PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGANTAR MATERIAL TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Material Teknik

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

Analisis Coran Kuningan dari Limbah Rosokan dan Gram-Gram Sisa Permesinan untuk Komponen Permesinan

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK COR PROPELER KUNINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENELITIAN TENTANG PENINGKATAN KEKERASAN PADA PERMUKAAN BUSHING DENGAN HEAT TREATMENT METODE KONVENSIONAL

PROSES MANUFACTURING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PRESTRAIN BERTINGKAT TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Gugun Gumilar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok. Abstraksi

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Studi Komparasi Pengaruh Holding Time. Pada Proses Carburizing Steering Gear

: MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK)

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

VARIASI UKURAN PASIR CETAK TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK CORAN SCRAP PISTON SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1, Sigit Budi Hartono 2 2.

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

ANALISIS KUALIT AS PRODUK CORAN PELEK GOKART DARI P ADUAN ALUMINIUM.

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN CORAN PADUAN Al-Mg-Si

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

Perubahan Nilai Kekerasan dan Struktur Mikro Al-Mg-Si Akibat Variasi Temperatur Pemanasan. Disusun Oleh

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

Karakterisasi Material Sprocket

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

85%Cu-15%Zn % Cu - 30% Zn % Cu - 40% Zn

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

Transkripsi:

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO Eko Nugroho Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univ. Muh Metro Jl. Ki Hajar Dewantara no 115 Metro E-mail exonugros@yahoo.co.id Abstrak Kuningan yang merupakan logam non ferro banyak digunakan dalam industri. Kuningan merupakan logam paduan tembaga dan seng dengan lebih dari 50 % tembaga dan seng sebagai logam pemadu utama. Penambahan unsur aluminium pada kuningan bertujuan untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatannya. Pelaksanaan penelitian, aluminium akan dicampurkan kedalam kuningan dengan komposisi 1 % dan 3 % saja. Untuk menambahkan unsur aluminium kedalam kuningan dilakukan proses pengecoran. Pengujian dilakukan dengan mempersiapkan tiga buah spesimen dengan komposisi yang berbeda yaitu kuningan tanpa penambahan unsur aluminium, kuningan dengan penambahan 1% unsur aluminium, dan kuningan dengan penambahan 3% unsur aluminium. Kemudian dilakukan pengujian kekerasan, kekuatan tarik, dan metallografi terhadap benda uji sehingga didapat data dari pengujian yang dilakukan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penambahan unsur aluminium mengakibatkan kuningan mengalami peningkatan kekerasan dan kekuatan. Nilai kekerasan menjadi meningkat dari 91,152 VHN sampai 95,693 VHN, kekuatan tarik menjadi meningkat dari 26,274 kgf/mm 2 sampai 27,229 kgf/mm 2. Hasil pengamatan struktur mikro didapat besar butir kuningan menjadi lebih halus. Kata Kunci : Aluminium, Kuningan, Kekerasan, Uji Tarik, Uji Struktur Mikro. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan IPTEK yang sedemikian pesat dewasa ini, merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional yang salah satu titik beratnya adalah dibidang industri. Pemilihan bermacam-macam ragam bahan atau material logam yang biasa dipergunakan sebagai bahan industri menjadi fenomena didalam proses produksi. Pemilihan material tidak hanya berdasarkan pertimbangan teknik semata tetapi dari segi ekonomisnya perlu dipertimbangkan. Penentuan material yang tepat pada dasarnya merupakan kompromi antara berbagai sifat bahan yang dapat memenuhi syarat yang telah ditentukan. Hal ini telah memacu para ahli dibidang metallurgi untuk menciptakan teknologi meningkatkan kemampuan material sesuai manfaat yang diinginkan untuk mencapai hasil yang optimal. Guna menunjang teknologi tersebut, keberadaan logam sangat penting untuk menunjang sektor industri, terutama logam non ferrous. Salah satu logam non ferrous yang digunakan sebagai komponen-komponen mesin maupun kerajinan adalah kuningan. Kuningan merupakan paduan tembaga dan seng dengan lebih 50 % tembaga, dan seng sebagai logam paduan utama. Kuningan banyak digunakan karena kuningan mempunyai ketahanan korosi dan ketahanan aus yang baik. Selain itu mampu cornya juga baik, sehingga bahan ini banyak digunakan. Dalam kesempatan ini akan dilakukan penelitian dan percobaan dengan menambah aluminium pada proses pengecoran sebagai bahan pengikat pada kuningan. Karena itu perlu dilakukan analisa seberapa besar pengaruh unsur aluminium dalam kuningan terhadap perubahan sifat mekanik dari kuningan tersebut. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui gejala yang timbul terhadap perubahan sifat mekanik kuningan sehingga penggunaan kuningan dalam berbagai bidang industri dapat lebih. 10

Tinjauan Pustaka Kuningan Kuningan merupakan paduan dari tembaga (Cu) dengan seng (Zn). Perubahan prosentase Zn dalam paduan tersebut, menyebabkan perubahan sifat-sifat dari kuningan tersebut, baik fisik maupun mekanik. Untuk mendapatkan kuningan istimewa maka ditambahkan logam-logam tertentu. Logam-logam yang biasa ditambahkan atau dipadukan pada kuningan antara lain : Aluminium ( Al ), Plumbum ( Pb), Mangan ( Mn ), Nikel ( Ni ), dengan maksud untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan. Berdasarkan diagram fasa Cu-Zn dengan presentase Zn 40%, maka kuningan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu : 1. Kuningan α, dengan fasanya α dan mengandung ± 39 % Zn. 2. Kuningan α + β, dengan fasanya α + β, yang mempunyai rasio 60 : 40 untuk kandungan Cu dan Zn. Gambar. 1 Struktur Mikro Kuningan Aluminium Aluminium merupakan unsur yang berlimpah yang ada di bumi ini dan terdapatnya selalu berupa kombinasi dengan unsur lain. Bauksit merupakan salah satu senyawa yang didalamnya terdapat unsur aluminium. Berat jenis aluminium sekitar 2,7 kg/dm 3 dan memiliki titik lebur 660 0 C. Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang baik, oleh sebab itu paduan aluminium terutama dipakai pada industri pesawat terbang. Sifat-sifat Fisik Aluminium Aluminium memiliki beberapa kombinasi sifat-sifat teknik yang menyebabkan dipilihnya aluminium untuk bahan teknik, antara lain : 1. Berat jenis 2,7 kg/dm 3 Keadaan ini membuat aluminium termasuk dalam logam ringan. Oleh karena itu banyak digunakan pada konstruksi yang ringan, seperti bagian-bagian pesawat terbang dan alat transportasi lainnya. 2. Tahan korosi. Sifat tahan korosi pada aluminium diperoleh karena terbentuknya oksida aluminium pada permukaan aluminium. Lapisan ini akan melekat pada permukaan dengan kuat sehingga akan melindungi bagian dalam. 3. Sifat penghantar panas yang baik. 4. Sifat penghantar listrik 5. Titik cair aluminium 660 0 C Penguatan dengan Penghalusan Butir Secara mikrostruktur, logam tersusun dari butir-butir logam yang memiliki orientasi tertentu. Antara butir yang satu dengan butir yang lain dibatasi oleh batas butir ( grain boundary). Butir (grain) adalah sekumpulan partikel-partikel logam yang memiliki orientasi kristal yang sama. Makin banyak partikel-partikel yang terkumpul pada suatu lokasi dengan arah orientasi kristal yang sama maka makin besarlah butir tersebut. Batas butir merupakan bidang yang membatasi antara partikel-partikel logam yang berbeda orientasinya. Butir yang memiliki diameter sampai 10 mikron disebut butir halus. Diameter butir sampai 50 mikron disebut butir sedang dan lebih dari 50 mikron biasanya disebut butir kasar. Besar butir logam sangat menentukan sifat mekaniknya. Persamaan yang menghubungkan antara diameter butir dengan kekuatan luluh bahan (yield) logam dikenal dengan Persamaan Hall-Petch. σy = σi + k D -1/2 ( Lit 9 hal 286) Dimana : σy = Tegangan luluh Σi = Tegangan gesekan, yang menyatakan tahanan kristal keseluruhan terhadap pergerakan dislokasi 11

k = Konstanta pengunci, yang mengukur pengaruh penguatan relatif dari batas butir D = Diameter butir. Dari persamaan di atas terlihat bahwa dengan semakin halusnya butir maka kekuatan luluh bahan akan semakin tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk metoda penguatan bahan dengan mekanisme penguatan besar butir (Grain Size Strengthening). Mekanisme penguatan dengan penghalusan butir dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah : 1. Penambahan unsur paduan (alloying) 2. Deformasi plastis (work hardening) 3. Perlakuan panas BAHAN PROSES PENGECORAN SPESIMEN UJI PENGUJIAN - Uji Kekerasan - Uji Tarik - Uji Metallografi ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 2 Batas butir menghalangi slip Metode Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang dilaksanakan menurut diagram alir pada gambar 3. Gambar 3 Diagram Alir Metode Penelitian Bahan dan Alat Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : A. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuningan dan aluminium. B. Peralatan untuk mengecor kuningan, yaitu : a. Dapur kowi, digunakan untuk memanaskan dan melebur kuningan hingga suhu pengecoran b. Kowi, yang berfungsi sebagai penampung cairan logam c. Batang karbon, yang berfungsi untuk mengaduk coran d. Cetakan, yang berfungsi untuk membentuk spesimen e. Peralatan pelengkap lainnya 12

C. Peralatan pengujian a. Alat uji kekerasan Vickers type VKH-2E,Cap=50 kgf b. Mesin uji tarik type RAT-30P Cap 30 Tf c. Mikroskop optik type PME 3-11 B / 312 B Olympus Optical Co. LTD. Proses Pembuatan Benda Uji Berdasarkan aliran proses pada pembuatan coran, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah kuningan dan aluminium dengan perbandingan sebagai berikut : Tabel. I. Perbandingan Komposisi Kuningan Dan Aluminium No Kuningan Aluminium ( % ) Gram ( % ) Gram 1 100 1000 0 0 2 99 990 1 10 3 97 970 3 30 Pembuatan Pola Pola merupakan bentuk tiruan dari benda kerja yang sebenarnya yang digunakan untuk membuat rongga cetakan. Bahan pola yang sering digunakan adalah kayu (termasuk plastik ) dan logam. Pola yang digunakan dalam pembuatan spesimen ini adalah pola logam dengan pertimbangan agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda cor dan penanganan cetakan menjadi lebih mudah. Gambar 4 menunjukkan bentuk dan ukuran dari pola yang akan digunakan. Hasil dan Pembahasan Hasil dari penelitian dapat diketahui besarnya pengaruh penambahan unsur Aluminium terhadap kekerasan dan kekuatan kuningan. Data yang diperoleh dari hasil pengujian yang dilakukan selanjutnya dianalisa dan disimpulkan. Dimana dari hasil pengujian mengenai pengaruh unsur aluminium terhadap sifat mekanik kuningan didapat dua bentuk data, yaitu data nilai kekerasan dan data kekuatan tarik pada kuningan setelah dilakukan penambahan unsur aluminium dengan persentase yang berbeda. Data Pengujian Kekerasan Kekerasan VHN 99 97 95 93 91 89 87 85 1 2 3 4 5 6 Gambar 5 Grafik Kekerasan Rata-Rata Spesimen Data Pengujian Tarik Titik Pengukuran Tabel II. Data Hasil Pengujian Tarik Al 0 Al 1 Al 3 Gambar 4 Bentuk Dari Pola Logam Hasil Pengamatan Metallografi Untuk mengetahui perbedaan struktur mikro tiap spesimen terhadap pengaruh aluminium yang ditambahkan kedalam kuningan, maka dilakukan pengamatan metallografi. 13

Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik type PME 3-11 B/312B Olympus Optical Co.ltd terhadap tiap spesimen yang dipoles dan dietsa dengan larutan 80ml HNO3 dan 40ml aquades. Struktur Mikro Tiap Spesimen Gambar yang dihasilkan dari spesimen adalah sebagai berikut: (a) (c) (b) Gambar 6 Struktur Mikro Kuningan Tanpa Penambahan Unsur Aluminium (a). 0%, (b). 1%, (c). 3% Pembahasan Dari penelitian ini dapat diketahui pengaruh penambahan unsur aluminium terhadap perubahan kekerasan dan kekuatan kuningan. Penelitian ini juga memperlihatkan perubahan struktur mikro kuningan yang telah dicampur dengan unsur aluminium. Pada pengujian kekerasan diperoleh data bahwa spesimen kuningan mengalami peningkatan kekerasan setelah dilakukan penambahan unsur aluminium. Pengerasan ini dapat terjadi karena dislokasi mengalami kesulitan untuk bergerak dari satu butir ke butir lainya. Nilai kekerasan menjadi meningkat dari 91,152 VHN sampai 95,693 VHN. Hasil yang diperoleh dari pengujian tarik menunjukkan bahwa kekuatan tarik kuningan meningkat dengan adanya tambahan unsur aluminium. Hal ini dapat disebabkan karena terhambatnya gerak dislokasi oleh batas butir yang akan menimbulkan konsentrasi tegangan pada ujung kelompok penumpukan dislokasi karena pengaruh tegangan dari luar dan cukup untuk memicu sumber di butir-butir di sekitarnya. Ada beberapa cara partikel halus dapat bertindak sebagai penghalang terhadap dislokasi. Partikel itu dapat bertindak sebagai partikel kuat yang tak mudah terpotong, dimana dislokasi hanya dapat bergerak dengan perubahan tajam dalam lengkungan garis dislokasi, sedangkan dilain pihak partikel tersebut dapat bertindak sebagai partikel koheren, dimana dislokasi dapat lewat tetapi hanya pada tingkat tegangan jauh diatas yang diperlukan untuk menggerakkan dislokasi. Dari hasil penelitian didapat kekuatan tarik kuningan menjadi neningkat dari 26,274 kgf/mm 2 sampai 27,229 kgf/mm 2. Konsentrasi fasa pada struktur mikro kuningan tampak lebih menyebar merata yang disebabkan penambahan unsur aluminium. Penyebaran ini menjadikan batas butir kuningan menjadi lebih halus. Kesimpulan X Dari hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa kuningan yang diberi tambahan unsur aluminium ternyata mengalami peningkatan kekuatan bila dibandingkan dengan kuningan tanpa unsur aluminium. Hal ini dapat disebabkan karena terhambatnya gerak dislokasi oleh batas butir yang akan menimbulkan konsentrasi tegangan pada penumpukan dislokasi. Peningkatan kekerasan pada kuningan dengan penambahan unsur aluminium disebabkan karena dislokasi mengalami kesulitan untuk bergerak dari satu butir ke butir lainnya. Dari pengujian struktur mikro didapatkan hasil butiran yang lebih halus dengan penambahan unsur aluminium dalam kuningan, serta terlihat konsentrasi fasa yang terbentuk lebih menyebar. 14

Daftar Pustaka [I]. Tata Suardia dan Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Pradnya Paramita, Jakarta, 1986. [II]. Sriati Djaprie, Teknologi Mekanik, Erlangga, Jilid I, 1990. [III]. Van Vlack dan Sriati Djaprie, Ilmu Dan Teknologi Bahan, Erlangga, Jakarta, 1987. [IV]. Tata Suardia dan S. Saito, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta, cetakan kedua. [V]. George E. Dieter, Metallurgi Mekanik, Erlangga, Jakarta, 1990, Edisi ketiga. [VI]. Earl R. Parker, Materials Data Book, Mc Graw Hill, California,1967. [VII]. Smith, Materials Science and Engineers Series Structure and Properties of Engineering Alloys, McGraw Hill, 1993, Second Edition. [VIII]. S. Grabowski and P. Entel, Elementary Diffusion Processes In Cu- Zn-Al Alloy, Universitat Duisburg, Germany. [IX]. [X]. R.E. Smallman, Metallurgi Fisik Modren, PT. Gramedia, Jakarta, 1991, Edisi keempat. K.J. Pascoe, An Introduction To The Properties Of Enginering Material, Van Mostrand Reinhold Co, Ltd, 1978, Third Edition. 15