PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAL INOUSTRI A6RO DAN HlMlA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. SNI. Sepatu. Pengaman.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KAWAT BAN (BEAD WIRE/KB) SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Standar Nasional Indonesia. Tangki Air Silinder.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

wajib, perlu menetapkan petunjuk reknis peraksanaan Pemberlakuan snl Kakao Bubuk secara wajib (oi ggs) atau revisinya;

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KABEL SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

Mcntel'i Pcrindustrian Rcpublik Indoncshl

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/M-IND/PER/2/2008

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Menteri PerindustrianRepublik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01/M-IND/PER/1/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

, No.1750 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN. SNI. Baterai Primer.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.1780 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Helm. Roda Dua. Standar. Nasional

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIANREPUBLIK INDONESIA NOMOR: 85/M-IND/PER/11/2008

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

Transkripsi:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) TABUNG BAJA LPG SECARA WAJIB DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 92/M-IND/PER/11/2007 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Terhadap 5 (lima) Produk Industri Secara Wajib, Pasal 1 ayat (1) butir 1, perlu menerbitkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan Tabung Baja LPG secara Wajib; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73/M Tahun 2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Perindustrian; 2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian; 3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 92/M-IND/PER/11/07 tentang Pemberlakuan Standar Nasional terhadap 5 (lima) Produk Industri Secara Wajib; 4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 93/M-IND/PER/11/07 tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Penerapan/Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Secara Wajib Terhadap 5 (Lima) Produk Industri

M E M U T U S K A N : Menetapkan PERTAMA : Memberlakukan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Tabung Baja LPG Secara Wajib sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman dalam Pemberlakuan SNI Tabung Baja LPG Secara Wajib. KEDUA : Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 7 Januari 2008 DIREKTUR JENDERAL ANSARI BUKHARI Salinan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian; 2. Menteri Perdagangan; 3. Menteri Perhubungan; 4. Direktur Jenderal Bea & Cukai, Departemen Keuangan; 5. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan; 6. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan; 7. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian; 8. Kepala Badan Standardisasi Nasional; 9. Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perindustrian di ropinsi/kabupaten/kota; 10. Kepala Balai di lingkungan Departemen Perindustrian.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01 /ILMTA/PER/1/2008 TANGGAL : 7 Januari 2008 PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) TABUNG BAJA LPG SECARA WAJIB 1. BAB I : KETENTUAN UMUM 2. BAB II : LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB TABUNG BAJA LPG 3. BAB III : TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 4. BAB IV : PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TEKNIS 5. BAB V : TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI 6. BAB VI : TATA CARA SERTIFIKASI UJI ULANG UNTUK TABUNG YANG TELAH BEREDAR 7. BAB VII : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 8. BAB VIII : PENUTUP DIREKTUR JENDERAL ANSARI BUKHARI

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) PEMBERLAKUAN SNI WAJIB TABUNG BAJA LPG SNI 1452-2007 BAB I KETENTUAN UMUM 1.1. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) Tabung Baja LPG adalah Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada produsen yang mampu menghasilkan Tabung Baja LPG yang sesuai persyaratan SNI atau revisinya. 1.2. Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau ISO 9001:2000 atau revisinya atau sistem mutu lainnya. 1.3. Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang melakukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI yang telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian. 1.4. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang melakukan kegiatan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu yang telah mendapatkan akreditasi dari KAN. 1.5. Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh Tabung Baja LPG sesuai spesifikasi/metode uji SNI dan telah mendapatkan akreditasi dari KAN atau Laboratorium Penguji yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian. 1.6. Tabung Baja LPG adalah tabung bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquefied petroleum gas) 1

dengan kapasitas pengisian antara 3 kg (7,3 liter air) sampai dengan 50 kg (108 liter air) dan memiliki tekanan rancang bangun minimum 18,6 kg/cm 2. 1.7. Industri Tabung Baja LPG adalah industri yang memproduksi Tabung Baja LPG minimal melakukan proses drawing, circum, annealing, shot blasting, painting dan memiliki peralatan pengendalian mutu berupa hidrostatik tes dan leak test. 1.8. Pertimbangan Teknis adalah Surat Keterangan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian tentang supply demand. 1.9. Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan kepada importir untuk mendaftarkan Tabung Baja LPG yang akan diimpor setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian. 2

BAB II LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB TABUNG BAJA LPG 2.1. Pemberlakuan SNI Tabung Baja LPG SNI 1452-2007 secara wajib dengan Nomor Harmonized System (HS ): ex. 7311.00.91.00 dan ex. 7311.00.99.00. 2.2. Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Tabung Baja LPG Secara Wajib, maka Tabung Baja LPG yang tidak sesuai dengan butir 2.1., tidak boleh diproduksi dan diperdagangkan. 2.3. Tabung Baja LPG yang telah di produksi dan beredar sebelum berlakunya peraturan menteri No. 92/M-IND/PER/11/07 dalam waktu selama-lamanya 10 tahun harus telah selesai diuji ulang oleh pengelola tabung Baja LPG sesuai dengan ketentuan SNI. 2.4. Terhadap Tabung Baja LPG yang telah lulus uji ulang sesuai butir 2.3., diberikan keterangan lulus uji dan bagi Tabung Baja LPG yang tidak lulus uji harus dimusnahkan oleh pengelola tabung. 2.5. Mekanisme dan prosedur pelaksanaan sesuai butir 2.3 dan 2.4 diatur oleh Instansi Teknis yang bidang tugasnya meliputi Minyak dan Gas Bumi. 2.6. Pengelolaan terhadap Tabung Baja LPG yang beredar diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh Instansi Teknis yang bidang tugasnya meliputi Minyak dan Gas Bumi. 3

BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 3.1. Perusahaan mengajukan permohonan SPPT SNI ke LSPro sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh LSPro dan memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut : a. Formulir Permohonan; b. Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI; c. Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Tanda SNI. 3.2. Pelaku usaha dapat memperoleh SPPT SNI Tabung Baja LPG yang diberlakukan wajib apabila telah memenuhi skema di bawah ini: 1. Skema sertifikasi tipe 5 dilakukan sesuai tahapan sebagai berikut: a. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LSPro, meliputi : 1) Akte Perusahaan untuk perusahaan dalam negeri dan yang sejenis untuk perusahaan luar negeri; 2) Izin Usaha Industri (IUI) untuk perusahaan dalam negeri dan yang sejenis untuk perusahaan luar negeri dengan lingkup produk Tabung Baja LPG; 3) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM untuk produk Tabung Baja LPG dan atau lisensi dari pemilik merek. b. Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM), yang dibuktikan dengan: 1) Surat pernyataan dari pelaku usaha tentang kesesuaian penerapan SMM berdasarkan SNI 19-9001-2001 atau ISO 9001:2000 atau revisinya. Dalam hal ini LSPro harus melakukan audit SMM secara lengkap; 4

2) Sertifikat SMM berdasarkan SNI 19-9001-2001 atau ISO 9001:2000 atau revisinya yang diterbitkan oleh LSSM. Dalam hal ini LSPro melakukan audit SMM hanya untuk persyaratan yang berkaitan dengan pengendalian proses produksi dan pengendalian mutu. c. Telah memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji yang yang telah melakukan MoU dengan LSPro. d. Penilaian kesesuaian yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk, Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu, Laboratorium Penguji atau Lembaga Inspeksi di luar negeri dapat diterima, sepanjang telah mempunyai perjanjian bilateral atau multilateral di bidang regulasi teknis antara Republik Indonesia dengan negara lain. Catatan: 1). Pengambilan contoh uji dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang ditugaskan oleh LSPro bersama-sama dengan penugasan Tim Asesor untuk Audit SMM. 2). Sertifikat Hasil Uji (SHU) yang diterbitkan oleh laboratorium penguji disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label Contoh Uji (LCU) untuk contoh uji. 2. Skema sertifikasi tipe 1b dilakukan sesuai tahapan sebagai berikut : a. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LSPro, meliputi : 1). Akte Perusahaan untuk perusahaan dalam negeri dan yang sejenis untuk perusahaan luar negeri; 2). Izin Usaha Industri (IUI) untuk perusahaan dalam negeri dan yang sejenis untuk perusahaan luar negeri dengan lingkup produk Tabung Baja LPG; 3). Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM untuk produk Tabung Baja LPG dan atau lisensi dari pemilik merek. 5

b. Verifikasi terhadap prasarana produksi dan pengendalian mutu produk di pabrik sesuai dengan Bab I butir 1.7. dilakukan 1 (satu) kali pada awal proses permohonan. c. Telah memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji yang yang telah melakukan MoU dengan LSPro. Pengujian kesesuaian mutu produk sesuai SNI berlaku untuk setiap lot produksinya. Yang dimaksud dengan 1 (satu) lot produksi adalah hasil produksi selama 3 (tiga) bulan atau jumlah produk sebanyak 500.000 buah, diambil mana yang lebih dahulu dicapai d. Masa berlaku SPPT SNI adalah sesuai dengan lot produksinya Catatan: 1). Pengambilan contoh uji dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang ditugaskan oleh LSPro bersama-sama dengan penugasan Tim Verifikasi prasarana produksi dan pengendalian mutu produk di pabrik. 2). Sertifikat Hasil Uji (SHU) yang diterbitkan oleh Laboratorium Penguji disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label Contoh Uji (LCU) untuk contoh uji. 3.3. Cara Pengambilan Contoh 3.3.1. Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI dengan tipe 5 1) Pengambilan contoh dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) di aliran produksi atau gudang secara acak. 2) Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh uji yang terdiri dari 3 (tiga) buah tabung gas LPG dengan tipe dan ukuran yang sama. 3.3.2. Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI dengan tipe 1b 1) Pengambilan contoh dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) di aliran produksi atau gudang secara acak. 6

2) Untuk kelompok produk dengan tipe dan ukuran yang sama dalam waktu produksi selama 3 bulan diambil contoh uji yang terdiri dari 3 (tiga) contoh. 3.4. Contoh uji yang telah diambil sesuai butir 3.3. diuji di Laboratorium Penguji sesuai dengan ketentuan SNI 3.5. Total waktu yang diperlukan untuk pemrosesan dan penerbitan SPPT SNI apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 47 hari kerja, tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk pengujian. 3.6. Setiap penerbitan SPPT SNI produk Tabung Baja LPG oleh LSPro harus dilaporkan kepada Kepala BPPI dan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka. 3.7. Pengawasan Berkala terhadap SMM dan mutu produk perusahaan pemegang SPPT SNI dilakukan oleh LSPro sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun. 7

BAB IV PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TEKNIS 4.1. Setiap perusahaan yang akan mengimpor produk Tabung Baja LPG untuk memperoleh Surat Pendaftaran Barang (SPB) harus dilengkapi dengan pertimbangan teknis dari Direktur Jenderal industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka. 4.2. Persyaratan untuk memperoleh pertimbangan teknis dari Direktur Jenderal Industri Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian, melalui tahapan : a. Mengajukan surat permohonan dengan melampirkan : 1). Foto kopi SPPT SNI yang telah dilegalisir LSPro Penerbit; 2). Menyampaikan rencana impor meliputi : - Jumlah / kuantitas - Jadual pelaksanaan - Jenis dan spesifikasi - Mill Certificate b. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan pertimbangan teknis Tabung Baja LPG yang telah diverifikasi dan memenuhi persyaratan secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal Industri Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka menerbitkan Surat Pertimbangan Teknis. c. Permohonan dinyatakan batal jika persyaratan butir 4.2.a tidak dipenuhi oleh perusahaan pemohon dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja. d. Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian melakukan evaluasi terhadap permohonan tersebut diatas, dengan jangka waktu pelaksanaan impor setiap 3 (tiga) bulan sekali. e. Perusahaan importir Tabung Baja LPG diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Direktur Jenderal Industri Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka setiap 3 (tiga) bulan. 8

BAB V TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI 5.1 Setiap produk Tabung Baja LPG harus membubuhkan tanda SNI dengan memberi tanda huruf dengan proses stamping meliputi sebagai berikut: 1). Identitas perusahaan / merek / logo; 2). Nomor urut pembuatan; 3). Berat kosong tabung ; 4). Berat isi bersih LPG; 5). Volume isi air; 6). Bulan dan tahun pembuatan; 7). Tekanan pengujian (Test pressure); 8). Lingkaran merah pada cincin leher; 5.2 Penandaan SNI dilakukan pada posisi yang mudah terbaca di pegangan tangan (hand guard) atau cincin kaki (foot ring) dengan huruf stamping 9

BAB VI TATA CARA SERTIFIKASI UJI ULANG UNTUK TABUNG YANG TELAH BEREDAR 6.1. Setiap Tabung Baja LPG berikut Katupnya yang telah beredar sebelum ditetapkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 92/M-IND/PER/11/2007, dilakukan uji ulang terhadap visual dan kebocoran (leak test) sesuai ketentuan SNI. 6.2. Batas waktu bagi Tabung Baja LPG yang telah beredar sebelum ditetapkan Peraturan Menteri Perindustrian diberikan jangka waktu selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun harus telah selesai diuji ulang oleh pengelola Tabung Baja LPG. 6.3. Terhadap Tabung Baja LPG yang telah lulus uji sesuai butir 6.1. diberikan tanda lulus uji pada produknya dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, dan selanjutnya terhadap setiap Tabung Baja LPG yang telah lulus uji dilakukan pengujian ulang setiap tahun. 6.4. Terhadap Tabung Baja LPG yang tidak lulus uji sesuai butir 6.1. dimusnahkan. 6.5. Penandaan pada Tabung Baja LPG mencantumkan bulan dan tahun lulus uji dengan cara parking / stamping pada pegangan tangan (hand guard). 6.6. Tata cara pengujian dan penandaan dilakukan oleh pengelola tabung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10

BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 7.1. Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI Tabung Baja LPG secara wajib dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka. 7.2. Dalam melaksanakan pengawasan Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka dapat menugaskan Petugas Pengawasan Standar barang dan atau jasa di Pabrik (PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petik sekurang-kurangnya satu kali dalam 2 (dua) tahun. 11

BAB VIII PENUTUP Petunjuk teknis penerapan SNI wajib produk Tabung Baja LPG ini merupakan salah satu pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Ditetapkan : di Jakarta. Pada tanggal : 7 Januari 2008 Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil Dan Aneka Ansari Bukhari 12