Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

JENIS DAN KOMPONEN SPALD

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

: Wiyarsanto 30. Anggota Tim Panel I : Mengetahui, 1. Coki Rosada, SE 2. Joko Tri Hartanto, BSc

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR III - 1

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kota Palu KATA PENGANTAR RUSDI MASTURA WALIKOTA PALU

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Transkripsi:

Daftar Isi Kata Pengantar Bupati Merangin... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Peta... vi Daftar Gambar... vii Daftar Istilah... viii Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan Gerak... 2 1.3 Maksud dan Tujuan... 5 1.4 Metodologi... 5 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain... 7 Bab 2: Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Merangin... 9 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik... 9 2.2 Demografi... 14 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah... 15 2.4 Tata Ruang Wilayah... 18 2.5 Sosial dan Budaya... 23 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah... 25 Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah... 27 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene... 27 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga... 27 3.1.2 Tatanan Sekolah... 29 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik... 38 3.2.1 Kelembagaan... 38 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan... 42 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK... 46 3.2.4 Pemetaan Media... 50 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha... 51 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan... 52 3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak... 52 3.3 Pengelolaan Persampahan... 52 3.3.1 Kelembagaan... 54 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan... 56 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK... 62 3.3.4 Pemetaan Media... 64 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha... 65 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan... 66 3.3.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak... 66 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan... 66 3.4.1 Kelembagaan... 67 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan... 70 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK... 73 3.4.4 Pemetaan Media... 84 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha... 85 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan... 86 3.4.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak... 86 ii

3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi... 86 3.5.1 Pengelolaan Air Bersih... 86 3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga... 89 3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis... 90 Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan... 92 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene... 92 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik... 94 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan... 96 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan... 98 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi... 102 Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi...106 5.1 Area Berisiko Sanitasi... 106 5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini... 119 iii

Daftar Tabel Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Merangin... 11 Tabel 2.2 Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Merangin... 12 Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Merangin Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun ke depan... 14 Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir... 15 Tabel 2.5 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi Per Penduduk Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir... 16 Tabel 2.6 Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir... 17 Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Kabupaten Merangin 5 Tahun Terakhir... 17 Tabel 2.8 Sarana Pendidikan Di Kabupaten Merangin... 23 Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan di Kabupaten Merangin... 24 Tabel 2.10 Jumlah Rumah Per Kecamatan Terakhir di Kabupaten Merangin... 15 Tabel 3.1 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah (Tingkat Sekolah: SD /SMP/SMA) (Toilet dan Tempat Cuci Tangan) Kabupaten Merangin... 31 Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (Tingkat Sekolah: SD/SMP/SMA) (Pengelolaan Sampah dan Tabel 3.3 Pengetahuan Higiene) Kabupaten Merangin... 34 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Merangin... 39 Tabel 3.4 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Merangin... 40 Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik... 45 Tabel 3.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah Yang Ada Di Kabupaten Merangin... 46 Tabel 3.7 Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat... 47 Tabel 3.8 Kondisi Sarana MCK... 48 Tabel 3.9 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat... 49 Tabel 3.10 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... 50 Tabel 3.11 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... 50 Tabel 3.12 Kerjasama terkait Sanitasi di Kabupaten Merangin... 51 Tabel 3.13 Daftar Mitra Potensial di Kabupaten Merangin... 51 Tabel 3.14 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada Di Kabupaten Merangin... 51 Tabel 3.15 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan Air Limbah Domestik... 52 Tabel 3.16 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Merangin... 55 Tabel 3.17 Peta Peraturan Persampahan di Kabupaten Merangin... 57 Tabel 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan... 61 Tabel 3.19 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Merangin... 62 Tabel 3.20 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/Kecamatan... 63 Tabel 3.21 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten Merangin... 63 Tabel 3.22 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat... 63 Tabel 3.23 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... 64 Tabel 3.24 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... 64 Tabel 3.25 Kerjasama terkait Sanitasi di Kabupaten Merangin... 64 Tabel 3.26 Daftar Mitra Potensial di Kabupaten Merangin... 65 Tabel 3.27 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kabupaten Merangin... 65 Tabel 3.28 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Pengelolaan Persampahan... 66 Tabel 3.29 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten Merangin... 68 Tabel 3.30 Peta Peraturan Drainase Lingkungan di Kabupaten Merangin... 69 Tabel 3.31 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan... 70 Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di Kabupaten Merangin... 71 Tabel 3.33 Kondisi Drainase Lingkungan Di Tingkat Kecamatan/Kelurahan... 74 iv

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat... 84 Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... 84 Tabel 3.36 Media komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... 84 Tabel 3.37 Kerjasama terkait Sanitasi di Kabupaten Merangin... 85 Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial di Kabupaten Merangin... 85 Tabel 3.39 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Yang Ada Di Kabupaten Merangin... 85 Tabel 3.40 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub Sektor Drainase... 86 Tabel 3.41 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih oleh PDAM Tirta Merangin di Kabupaten Merangin... 87 Tabel 3.42 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Merangin... 89 Tabel 3.43 Pengelolaan Limbah Medis Di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan... 91 Tabel 4.1 Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun 2013... 93 Tabel 4.2 Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan... 93 Tabel 4.3 Rencana Program Dan Kegiatan Air Limbah Domestik Tahun 2013... 94 Tabel 4.4 Kegiatan Air Limbah Domestik Yang Sedang Berjalan... 95 Tabel 4.5 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013... 96 Tabel 4.6 Kegiatan Pengelolaan Persampahan Yang Sedang Berjalan... 98 Tabel 4.7 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2013... 99 Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Yang Sedang Berjalan... 99 Tabel 4.9 Rencana Program dan Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Tahun 2013... 103 Tabel 4.10 Kegiatan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Yang Sedang Berjalan... 104 Tabel 5.1 Area Berisiko dan Penyebab Utama... 105 v

Daftar Peta Peta 2.1 Administrasi Kabupaten Merangin... 13 Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Merangin... 20 Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Merangin... 21 Peta 3.1 Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Merangin... 43 Peta 3.2 Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Merangin... 44 Peta 3.3 Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Merangin... 59 Peta 3.4 Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan Kabupaten Merangin... 60 Peta 3.5 Jaringan Drainase Kabupaten Merangin... 72 Peta 3.6 Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Merangin... 88 Peta 5.1 Area Berisiko Sanitasi Kabupaten Merangin... 118 vi

Daftar Gambar Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin... 26 Gambar 5.1 Posisi Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Merangin... 119 vii

Daftar Istilah I. Umum 1.1 Sanitasi Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/. Diakses pada 30 November 2011) 1.2 Masterplan (Rencana Induk) Perencanaan dasar yang menyeluruh Kabupaten/Kota untuk jangka panjang 1.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegia tan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia 1.4 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) 1.5 Feasibility Study (Studi Kelayakan) Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan suatu proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil II. Air Limbah 2.1 Air limbah Air yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan 2.2 Air limbah domestik Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 2.3 Air perapat (water seal) Air yang ditahan pada pipa bengkok, menyerupai leher angsa, untuk mencegah bau dan masuknya hewan kecil 2.4 Anaerobik Dikondisikan oleh ketidakhadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.5 Anaerobik Baffled Reactor (ABR) Modifikasi tangki septik konvensional dengan penambahan sekat-sekat dan kemungkinan penambahan filter pada bak akhir 2.6 Badan air penerima Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah 2.7 Bangunan atas jamban Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit 2.8 Bangunan bawah Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik viii

2.9 Bangunan tengah jamban Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban 2.10 Bidang resapan Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolahan air limbah rumah tangga 2.11 Biofilter Instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontak 2.12 Black water Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja 2.13 Cubluk Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air 2.14 Excreta Tinja dan urine (Sanitation and Hygiene Promotion) 2.15 Feces (faeces) Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation) 2.16 Grey water Air limbah yang berasal dari mandi, cuci, dan dapur 2.17 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaa) (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 2.18 Jamban Fasilitas pembuangan tinja 2.19 Lantai jamban Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa 2.20 Leher angsa Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak k eluar dari jamban 2.21 Pencemaran Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya 2.22 Pengolahan air limbah Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang disyaratkan 2.23 Penyaluran resapan aliran atas Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik 2.24 Plat jongkok Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septik 2.25 Saluran Pipa untuk menyalurkan air limbah dari jamban ke cubluk atau tangki septik 2.26 Sewage Lihat wastewater (Water Environment Federation) 2.27 Sewer Pipa atau pembawa lainnya yang mengalirkan air limbah dari beberapa atau banyak properti (Sanitation and Hygiene Promotion) 2.28 Sewerage Sistem pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir air limbah (Water Environment Federation) ix

2.29 Sistem sanitasi off site Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air limbah kota (sewer pipe) 2.30 Sistem sanitasi onsite Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 2.31 Wastewater Zat cair atau air buangan tercemar dari kegiatan operasi rumah tangga atau komersial atau industri, yang tercampur dengan air hujan atau air tanah akibat infiltrasi (Water Environment Federation) 2.32 Tangki septik (septic tank) Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga III. Persampahan 3.1 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui: mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah 3.2 Bangunan sarana pembuatan kompos Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca) 3.3 Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali) Metode pembuangan akhir sampah dengan cara penyebaran sampah secara terkendali dan dilakukan penimbunan dengan tanah secara berkala 3.4 Daur ulang kertas Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara -cara sederhana 3.5 Jenis sampah (UU No. 18 tahun 2008) - Sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik - Sampah sejenis sampah rumah tangga Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya - Sampah spesifik Adalah sampah yang meliputi: Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun Sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun Sampah yang timbul akibat bencana Puing bongkaran bangunan Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau Sampah yang timbul secara tidak periodik 3.6 Kompos Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis 3.7 Komposter windrow Metode pengomposan dengan pengudaraan menggunakan terowongan angin yang terbuat dari bambu x

3.8 Landfill Lahan pembuangan sampah yang menggunakan teknologi pembuangan sampah. Gunanya untuk meminimalkan dampak lingkungan dan melindungi kualitas air (baik air permukaan maupun bawah permukaan) 3.9 Leachate (Lindi) Bagian cairan yang terpisahkan dari zat padat dari campuran sampah yang mengalir secara gravitasi atau filtrasi 3.10 Open dumping Sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup 3.11 Pengelolaan sampah Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah 3.12 Pipa gas Sarana untuk mengalirkan gas hasil proses penguraian zat organik 3.13 Sampah Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008) 3.14 Sanitary Landfill Metode pengurugan sampah ke dalam tanah, dengan menyebarkan sampah secara lapis per lapis pada sebuah site (lahan) yang telah disiapkan, kemudian dilakukan pemadatan dengan alat berat, dan pada akhir hari operasi, urugan sampah tersebut kemudian ditutup dengan tanah penutup. 3.15 Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU No. 18 tahun 2008) 3.16 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008) 3.17 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008) 3.18 TPA Regional TPA yang digunakan oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota. TPA regional menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang dihadapi Kabupaten/Kota. 3.19 Transfer Depo Tempat memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut IV. Drainase 4.1 Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia 4.2 Drainase perkotaan Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia 4.3 Kolam retensi Sebidang tanah rendah, dikelilingi oleh embankment/timbunan atau tanggul yang membentuk semacam kesatuan hidrologis buatan. Artinya, tidak ada kontrol dengan air dari daerah luar selain yang dialirkan melalui perangkat manual xi

4.4 Saluran primer Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air 4.5 Saluran sekunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer 4.6 Saluran tersier Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder 4.7 Sistem drainase lokal Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan 4.8 Sistem drainase utama Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani seluruh wilayah perkotaan V. PHBS 5.1 Cuci Tangan Pakai Sabun Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir ( Pedoman STBM, 2008) 5.2 Sanitasi total Kondisi ketika suatu komunitas (Pedoman STBM, 2008): - Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) - Mencuci tangan pakai sabun - Mengelola air minum dan makanan yang aman - Mengelola sampah dengan benar - Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman xii