Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

dokumen-dokumen yang mirip
Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Oleh: Fandy Setyo Utomo STMIK AMIKOM Purwokerto ABSTRACT

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE

Teknik Informatika S1

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Firewall & WEB SERVICE

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto

Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution sebagai Metode Multi Attribute Decision Making

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Adapun tinjauan pustaka yang digunakan sebagai berikut : Table 2.1 Tabel Tinjauan Pustaka

Object OOP. Polymor phism

1. PENDAHULUAN Saat ini, dua teknologi paling populer yang digunakan pada Internet adalah dan World Wide Web. Pada beberapa tahun yang akan

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Teknik Informatika S1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS)

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem lain. Dalam hal tersebut, database yang tersebar di suatu instansi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penjadwalan Ujian Skripsi Berbasis Web Service Menggunakan Metode TOPSIS (Studi Kasus : FTI UKSW)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. mendefenisikan penelitian yang sebelumnya hampir sama dilakukan

Berikut merupakan salah satu contoh dari pesan SOAP (SOAP Message):

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. AKAKOM yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan Yang dimana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

29 Februari Introduction Of Java

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Middleware Sebagai Jembatan Platform yang berbeda. Budi Susanto

Multi atributte decision making (madm)

APLIKASI BERBASIS WEB

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA)

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB. PHP Web Service. Nama : Ilham NIM : Kelas : 6B. Daftar isi

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan. Data Warehouse sebagai sarana pengambilan keputusan, merupakan

PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Arsitektur Two-Tier 2 1 BAB I

Pemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Yuliana Setiowati. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Penerapan Algoritma Fuzzy Multi-Attribute Decision Making pada Penjadwalan Ujian Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN CUTI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE TOPSIS UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELUARGA MISKIN PADA DESA PANCA KARSA II

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

Bab 2 Tinjauan Pustaka

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI WEB SERVICE PADA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN WEB SERVICE

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Aplikasi penjadwalan ujian skripsi ini pernah dibuat sebagai topik skripsi di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam pengembangannya, aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman Java dengan berbasis desktop application. Sedangkan untuk metode pengambilan keputusan dalam pemilihan dosen penguji aplikasi ini menggunakan algoritma Fuzzy Multi- Attribute Decision Making (FMADM). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making adalah penggabungan antara logika fuzzy dan multi-attribute decision making. Fuzzy dalam multi-attribute decision making, digunakan untuk mengolah atribut suatu alternatif yang tidak dapat disajikan dengan lengkap, mengandung ketidakpastian atau ketidakkonsistenan. Secara umum, FMADM memiliki suatu tujuan tertentu, yang dapat diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu menyeleksi alternatif dengan atribut dengan ciri-ciri terbaik and mengklasifikasi alternatif berdasarkan peran tertentu (Simoes-Marques dalam Ashinta, 2009). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making, akan mencari hubungan antara skripsi dengan dosen melalui lebih dari satu atribut yang berpengaruh dalam pemilihan dosen penguji, yaitu keterkaitan bidang minat, keterkaitan bahasa pemrograman, keterkaitan mata kuliah dan kesesuaian jadwal. Penggunaan banyak atribut sebagai 5

6 penentu dalam pemilihan dosen penguji diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih optimal (Ashinta, 2009). Aplikasi penjadwalan yang telah dibuat tersebut sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk menyusun sebuah jadwal ujian, mengatur dosen sesuai dengan jadwal, dan kuota yang dibagikan juga relatif seimbang. Namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain jadwal dosen masih harus dimasukkan oleh pengguna sistem. Pengisian dilakukan satu persatu dan apabila ada kesalahan dalam pengisian, jadwal dosen harus dihapus satu persatu juga, sehingga hal tersebut dirasa kurang efisien. Kemudian, jadwal-jadwal yang terbentuk masih terdapat kesalahan, yaitu dengan adanya jadwal yang tidak ada dosen pengujinya atau hanya terdapat seorang penguji. Untuk memperbaikinya, akan digantikan dengan penerapan Web Service yang berhubungan dengan database SIASAT, sehingga tidak perlu melakukan input jadwal dosen berulang-ulang. Selain itu, aplikasi yang akan dibuat ini akan dibuat dengan berbasis web, sehingga aplikasi ini dapat diakses di mana saja, tanpa melakukan peng-install-an terlebih dahulu. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Ashinta dengan aplikasi yang akan dibuat dalam skripsi ini adalah metode yang akan digunakan dalam pemilihan dosen penguji. Fuzzy multi-attribute decision making (FMADM) digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ashinta, sedangkan dalam skripsi ini akan menggunakan metode yang termasuk di dalam FMADM itu sendiri, yaitu metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode TOPSIS ini didasarkan pada konsep

7 dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Kusumadewi dalam Mahanani, 2006). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ashinta dibuat dengan berbasis desktop application, sedangkan aplikasi yang akan dibuat dalam skripsi ini adalah sistem berbasis web dan berhubungan dengan Web Service. Web Service ini akan berhubungan dengan database SIASAT, sehingga tidak perlu melakukan input jadwal dosen berulang-ulang. Penelitian lain yang berhubungan dengan penjadwalan ujian skripsi ini sudah dilakukan oleh Sinaga dalam penelitiannya yang berjudul Perancangan Aplikasi Agenda Ujian Tugas Akhir Berbasis Web. Aplikasi yang dibuat mampu membantu pengguna untuk memilih jadwal yang sesuai baik dalam hal waktu maupun ruangan yang tersedia. Kedua, aplikasi menyediakan informasi bagi dosen mengenai daftar mahasiswa yang sedang mengajukan ujian tugas akhir, daftar ujian yang akan dilaksanakan, dan daftar ujian yang sudah dilaksanakan. Ketiga, aplikasi membantu mahasiswa dalam menentukan jadwal ujian tugas akhir mulai dari pengajuan jadwal kepada ketiga dosen penguji hingga memperoleh jadwal ujian yang disetujui oleh ketiga dosen penguji (Sinaga, 2011). Jadwal ujian dapat terbentuk dalam penelitian yang dilakukan, namun tidak ada sistem auto-generate dalam penjadwalan yang dilakukan. Dosen akan mengisi sendiri pada jadwal dimana dosen tersebut dapat melakukan pengujian. Penerapan Web Service dalam pengembangan aplikasi sudah banyak dilakukan, sebagai contoh yaitu dalam penerapan Web

8 Service dalam sistem informasi pembelian kendaraan bermotor secara kredit. Penggunaan Web Service dalam sistem tersebut disebabkan karena teknologi Web Service memiliki kelebihan, yaitu merupakan teknologi yang lintas platform, sehingga memungkinkan komputer-komputer yang berbeda sistem operasi dapat saling bertukar data. Kelebihan yang lain adalah language independent, yang memungkinkan Web Service dapat diakses menggunakan bahasa pemrograman apa saja. Jembatan penghubung dengan database, umumnya sebuah aplikasi memerlukan driver database agar dapat melakukan koneksi ke dalam database. Web Service dapat dijadikan sebagai penghubung antara aplikasi dengan database, sehingga pertukaran data antar perusahaan akan lebih mudah dan cepat daripada harus menyesuaikan aplikasi dan database yang digunakan (Muaya, 2010). 2.2 Java Servlet Java Servlet adalah sebuah teknologi dari Java yang digunakan untuk pembuatan aplikasi web. Servlet adalah kelas pada Java yang berjalan pada server (server side) dan melakukan proses untuk halaman web dinamis dalam sebuah aplikasi web. Oleh karena hal itu, penulisan Servlet dalam pembuatan sebuah aplikasi web dilakukan oleh seorang web programmer, bukan oleh web designer. Setelah proses selesai, Servlet akan mengembalikan kode-kode HTML kepada web browser menggunakan fungsi println() (Murach dan Steelman, 2008). Servlet adalah kelas Java yang dirancang untuk merespon dengan konten dinamis untuk permintaan klien melalui jaringan.

9 Servlet ter-install dalam web containers sebagai bagian dalam aplikasi web. Aplikasi-aplikasi ini adalah kumpulan dari web resources seperti halaman HTML, gambar, multimedia, Servlet, Java Server Pages (JSP), XML, kelas pendukung Java, dan library pendukung Java. Ketika sebuah aplikasi web diletakkan dalam sebuah web container, container tersebut akan membuat dan memuat instansi-instansi dari kelas Java Servlet ke dalam Java Virtual Machine (JVM) untuk menangani permintaan yang ditujukan pada Servlet (Perry, 2004). Servlet dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembuatan sebuah web dinamis. Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diberikan oleh Servlet untuk pengembangan web (Hunter, 2001). 1. Portability Karena Servlet ditulis dalam bahasa Java, maka Servlet bisa digunakan di berbagai jenis sistem operasi dan berbagai server. Dengan menggunakan Servlet, prinsip Java tulis sekali, dipakai di mana saja dapat diterapkan. Servlet bekerja hanya pada server yang digunakan untuk pengembangan dan deployment. 2. Power Servlet dapat memanfaatkan semua kekuatan yang dimiliki oleh Java APIs, yaitu jaringan dan akses URL, multithreading, manipulasi gambar, kompresi data, koneksi basis data (JDBC), object serialization, internationalization, Remote Method Invocation (RMI), dan legaly integration (CORBA). Selain itu, Servlet juga mengambil kelebihan dari platform J2EE yang meliputi support Enterprise JavaBeans (EJBs), distributed transactions (JTS),

10 standardized messaging (JMS), directory lookup (JNDI), dan advanced database access (JDBC 2.0). Dengan adanya standar API dalam Servlet, pengembangan aplikasi web menjadi lebih cepat, mudah, dan dapat diandalkan. 3. Efficiency and endurance Permintaan kepada Servlet sangat efisien. Sekali sebuah Servlet dimuat, Servlet akan tinggal di dalam memory server sebagai sebuah instansi objek. Setelah itu, server meminta kepada Servlet untuk menangani permintaan dengan metode yang mudah dan ringan. Servlet dapat langsung menangani hampir semua permintaan yang datang. Servlet menahan objek secara alami. Karena Servlet bertahan dalam memory server, maka Servlet akan mempertahankan keadaan dan sumber dari luar, seperti koneksi kepada database. 4. Safety Servlet menurunkan tipe keamanan yang kuat dari bahasa Java, karena Servlet ditulis dalam bahasa Java. Servlet secara umum aman dari masalah pengaturan memory, seperti dangling pointers, invalid pointer references, dan memory leaks. Servlet dapat menangani kesalahan dengan aman, karena adanya mekanisme penanganan kesalahan dari Java. Jika dalam Servlet terdapat operasi-operasi yang salah, maka Servlet akan memberikan peringatan yang dapat diambil dan ditangani secara aman oleh server.

11 5. Elegance Kemewahan dari kode Servlet sangat mencolok. Kode Servlet tersebut jelas, object oriented, modular, dan sangat sederhana. Satu alasan dari kesederhanaannya adalah dari Servlet API itu sendiri, termasuk method-method dan kelas yang menangani tugas rutin dari pengembangan Servlet. 6. Integration Servlet memiliki integrasi yang sangat kuat dengan server. Dengan integrasi ini, mengijinkan Servlet untuk bekerja sama dengan server yang tidak bisa dilakukan oleh CGI. Sebagai contoh, Servlet dapat menggunakan server untuk menerjemahkan alamat file, perform logging, check authorization, dan perform MIME type mapping. 7. Extensibility and flexibility Servlet dirancang agar dapat dengan mudah dikembangkan. Seperti sekarang ini, API berisi kelas-kelas dengan dukungan khusus untuk HTTP Servlet. Untuk ke depannya, bisa juga ditambah dan dioptimalkan untuk jenis Servlet yang lain. Kemungkinan juga, dukungan untuk HTTP Servlet dapat lebih ditingkatkan. Servlet juga cukup fleksibel dalam pembuatan sebuah konten. Servlet dapat membuat sebuah konten secara sederhana menggunakan pernyataan out.println() atau membuat halamanhalaman yang rumit menggunakan sebuah template engine. Servlet dapat membuat sebuah halaman HTML dan memperlakukan

12 halaman tersebut sebagai sebuah objek dari Java atau membuat halaman HTML dengan melakukan perubahan dari XML ke HTML. 2.3 Web Service Web Service adalah sebuah sistem software yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas interaksi antara mesin ke mesin pada sebuah network. Interface dideskripsikan pada format mesin seperti WSDL. Sistem lain yang berinteraksi dengan Web Service dilakukan melalui antarmuka menggunakan pesan seperti pada SOAP. Pada umumnya pesan ini memanfaatkan HTTP dan XML yang merupakan salah satu standar web (Wulandari dan Wicaksana, 2006). Web Service berbeda dengan web pada umumnya. Web berisi informasi-informasi yang dapat dipahami langsung oleh manusia dan memungkinkan terjadi interaksi di dalamnya. Sedangkan Web Service, tidak berisi informasi yang dapat dipahami secara langsung oleh manusia, karena hanya berisi layanan-layanan yang dapat dipakai oleh sistem. Informasi dapat diperoleh setelah layanan yang diambil dari Web Service telah diolah oleh sistem menjadi informasi yang dapat dipahami oleh manusia. Web Service muncul seiring dengan perkembangan aplikasi berbasis client-server. Sesuai dengan definisi yang dikeluarkan oleh konsorsuim W3C, Web Service diartikan sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas interaksi mesin ke mesin lewat sebuah jaringan. Web Service memiliki sebuah interface yang dibangun dalam sebuah format yang dapat diproses oleh mesin, yang disebut dengan Web Service

13 Description Language (WSDL). Sistem-sistem yang lain berinteraksi dengan Web Service melalui WSDL yang sudah ditetapkan sebelumnya menggunakan Simple Object Access Protocol (SOAP), yang biasanya dilangsungkan dengan menggunakan HTTP dengan sebuah serialisasi XML dalam penggabungan dengan standar web terkait lainnya. Inti dari adanya Web Service adalah mengenai interoperabilitas. Interoperabilitas ini berbicara bukan hanya interoperabilitas atas sebuah bahasa pemrograman yang sama, namun juga berbicara mengenai interoperabilitas antar bahasa pemrograman yang berbeda, antar server dan platform yang berbeda pula, meliputi J2EE Server,.NET Framework, Perl, Apache Axis, Python, C++, dan sebagainya. Teknologi Web Service memampukan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan sistem yang berbeda, hal ini disebabkan karena Web Service adalah teknologi yang bebas platform, dengan kata lain, Web Service adalah media perantara yang digunakan untuk berkomunikasi yang tidak terbatas hanya pada bahasa pemrograman, sistem operasi, dan hardware tertentu (Muaya, 2010). Keuntungan-keuntungan penggunaan Web Service (Wulandari dan Wicaksana, 2006) : 1. Web Service menyediakan interoperabilitas antar berbagai aplikasi perangkat lunak yang running pada platform yang berbeda. 2. Web Service menggunakan standard dan protokol yang open. Jika memungkinkan protokol dan format data

14 adalah text-based, membuatnya mudah bagi pengembang untuk memahami. 3. Dengan pemanfaatan HTTP, Web Service dapat bekerja melalui banyak pengukuran keamanan firewall yang umum tanpa menuntut perubahan bagi aturan firewall filtering. 4. Web Service mengijinkan perangkat lunak dan service dari perusahaan dan lokasi yang berbeda untuk dikombinasikan dengan mudah untuk menyediakan suatu service yang terintegrasi. 5. Web Service mengijinkan penggunaan kembali service dan komponen di dalam suatu infrastruktur. 6. Web Service dapat secara bebas digabungkan (loosely coupled) dengan demikian memudahkan suatu pendekatan terdistribusi ke pengintegrasian aplikasi. Kekurangan dari Web Service adalah (Wulandari dan Wicaksana, 2006) : 1. Karakteristik standard Web Service saat ini masih dalam tahap perkembangan awal dibandingkan open standard komputer terdistribusi yang lebih matang seperti CORBA. 2. Web Service dapat saja memiliki performance/kinerja yang lemah dibandingkan dengan pendekatan komputasi terdistribusi lain seperti RMI, CORBA, atau DCOM.

15 2.4 Sistem Penjadwalan Ujian Skripsi di FTI UKSW Skripsi merupakan tugas akhir dari seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjananya. Dalam penyusunan laporan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh dua orang dosen. Dosen pembimbing 1 harus memiliki tingkat pendidikan terakhir minimal S2, sedangkan untuk dosen pembimbing 2 harus memiliki tingkat pendidikan terakhir minimal S1 atau di atasnya. Untuk memperoleh gelar sarjana, mahasiswa harus mengujikan skripsinya di hadapan tiga orang penguji yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan topik skripsi serta memiliki hak untuk menguji skripsi tersebut. Sebelum dilakukan pengujian, KPTA akan membuat sebuah jadwal skripsi dari mahasiswa-mahasiswa yang telah mengajukan skripsinya untuk diujikan, serta memilih dosen-dosen penguji yang memiliki kompentensi sesuai dengan topik-topik skripsi dan membagi tugas antara penguji yang satu dengan yang lain secara rata. Penjadwalan juga dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal dosen yang bersangkutan serta ruang yang digunakan untuk melakukan ujian skripsi. Diagram alur (Flowchart) dari sistem penjadwalan ujian skripsi ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

16 Gambar 2.1 Flowchart Diagram Penjadwalan Ujian Skripsi

17 2.5 Multi-Attribute Decision Making Multi Attribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. MADM menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada tiga pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif, dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perangkingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan (Kusumadewi dalam Mahanani, 2006). MADM dilakukan melalui 2 langkah. Yang pertama adalah melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif. Langkah kedua adalah melakukan perangkingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan untuk mendapatkan alternatif yang terbaik. 2.5.1 Technique for Order Preference by Similarity Ideal Solution (TOPSIS) Metode TOPSIS merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria. Metode TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak

18 terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Kusumadewi dalam Mahanani, 2011). Metode TOPSIS memperhatikan jarak ke solusi ideal positif maupun solusi ideal negatif, dengan mengambil keputusan yang dekat dengan solusi ideal positif. Solusi ideal positif adalah nilai terbaik dari setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif adalah nilai terburuk dari setiap atribut. Nilai preferensi dapat ditentukan dengan memperhatikan jarak antar keduanya. Konsep TOPSIS banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. Hal tersebut dikarenakan konsep TOPSIS yang sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dan alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana (Kusumadewi dalam Mahanani, 2006). Dalam proses pemilihan dosen penguji, metode TOPSIS digunakan untuk mencari pilihan terbaik dari dosen-dosen penguji yang ada, didasarkan pada topik skripsi yang bersangkutan dan kompetensi-kompetensi dari dosen penguji. Nilai-nilai kompetensi dosen penguji diperoleh dari hasil wawancara dengan masingmasing dosen penguji. Prosedur TOPSIS secara umum terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Kusumadewi dalam Mahanani, 2006): 1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi. TOPSIS membutuhkan rating kerja setiap alternatif A i pada setiap kriteria C i yang ternormalisasi.

19 = (2.1) dengan i = 1, 2,, m; dan j = 1, 2,, n 2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot. dengan i = 1, 2,, m; dan j = 1, 2,, n = (2.2) 3. Menentukan matriks solusi ideal positif (A + ) dan matriks solusi ideal negatif (A - ) berdasarkan rating bobot ternormalisasi y ij. dengan max = min = (,,, ) (2.3) = (,,, ) (2.4) Jika j adalah atribut keuntungan Jika j adalah atribut biaya = min max Jika j adalah atribut keuntungan Jika j adalah atribut biaya 4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal positif = (2.5)

20 Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal negatif = (2.6) 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ). = (2.7) Nilai V i didapat. yang paling besar merupakan alternatif terbaik yang