PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF. Suparmi¹, John Sabari².

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Key words: media, motivation, learning achievement

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ROTATING TRIO EXCHANGE JURNAL. Oleh ALDONA MEYLINA MANALU MUNCARNO DARSONO

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TIRON 02

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Daniati & Sukanti 58-67

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SD NEGERI KEPEK ARTIKEL JURNAL

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV JURNAL OLEH

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Penulis 1 : Fathimah Nur Zahroh ( ) Penulis 2 : Dr. Endang Mulyatiningsih Abstrak

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAPPING

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JURNAL. Oleh RETNO ANDEL NINGRUM SUPRIYADI SISWANTORO

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI THINK PAIR SHARE (TPS) DI SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. Nurlia Astika, Ngurah Ayu Nyoman M

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN

Peningkatan Kompetensi Menganalisis... (Nurul Muslimah) 1

PENERAPAN TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh. FITRI YANI Mugiadi Sulistiasih

p-issn : e-issn :

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN FOOD AND BEVERAGE SERVICE

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Risma Muspitasari, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENERAPAN TEKNIK BERMAIN KARTU PINTAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Evita Rahayu & Sukanti 76-90

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS V SDN 27 KOTO BARU KABUPATEN PESISIR SELATAN

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH Heru Iswanto Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstract This study aims to improve learning motivation and learning achievement IPS through learning model make a match. This research is a class act. This study was conducted in primary schools Karangnongko 2. Subjects in this study were students of class V totaling 31 students. Data collection techniques in this study using a questionnaire, observation and tests. Data were analyzed using descriptive quantitative and qualitative percentage. The results showed that 1) The use of the learning model make a match can increase students' motivation, demonstrated in pre-cycle students with high learning motivation reached 45.16%, increased in the first cycle to 67.57% and 83.78% in the second cycle. 2) The use of the learning model make a match can improve learning achievement IPS, it can be seen on mastery learning students, pre-cycle students who reach the KKM 16 students (51.61%), increased in the first cycle of 24 students (77.42% ) and the second cycle increased to 27 students (87.10%).. Kata Kunci: motivation, learning acievement, make a match model 1. PENDAHULUAN Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Terdapat beberapa hal yang sangat penting mengenai konsep pendidikan menurut undang-undang tersebut, yang pertama bahwa pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan. Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan harus berorientasi pada siswa (student active learning). Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan dan intelektual serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan (Wina Sanjaya, 2014: 2). Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berdampak pada faktor-faktor yang mempeng-aruhi belajar. Belajar merupakan proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal tersebut senada dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2008: 175) bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar diri individu. Salah satu faktor dari luar individu yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut adalah metode pembelajaran. Upaya untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata dan agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal maka diperlukan metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Salah satu caranya dengan menerapkan metode pembelajaran kelompok yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Timbulnya motivasi dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri individu. Jadi motivasi itu dapat timbul karena adanya dorongan-dorongan dari dalam dan dapat disebabkan karena adanya faktor sosial yang memberi rangsangan pada ISBN 978-602-73690-3-0 295 Universitas PGRI Yogyakarta

individu, yakni belajar untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Oleh karena itu motivasi yang dimiliki oleh individu atau seseorang pada dasarnya timbul apabila didahului oleh rasa suka atau menyenangi terhadap obyek yang dihadapi atau yang akan dipelajari. Apabila seseorang makin tinggi kesukaan terhadap obyek yang akan dipelajari maka semakin tinggi pula dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam dirinya. Dengan demikian siswa dapat dikatakan mempunyai motivasi belajar apabila ia memiliki usaha yang keras atau gigih dalam rangka mencapai keberhasilan dalam belajar. Pada kenyataannya di SD Negeri Karangnongko 2 Kecamatan Kalasan mata pelajaran IPS dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang penting bagi siswa, sehingga keinginan untuk belajar dengan tekun terlihat kurang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, siswa terlihat kurang antusias dalam belajar IPS, karena mata pelajaran ini tidak masuk dalam daftar yang diujiankan sehingga mereka cenderung tidak begitu semangat dalam belajar dibandingkan dengan ketiga mata pelajaran yang diujiankan. Selain itu, pada saat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, siswa terlihat pasif, pembelajaran berpusat pada guru. Guru sering menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan variasi model pembalajaran yang lain sehingga siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran IPS. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar IPS ini merupakan salah satu yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri Karangnongko 2. Adapun peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Make a Match Siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran make a match siswa kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTESIS a. Motivasi Belajar Menurut Pupuh Fathurohman (2007: 19) motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Gates dalam Djaali (2011: 101) motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya, (2) tingkah laku, (3) tujuan, (4) umpan balik. b. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu indikator dan perkembangan serta kemajuan siswa atas penguasaannya terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru/ dosen kepada siswa. Prestasi merupakan hasil penilaian pendidikan atas perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar (Umiarso, 2010: 226). Begitu juga menurut Singgih D. Gunarso (2007: 34), prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyakbanyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya (Agus Suprijono, 2012: 3). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif yang dilakukan oleh individu untuk melakukan perubahan-perubahan atau untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan c. Model Pembelajaran Make a Match Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberabapa model pembelajaran salah satu nya adalah model make a match. Teknik mencari pasangan (make a match) yaitu teknik yang dikembangkan oleh Loma Curan (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia (Isjoni, 2012: 112). Penerapan metode ini dimulai dari teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/ soal sebelum batas waktunya, siswa yang mencocokkan kartunya diberi poin. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah kartu-kartu. Kartu-kartu ISBN 978-602-73690-3-0 296 Universitas PGRI Yogyakarta

tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. Menurut Agus Suprijono (2010: 94) langkah dalam model pembelajaran make a match adalah setelah guru mempersiapkan kartu, langkah berikutnya guru membagi komunitas kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu yang berisi pertanyaanpertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu yang berisi jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Ketika mereka diskusi, alangkah baiknya jika ada musik yang mengiringi aktivitas belajar mereka. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangnongko 2 Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Adapun penelitian dimulai pada bulan Juli 2015 September 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas V SD N Karangnongko 2 Kalasan Sleman berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 13 siswa Laki-laki dan 18 siswi Perempuan. Peneliti melaksanakan PTK yang terdiri rangkaian kegiatan berupa perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Menurut Arikunto (2008:16). Setiap siklus terdiri dari Pengamatan (Planning) Tindakan (Acting) - Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsif kuantitatif dengan persentase. HASIL PENELITIAN 1. Pra a. Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Berdasarkan tes prestasi belajar yang kurang yaitu yang nilainya di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 70, nilai terendah 56, dan tertinggi 85. Hanya terdapat 16 siswa yang nilainya sesuai KKM, yaitu berada di atas/sama dengan batas tuntas 70. Tabel 1 Rekapitulasi Prestasi belajar IPS Siswa Tahap Pra No Nilai Frekuensi Prosentase 1 < 70 (KKM) 15 48.39% 2 70 (KKM) 16 51.61% Jumlah 31 100% Di akhir pembelajaran guru memberikan angket untuk mengukur motivasi, adapun tingkat motivasi belajar siswa : Tabel 2. Rangkuman Motivasi Belajar Siswa Pra No Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik Sekali 0 0% 2 Baik 14 45,16% 3 Cukup 17 54,84% 4 Kurang 0 0% Jumlah 31 Berdasarkan data dari pengamatan dan motivasi belajar pada pra siklusuntuk mata pelajaran IPS belum memuaskan. Hal ini terbukti bahwa motivasi belajar berkategori cukup 54.84%, dan yang berkategori tinggi 45.16%. b. Refleksi 1) Prestasi belajar siswa belum seperti yang diharapkan dan belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 80% dengan ketuntasan individu 75% (nilai 70). Ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru, belum cukup efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran pada siswa. 2) Permasalahan yang diidentifikasi dalam pembelajaran pra tindakan adalah sebagai berikut : ISBN 978-602-73690-3-0 297 Universitas PGRI Yogyakarta

a) Pada pembelajaran, guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa, terutama pada saat diskusi kelompok. Guru hanya mengawasi jalannya diskusi dan menegur siswa yang kurang serius dalam diskusi kelompok. b) Motivasi belajar siswa belum seperti yang diharapkan. Motivasi belajar masih turun naik dalam setiap tahap pembelajaran yang dilakukan guru. 2. I a. Motivasi dan Prestasi Belajar Motivasi belajar siswa secara umum sudah cukup baik, walaupun kondisinya masih dipandang belum optimal. Motivasi siswa diukur menggunakan angket motivasi belajar siswa.perhatian siswa terhadap pembelajaran terlihat cukup baik. Hampir semua siswa memperhatikan seluruh proses pembelajaran. Hanya ada beberapa siswa yang terlihat melakukan aktivitas lain selain belajar pada saat guru memberikan keterangan singkat mengenai materi pelajaran. Motivasi siswa terlihat masih belum optimal. Hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada siklus I dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3. Rangkuman Motivasi Belajar Siswa I No Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik sekali 1 3.23% 2 Baik 21 67,74% 3 Cukup 9 29,03% 4 Kurang 0 0% Jumlah 31 Berdasarkan ketuntasan belajar, maka dapat dideskripsikan Prestasi belajar mata pelajaran IPS sebagai berikut : Tabel 4. Rangkuman Prestasi Belajar I Nilai Jumlah Ratarata Persentase Siswa < 70 7 22,58% 70 24 77,42% 66,29 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 (22,58%) siswa yang belum mencapai nilai KKM, dan 14 siswa (77,42%) sudah mencapai nilai KKM. Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahap ini belum memenuhi kriteria ketuntasan tindakan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu secara klasikal sebesar 80% siswa mencapai nilai KKM. b. Refleksi I Hasil pembelajaran pada siklus I, didiskusikan dengan tim peneliti. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : 1) Guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif, saling membantu, dan bertanggung jawab. 2) Pemantauan terhadap kelompok lebih intensif, khususnya bagi anggota kelompok yang mengalami kesulitan berkomunikasi. 3) Penanaman sikap kerja sama lebih ditekankan karena masih ada siswa yang pasif dan ada pula yang tidak percaya dengan pendapat teman. 4) Hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Make A Match belum begitu sempurna dan masih perlu diadakan perbaikan. 5) Siswa harus diberi motivasi untuk banyak membaca materi pembelajaran dengan membaca buku-buku di perpustakaan. 6) Prestasi belajar siswa masih rendah sehingga perlu peningkatan pada tindakan berikutnya.. 3. II a. Motivasi dan Prestasi Belajar II Hasil pengamatan motivasi belajar siswa pada siklus II dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 5. Rangkuman Motivasi Belajar Siswa II No Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik sekali 7 22,58% 2 Baik 19 61,29% 3 Cukup 5 16,13% 4 Kurang 0 - Jumlah 31 Berdasarkan data dari pengamatan dan motivasi belajar pada siklusini untuk mata pelajaran IPS belum memuaskan. Hal ini terbukti bahwa motivasi belajar berkategori baik sekali 22,58%, kategori baik 61,29%, berkategori cukup 16,13%.Dengan demikian motivasi belajar siswa tergolong baik dan baik sekali adalah 83.87%, sehingga penelitian dikatakan berhasil. Untuk prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan dari hasil tes prestasi belajar yang diadakan diakhir siklus II. Tes prestasi belajar ini dibuat dalam bentuk ISBN 978-602-73690-3-0 298 Universitas PGRI Yogyakarta

pilihan ganda dan uraian. Nilai prestasi belajar siswa didapatkan nilai terendah sebesar 68, nilai tertinggi sebesar 88, rata-rata sebesar 77,58. Berdasarkan ketuntasan belajar, maka dapat dideskripsikan Prestasi belajar mata pelajaran IPS sebagai berikut : Tabel 6.Rangkuman Prestasi Belajar II Nilai Jumlah Siswa Persentase <70 4 13,90% 70 27 87,10% Jumlah 31 100,0 Rata-rata Kelas 77,58 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa terdapat 4 siswa (12,90%) siswa yang belum mencapai nilai KKM, dan 27 siswa (87,10%) sudah mencapai nilai KKM. b. Refleksi II 1) Guru sudah dapat mengatur waktu untuk setiap kegiatan, bahkan sudah sangat memuaskan. Dengan penerapan model pembelajaran make a match membuat suasana belajar lebih kondusif. 2) Siswa terlibat aktif, saling membantu, dan bertanggung jawab saat proses pembelajaran berlangsung. 3) Pemantauan terhadap kelompok lebih intensif, sudah tidak lagi ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan berkomunikasi. 4) Guru mampu memotivasi siswa siswa agar membaca buku di perpustakaan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. 5) Motivasi belajar siswa tergolong baik dan 80% siswa mencapai nilai KKM sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Make a Match Siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016. Berikut dijelaskan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. 1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016. Motivasi belajar ini diukur berdasarkan angket motivasi belajar pada setiap akhir siklus, selain itu peneliti juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa selama di kelas, pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan. Berikut rangkuman peningkatan motivasi belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II Tabel 7. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pra No Kategori II I (%) (%) (%) Baik 18,92 1 0% 8,11% sekali % 59,46 64.86 2 Baik 45,16% % % 3 Cukup 54,84% 32,43 % 4 Kurang 0% 0% % 16,22 % Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa, pada pra siklus siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi mencapai 45.16% meningkat pada siklus I 67,57% dan pada siklus II 83,78%. Dengan demikian dengan penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan. Model pembelajaran ini yang membuat siswa dapat belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dengan demikian siswa akan tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran make a match juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, keterampilannya sendiri dalam arti tidak sematamata disuapi guru. Namun demikian guru juga mempunyai peran dalam memberikan penugasan terhadap materi yang telah dipelajari oleh siswa. Dengan pembelajaran make a match ini siswa akan berusaha secara mandiri untuk mendaptkan informasi mengenai materi yang diajarkan oleh guru, dan guru berusaha untuk menciptakan suasana yang menyenangkan di kelas sehingga suasana belajar akan kondusif dan menyenangkan. Dengan adanya suasana belajar yang menyenangkan maka akan menumbuhkan motivasi belajar pada siswa yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. ISBN 978-602-73690-3-0 299 Universitas PGRI Yogyakarta

2. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan Tahun Pelajaran 2015/2016 Peningkatan prestasi belajar siswa diukur dengan melihat nilai dari hasil skor tes siswa yang dilaksanakan setiap akhir tindakan atau siklus. Adapun ringkasan peningkatan prestasi belajar siswa pada Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan adalah sebagai berikut: Tabel 8. Rerata Prestasi belajar dan Ketuntasan Belajar Pra, I dan II Nilai Pra I II N % N % N % < 70 16 51.61 10 32.26 4 13.90 70 15 48.39 21 67.74 27 87,10 Jumlah 31 31 31 Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat pada ketuntasan belajar siswa, pada pra siklus siswa yang mencapai nilai KKM 15 siswa (48,39%), meningkat pada siklus I 21 siswa (67,74%) dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa (87,10%). Penggunaan model pembelajaran Make A Match punya kelebihan-kelebihan sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang berbeda, menarik, dan mampu memunculkan motivasi belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran merangsang motivasi, interaksi, dan respon siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. 2. Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan, hal tersebut dapat dilihat pada ketuntasan belajar siswa, pada pra siklus siswa yang mencapai nilai KKM 15 siswa (48,39%), meningkat pada siklus I 21 siswa (67,74%) dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa (87,10%). REFERENSI Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperative Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pupuh Fathurrohman dan Sobri Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep umum dan Konsep Islami. Jakarta: Refika Aditama Singgih D. Gunarsa. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2010. Belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Umiarso & Imam Gojali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta.IRCiSoD. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisitem Pendidikan Nasional.. KESIMPULAN 1. Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada siswa Kelas V SD Negeri Karangnongko 2 Kalasan, dibuktikan pada pra siklus siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi mencapai 45.16% meningkat pada siklus I 67,57% dan pada siklus II 83,78%.. ISBN 978-602-73690-3-0 300 Universitas PGRI Yogyakarta