yang dibicarakan pada masa sekarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2005: 21) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Pada suatu penelitian deskriptif, data/fakta yang ditemukan tidak sekedar disajikan secara deskriptif melainkan dioleh dan ditafsirkan/diberi arti. Sedangkan menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini akan mengadakan akumulasi data dasar belaka. Penelitian tentang analisis butir soal Ulangan Akhir Semester mata pelajaran fisika kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016 ini bersifat ex post facto. Menurut Sugiyono (1997) dalam Riduwan (2009:50) Penelitian ex post facto adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan analisis secara kualitatif adalah penelaahan dari segi isi dan 38

39 konstruksi (bentuknya). Analisis secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan format penelaahan soal pilihan ganda yang dilakukan oleh peneliti. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Purwokerto yang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 73 Purwokerto 53115. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari - April 2016 disesuaikan dengan dilaksanakannya UAS semester ganjil di SMA Negeri 1 Purwokerto. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap. Adapun tahapantahapannya sebagai berikut: a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survey sekolah yang bersangkutan. b. Tahapan pengumpulan data. c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Purwokerto kelas XI Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah berupa soal beserta kunci jawaban dan lembar jawab siswa soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016, kisi-kisi penulisan soal, serta data mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mata pelajaran Fisika kelas XI di SMA Negeri 1 Purwokerto. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan datadata yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan wawancara.

40 1. Dokumentasi Dokumentasi pada penelitian ini dimaksudkan agar peneliti mendapatkan data secara autentik lalu kemudian dianalisis. Data yang didapat dari metode dokumentasi adalah berupa SKL, kisi-kisi, perangkat soal, kunci jawaban, serta respon jawaban Ulangan Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Wawancara Teknik wawancara dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber untuk melengkapi data-data yang telah didapat dari teknik dokumentasi sebelumnya. Informasi yang didapatkan dari wawancara antara lain sebagai berikut: a. Informasi tentang pelaksanaan UAS Fisikaselama ini di SMA Negeri 1 Purwokerto. b. Informasi tentang ada atau tidaknya analisis soal yang dilakukan oleh guru Fisika di SMA Negeri 1 Purwokerto. E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif a. Analisis Instrumen Tes Ditinjau dari Materi, Konstruksi, dan Bahasa Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan. Aspek yang diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya. Dalam melakukan penelaahan setiap butir soal, penelaah perlu mempersiapkan bahan-bahan penunjang seperti: (1) kisi-kisi tes, (2) kurikulum yang digunakan, (3) buku sumber, dan (4) kamus bahasa Indonesia. Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah

41 prosedur pelaksanaannya. Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal. Format penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal. Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaah. Caranya adalah beberapa penelaah diberikan: butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penilaian/ penelaahannya. Pada tahap awal para penelaah diberikan pengarahan, kemudian tahap berikutnya para penelaah berkerja sendiri-sendiri di tempat yang tidak sama. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti. Secara ideal penelaah butir soal di samping memiliki latar belakang materi yang diujikan, beberapa penelaah yang diminta untuk menelaah butir soal memiliki keterampilan, seperti guru yang mengajarkan materi itu, ahli materi, ahli pengembang kurikulum, ahli penilaian, psikolog, ahli bahasa, ahli kebijakan pendidikan, atau lainnya. (Depdiknas : 2008)

42 Tabel 3.1. Analisis Kualitatif Format Penelaahan Butir Soal. No. Aspek yang ditelaah Indikator 1. Materi 1. Kesesuaian soal dengan indikator 2. Kesesuaian materi yang ditanyakan dengan kompetensi relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis 4. Hanya ada satu kunci jawaban 2. Konstruksi 1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 3. Pokok soal tidak membri petunjuk kunci jawaban. 4. Pokok soal bebas dari penyataan yang bersifat negatif ganda. 5. Pilihan jawaban homogeny dan logis ditinjau dari segi materi. 6. Gambar, grafik, tabel, diagram atau sejenisnya jelas dan berfungsi (jika ada). 7. Panjang jawaban relatif sama. 8. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan semua jawaban di atas salah/benar dan sejenisnya. 9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 3. Bahasa/Budaya 1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 2. Menggunakan bahasa yang komunikatif. 3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

43 b. Analisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Kualitas butir tes juga dilihat dari tingkat berfikir yang diperlukan dalam mengerjakan soal. Menurut taksonomi Bloom yang direvisi terdapat enam tingkatan ranah kognitif yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan membuat/mencipta (C6). Analisis distribusi jenjang ranah kognitif taksonomi Bloom dilakukan dengan mencocokkan butir soal dgn kriteria 6 tingkatan ranah kognitif taksonomi Bloom. Tabel 3.2 Analisis Distribusi Jenjang Kognitif Aspek yang ditelaah Jenjang Kognitif Butir Soal dan Presentase 2. Analisis Kuantitatif Aspek yang ditelaah Jenjang Kognitif a. Mengingat b. Memahami c. Mengaplikasi d. Menganalisis e. Mengevaluasi f. Membuat/mencipta Penelaahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk menentukan reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan berfungsi tidaknya distraktor. Untuk menghitung reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda akan digunakan bantuan program ITEMAN. Sedangkan untuk menghitung validitas tiap soal digunakan program Microsoft Excel 2010. a. Analisis Validitas Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total di sini berkedudukan

44 sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan skor item berkedudukan sebagai variabel bebasnya (independent variable). Untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid atau tidak, kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya, yaitu teknik korelasi point biserial. Sebutir item dapat dapat dinyatakan valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini adalah teknik korelasi point biserial, dengan rumus: M p M t p pbi (Suharsimi Arikunto, 2009: 79) S q t dengan: pbi = Koefisien korelasi biserial M p = Rerata skor dari subyek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya. M t St p q = Rerata skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes) = Standar deviasi dari skor total = Proporsi subyek yang menjawab benar item soal tersebut = Proporsi subyek yang menjawab salah item soal tersebut(1 p) Dasar Pengambilan Keputusan : 1) Jika r hitung (γ pbi ) r tabel l, maka instrument atau item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (Dinyatakan Valid) 2) Jika r hitung (γ pbi ) < r tabel l, maka instrument atau item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (DinyatakanTidak Valid) b. Analisis Reliabilitas Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien

45 reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Untuk menentukan koefisien suatu butir tes, ada beberapa rumus yang dapat digunakan, misalnya Rumus Spearman Brown, Rumus Kuderrichardson, Rumus Koefisien Alpha, dan sebagainya. Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuderdan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20, sebagai berikut: dengan : r 11 2 n S pq r 11 (Suharsimi Arikunto, 2009 : 100-101) 2 n 1 S p q = reliabilitas tes secara keseluruhan = proporsi subjek yang menjawab benar item soal tersebut = proporsi subjek yang menjawab salah item soal tersebut (q = 1-p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n S Kriteria reliabilitas : = banyaknya item soal = standar deviasi dari tes Jika 0,8 r 11 1, maka instrumen memiliki reliabilitasnya sangat tinggi Jika 0,6 r 11 0,8, maka instrumen memiliki reliabilitasnya tinggi Jika 0,4 r 11 0,6, maka instrumen memiliki reliabilitasnya cukup Jika 0,2 r 11 0,4, maka instrumen memiliki reliabilitasnya rendah Jika 0,0 r 11 < 0,2, maka instrumen memiliki reliabilitasnya sangat rendah c. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00

46 (Aiken 1994: 66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini : Keterangan : p = tingkat kesukaran B = jumlah peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik Tingkat kesukaran (D) untuk keseluruhan soal tes adalah rata-rata hitung dari setiap soal (Slameto, 2001: 219). Adapun klasifikasi indeks tingkat kesukaran butir soal (Arikunto, 2001: 210) adalah: apabila 0,00 D < 0,30 maka soal tersebut dikategorikan soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi. apabila 0,30 D < 0,70 maka soal tersebut dikategorikan soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang. apabila 0,70 D 1,00 maka soal tersebut dikategorikan soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah. Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik yaitu soal sedang, yakni soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30-0,70. d. Analisis Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi

47 yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus korelasi point biserial (r pbis ). r pbis merupakan korelasi product moment antara skor dikotomus dan pengukuran criterion. Rumus yang digunakan yaitu: di mana : r pbis = korelasi poin biseral X b = rata-rata skor siswa yang menjawab benar X s = rata-rata skor siswa yang menjawab salah SD = simpangan baku skor total p = proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa q = 1 - p Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Crocker dan Algina, 1986: 315): apabila 0,40 r pbis 1,00; maka soal memiliki daya pembeda baik apabila 0,30 r pbis < 0,40; maka soal memiliki daya pembeda baik tetapi perlu direvisi apabila 0,20 r pbis < 0,30; maka soal memiliki daya pembeda cukup baik dan perlu direvisi apabila 0,00 r pbis < 0,20; maka soal memiliki daya pembeda buruk sehingga tidak dapat dipakai/ soal dibuang

48 e. Analisis Keefektifan Distraktor Untuk menentukan keberfungsian distribusi jawaban, digunakan rumus sebagai berikut: 1) Kunci jawaban Kunci Jawaban dikatakan efektif apabila : a) Paling tidak dipilih oleh 25% peserta b) Lebih banyak dipilih oleh siswa yang sudah memahami materi 2) Opsi Pengecoh Opsi pengecoh dikatakan efektif apabila : a) Paling tidak dipilih oleh 5% peserta. b) Lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum memahami materi. f. Analisis Keputusan Akhir Informasi yang diperoleh tentang kategori item soal berdasarkan semua karakteristik dapat dimasukkan pada kriteria soal yang diterima, direvisi, atau ditolak jika memenuhi kriteria keputusan untuk penilaian item soal sebagai berikut: 1) Item soal diterima apabila karakteristik item soal memenuhi semua kriteria. Item soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah, tetapi memiliki daya beda dan disribusi pengecoh item yang memenuhi kriteria, butir soal tersebut dapat diterima atau dipilih. 2) Item soal direvisi apabila salah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakeristik item soal tidak memenuhi kriteria. 3) Item soal ditolak apabila item soal memiliki karakteristik yang tidak memenuhi semua kriteria. g. Analisis Kualitatif Hasil Perhitungan Menggunakan ITEMAN ITEM AND TEST ANALYSIS (ITEMAN) merupakan perangkat lunak (software) yang dibuat melalui bahasa pemrograman komputer dan

49 dibuat khusus untuk analisis butir soal dan tes. Hasil analisis menggunakan Software ITEMAN V.3.0 meliputi: tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda soal, statistik sebaran jawaban (efektifitas pengecoh), dan kehandalan/reliabilitas tes. Untuk tes yang terdiri dari butir-butir soal yang bersifat dikotomi misalnya pilihan ganda, statistik berikut adalah output dari setiap butir soal yang dianalisis. 1) Prop. Correct adalah Proporsi siswa yang menjawab benar butir tes. Nilai ekstrem mendekati nol atau satu menunjukkan bahwa butir soal tersebut terlalu sukar atau terlalu mudah untuk peserta tes. Indeks ini disebut juga indeks tingkat kesukaran soal secara klasikal. 2) Prop. Endorsing adalah Proposi jawaban siswa pada masing-masing opsi jawaban. Indeks ini menunjukkan keefektifan opsi jawaban. 3) Point biserial adalah indeks daya pembeda soal dan pilihan jawaban (alternatif) dengan menggunakan koefisien korelasi point biserial, penafsirannya sama dengan statistik biserial. 4) Alpha: Koefisien reliabilitas alpha untuk tes yang merupakan indeks homogenitas tes. Koefisien alpha bergerak dari 0.0 sampai 1.0. Koefisien alpha hanya cocok digunakan pada tes yang bukan mengukur kecepatan dan hanya mengukur satu dimensi (single trait). Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yag berbeda. Jadi reliabilitas dapat dikatakan sebagai tingkat konsistensi hasil dua pengukuran terhadap hal yang sama. Dengan perangkat soal yang reliable apabila tes diberikan dua kali pada orang yang sama tetapi dalam selang waktu yang berbeda sepanjang tidak ada perubahan kemampuan maka skor yang diperoleh akan konstan. Gambar di bawah ini (Gambar 3.1) adalah gambar diagram alir analisis kuantitatif menggunakan software ITEMAN v.3.0.

50 Memasukkan data yang akan dianalisis menggunakan program Notepad pada Windows Membuka Software ITEMAN V.3.0 lalu menuliskan nama file yang sudah berisi data yang dianalisis Menuliskan nama file yang akan menjadi hasil output hasil analisis kualitatif menggunakan Software ITEMAN v.3.0 Program ITEMAN akan tertutup otomatis dan akan muncul file output di folder yang sama dengan folder dimana Software ITEMAN tersimpan. File tersebut adalah hasil output analisis kualitatif menggunakan Software ITEMAN. Gambar 3.1 Diagram Alir Analisis Kualitatif Menggunakan Software ITEMAN V.3.0