ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

IDENTIFIKASI RISIKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA BAGIAN PRODUKSI LINEN DI CV.PRIMATEX LESTARI SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

GAMBARAN PENGELOLAAN LINEN DI BAGIAN LAUNDRY RSPAU Dr. SUHARDI HARDJOLUKITO YOGYAKARTA ABSTRACT

Risk Analysis : Severity & Likelihood

BAB IV HASIL PENELITIAN

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH NOMOR : /TU.K/ / /2015

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Direktur Utama RS Trimitra STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR. Dr.

ALUR PENCUCIAN KAIN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY RS. ROYAL PRIMA KOTA MEDAN

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

CHECK LIST METODE PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI, BEKASI TAHUN 2014

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI INDUSTRI BATIK (STUDI KASUS DI INDUSTRI BATIK GT LAWEYAN SURAKARTA)

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

Kuesioner Penelitian

Keywords: HIRARC, risk control.

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

PERANCANGAN PENGENDALIAN K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis)

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT (HIRA) PADA PROSES FABRIKASI PLATE TANKI 42-T-501A PT PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

ABSTRAK. Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

Pengendalian infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

KUESIONER PENELITIAN

IMPLEMENTASI METODE JOB SAFETY ANALYSIS DAN RISK ASSESSMENT DI GUDANG BAHAN BAKU PT. XYZ TBK.

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,

Transkripsi:

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak terjadi kembali. Bahaya dari dikumpulkan menjadi satu didalam laundry berasal dari pasien yang menderita dari berbagai penyakit, pengguna Alat Pelindung Diri (APD) yang benar dan tepat adalah salah satu cara untuk mengendalikan hal tersebut. Rumah Sakit mempunyai risiko penularan penyakit infeksi dan juga terdapat beberapa risiko bahaya yang mempengaruhi kondisi di Rumah sakit, salah satunya di Instalasi laundry. Pada proses pekerjaan di laundry terdapat potensial bahaya yang berasal dari beberapa faktor yaitu unsafe action seperti bahaya fisik kebisingan dan penerangan, bahan kimia yang dipakai seperti deterjen, desinfektan dan pewangi, serta unsafe action (faktor manusia) seperti ketidakdisiplinan dalam pemakaian alat pelindung diri Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri : a) Topi/helm b) Masker c) Pelindung mata d) Pakaian panjang (coverall) e) Apron f) Pelindung kaki/sepatu boot g) Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves) Hal ini telah diatur dalam Undang-undang Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B. Identifikasi dan Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Laundry Identifikasi risiko dilakukan dengan menggunakan metode JSA (Job Safety Analysis) setiap tahapan proses kerja, kemudian dilakukan Analisis risiko dengan menggunakan metode kualitatif untuk menentukan nilai Consequency (konsekuensi) dan likelihood (kemungkinan) dari setiap risiko. Nilai tersebut kemudian dihitung dan dibandingkan dengan tabel matrik risiko metode kualitatif untuk mendapatkan tingkatan risiko (Risk Rating)

Tabel Ukuran dari Level Penjelasan A Almost Certain Dapat terjadi setiap saat B Likely Kemungkinan terjadi sering C Possible Dapat terjadi sekali kali D Unlikely Kemungkinan terjadi jarang E Rare Hanya dapat terjadi keadaan tertentu Tabel Ukuran dari Consequency Level Penjelasan Indikator 1 Insignifant Tidak terjadi cedera. Terjadinya dampak tetapi Kerugian finansial tidak cedera hanya kecil penyakit atau keluhan Contohnya : terpapar suhu panas, pengangkatan manual, pelipatan manual 2 Minor Cedera ringan. seperti : memar, luka, Kerugian finansial sehingga penanganan sedang cukup dengan P3K Contohnya : terinjak, tangan terjepit, kejatuhan ember, terpleset lantai 3 Moderate Cedera sedang, perlu Terjadidampak serius tapi penanganan medis, bukan cedera melainkan kerugian finansial penyakit dalam tubuh besar seperti : diare, gangguan pernafasan, sehingga membutuhkan penanganan medis Contoh : adanya bakteri pegangan, bakteri kotor, terhirup bahan kimia 4 Major Cedera berat lebih Terjadinya cedera berat dari satu orang, dan menimbulkan kerugian kerugian besar, akibat berkurangnya gangguan produksi kemampuan berproduksi atau bekerjacontoh : patah tulang 5 Catastrophic Fatal lebih dari satu Terjadinya dampak yang orang, kerugian serius yang dapat

sangat besar dan menyebabkan kematian. terhentinya seluruh efek dari dampak ini dapat kegiatan mempengaruhi lingkungan. Contoh : tersengat listrik Matriks Analisis Risiko Kualitatif (Level Risiko) A ( Almost Certain) B (Likely) C (Possible) D (Unlikely) E (Rare) 1 (Insignifant) 2 (Minor) 3 (Moderate) 4 (Major) 5 (Catastrophic) H H E E E M H H E E L M H E E L L M H E L L M H H Keterangan : E : Extreme Risk (Risiko sangat tinggi) dibutuhkan tindakan secepatnya H : High Risk (Risiko Tinggi), dibutuhkan perhatian dari manajemen puncak M L : Moderate Risk (Risiko Sedang) tanggung jawab manajemen harus spesifik : Low Risk (Risiko Rendah), ditangani dengan prosedur rutin Matriks Analisis Risiko Pada Tahap Pengumpulan Linen Mendorong dengan Membuka pintu laundry pegangan Tangan terjepit Matriks Analisis Risiko Pada Tahap Pendistribusian Linen Mendorong dengan pegangan

Berdasarkan risiko tahap pengumpulan dan pendistribusian, risiko yang paling tinggi adalah terkena bakteri pegangan saat mendorong dengan dengan tingkat risiko sangat tinggi (Extreme). Risiko ini memiliki nilai Consequency 3 karena yang digunakan jarang dibersihkan yang akan mengakibatkan terkena infeksi pencernaan atau diare dan membutuhkanpenanganan medis serta risiko ini dapat terjadi setiap saat sehingga bernilai A. Infeksi terjadi bila orang yang tidak kebal atau tidak resisten berkontak dengan suatu agen infektif yang terjadi melalui inhalasi percikan (droplet), spora dan debu tercemar. Diperlukan upaya pencegahan berupa K3RS seperti pemeriksaan kesehatan awal dan berkala tenaga kerja, melakukan pengobatan ke tenaga kerja yang sakit serta komunikasi sebelum bekerja (safety talk). Matriks Analisis Risiko Pada Tahap Pemilahan Linen Mengangkat ember yang telah dipilah Memilah Linen Infeksi dan non infeksi Kaki kejatuhan ember kotor E L L M H H Berdasarkan risiko tahap pemilahan, risiko yang paling tinggi adalah saat memilah infeksus dan non infeksius yaitu terkena bakteri yang kotor dan saat mengangkat ember dengan cara manual. Kedua tahapan ini memiliki tingkat risiko tinggi (High). Untuk risiko terkena bakteri kotor, dapat terjadi karena petugas kurang menjaga kebersihan badannya dan tidak mengenakan Alat Pelindung Diri yang lengkap, sehingga mengakibatkan terkena infeksi pencernaan dan iritasi kulit. Sedangkan risiko mengangkat ember dengan cara manual berakibat terjadinya nyeri otot

fisik yang berat akan mengakibatkan perubahan fisiologis.untuk menghadapi tersebut dapat dilakukan beberapa upaya antara lain dengan pengaturan jadwal istirahat, waktu dan lamanya istirahat, supaya tenaga kerja dapat melepaskan lelah suatu beban. Dalam memperkecil kecelakaan kerja karena ketidaktahuan tentang penggunaan alat kerja, hal yang dapat dilakukan antara lain dengan latihan kerja yang aman, dan pemakaian alat pelindung diri. Matriks Analisis Risiko Pada Tahap Pencucian Linen Merendam kotor Proses Pencucian Menyalakan Mesin kotor Terhirup bahan kimia Tersengat listrik Matriks Analisis Risiko Pada Tahap Penyetrikaan Linen Proses Pensetrikaan Menyalakan Alat Setrika Terkena serika panas Tersengat listrik

Berdasarkan risiko tahap pencucian dan penyetrikaan, risiko yang paling tinggi adalah tersengat listrik saat menyalakan mesin cuci dengan tingkat risiko sangat tinggi (Extreme). Risiko ini memiliki nilai Consequency 5 karena pekerja tidak berhati hati terhadap adanya bahaya, sehingga akan mengakibatkan dampak serius seperti tersengat listrik hingga dapat menyebabkan kematian. Risiko ini terjadi jarang tetapi mungkin terjadi jika pekerja ceroboh atau tidak berhati hati dalam bekerja sehingga (likelihood) termasuk dalam kategori Unlikely dengan nilai D. KESIMPULAN 1. Berdasarkan tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja tahapan kerja di Instalasi laundry, yaitu : a. Extreme (sangat tinggi) sebesar 24% yaitu risiko adanya bakteri pegangan, tersengat listrik dan kebakaran b. High (tinggi) sebesar 24 % yaitu risiko nyeri otot saat mengangkat ember dengan manual, infeksi pencernaan dan kulit akibat bakteri kotor, terpleset dan terjatuh akibat lantai licin saat mendorong, terhirup bahan kimia seperti detergen, pewangi dan klorin c. Moderate (sedang) sebesar 33% yaitu risiko kaki luka karena terinjak, terpleset dan terjatuh akibat lantai licin saat mendorong, iritasi kulit akibat uap panas setrika, dan nyeri otot akibat menempatkan dengan manual. d. Low (rendah) sebesar 19% yaitu terdapat risiko tangan terluka akibat terjepit pengunci pintu, kaki memar karena kejatuhan ember saat menimbang, tersandung akibat lantai yang rusak, tangan terluka akibat terkena setrika panas