PENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP)

dokumen-dokumen yang mirip
1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

Sri Mursiti, Titi Wahyukaeni, Sudarmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN LIFE SKILL MAHASIWA

Enggal Mursalin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang Abstrak

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran

KAJIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI BIOENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI BERORIENTASI BIOENTREPRENEURSHIP

PENGGUNAAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP BERORIENTASI GREEN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. belajar saja akan tetapi bias berkarya dan mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

PENINGKATAN MOTIVASI, HASIL BELAJAR DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP)

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA FISIKA 5 DENGAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INSTRUMEN PENELITIAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

IMPLEMENTASI PRAKTIKUM APLIKATIF BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

KEWIRAUSAHAAN (Kode : G-04) INKUBATOR WIRAUSAHA CD PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK SMA DI UNIT LABORATORIUM PBM KIMIA UNNES

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENGARUH MEDIA PERMAINAN TRUTH AND DARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN VISI SETS

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology

PENGEMBANGAN E-MODUL DENGAN MODEL GUIDED NOTE TAKING PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA II PROGRAM S1 PGSD BI DI POKJAR KOTA SEMARANG

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

KEMAHASISWAAN PENGEMBANGAN MUSTAFID KOPERTIS WILAYAH VI JAWA TENGAH

Skripsi. Diajukan Oleh : MAISURA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

KONTRIBUSI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF PADA MATERI LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI SISWA SMA NEGERI 1 BAITUSSALAM. Mulia Putra 1. Abstrak

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

ANALISIS PENERAPAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR PADA MATA KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI II (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 FEKON UNRI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: NOERMANITA EKASARI

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) Ferina Agustini barajaya_ku@yahoo.co.id Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang ABSTRAK Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, telah lama dilakukan. Namun sampai saat ini mutu pendidikan masih jauh dari harapan. Upaya guru dalam posisi ini adalah mengaktifkan potensi itu sehingga siswa termotivasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, tidak semua lulusan SMA melanjutkan ke Universitas. Sementara, para lulusan SMA belum mempunyai bekal atau belum dipersiapkan untuk bekerja. Di sisi lain, tuntutan pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat sedangkan penghasilan relative tetap sehingga diperlukan upaya pengembangan usaha untuk meningkatkan perolehan pendapatan. Oleh karena itu, para siswa SMA perlu diberi pemahaman tentang berwirausaha senagai bekal dirinya untuk memulai atau melanjutkan kegiatan secara layak. Untuk itu perlu pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat berwirausaha serta motivasi belajar siswa yang terintegrasikan dalam mata pelajaran yang ada di SMA. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran kimia adalah Chemoentrepreneurship (CEP). Permasalahan dalam penelitian ini adalah kontribusi pendekatan CEP untuk meningkatkan motivasi belajar, hasil belajar dan minat berwirausaha siswa belum diketahui. Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan motivasi belajar, minat wirausaha siswa dan peningkatan hasil belajar siswa. Manfaat penelitian adalah member informasi mengenai kontribusi pembelajaran kimia dengan pendekatan CEP terhadap peningkatan motivasi belajar, minat berwirausaha dan hasil belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-7 SMA Negeri 9 Semarang. Variabel yang diteliti adalah motivasi belajar, minat berwirausaha dan hasil belajar siswa. Data diambil dengan kuesioner, observasi dan test, selanjutnyadianalisis menggunakan statistic parametric yaitu uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran kimia dengan pendekatan CEP mengalami peningkatan 14,21%. Minat berwirausaha siswa mengalami peningkatan 19,80%, hasil belajar siswa mengalami peningkatan 75,27%. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kimia dengan pendekatan CEP mampu meningkatkan motivasi belajar, minat berwirausaha dan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Motivasi belajar, Minat berwirausaha, Chemoentrepreneurship (CEP)

PENDAHULUAN Pengalaman guru dalam proses pembelajaran, umumnya masih merasakan bahwa produk/proses pembelajaran di bawah harapan. Hasil belajar umumnya masih rendah, perilaku-perilaku peserta didik yang tidak mendukung hasil belajar seperti: malas, kurang perhatian, kurang motivasi belajar dan tidak disiplin masih ditemui. Menurut Donnel dalam Purnomo (2005:59), motivasi diartikan sebagai dorongan dan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian Ramainas (2006) yang menyatakan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan yang berarti dengan hasil belajar. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, dorongan dan kebutuhan. Persoalan motivasi ini dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya, sejauh apa yang dilihatnya mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Menurut Purnomo (2005:122), minat berwirausaha para siswa dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Salah satunya adalah dengan mengembangkan perangkat pembelajaran kimia melalui pendekatan pembelajaran Chemoentrepreneurship (CEP). Menurut Mursiti et al, (2006:7), k onsep pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) merupakan suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain mendidik, dengan pendekatan CEP ini memungkinkan siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan minatnya untuk berwirausaha. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini diarahkan pada upaya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran meliputi: Bahan Ajar, Rencana Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa dan Instrumen penilaian pada materi pokok Hidrokarbon melalui pendekatan pembelajaran Chemoentrepreneurship (CEP) sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan menumbuhkan minat berwirausaha siswa pada SMA N 9 Semarang. PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa dengan mengembangkan perangkat pembelajaran Kimia kelas X SMA pada materi pokok Hidrokarbon. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Bahan Ajar, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan Instrumen Penilaian. Langkah-langkah dalam penelitian ini mengikuti model pengembangan IDI (Instructional Development Institut). Seperti yang dikutip dalam Sugandi (2004:71), adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah b. Analisis keadaan siswa c. Mengatur pengelolaan berbagai tugas, tanggung jawab serta waktu. d. Merumuskan tujuan pembelajaran.

e. Menentukan metode pembelajaran sebagai upaya mencapai tujuan pembelajaran. f. Menyusun prototype program pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan alat evaluasi. g. Mengadakan uji coba prototipe program pembelajaran. h. Menganalisis hasil uji coba dari prototipe program pembelajaran. i. Implementasi pembelajaran dan evaluasi j. Analisis data k. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran CEP terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 14,21%. Perubahan motivasi belajar siswa tersebut secara nyata nampak dari peningkatan minat siswa terhadap pelajaran kimia, peningkatan tingkat kesenangan untuk mencari dan memecahkan masalah kimia, peningkatan kemandirian siswa dan peningkatan minat terhadap bermacam-macam masalah, meskipun belum sepenuhnya terjadi peningkatan tingkat ketekunan siswa dalam menghadapi tugas. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada pada modul pembelajaran. Sehingga mengakibatkan siswa menjadi kurang tekun dalam mengerjakan tugas. Adanya peningkatan motivasi belajar tersebut merupakan dampak positif dari pembelajaran CEP yang dirasakan menyenangkan oleh siswa. Hal ini disebabkan karena konsep pendekatan CEP merupakan suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain mendidik, dengan pendekatan CEP ini memungkinkan siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat berwirausaha. Dengan pendekatan CEP ini pengajaran kimia akan lebih menyenangkan dan member kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan suatu produk. Melalui kegiatan tersebut minat berwirausaha siswa mengalami peningkatan 19,80%. Peningkatan minat berwirausaha ini karena adanya tambahan

keterampilan konkrit dalam kimia yang dapat menjadi bekal untuk berwirausaha. Adanya peningkatan minat wirausaha siswa tersebut dapat dilihat dari peningkatan kamauan mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, peningkatan keyakinan pada diri sendiri, peningkatan kejujuran dan tanggungjawab siswa, peningkatan ketahanan fisik dan mental, ketekunan dalam bekerja dan berusaha, peningkatan kreativitas pemikiran siswa, peningkatan orientasi ke masa depan dan peningkatan keberanian siswa mengambil resiko. Adanya pertumbuhan minat berwirausaha siswa tersebut karena penerapan pembelajaran CEP lebih menuntut potensi siswa untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan kompetensi tertentu. Proses belajar siswa tidak lagi berorientasi kepada banyaknya materi pelajaran kimianya (subject-matter oriented), tetapi lebih berorientasi kepada kecakapan yang dapat ditampilkan oleh siswa (life-skill oriented). Keterbatasan dari pembelajaran CEP ini adalah membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugas-tugas pada modul dan waktu untuk melaksanakan praktik wirausaha. Salah satu alternative untuk memcahkan masalah tersebut adalah dengan dilaksanakannya praktik di luar jam pelajaran, sehingga nantinya diharapkan akan bias menjadi kegiatan ekstra kurikuler wirausaha kimia atau menjadi kegiatan karya ilmiah remaja. Tidak hanya sebatas motivasi dan minat wirausaha saja yang mengalami peningkatan. Prestasi hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan 75,27%. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar kimia, sehingga hasil belajarnya juga mengalami peningkatan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan pendekatan CEP dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 14,21%, pembelajaran kimia dengan pendekatan CEP dapat meningkatkan minat wirausaha siswa sebesar 19,80%, dan pembelajaran kimia dengan pendekatan CEP dapat meningkatkan hasil belajar siswa 75,27%.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Mardiyatmo. 2006. Kewirausahaan. Surakarta: Yudhistira. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mursiti, S., Supartono., T Wahyukaeni., Sugimurni dan K Siadi. 2006. Peningkatan Kreativitas Peserta Didik Melalui pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP). Laporan Hibah Penelitian PHK A2 BATCH III Tahun I. Semarang: FMIPA UNNES. Purnomo, B.H. 2005. Membangun Semangat Kewirausahaan. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Ramainas. 2006. Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pembelajaran. 29 (01):79-85. Sugandi, Ahmad dan Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.