InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

dokumen-dokumen yang mirip
InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MTS

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 7 Nomor 3, hal 38-47

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa SMP dengan Menggunakan Pendekatan Diskursif

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MICROSOFT OFFICE EXCEL

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP PENCAWAN MEDAN. Arisan Candra Nainggolan

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Kata kunci : Pendekatan pembelajaran Matematika (PBM), Pemecahan Masalah Matematika, Komunikasi matematik.

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA PGSD DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Nurul Fajri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MTS KELAS VIII

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE

HUBUNGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN SELF ESTEEM SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI SEGIEMPAT

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

Taufiq, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTS

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 9

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Oleh: Anik Yuliani Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung anik_yuliani070886@yahoo.com ABSTRAK Salah satu yang menjadi fokus utama pengembangan pembelajaran matematika dari sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi adalah kemampuan komunikasi matematik. Mata kuliah di prodi pendidikan matematika yang banyak melibatkan kemampuan komunikasi matematik mahasiwa adalah mata kuliah statistika penelitian pendidikan matematika. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata kuliah statistika penelitian pendidikan matematika yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain eksperimen kelompok kontrol postes only. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan pendidikan matematika STKIP Siliwangi Bandung. Kemudian diambil mahasiswa angkatan 2011 kelas A1 dan A2 sebagai subyek sampel. Kelas A2 sebagai kelas eksperimen dan kelas A1 sebagai kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah seperangkat soal tes komunikasi matematik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil analisis secara kuantitatif, diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa pada taraf signifikansi 5%. Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning, Komunikasi Matematis. ABSTRACT One main goal of Mathematics learning development from primary to university level is the ability of mathematics communication. The subject that involves this in education mathematics major is the statistic of education mathematics study. The method that meets the caracter of this subject is CTL approach. The goal of this study is to analyze the improvement of mathematics comunication ability of the students who learn CTL approach and those who do not learn the approach. The applied method for this study is experimental control group postest only. The study population was all students of 2011, class a1 and a2. Class a2 as the exsperimental group and a1 as control group. Instrument in this study is a set 1

of problem of mathematic communication. This results of this study and analyze data as quantitative is an increase in mathematics communication ability of students who abtain CTL approach better than the increase in mathematics communication ability of students receiving conventional learning. Keywords: mathematics communication, CTL approach I. PENDAHULUAN Salah satu yang menjadi fokus utama pengembangan pembelajaran matematika dari sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi adalah kemampuan komunikasi matematik. Baroody (Ansari, 2003), mengemukakan bahwa terdapat dua alasan mengapa kemampuan komunikasi matematik sangat penting dimiliki oleh peserta didik. Alasan pertama, mathematics as language, yang diartikan bahwa matematika tidak hanya sekedar alat bantu dalam berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga a valuable tool for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and succinctly. Alasan kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar peserta didik dan juga komunikasi antara guru/dosen dan peserta didik. Hal ini merupakan bagian penting untuk nurturing children s mathematical potential. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang tertuang dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) yang menetapkan bahwa kemampuan matematik yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi (Wahyudin, 2008). Adapun yang menjadi karakteristik kemampuan komunikasi matematik menurut Sumarmo (2010) di antaranya adalah: (a) Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea, atau model matematis; (b) Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan; (c) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (d) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis; (e) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri. Salah satu mata kuliah di prodi pendidikan matematika yang banyak melibatkan kemampuan komunikasi matematik mahasiwa adalah mata kuliah statistika penelitian pendidikan matematika. Pada mata kuliah tersebut para mahasiswa dituntut untuk tidak hanya mampu menggunakan kemampuan penalaran saja, tetapi mereka juga dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi matematik yang baik. Dengan memiliki kemampuan komunikasi matematik yang baik para mahasiswa akan dapat memahami permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan statistika penelitian pendidikan matematika. Sebagai fasilitator, dosen harus dapat 2

menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dari materi statistika penelitian pendidikan matematika. Peran dosen dalam menekankan kemampuan komunikasi matematik juga tidaklah mudah, karena membutuhkan keahlian untuk memunculkan ide-ide mahasiswa agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para mahasiswa baik secara individu maupun secara berkelompok dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata kuliah statistika penelitian pendidikan matematika yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), di dalam pendekatan CTL masalah yang diangkat haruslah bersifat kontekstual, dan di dalamnya terdapat komunitas belajar yang menfasilitasi mahasiswa agar dapat mengungkapkan proses berpikir dan berargumentasi, sehingga kemampuan komunikasi matematik mahasiswa dapat lebih baik. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik yaitu dengan menciptakan suasana yang demokratis, yaitu individu dilatih untuk dapat mengemukakan pendapat kepada pihak lain melalui diskusi, kemudian dilatih untuk bisa berpikir mandiri dan diberikan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan sehingga individu tidak takut berbuat kesalahan dalam mengemukakan pendapatnya (Jossey, 2009). Dari pernyaataan tersebut, agar seorang mahasiswa memiliki kemampuan komunikasi matematik yang baik, maka dosen harus menyusun sebuah pembelajaran dengan suasana yang kaya akan interaksi baik mahasiswa dengan mahasiswa, atau pun mahasiswa dengan dosen melalui diskusi kelas. Berdasarkan uraian tersebut, pendekatan CTL sangat tepat untuk mengatasi rendahnya kemampuan komunikasi ini, karena dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, mahasiswa selalu diberikan permasalahan kontekstual yang realistik, kemudian adanya masyarakat belajar, penilaian selalu bersifat autentik dan pembelajaran dikemas menyenangkan. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik pada Mahasiswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematika mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa? Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi mahasiswa, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai salah satu sarana untuk melibatkan aktivitas mahasiswa secara optimal dalam memahami konsep matematika 3

sehingga konsep yang semula abstrak akan lebih cepat dipahami secara terintegrasi. 2. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang berharga sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik pada berbagai jenjang pendidikan. II. KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK, CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) 1. Kemampuan Komunikasi Matematik Menurut Sudrajat (2001), mengemukakan bahwa kemampuan komunikasi matematik merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk: (1) merefleksikan benda-benda nyata, gambar atau ide-ide matematika; (2) membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis konkret, grafik, dan aljabar; (3) menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah serta informasi matematika; (4) merespon suatu pernyataan/ persoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan. Sementara itu Sumarmo (2010) menjelaskan kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematis di antaranya adalah: (a) Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea, atau model matematis; (b) Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan; (c) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (d) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis; (e) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri. Cockroft (Shadiq, 2004) menyatakan pentingnya siswa belajar matematika dengan alasan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat dan berpengaruh (powerful), teliti dan tepat (concise), serta tidak membingungkan (unambiguous). Melihat pentingnya kemampuan komunikasi untuk siswa, NCTM (Shadiq, 2004) mendeklarasikan pernyataan bahwa pembelajaran di kelas TK sampai SMU di Amerika Serikat haruslah memberikan kesempatan kepada siswa untuk: (a) Mengorganisasi dan mengkonsolidasikan pemikiran dan ide matematika dengan cara mengkomunikasikannya; (b) Mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka secara logis dan jelas kepada teman sejawatnya, gurunya dan orang lain; (c) Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran orang lain. Adapun indikator komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunikasi tertulis yang diukur dengan soal tes hasil belajaryang meliputi kemampuan menjelaskan suatu persoalan secara tertulis dalam bentuk gambar (Menggambar); kemampuan menyatakan suatu persoalan secara tertulis dalam bentuk model matematis (Ekspresi Matematis); serta kemampuan menjelaskan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan dengan kata-kata sendiri dalam bentuk tulisan (Menulis). 4

2. Contextual Teaching and Learning Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang diduga sejalan dengan harapan dari kurikulum Indonesia saat ini. Pendekatan kontekstual memberikan arahan materi berdasarkan konteks-konteks yang ada dilingkungan kita sehari-hari yang sudah tidak asing bagi siswa, dengan demikian diharapkan siswa akan merasa senang untuk belajar matenatika. Hal ini sejalan dengan pengertian CTL yang dikemukakan oleh Howey, et al. (2001), bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada para siswa dalam menerapkan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam konteks yang bervariasi, baik konteks itu di dalam atau di luar sekolah. Dengan adanya penyajian materi yang sifatnya kontekstual diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah dunia nyata atau fenomena-fenomena yang terkait. Sementara itu Nurhadi (2003) menjelaskan bahwa pendekatan CTL merupakan salah satu konsep belajar yang sangat membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, guru mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sejalan dengan Nurhadi, Poedjiadi (2005), juga mengemukakan pendekatan CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan bangsa. Dalam pembelajaran yang menggunakan CTL, siswa dilibatkan secara langsung dalam aktivitas penting yang membantu para siswa mengaitkan palajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Penemuan makna merupakan ciri utama dari CTL (Johnson dan Alwasilah, 2002). Johnson dan Alwasilah (2002) mengatakan bahwa CTL adalah sistem yang menyeluruh yang terdiri atas bagian-bagian yang salin terhubung. Adapun sistem CTL mencakup 8 komponen yaitu :1). Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna; 2). Melakukan pekerjaan yang berarti; 3). Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri; 4). Bekerja sama; 5). Berpikir kritis dan kreatif; 6). Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang; 7). Mencapai standar yang tinggi; 8). Menggunakan penilaian autentik. Dengan melalui ke delapan proses tersebut diharapkan siswa dapat mamahami pentingnya matematika sehingga siswa akan mendapatkan makna yang lebih dalam terhadap konteks yang dipelajarinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa (2005) bahwa pembelajaran konstektual mendorong siswa memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar. Berdasarkan teori-teori tentang 5

CTL yang telah dipaparkan di atas maka definisi CTL yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan CTL merupakan salah satu konsep belajar mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang mereka hadapi. III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan disain penelitiannya sebagai berikut : O X O (Ruseffendi, 2005) O O Keterangan : O : Tes Kemampuan komunikasi matematik X : Perlakuan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan pendidikan matematika STKIP Siliwangi Bandung. Kemudian diambil mahasiswa angkatan 2011 kelas A1 dan A2 sebagai subyek sampel. Kelas A2 sebagai kelas eksperimen dan kelas A1 sebagai kelas kontrol. Disamping skenario pembelajaran untuk pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), dalam penelitian ini digunakan Instrumen berupa tes kemampuan komunikasi matematik. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa macam instrumen, yaitu seperangkat tes kemampuan komunikasi matematik. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran, dilakukan analisis skor gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: g = skor tes akhir skor tes awal skor maksimum ideal skor tes awal Tingkat perolehan skor gain ternormalisasi dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu : 0,70 < ( g ) : Tinggi 0,30 ( g ) 0,70 : Sedang ( g ) < 0,30 : Rendah 6

Aspek yang diukur kom mat IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Berdasarkan pengolahan data skor pretes, postes dan gain terhadap aspek komunikasi matematis yang akan diukur, diperoleh skor rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s). Berikut ini disajikan hasil pretes, postes dan gain kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL dan kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran biasa. Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes dan Gain Kemampuan Komunikasi Matematik CTL Biasa N Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain N x S x s x s x s x s x s 53 4,79 1,32 12,92 1,53 0,53 0,11 59 4,42 1,35 10,32 1,53 0,37 0,13 Keterangan : Skor Ideal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik = 20 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa untuk aspek kemampuan komunikasi matematis, rata-rata skor pretes pada kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL tidak berbeda jauh dengan kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran biasa. Sedangkan pada rata-rata skor postes kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih besar dari pada yang mendapat pembelajaran biasa. Untuk rata-rata gain pada kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL juga terlihat lebih besar dari pada kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran biasa. Untuk mendukung deskripsi peningkatan kemampuan komunikasi matematik yang telah dijelaskan, maka dilakukan analisis data kemampuan komunikasi matematik mahasiswa melalui uji statistik dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. 2. Analisis data gain a. Uji Normalitas H 0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian, jika sig. > α maka H 0 diterima. Setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh hasil pada Tabel 2. 7

Tabel 2 Uji Normalitas Gain Kemampuan Komunikasi Matematik kelas Kolmogorov-Smirnov a gain komunikasi Statistic df Sig. pendekatan CTL.136 53.016 pendekatan biasa a. Lilliefors Significance Correction.134 59.011 Dengan memperhatikan kriteria pengujian di atas, ternyata nilai signifikansi kelas eksperimen 0,016 dan pada kelas kontrol 0,011, keduanya lebih kecil dari α = 0,05. Artinya pada taraf signifikansi 5% data gain kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan CTL dan pembelajaran biasa tidak berdistribusi normal. Karena kedua data tersebut tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji perbedaan dua rata-rata dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. b. Uji Mann-Whitney H 0 : 1 2 H A : 1 2 Kriteria pengujian : Jika sig > 0,05 maka H 0 diterima Tabel 3 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Gain Kemampuan Komunikasi Matematik gain komunikasi Mann-Whitney U 501.500 Wilcoxon W 2271.500 Z -6.199 Asymp. Sig. (2-tailed).000 Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig..000 a 95% Confidence Interval Lower Bound.000 Upper Bound.026 Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig..000 a 95% Confidence Interval Lower Bound.000 Upper Bound.026 a. Based on 112 sampled tables with starting seed 299883525. b. Grouping Variable: kelas 8

Dari Tabel 3 diperoleh nilai sig (1-tailed) = 0,000; atau dengan kata lain sig < 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa pada taraf signifikansi 5%. V. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa pada taraf signifikansi 5%. DAFTAR PUSTAKA Ansari, B.I. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU melalui Strategi Think-Talk- Write.Disertasi pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Howey, K. R. (2001). Introduction to the Commissioned Paper, dalam Howey, et al. Contextual Teaching and Learning: Preparing Teacher to Enhance Student Success in the Workplace and Beyond (pp. 19-31). Eric Clearing House Teaching and Teacher Education. Johnson, E.B dan Alwasilah. C. (2002). Contextual Teaching and Learning. Jakarta: MLC. Jossey-Bass Teacher (2009). Mega-Fun Math Games and Puzzles for the Elementary Grades. USA: John Wiley & Sons, Inc. Mulyasa, E. (2005), Menjadi Guru Profesional, Bandung, Ramaja Rosda Karya Nurhadi (2003), Pendekatan Konstektual (Contextual Teaching and Learning), Jakarta, Ditjen Dikdasmen Depdiknas. Poedjiadi, A. (2005), Sain Teknologi Masyarakat, Model pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai, Bandung, Remaja Rosdakarya. Ruseffendi, E. T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non- Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito Shadiq, F. (2004). Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematika. Diklat Instruktur PengembanganMatematika SMP Jenjang Dasar. PPPG Matematika. Yogyakarta. Sumarmo, U. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FPMIPA UPI.Tersedia. Wahyudin (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Bandung: UPI. 9