BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Agoes Dariyo, Dasar-dasar Pedagogig Modern, (Jakarta: Indeks, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH

Naskah Publikasi Ilmiah. Derajat Sarjana S-1. Oleh: IBNU TRI WICAKSONO A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. (Jogyakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB V PENUTUP. 1. Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan emosional terhadap

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), hlm Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB II LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB II LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS KAMPUS DAN SELF CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123

BAB I PENDAHULUAN. secara terpadu. UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

Oleh: Lasma Siagian, M.Pd. (Dosen FKIP Universitas HKBP Nommensen)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SMPN 3 WONOSOBO

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV dapat dikemukakan simpulan penelitian yaitu penerapan metode

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. mengubah emosi, sosial dan intelektual seseorang. Menurut Tudor (dalam Maurice

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGANANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI. Oleh :

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Teman Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA TAMATAN TK DAN NON TK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEBAGAI BENTUK APLIKASI DARI TEORI-TEORI BELAJAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat meningkatkan taraf hidup manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Oleh karena itu, sejak zaman penjajahan pun, pendidikan di Indonesia sudah mulai digalakkan meskipun suasan belajarnya tidak seperti yang sekarang. Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Untuk mendapatkan hasil yang telah dicapai dalam proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari luar individu. 2 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 3 Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar merupakan pemekaran dari potensi atau 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 1. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 141. 3 Nana Sudjana, Penilaian, Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 22. 1

2 kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan, pengetahuan ketrampilan berfikir maupun ketrampilan motorik. Hasil belajar merupakan masalah yang layak untuk diteliti, karena keberhasilan belajar merupakan salah satu hal yang layak diteliti dalam pembelajaran. 4 Keberhasilan dalam proses belajar tidak hanya di tentukan oleh guru namun ada faktor lain yang mempengaruhinya. Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakn menjadi dua macam yaitu (1) faktor internal atau dari dalam siswa yakni faktor fisiologis (keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi fisiologis), faktor psikologis (minat, motivasi, inteleginsi, memori dan emosi), (2) faktor eksternal atau dari luar siswa yakni faktor sosial (orang tua, guru dan teman-teman atau orang disekitarnya), faktor non sosial (keadaan udara dan suhu, waktu, tempat dan perlengkapan belajar). 5 Seperti yang disebutkan di atas, minat menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa. Menurut Reber minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 162. 5 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), 58-61.

3 mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. 6 Menurut Suryosubroto minat adalah memahami keinginan dan kecenderungan yang betul-betul dapat terjangkau. 7 Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang bebrapa aktivitas. 8 Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Menurut Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau barurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 9 Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa. 10 Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. 11 Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar adalah emosi. Hasil-hasil penelitian psikologi kontemporer menunjukkan bahwa disamping adanya faktor dari kecerdasan intelektual 272. 6 Muhibbin, Psikologi, 136. 7 B Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Disekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 8 Djamarah, Psikologi, 166. 9 Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 121. 10 Muhammad Fathurrohman Dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), 174. 11 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), 57.

4 (IQ) bernyata belajar dan hasilnya sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional. 12 Kecerdasan emosi menunjuk kepada suatu kemampuan untuk memahami diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain. 13 Menurut Daniel Goleman kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang kira-kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan kesuksesan dalam hidup, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan lain 14, di antaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Kecerdasan emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi dari pekerjaan hati manusia. 15 Kecerdasan emosional sangat berpengaruh dalam proses dan keberhasilan belajar. Hal ini karena belajar tidaklah semata-mata persoalan intelektual, tetapi juga emosional. belajar tidak hanya menyangkut interaksi peserta didik dengan buku-buku dan bahan pelajaran yang mati, tetapi juga melibatkan hubungan manusiawi antara 12 Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 152. 13 Ibid., 154. 14 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ, terj. T. Hermaya (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2001), 44. 15 Hamzah B Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 71.

5 sesama peserta didik dan antara peserta didik dengan guru. Disinilah terletak pentingnya kecerdasan emosional dalam belajar. 16 Siswa yang mampu memiliki dan mengembangkan minat belajar dan kecerdasan emosionalnya, dia pandang lebih mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan keberhasilan dalam hidup. Banyak siswa yang memliki minat belajar tinggi, namun dia masih sering tidak mengerjakan tugas rumah ataupun mengerjakan soal-soal pelajaran. Demikian halnya kecerdasan emosional, banyak siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi, namun dia sering mengalami kegagalan dalam belajarnya sebab dia belum bahkan tidak mampu memonitor atau memantau emosinya dengan baik. pengembangan minat belajar dan kecerdasan emosioanl dalam diri siswa sangat diperlukan (penting) demi mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan yang diinginkan. Dari beberapa pernyataan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar dan kecerdasan emosional dapat mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah. Dari hasil observasi penulis selama mengadakan penelitian di SMP N 2 Sukorejo Ponorogo, ternyata ditemukan banyak siswa yang memperoleh hasil belajarnya masih rendah, kebanyakan siswanya menunjukkan mereka memiliki minat belajar yang rendah dan memiliki emosi yang sangat labil. Hal ini karena, banyak siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan soal, 16 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, 158.

6 kurang perhatian dalam kegiatan belajar, masih rendah dalam memahami bahan ajar dan kesadaran diri siswa masih rendah. Dari uraian diatas peneliti tertarik dengan mengadakan penelitian di SMP N 2 Sukorejo Ponorogo dengan judul KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA SISWI KELAS VIII SMP N 2 SUKOREJO PONOROGO TAHUN AJARAN 2014/2015. B. BATASAN MASALAH Banyak variabel yang dapat dikaji untuk ditinjak lanjuti dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cangkupan serta adanya berbagai keterbatasan yang ada, baik waktu, dana maupun jangkauan penulis, dalam penelitian ini tidak semua dapat di tinjak lanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi masalah dalam minat belajar dan kecerdasan emosional dengan hasil belajar kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMPN 2 Sukorejo Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. C. RUMUSAN MASALAH 1. Seberapakah tingkat Minat Belajar siswa siswi kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/2015? 2. Seberapakah tingkat Kecerdasan Emosional siswa siswi kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/2015?

7 3. Seberapakah tingkat Hasil Belajar mata pelajaran PAI siswa siswi di kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo? 4. Apakah ada Hubungan antara Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar PAI siswa siswi kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/2015? D. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa tingkat Minat Belajar siswa siswi kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/2015? 2. Untuk mengetahui seberapa tingkat Kecerdasan Emosional siswa siswi kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/2015? 3. Untuk mengetahui seberapa tingkat Hasil Belajar mata pelajaran PAI siswa siswi di kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo? 4. Untuk mengetahui ada Hubungan Antara Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar PAI siswa siswi kelas VIII SMP N 2 Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2014/2015? E. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini berguna sebagai berikut:

8 1. Manfaat Teoritis Untuk menguji teori psikologi belajar tentang hubungan antara Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar mata pelajaran PAI. 2. Manfaat praktis a. Sekolah Sebagai acuan untuk mengembangkan mutu sekolah SMP N 2 Sukorejo Ponorogo terkait dengan Hasil Belajar PAI b. Guru Untuk wacana bagi guru SMP N 2 Sukorejo Ponorogo dalam hal bagaimana mengembangkan minat belajar peserta didik agar bisa meningkatkan hasil belajar siswa/i c. Sebagai sumber informasi, menambah ilmu pengetahuan ilmiah yang berhubungan dengan Korelasi Antara Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional Dengan Hasil Belajar F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika penyusunan laporan hasil penelitian kuantitatif ini nantinya akan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu awal, inti, dan akhir. Untuk memudahkan dalam penulisan, maka pembahasan dalam laporan penelitian penulis kelompokkan menjadi lima bab yang masing-masing bab terdiri sub bab yang berkaitan.

9 Sistematika pembahasan ini adalah: Bab pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua, adalah landasan teori Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional, hasil belajar, telaah hasil penelitian terdahulu serta kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis. Bab ketiga, berisi tentang metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian, populasi, sampel dan responden, instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab keempat, berisi temuan dan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data (pengujian hipotesis) serta pembahasan dan interpretasi. Bab kelima, merupakan penutup dari laporan penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.