Analisa Pengaruh Pemasangan Directional Ground Relay (DGR) sebagai Pengaman Gangguan Fasa Tanah Penyulang 20 kv

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

Analisa Gangguan Satu Fasa ke Tanah yang Mengakibatkan Sympathetic Trip pada Penyulang yang tidak Terganggu di PLN APJ Surabaya Selatan

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III LANDASAN TEORI

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB II LANDASAN TEORI

SILABUS. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

PEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

20 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus I Gede Krisnayoga Kusuma 1, I Gede Dyana Arjana 2, I Wayan Arta Wijaya 3

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

Pemasangan DGR (Directional Ground Relay) untuk Mengatasi Gangguan Sympathetic Trip pada GIS Bandara Penyulang Ngurah Rai I dan Ngurah Rai II

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

ABSTRAK Kata Kunci :

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

Praktikum SISTEM PROTEKSI

Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

ANALISIS PENGARUH REKONFIGURASI JARINGAN TERHADAP PEMBEBANAN TRANSFORMATOR PADA GARDU DISTRIBUSI KA 1316 PENYULANG SRIWIJAYA

Evaluasi Tahanan Pentanahan Kawat Netral Pada Jaringan Tegangan Menengah Daerah Perbukitan dan Pantai di Area Pelayanan Jaringan Semarang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

KOKO SURYONO D

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM BUSBAR DI GARDU INDUK KAPAL

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SETTING RELE OGS SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 UNTUK MENJAGA KONTINYUITAS ALIRAN DAYA DI GARDU INDUK PESANGGARAN

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 2015 6 Analisa Pengaruh Pemasangan Directional Ground Relay (DGR) sebagai Pengaman Gangguan Fasa Tanah Penyulang 20 kv I Gusti Putu Arka, I Gde Nyoman Sangka, I Made Purbhawa Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali Bukit Jimbaran, P.O. Box 1064, Badung, Bali Abstrak: Penyulang Sempidi merupakan salah satu penyulang 20 kv yang dicatu dari Gardu Induk (GI) Kapal dengan panjang penyulang 47,775 km dan panjang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 21,199 km. Dengan menerapkan metode netral transformator daya melalui tahanan tinggi 500 ohm dan arus hubung singkat 1 fasa ke tanah maksimum 25 A. Karena arus gangguan yang relatif kecil, maka digunakan Directional Ground Relay (DGR) sebagai relai pengaman gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah. DGR bekerja berdasarkan tegangan residu yang timbul pada saat terjadi gangguan hubung singkat ke tanah. Untuk mendeteksi tegangan residu digunakan Grounding Potential Tansformer (GPT) dan untuk mendeteksi arus residu digunakan Zero Current Transformer (ZCT). Kata kunci : Penyulang, Gangguan 1 Fasa ke Tanah, Directional Ground Relay Effect Analysis Of Use Directional Ground Relay (DGR) As Protection Of Ground Phasa At 20 kv Sempidi Feeder Abstract: The Sempidi feeder is one 20 kv feeder supplied from GI Kapal. The feeder is 47,775 km long and its medium voltage air flow is 21,199 km. By applying the power transformer neutral ground method with high resistance 500 ohm and short circuit current of one phase to ground is maximizum 25 A. As a relatively small resistance current, Directional Ground Relay (DGR) was used a short circuit distortion saver one phase to ground. Ground potential transformer (GPT) and Zero Current Transformer (ZCT) were used to detect residual voltage and residual current. Keywords: feeder, one phasa distortion to ground, Directional groud relay I. PENDAHULUAN Penyulang Sempidi merupakan salah satu penyulang yang mempunyai peranan dalam mencatu sebagian daerah Badung dan sekitarnya. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, oleh karena itu kehandalan dalam penyaluran energi listrik tetap dijaga oleh PT. PLN. Dalam pendistribusian listrik, penyulang Sempidi harus dapat menjaga kehandalan dan kontinyuitas distribusi tenaga listrik. Beberapa kendala yang terjadi yang dapat menyebabkan penyulang tidak dapat menjaga kehandalan dan kontinyuitas tersebut. Antara lain adalah gangguan antar fasa, dan gangguan fasa tanah. Berdasarkan SPLN 52 32 : 1983 tentang pola pengamanan sistem, netral dengan tahanan tinggi untuk memperoleh hasil optimum dengan mengutamakan keselamatan umum sehingga lebih layak memasuki saluran perkotaan dengan menggunakan saluran udara. Sebagian besar gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yang disebabkan penggunaan saluran udara (Overhead Lines) terkena pohon yang tumbang atau gangguan lainya, sehingga dibutuhkan rele yang sensitif terhadap arus gangguan kecil dengan dilengkapi sudut (arah), yaitu Directional Ground Relay (DGR). Pengaman ini bekerja berdasarkan komponen tegangan, komponen arus dan sudut fasa gangguan yang timbul akibat ketidakseimbangan arus dan tegangan gangguan pada saat terjadinya gangguan hubung singkat satu fasa.. Permasalahan Permasalahan yang ditemukan pada penelitian ini adalah : 1. Mengapa perlu dipasangi DGR pada penyulang Sempidi? 2. Bagaimana sudut fase gangguan yang timbul pada penyulang Sempidi? Tujuan Penelitian Tujuan penulisan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui mengapa diperlukan pemasangan DGR sepanjang Jaringan Penyulang Sempidi. 2. Untuk mengetahui sudut fase gangguan yang timbul pada penyulang Sempidi.

JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 2015 7 II. METODE PENELITIAN 2.1. Rancangan Penelitian Dalam pengumpulan data untuk menyelesaikan penelitian ini ada beberapa metode yang penulis gunakan yaitu : a. Metode Observasi Penulis mendapatkan berdasarkan pengamatan langsung terhadap pemasangan kawat tanah pada penyulang Sempidi Gardu Induk Kapal. b. Metode Wawancara Penulis mendapatkan data dengan cara melakukan diskusi dan tanya jawab dengan narasumber yang menguasai bidang ilmu yang diangkat sebagai judul penulisan proyek akhir ini. c. Metode Studi Literatur Penulis mendapatkan data dengan membaca buku buku atau referensi yang berhubungan dengan proyek akhir ini. Gambar 1. Kawasan Pengaman 2.4. Rele Tanah Terarah (DGR) 2.2. Instrumen Penelitian Penulis melakukan pengolahan terhadap data yang telah dikumpulkan dengan persamaan persamaan sebagai berikut: Dengan rumus elektroda batang tunggal: r æ 4 L ö R = ç ln - 1 2pL è d a ø ohm Dimana : R = Tahanan pembumian elektroda batang [Ω] ρ = Tahanan jenis tanah [Ω.m] L = Panjang batang yang tertanam [m] d = Diameter elektroda batang [m] 2.3. Sistem Pengaman Tujuan dari sistem pengaman adalah untuk menjalankan circuit breaker secepat mungkin terhadap gangguan yang terjadi, sehingga bisa mencegah/meminimaliskan kerusakan pada peralatan yang terjadi akibat gangguan. Peralatan sistem pengaman terdiri atas: - relai, - pemutus daya (Circuit Breaker), - trafo arus (CT), dan - trafo tegangan (PT). Bila gangguan terjadi pada suatu kawasan maka rele pada kawasan tersebut akan segera akan mendeteksi dan melepaskan diri dari bagian lainnya. Relai pengaman dan kawasan pengamannya dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 2. Hubungan DGR, GPT, dan ZCT Rele arah digunakan apabila arus gangguan mengalir dari banyak jurusan menuju ke titik gangguan melalui lokasi dari rele, sehingga relai tanah berfungsi untuk memberi sinyal pada CB untuk mengamankan satu arah. Rele Arah Tanah bekerja berdasrkan komponen arus (Io) yang disuplai oleh ZCT (Zero Current Transformer) dan komponen tegangan (V o) yang disuplai oleh GPT (Ground Potential Transformer). Kopel dari relai ini sebanding dengan: (Titarenko, M dan Noskov- Dukelsky, p. 123). T Dimana: T Kr Ur Ir φr α = kurircos(φr+α) = Torsi kerja rele = Faktor perbandingan = Tegangan residu = Arus residu = Beda fasa antara Ur dan Ir = Sudut karakteristik rele

JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 2015 8 III.HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Data Teknis Objek Data-data yang dipakai dalam penelitian ini meliputi: - Data penyulang - Data pemadaman karena gangguan - Data 3.1.1. Data Penyulang Sempidi Berikut data penyulang Sempidi seperti pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Data Penyulang Sempidi Panjang JTM 47771.41 meter Panjang JTR 101497.04 meter Kapasitas GD 15695 KVA Jumlah Trafo GD 79 buah Jumlah GD 77 buah Jumlah tiang TM 980 buah Jumlah tiang TM dengan PE 104 buah Jumlah tiang TR 2763 buah Pelanggan TM 10 Panjang sambungan TM 0 Total beban TM 9480000 VA Jumlah sambungan TM 10 buah Pelanggan TR 30190 Panjang sambungan TM 386230 meter Beban TR 58425040 VA Jumlah sambungan TR 30190 buah Sumber : PLN (PERSERO) Area Jaringan Bali Selatan 3.1.2 Data Pemadaman pada Penyulang Sempidi 3.1.3 Data Tabel 3 Data Elektroda Batang Yang Terpasang Panjang (L) 3 meter 2 cm (1.5 cm diameter Diameter baja dengan 0.25 cm penampang (D) tapisan tembaga) 40 Ω m (tanah Tahanan Jennis mengandung air) dan 100 Tanah Ω m (tanah pertanian) jumlah elektroda batang yang 24 buah terpasang Tabel 4 Data pengukuran tahanan setiap titik titik tahanan titik tahanan 1 23.24 13 12.24 2 19.64 14 10.84 3 11.68 15 11.1 4 13.17 16 15.25 5 13.65 17 15.1 6 15.35 18 17.2 7 13.12 19 17.31 8 15.21 20 15.25 9 12.08 21 18.55 10 11.05 22 16.35 11 11.21 23 14.64 12 11.21 24 18.77 3.2 Pembahasan Penyulang Sempidi seperti gambar 3 merupakan salah satu penyulang yang berada dalam lingkup pengawasan dan pemeliharaan Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Kapal. Tabel 2 Durasi pemadaman pada penyulang sempidi Tanggal Jam_Trip Jam- Masuk Durasi 14/02/2009 10:52:39 10:55:57 0.055 13/03/2009 6:27:34 6:29:34 0.033 29/03/2009 14:30:25 14:33:36 0.0531 30/07/2009 5:16:40 5:18:30 0.0306 02/08/2009 16:12:56 16:14:31 0.0264 14/11/2009 7:59:54 8:03:01 0.0519 30/12/2009 0:34:57 0:37:38 0.0447 12/01/2010 6:09:04 6:11:34 0.0417 28/02/2010 1:14:50 1:16:38 0.03 07/07/2010 2:59:14 3:01:34 0.0556 23/07/2010 19:10:41 19:11:31 0.0139 30/07/2010 3:14:50 3:16:38 0.03 02/12/2010 17:58:10 18:00:21 0.0364 14/12/2010 8:29:09 8:31:12 0.0342 01/01/2011 14:18:20 14:21:31 0.0531 03/01/2011 4:49:31 4:51:31 0.033 08/02/2011 15:18:20 15:21:31 0.0531 Gambar 3. Jaringan Penyulang Sempidi Perhitungan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah pada penyulang Sempidi, dengan meninjau 4 titik gangguan diperoleh hasil seperti pada table 5. Dari hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah maksimum dan minimum yang sudah dilakukan dalam semua kondisi yang dapat terjadi, didapatkan besar arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah maksimum pada penyulang Sempidi adalah sebesar 24,13290607 A dan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah minimum

JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 2015 9 sebesar 7,488070009 A, masih sesuai dengan ketentuan batas arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah untuk daerah high resistance yaitu maksimum 25 A. 3.2.1 Setting Arus dan Waktu Kerja dari DGR Pada DGR pada penyulang Sempidi terdapat tap setting untuk arus sebesar 1-2-3-4- 5 pada kumparan ZCT. Dan untuk penentuan setting arus kerja pada DGR EGR-EC untuk penyulang Sempidi ini dengan rumus: Setting arus kerja DGR = 10% x If Maksimum = 10% x 24,13290607 = 2,413290607 A Sehingga diperoleh data perhitungan seperti ditunjukkan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Hasil Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah Maksimum dan Minimum terakhir dilihat dari data gangguan sebelum terpasangnya kawat tanah, terdapat sejumlah gangguan, sehingga mengurangi kehandalan kontinuitas penyaluran tenaga listrik kepada pelanggan. 3.2.3 Sistem kawat tanah yang digunakan di Penyulang Sempidi Dalam sistem kawat tanah yang terpasang pada penyulang Sempidi menggunakan elektroda batang, kawat tanah diketanahkan setiap 5 GW. Pentanahan ini terpasang dengan tahanan terkecil 10,84 ohm dan tahanan terbesar 23,24ohm, meski dapat diterima. Sebaiknya dilakukan sistem sebaik munkin agar perlindungan lebih baik. Contoh: titik 1 Perhitungan dalam menentukan besarnya arus kerja sebesar ± 10% dari besarnya arus gangguan maksimum ini sesuai kesepakatan antara pihak PT. PLN (Persero) dengan pihak UPT (Unit Pelayanan Tranmisi) diasumsikan bahwa besarnya arus gangguan fasa tanah maksimum yang terjadi tidak kurang dari 2A. Pemilihan asumsi 10% digunakan karena memperhitungkan adanya impedansi gangguan yang menyebabkan hubung singkat 1 fasa ke tanah. Dengan adanya impedansi gangguan maka arus hubung singkat 1 fasa ke tanah menjadi lebih kecil dan dengan setting arus kerja 2 A diharapkan kepekaan dari EGR- EC untuk mendeteksi dan mengamankan gangguan dari sistem. Untuk setting waktu ada DGR EGR-EC ini memiliki waktu kerja definite time 1 detik. Setting waktu ini merupakan standar waktu kerja yang digunakan oleh PLN pada hampir seluruh tipe DGR termasuk EGR-EC. 3.2.2 Penentuan perlunya dan tujuan dipasangi DGR di Penyulang Sempidi Dalam perencanaan awal penyulang Sempidi, PLN Distribusi Bali menggunakan sistem Jaringan 3 phasa 3 kawat. Namun, dalam beberapa tahun Tabel 6 Hasil perhitungan tahanan jenis tanah masingmasing titik titik Rbt (ohm) L d Ρ pentan pengukur ahan an (meter) (meter) (ohm.m) 1 23.24 3 0.02 81.12835 2 19.64 3 0.02 68.56114 3 11.68 3 0.02 40.77363 4 13.17 3 0.02 45.97506 5 13.65 3 0.02 47.65069 6 15.35 3 0.02 53.58521 7 13.12 3 0.02 45.80052 8 15.21 3 0.02 53.09648 9 12.08 3 0.02 42.16999 10 11.05 3 0.02 38.57437 11 11.21 3 0.02 39.13291 12 11.21 3 0.02 39.13291 13 12.24 3 0.02 42.72853 14 10.84 3 0.02 37.84128 15 11.1 3 0.02 38.74891 16 15.25 3 0.02 53.23612 17 15.1 3 0.02 52.71248 18 17.2 3 0.02 60.04336 19 17.31 3 0.02 60.42736 20 15.25 3 0.02 53.23612 21 18.55 3 0.02 64.75606 22 16.35 3 0.02 57.0761 23 14.64 3 0.02 51.10667 Sumber: hasil perhitungan dan pengukuran

JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 2015 10 Sistem untuk kawat tanah yang baik digunakan dipenyulang sempidi dapat diperhitungkan menggunakan besar tahanan jenis tanah yang sudah dihitung, dimana masing-masing sebaiknya memiliki resistensi maksimum 5 ohm. Perhitungan tahanan pada salah satu titik, titik 1: Untuk mendapatkan nilai maksimun 5ohm, ubah mempergunakan elektroda batang dengan panjang 6 dan luas penampang 3 cm 2.jika masih belum memenuhi dapat menggunakan sistem pararel. Perhitungan tahanan pada salah satu titik, titik 1: buah Agar di bawah 5 ohm maka menggunakan 3 buah batang elektroda. Tabel 7 Sistem yang baik digunakan pada masing-masing titik Titik Penta Nahan Rbt (ohm) Pengu kuran L (meter) d (meter) jumlah pararel Rbt ohm 1 82 6 0.03 3 4.079823 2 69 6 0.03 3 3.447837 3 41 6 0.03 2 3.075667 4 46 6 0.03 2 3.468025 5 48 6 0.03 2 3.594422 6 54 6 0.03 2 4.042079 7 46 6 0.03 2 3.454859 8 53 6 0.03 2 4.005214 9 43 6 0.03 2 3.180998 10 39 6 0.03 2 2.909771 11 40 6 0.03 2 2.951903 12 40 6 0.03 2 2.951903 13 43 6 0.03 2 3.22313 14 38 6 0.03 2 2.854472 15 39 6 0.03 2 2.922937 16 54 6 0.03 2 4.015747 17 53 6 0.03 2 3.976248 18 60 6 0.03 2 4.529236 19 61 6 0.03 2 4.558202 20 54 6 0.03 2 4.015747 Sumber: hasil perhitungan 3.3 Analisa Dari hasil pembahasan yang dilakukan dimana: 3.3.1 Perlu Dipasangnya DGR Directional Ground Relay (DGR) bekerja berdasarkan komponen tegangan dan arus residu yang timbul akibat ketidak seimbangan arus dan tegangan residu pada saat terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah.langsung terhadap penghantar fasa SUTM 20 KV yang terjadi pada penyulang Sempidi, sehingga perlunya pemasangan DGR sebagai pengaman gangguan fase tanah. Setting DGR tipe pada Penyulang sempidi adalah I0 = 2 A, V0 = 10 V 3.3.2 Sistem Pentanahan Dalam sistem ini mempergunakan elektroda batang. Dalam sistem yang baik digunakan pada penyulang Sempidi adalah mempararel beberapa elektroda batang sejumlah 2-3 elektroda di masing-masing titik, dengan batang elektroda yang memiliki ukuran panjang 6 meter dan luas penampang 3 cm 2. Sehingga didapat nilai dibawah 5 ohm. 3.3.3 Konstruksi Pemasangan Agar memenuhi standar pemasangan dan standar pengamanan harus terpenuhi agar mencapai tujuan yang diharapkan. Konstruksi yang baik digunakan pada penyulang sempidi kawat tanah center as terhadap tiang karena lingkungannya lebih terbuka. 4 SIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Dari perhitungan yang telah didapat melalui analisis data, didapatkan beberapa arus gangguan yang terjadi disetiap titik yang telah ditentukan. Untuk gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah maksimum sebesar 24.13290607 A dan untuk arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah minimum sebesar 7.488070009 AS 2. Directional Ground Relay (DGR) bekerja berdasarkan komponen tegangan dan arus residu yang timbul akibat ketidak seimbangan arus dan tegangan residu pada saat terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah.langsung terhadap penghantar fasa SUTM 20 KV yang terjadi pada penyulang Sempidi. Sehingga perlunya pemasangan DGR sebagai pengaman gangguan fase tanah. Setting DGR tipe pada Penyulang Sempidi adalah I0 = 2 A, V0 = 10 V

JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 2015 11 3. Dalam sistem ini mempergunakan elektroda batang. Dalam pengukuran nya tahanan terkecil 10.84 ohm dan tahanan terbesar 23.24 ohm, masih dapat diterima. 4. Dalam membuat standar konstruksi ini, sudah masuk dalam standar yang diharapkan. Pemasangannya menggunakan konstruksi awal dan akhir serta center As dengan tiang. DAFTAR PUSTAKA [1.] AS. PABLA. Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta, 1994. [2.] Daman Suparman. 2010. Sistem Pentanahan Jaringan Distribusi. Available from http://daman48.files.wordpress.com/2010/11/ materi-10-sistem--jaringandistribusi.pdf Accesed on June 02 th 2012. [3.] Gonen, Turan. Electric Power Distribution System Engineering. Singapore: McGraw-Hill Book Company, 1986. [4.] Moelyono, Nono. Pengantar Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Surabaya: Jurusan Teknik Elektro, ITS, 1999. [5.] Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000. [6.] PT. PLN (Persero). 2010. Buku 5, Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik. Jakarta Selatan: PT.PLN. [7.] Setyo Rendra, Prabudhi. 2007. Sistem Jaringan Distribusi 20 kv. Available from http://digilib.its.ac.id/public/its- Undergraduate-8336-2203109014- bab%201.pdf. Accesed on Mei 05 th 2012. [8.] Soekarto, J. Pola Sistem Distribusi dan Pelanggan. Bandung: Program Kerja Sama PLN-ITB, 1993. [9.] SPLN 2 : 1978. metoda untuk sistem transmisi tegangan tinggi 500 kv, 150 kv dan Distribusi tegangan menengah 20 kv. Jakarta: Perusahaan Umum Listrik Negara. [10.] Sudirman, Sumarto. 2009. Empat Pola Pengamanan Sistem Distribusi Di Lingkungan PLN. Available from http://bluemild.wordpress.com/2009 /02/09/mpat-pola-pengamanan-sistemdistribusi-di-lingkungan-pln/. Accesed on June 02 th 2012. [11] Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: 2000. PT. Gramedia Pustaka Utama.