Perbedaan Kata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu (Malaysia) dalam Sistem Ejaan

dokumen-dokumen yang mirip
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

KOSAKATA BAHASA INDONESIA SERAPAN DARI BAHASA ARAB: REGISTER KEAGAMAAN. (Dipresentasikan dalam Seminar Jurusan

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Putu Nopa G. (Teknik Elektro-UNHAS) - 1 -

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang kita pakai sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

BAB II SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Struktur Kata Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

BAB II KERANGKA TEORETIS. Studi komparatif pertama yang meliputi seluruh rumpun bahasa Austronesia adalah

PERANAN DAN FUNGSI Bahasa Indonesia. Karina Jayanti

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Aksara & Ejaan sistem tanda Bahasa Lisan bunyi Bahasa Tulis BAHASA LISAN Perbedaan Bahasa Lisan & Bahasa Tulis

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional,Negara,Dan Daerah

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) (Kep. Mendikbud No. 054a/U/1987 tgl. 9 September 1987

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PROSIDING SEMNAS KBSP V

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA

ANALISIS GEJALA BAHASA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. itu, kemudian menjadi media dan mengembang pikiran manusia. Ernest Cassiner

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa lisan antara

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

Pertemuan 1 PENTINGNYA BAHASA INDONESIA DIPELAJARI

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2)

Oleh: Aji Dwi Prasetyo, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kearbitreran bahasa menyebabkan banyak sekali bahasa-bahasa di dunia. Kearbitreran bahasa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARANAN. Setelah kajian secara teliti dilakukan terhadap tajuk yang dipilih dan dipersetujui,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAHASA LISAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I SEKINCAU

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

MAKALAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONEISA Diajukan sebagai

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Bahasa Indonesia. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke:

EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA

BAB I PEDAHULUAN. Nama Austronesia berasal dari kata Latin auster "angin selatan" dan kata Greek

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pengadilan negeri kabupaten wonosobo

BAB II KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa dunia tidak mungkin dapat lepas

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR

JAWI. Warisan Warga Alam Melayu. Muhammad Bukhari Lubis Makmur Haji Harun Alizah binti Lambri

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa Indonesia. Akuntansi Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

Glosarium audiens aktif alur bahasa efektif bagan diskusi drama grafik gagasan utama karakteristik karya ilmiah lisan lingkungan moderator

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

RANCANGAN PELAJARAN BAHASA MELAYU PENGGAL DUA TINGKATAN ENAM 2013

BAB I PENDAHULUAN. (bahasa tua) sampai ke bahasa yang sekarang kita gunakan. Menurut Keraf

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

Penting Tidaknya Bahasa Indonesia

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PERTEMUAN : I SEJARAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi antar anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RAGAM BAHAN PUSTAKA. UMUM: Mencakup semua bidang ilmu pengetahuan KHUSUS: khusus yang hanya mencakup salah. menurut bagian-bagian dan seksi-seksi

SEJARAH & PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU BAHASA MELAYU MODEN (Soalan Sebenar STPM: )

MAKLUMAT TUGASAN KEDUA BBM3402 SISTEM TULISAN JAWI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

Cakrawala, ISSN , Volume 3, November KEDUDUKAN BAHASA JAWA DAN BAHASA ARAB DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Drs. Bowo Hermaji, M.Pd.

BANGI, 15 Mac 2013 Sebarang usaha untuk menghuraikan nahu yang hendak dijadikan pegangan Bahasa Melayu mestilah yang mudah difahami masyarakat.

Transkripsi:

Perbedaan Kata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu (Malaysia) dalam Sistem Ejaan Wiwik Darmini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Univet Bantara Sukoharjo, Jalan Letjen S. Humardani Nomor 1 Jombor, Sukoharjo, Telepon 0271 593156 Faksimile 0271 591065 Abstrak Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia merupakan bahasa serumpun. Selain serumpun letaknya pun berdekatan. Bahasa yang letaknya berdampingan biasanya saling mempengaruhi. Selain itu kedua bahasa tersebut memiliki sistem ejaan masing-masing. Sistem ejaan kedua bahasa tersebut diusahakan sama. Hal itu terbukti secara berkala Panitia Kerja Sama Kebahasaan bertemu untuk membahas bidang kebahasaan salah satunya ejaan. Namun demikian masih terdapat lima perbedaan kata bahasa Indonesia dengan bahasa Malaysia dalam sistem ejaannya yakni dalam hal : 1) cara menyerap, 2) kata yang digunakan memang berbeda, 3) perbedaan satu/dua fonem, 4) perbedaan kata tetapi masih sinonim, dan 5) perbedaan kaidah. Kata-kata kunci : Perbedaan Kata, Bahasa Indonesia, Bahasa Malaysia, Sistem Ejaan Pendahuluan Bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu merupakan dua bahasa dalam satu rumpun. Keserumpunan antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu masuk kelompok Pasifik (Austronesia). Kelompok ini pada umumnya terdiri atas empat kelompok (Ohoiwutun, 2007 : 30 ). Pertama, kelompok bahasa-bahasa Aborigin Australia. Kedua, kelompok bahasa-bahasa Tasmania yang sudah musnah. Ketiga adalah kelompok bahasa-bahasa daerah di pulau Papua serta pulau - pulau kecil di sekitarnya. Keempat kelompok terbesar di kawasan Pasifik, yang diberi nama Melayu- Polinesia. Kawasan bahasa ini terbentang dari Pulau Madagaskar di barat sampai ke Hawai dan Pulau Paskah di Timur, termasuk Selandia Baru di selatan. Kelompok ini masih dibagi lagi atas tiga subkelompok yakni: Indonesia, Melanesia, dan Polinesia. Subkelompok Indonesia adalah bahasa Malagasi (Madagaskar), Melayu (Malaysia), Indonesia, Formosa, dan Filipina. Bahasa-bahasa penting dalam sub kelompok ini antara lain bahasa Melayu, Indonesia, Jawa, Sunda, Dayak, Batak, Tolour, Bali, Bugis, Formosa, Tagalog, Ilcam, dan Visaya. Berkaitan dengan uraian di atas jelas Bahasa Indonesia dengan Bahasa Malaysia ada dalam satu rumpun. Kedua bahasa itu satu rumpun dan letaknya pun berdekatan serta berusaha untuk menyamakan ejaannya. Walau demikian, masih ada penggunaan kata yang berbeda dalam ejaan. Dalam tulisan yang sederhana ini hanya dibicarakan perbedaan kata yang digunakan sebatas pada data yang diperoleh dari sumber data yang dicantumkan di bagian belakang tulisan ini. Sebelum itu, secara sekilas dibicarakan sejarah ejaan bahasa Indonesia maupun bahasa Malaysia berikut ini. 103

No.2 / Volume 21 / 2012 WIDYATAMA Sumber Data 1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang disalin dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2009. Oleh Yrama Widya. 2. Sistem Ejaan Bahasa Melayu yang diperoleh dari internet yang beralamatkan staff.itu.edu.my/mascitah/sistem ejaan doc yang diakses Rabu, 17 Maret 2010. Sekilas Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (Malaysia) Menurut Badudu (1979 : 34 42) Ejaan Van Ophuysen ialah ejaan resmi untuk bahasa Melayu, yang disusun oleh Prof. Ch. A. Van Ophuysen dengan bantuan guru bahasa Melayu seperti Engku Nawawi Gelar Sutan Makmur dan Muhammad Taib Sutan Ibrahim atas perintah Pemerintah Hindia Belanda ketika itu. Ejaan itu diterbitkan pada tahunn 1901 dalam Kitab Logat Melayu. Karena Van Ophuysen seorang Belanda dan Indonesia pada masa itu dijajah oleh Belanda, ejaan bahasa Melayu disesuaikan dengan ejaan Bahasa Belanda, seperti huruf j untuk menuliskan kata-kata seperti jang, pajah huruf oe untuk kata-kata seperti goeroe, doedoek. Ejaan bahasa Melayu di Malaysia disesuaikan dengan bahasa Inggris, sehingga huruf j dipakai menuliskan jahat, maju, huruf y untuk kata-kata yang, payah. Kekurangan yang timbul dalam Ejaan Van Ophuysen kemudian diadakan perubahan yakni pada tanggal 19 Maret 1947, pemerintah Indonesia menetapkan ejaan baru yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Setelah itu pada tanggal 16 Agustus 1972 pemerintah Indonesia menetapkan ejaan baru bagi bahasa Indonesia yang menyempurnakan ejaan sebelumnya dan dinamakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Setelah Malaysia merdeka, mereka menyusun ejaan bahasa Malaysia yang berpedoman kepada ejaan bahasa Inggris. Kemudian terjadi pendekatan di antara pakar Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, walaupun, istilah yang digunakan oleh Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu masih banyak yang berbeda, namun mereka berusaha untuk menyamakan ejaannya. Kesamaan itu muncul pada tahun 1972 dalam bentuk Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Ejaan ini pun merupakan hasil kesepakatan bersama Majelis Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia. Adapun Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pun sudah direvisi yang sudah dikeluarkan bersama terbitnya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, nomor 0543a/V/1987 tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu Tanggal 16--20 oleh Majelis Bahasa Brunei Darussalam Indonesia Malaysia di Bandar Seri Begawan Tanggal 4-- 6 Maret 1991 (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, 2009 : i) 104 WIDYATAMA

Wiwik Darmini. Perbedaan Kata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu. Perbedaan Kata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu (Malaysia) dalam Sistem Ejaan Berikut ini disampaikan perbedaan yang terdapat dalam sistem Ejaan Bahasa Melayu (Malaysia) yang sumbernya ditulis di bagian belakang tulisan ini dengan sistem ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan hanya terbatas pada penggunaan kata. Perbedaan Cara Menyerap yang berbeda Perbedaan penyerapan tampak pada contoh berikut : (1) Sistem ejaan bahasa Melayu telah bermula pada tahun 1904 dan distribusi penggunaannya secara resmi pada 16 Ogos 1972. Kata Ogos dalam data (1) di atas dalam bahasa Indonesianya, Agustus, yakni nama bulan yang dalam bahasa Malaysia merupakan serapan dari bahasa Inggris. August yang diserap sesuai dengan lafal kata itu disesuaikan dengan tulisannya. Hal itu tampak juga dalam data (2) di bawah ini. (2) Universiti Kata universiti dalam bahasa Malaysia juga merupakan kata serapan dari bahasa Inggris university yang ditulis sesuai dengan lafal kata itu dalam bahasa Inggris namun penulisannya disesuai dengan ejaan bahasa Malaysia, universitas dalam bahasa Indonesia menyesuaikan aturan mengenai penyesuaian akhiran, imbuhan asing yang ada pada buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2009 : 92) kata yang berakhiran asing teit dan -ty menjadi tas (universieit, university menjadi universitas). Demikian juga terjadi pada data (3). (3) Kalendar Kata kalendar diserap dari bahasa Inggris calendar. Dalam bahasa Malaysia, penyerapan disesuaikan dengan fonem dan lafal bahasa Malaysia sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi kalender, jadi ada perbedaan fonem /a/ dalam bahasa Malaysia, menjadi fonem /ə/ dalam bahasa Indonesia. Perbedaan kata yang digunakan memang betul-betul berbeda Perbedaan ini dapat dilihat pada data di bawah ini : (1) Dalam bahasa Melayu ada enam fonem atau bunyi ialah a,e,i,o,u,ə seperti dalam rajah di bawah (2) Dalam bahasa Melayu ada 25 fonem konsonan yang dilambangkan oleh 26 huruf, seperti rajah di bawah. (3) Dalam bahasa Melayu ada tiga fonem diftong yang dilambangkan oleh gabungan dua huruf seperti dalam rajah di bawah (4) Huruf pertama bagi kata sendi dan kata hubung tertentu seperti yang di, ke, dan, atas, dan lain-lain pada tajub ditulis dengan huruf kecil (5) Tanda sempang (-) didalam bahasa Melayu digunakan untuk tujuan-tujuan seperti di bawah (6) Tanda sempang digunakan untuk menyambung suku kata yang dipisahkan oleh penggantian baris seperti (7) Tanda sempang digunakan untuk mengaitkan kata sendi ke dengan angka, seperti : (8) Berfungsi sebagai imbuhan ditulis bercantum dengan kata selepasnya. WIDYATAMA 105

No.2 / Volume 21 / 2012 WIDYATAMA (9) Menulis kata ganda penuh Kata rajah dalam data (1), (2), dan (3) dalam bahasa Indonesia digunakan kata tabel. Kata sendi dalam data (4), (7), dan (8) dalam bahasa Indonesia disebut kata depan atau preposisi. Kata sempang dalam data (5), (6), dan (7) digunakan dalam bahasa Melayu (Malaysia) dalam bahasa Indonesia digunakan tanda hubung. Adapun kata bercantum dalam data (8) bahasa Indonesianya serangkai, sedangkan kata ganda dalam data (9), dalam bahasa Indonesia digunakan kata ulang (kata ganda penuh = kata ulang penuh). Perbedaan hanya pada beberapa fonem dalam kata Data yang diperoleh tentang hal itu dapat dilihat di bawah ini (1) Qur an (2) Lazat (3) Iaitu (4) Inggeris (5) Amerika Syarikat (6) Antara bangsa (7) Mahupun (8) Sahaja Data (1) sampai dengan (8) di atas perbedaan-perbedaannya hanya pada beberapa fonem saja. Hal itu dapat dijelaskan di bawah ini: Bahasa Malaysia Bahasa Indonesia (1a) Qur an Quran (2a) Lazat lezat (3a) Iaitu yaitu (4a) Inggeris Inggris (5a) Amerika Syarikat Amerika Serikat (6a) Antarabangsa Antarbangsa (7a) Mahupun maupun (8a) Sahaja saja Pada (1a) deretan itu, perbedaan terdapat pada tanda yang dalam bahasa Indonesia ragam tulisan tidak digunakan tanda itu tetapi dalam ragam lisan masih dilafalkan seperti itu. Pada data (2a) dalam bahasa Malaysia /a/ menjadi /ə/ dalam bahasa Indoneisa, pada data (3a) /i/ bahasa Malaysia menjadi /y/ dalam bahasa Indonesia. Pada data (4a) /ə/ dalam bahasa Malaysia lesap dalam bahasa Indonesia. Pada data (5a) /sy/ dalam bahasa Melaysia menjadi /s/ dalam bahasa Indonesia. Pada data (6a) /a/ dalam bahasa Malaysia dilesapkan dalam bahasa Indonesia. Adapun data (7a) /h/ pada bahasa Malaysia lesap dalam bahasa Indonesia, pada data (8a) suku kata /ha/ dalam bahasa Malaysia, sedangkan dalam bahasa Indonesia dilesapkan. Jadi, berdasarkan data itu dapat dikatakan perbedaan sebagian kata dalam bahasa Malaysia dengan kata bahasa Indonesia terjadi karena perubahan dan pelesapan fonem. 106 WIDYATAMA

Wiwik Darmini. Perbedaan Kata Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu. Perbedaan kata tetapi masih bersinonim Bersinonim menurut Wijana dan Rohmadi (2008 : 28) adalah bentuk bentuk kebahasaan yang memiliki kesamaan makna. Walaupun kata-kata bersinonim tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi makna itu tidak bersifat menyeluruh (total). Oleh karena itu kata-kata yang bersinonim belum tentu dapat saling menggantikan. Perbedaan kata tetapi masih bersinonim dapat ditemukan dalam data berikut : (1) Pada asasnya, ejaan nama tempat dan negeri ditulis menurut. (2) Nama tempat dalam Malaysia yang dibentuk sebelum tahun 1972 dikekalkan dengan ejaan cara lama (3) Bagaimana tempat dalam Malaysia yang dibentuk selepas tahun 1972 digalakkan menggunakan ejaan baru (4) Nama tempat di luar negeri yang sudah biasa dieja dengan cara Melayu dikekalkan demikian (5) Partikel pun yang bermaksud juga ditulis terpisah daripada kata yang ada disampingnya yaitu : (6) Kata sampang digunakan untuk mengaitkan kata sandi ke dengan angka, seperti : Kata asasnya pada data (1) digunakan dalam bahasa Malaysia, dalam bahasa Indonesia digunakan kata dasarnya. Walaupun kedua kata itu bersinonim, tetapi dalam bahasa Indonesia lazimnya digunakan dasarnya bukan asasnya. Kata dikekalkan dalam data (2) dan (4) digunakan dalam bahasa Malaysia, dalam bahasa Indonesia digunakan ditetapkan. Kata selepas dalam bahasa Malaysia, dalam bahasa Indonesia digunakan setelah (sesudah) kata bermaksud dalam data (5) dalam bahasa Malaysia, dalam bahasa Indonesia digunakan kata bermakna (lazim digunakan). Adapun kata mengaitkan dalam bahasa Indonesia lazimnya digunakan merangkaikan. Perbedaan penggunaan kata tidak sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia Perbedaan itu tampak pada data di bawah ini : (1) Partikel pun yang bermaksud juga ditulis terpisah daripada kata yang ada disampingnya yaitu (2) Berfungsi sebagai kata sendi untuk menunjukkan tempat atau arah ditulis terpisah daripada kata nama yang mengikutinya. Pengguaan kata daripada pada data (1), dan (2) di atas digunakan dalam sistem Ejaan Bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia. Kata tersebut dalam bahasa Indonesia dipakai untuk membandingkan dua hal (untuk menyatakan perbandingan) (Arifin dan farid Hadi, 1991 : 59). Kalau bukan menunjukkan makna perbandingan, penggunaan kata daripada tergolong pemakaian yang keliru. Pemakaian kata daripada pada data (1) dan (2) di atas menurut kaidah dalam bahasa Indonesia keliru karena tidak ada dua hal yang dibandingkan. Dalam data (1) dan (2) di atas lebih tepat digunakan kata dari menurut aturan dalam bahasa Indonesia, sehingga menjadi (1a) dan (2a) dibawah ini : (1a) Partikel pun yang bermaksud juga ditulis terpisah dari kata yang ada di sampingnya itu (2a) Berfungsi sebagai kata sendi untuk menunjukkan tempat atau arah ditulis terpisah dari kata nama yang mengikutinya WIDYATAMA 107

No.2 / Volume 21 / 2012 WIDYATAMA Penutup Berdasarkan uraian di atas, kata yang digunakan dalam Ejaan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Malaysia terdapat lima perbedaan terbatas pada sumber data yang digunakan. Perbedaan itu antara lain : 1) perbedaan cara menyerap; 2) perbedaan kata yang digunakan memang berbeda; 3) perbedaan hanya pada beberapa fonem satu sampai dua fonem); 4) perbedaan kata masih bersinonim; dan 5) perbedaan karena kaidah yang berbeda. Daftar Rujukan Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 1991. 1001 Kesalahan Berbahasa; Bahan Penyuluh Bahasa Indonesia. Jakarta : Akademika Pressindo. Badudu, J.S, 1979. Pelik pelik Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima. Moeliono, Anton M (Penyuting Penyedia. 1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung:Yrama Widya. Ohoiwulan, Paul. 2007. Lingiuistik : Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebudataan. Jakarta : Kesaint Blanc. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2008. Semantik : Teori dan Analis. Surakarta : Yuma Pustaka. 108 WIDYATAMA