BAB II PROFIL PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB II PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I. A. Sejarah Singkat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO )

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN. usaha dan status hukum pengusahaan jasa kepelabuhanan. Pada tahun

BAB II GAMBARAN UMUM. PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN. perhubungan, PT.(persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebelumnya berstatus

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN. Negara (BUMN) sektor Perhubungan Laut yang bergerak dalam bidang

Oleh : Bambang Eka Cahyana Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha. Mei 2013

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia III

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pesawat Polonia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARlMUN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH KEPELABUHANAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

LEMBARAN DAERAH K E P E L A B U H A N A N KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG KEPELABUHANAN DI KOTA PANGKALPINANG

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANO

1 of 5 02/09/09 11:51

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB III PEMBAHASAN. berlabuh kapal milik pedagang Cina, Arab, India, Portugis, dan VOC Belanda

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 51 TAHUN 2015 TENT ANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

METODOLOGIPENELITIAN. Pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian penulis adalah PT. Pelayaran

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 9 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 7

Transkripsi:

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Cabang Belawan Pada zaman Hindia Belanda, perusahaan Pelabuhan Belawan ini bernama HAVEN BEDRIJF" dan nama ini masih di pakai hingga tahun 1950. Haven Bedrijf Belawan Deli ini memiliki karyawan atau pegawai sejumlah lebih dari 50 orang dan hingga tahun 1950 masih tetap berstatus Pegawai Federal. PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I yang didirikan pada tanggal 1 Desember 1992 mempunyai maksud dan tujuan perusahaan ialah untuk turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang usaha jasa kepelabuhanan pada khususnya dengan menerapkan prinsipprinsip Perseroan Terbatas. Tujuan perusahaan kemudian dijabarkan kedalam sasaran-sasaran perusahaan secara kualitatif dan kuantitatif, baik untuk korporat maupun untuk masing-masing direktorat dan unit kerja penunjang melalui penciptaan sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen. Pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia sejak tahun 1960 dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah pengendalian pemerintah. Adapun bentuk BUMN yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum tersebut telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan nasional serta mengimbangi pertumbuhan permintaan pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis. Bentuk perubahan tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Periode tahun 1960-1969, Pelabuhan dikelola oleh Perusahaan Negara (PN) berdasarkan Undang-Undang No. 19 prp tahun 1960. b. Periode tahun 1964-1969, Aspek komersil dikelola oleh Perusahaan Negara (PN), sedangkan kegiatan operasional

pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority. c. Periode tahun 1969-1983, Pelabuhan dikelola oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1969, sedangkan Perusahaan Negara (PN) dan Port Authority diganti menjadi BPP. d. Periode tahun 1983-1992, Pengelola pelabuhan dibedakan antara pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pelabuhan umum yang diusahakan dikelola oleh Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis di bawah pengendalian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. e. Periode tahun 1995 sampai dengan sekarang, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.56 tanggal 19 Oktober 1991 tentang pengalihan bentuk Perum Pelabuhan I menjadi Perusahaan Perseroan Pelabuhan, hingga sekarang PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I yang didirikan sesuai akte pendirian/ anggaran dasar yang dibuat dihadapan notaris Imas Fatimah, SH tanggal 01 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Berita Negara tanggal 01 November 1994 No. 78. Tambahan Berita Negara tanggal 02 Januari 1999 No. 1. Sebagai sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan memerlukan sebuah visi dan misi dalam menjalankan semua aktivitas kerjanya guna memudahkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan sebagai mind frame dalam menerapkan langkah-langkah yang akan diambil. 1. Visi dan Misi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan a. Visi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan Diketahui secara luas sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan berkelas dunia.

b. Misi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan sumber daya manusia. 2. Klasifikasi Cabang Pelabuhan Sebagai Strategic Business Unit PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero). Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan memiliki wilayah usaha sendiri, terdiri dari 15 cabang sebagai SBU (Strategic business Unit) dan meliputi 25 pelabuhan yg tersebar di tiga propinsi, yaitu : propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, propinsi Sumatera Utara dan propinsi Riau. Klasifikasi cabang pelabuhan di tunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi Cabang Pelabuhan Sebagai Strategic Business Unit PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan No Cabang Kelas Propinsi Kawasan/ Perwakilan 1. Belawan Utama Sumatera utara Kwala Tanjung No Cabang Kelas Propinsi Kawasan/ Perwakilan 2. Dumai I Riau Bagan Siapi-api 3. Tanjung I Riau Tanjung Pinang Pinang 4. Pekanbaru II Riau 5. Lhokseumawe II Aceh 6. Tanjung Balai III Riau Karimun 7. Tanjung Balai III Sumatera Utara Asahan 8. Sibolga III Sumatera Utara 9. Malahayati III Aceh Meulaboh. Sabang 10. Tembilahan III Riau Kuala Enok 11. Rengat IV Riau 12. Kwala Langsa IV Aceh 13. Bengkalis IV Riau 14. Selat Panjang IV Riau 15. Gunung Sitoli IV Sumatera Utara Sumber: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan, 2010

B. Struktur Organisasi Struktur organisasi diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas dalam rangka menunjang laju perusahaan maka diperlukan struktur organisasi untuk memudahkan koordinasi kerja antara masing-masing bagian. Struktur oranisasi yang jelas akan mempermudah pelaksanaan kerja karena diketahui dengan pasti job description antar tiap bagian. Struktur organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan telah menggambarkan secara pasti tentang tata letak dan fungsi dari tiap departemen yang ada dalam perusahaan. Bentuk struktur organisasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan adalah bentuk lini di mana setiap bawahan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan departemennya masing-masing dan adanya keterkaitan kerja antara satu departemen dengan departemen yang lainnya. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Cabang Belawan yang dapat dilihat pada gambar 2.1.

GAMBAR 2.1 STRUKTUR ORGANISASI PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Cabang Belawan Deputi General Manager General Manager Manajer Sistem Manajemen Manajer Teknik Manajer Teknologi Informasi Manajer Umum Manajer Pelayanan Kapal Menejer Pelayanan Terminal Menejer Usaha Bongkar Muat Menejer Komersil Menejer Keuangan Menejer Logistik Fasilitas Pengoperasian Sistem dan Alikasi Sumber Daya Manusia Pelayanan Pemanduan Perencanaan dan Pengendalian Pelayanan Bongkar Muat Pelayanan Pelanggan Anggaran dan Akuntansi Peralatan Dan Instalasi Peralatan Dan Instalasi Tata Usaha dan Rumah Tangga Penyiapan Armada Pelayanan Operasi Administrasi dan Keuangan Pemasaran Perbendaharaan Hukum dan Humas Kemitraan dan Bina Kepala Perwakilan Pangkalan Susu/Brandan

Sebagaimana umumnya sebuah perusahaan, struktur organisasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu : 1. Top Management (Direksi), yang terdiri dari: direktur utama sebagai pimpinan, direktur usaha, direktur teknik, direktur keuangan serta direktur personalia dan umum di mana masing-masing memimpin direktorat yang bersangkutan. Dewan direksi berperan sebagai penentu kebijakan, mengarahkan dan mengendalikan organisasi. 2. Middle Management (disebut dengan Senior Manajer Bidang - SMB) yang memimpin bidang masing-masing di dalam direktorat yang bersangkutan. Pada tingkat ini termasuk Satuan Pengawas Intern (SPI), bagian Perencananan Informasi dan Pengembangan (Renimbang). Pada tingkat ini, manajer bergerak sebagai pemikir, perencana dan mengendalikan Budget Centre bidang masing - masing. 3. Lower Managemet, merupakan unit pelaksana yang di tetapkan sebagai Strategis Business Unit (SBU) yang terdiri dari cabang-cabang pelabuhan (ada 15 cabang), Unit Terminal Peti Kemas (UTPK), Unit Rumah Sakit, Unit Galangan Kapal serta Balai Pendidikan dan Latihan (BPL). Strategis Business Unit ini merupakan Profit Centre dalam melaksanakan usaha jasa kepelabuhan. Struktur organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan terdiri atas dua bagian besar, yaitu: 1. Struktur Organisasi Kantor Pusat, terdiri dari : a. Direksi; b. Direktorat Usaha; c. Direktorat Teknik; d. Direktorat Keuangan; e. Direktorat Personalia dan Administrasi Umum; f. Satuan Pengawas Intern; g. Bagian Sistem dan Teknologi Informasi; h. Sekretariat Korporasi.

2. Unit Pelaksana, terdiri dari: a. Cabang ; b. Perwakilan; c. Unit Usaha; d. Anak Perusahaan; e. Perusahaan Patungan. Berikut adalah uraian tugas, wewenag dan tanggung jawab dari beberapa jabatan dan keduduka n pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan, yaitu: 1. Direksi Direksi memiliki tugas pokok, yaitu : a. Memimpin, mengurus dan mengelola Perseroan sesuai dengan tugas pokok perusahaan; b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan ; c. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan ; d. Melaksanakan kebijakan umum yang telah di gariskan oleh R.U.P.S. ( Rapat Umum Pemegang Saham ) e. Menyiapkan rencana jangka panjang perusahaan ( RJJP ) dan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada waktunya ; f. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kegiatan perusahaan dan perhitungan hasil usaha menurut cara dan waktu yang telah di tetapkan oleh RUPS. Selain itu, Direksi juga memiliki fungsi sebagai berikut : a. Pengembangan organisasi, sumber daya masyarakat dan manajemen perusahaan; b. Pengelola kegiatan-kegiatan perusahaan secara terpadu ; c. Pengendalian perusahaan ; d. Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan. 2. Direktorat Usaha Direktorat usaha memiliki tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan pemasaran, pelayanan jasa kepelabuhan, aneka usaha, serta pengembangan

dan jaminan mutu sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Direktorat Usaha mempunyai fungsi : a. Pembinaan dan penyelenggaraan pemasaran jasa kepelabuhan ; b. Pembinaan dan penyelenggaraan pelayanan jasa kepelabuhan ; c. Pembinaan dan penyelenggaraan aneka usaha ; d. Pembinaan dan penyelenggaraan pengembangan dan jaminan mutu. 3. Direktorat Teknik Direktorat Teknik mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan perencanaan teknik, pembangunan, pengadaan, pemeliharaan bangunan dan peralatan pelabuhan serta pengendalian lingkungan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Direktorat Teknik mempunyai tugas : a. Pembinaan dan penyelenggaraan prasarana teknik ; b. Pembinaan dan penyelenggaraan sarana teknik ; c. Pembinaan dan penyelenggaraan master plan dan lingkungan. 4. Direktorat Keuangan Direktorat Keuangan mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan administrasi perencanaan dan pengendalian anggaran, perbendaharaan dan portfolio investasi, akuntansi dan kemitraan serta bina lingkungan, sesuai dengan kebijaksanaan yang di tetapkan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Direktorat Keuangan mempunyai tugas : a. Pembinaan dan penyelenggaraan administrasi perencanaan dan pengendalian anggaran ; b. Pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan dan portfolio investasi; c. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi ; d. Pembinaaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina lingkungan. 5. Direktorat Personalia dan Administrasi Umum Direktorat Personalia dan Administrasi Umum mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan perencanaan dan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, memelihara hubungan industrial, kesejahteraan pegawai serta administrasi personalia yang telah di tetapkan perusahaan.

Untuk menyelenggarakan tugasnya, Direktorat Personalia dan Administrasi Umum mempunyai fungsi : a. Perencanaan dan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia ; b. Pembinaan dan penyelenggaraan hubungan industrial, kesejahteraan pegawai dan administrasi personalia; c. Pembinaan dan penyelenggaraan administrasi umum. 6. Satuan Pengawas Intern Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas membantu Direktur Utama dalam melakukan penilaian secara independent atas pengendalian pengelolaan perusahaan dan penilaian atas pelaksanaan pengelolaan melalui pemeriksaan keuangan dan operasional pada bidang-bidang dan unit-unit kerja di lingkungan perusahaan serta memberikan laporan dan saran-saran perbaikan kepada direktur utama dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efisien, efektif dan ekonomis dalam rangka mendorong perwujudan good corporate governance. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Satuan Pengawas Intern mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan penilaian pelaksanaan sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen perusahaan ; b. Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan ; c. Pendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan; d. Pemantau dan mengupayakan penetapan good corporate governance. e. Penyelenggaraan dokumentasi laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut temuan pemeriksaan serta ketatausahaan dan kesekretariatan satuan pengawas intern. f. Bersama dengan komite audit penyiap audit charter dan memantau pelaksanaannya. 7. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Bagian Perencanaan dan Pengembangan mmpunyai tugas menyiapkan pembinaan renbang, menyusun program kerja dan rencana jangka panjang

perusahaan (RJJP), melakukan penelitian pengembangan perusahaan dan menyiapkan kajian kelayakan investasi dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bagian Perencanaan dan Pengembangan mempunyai fungsi : a. Penyiapan pembinaan renbang dan penyusutan program kerja serta RJJP melalui pengintegrasian rencana fungsional masing-masing direktorat ; b. Penyiapan pembinaan dan penyusunan program kerja serta penyelenggaraan penelitian dan pengumpulan serta pengolahan data renbang ; c. Penyiapan pembinaan dan penyusunan program kerja serta penyelenggaraan kerja serta kajian kelayakan sebelum pelaksanaan pekerjaan investasi. 8. Bagian Sistem dan Teknologi Informasi Bagian Sistem dan Teknologi Informasi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan merancang, membangun, memelihara dan mengembangkan sistem dan teknologi informasi yang efektif dan efisien, serta mengumpulkan dan mengolah data (data base) dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bagian Sistem dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi : a. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan kegiatan merancang, membangun, memelihara serta mengembangkan teknologi informasi yang efektif dan efisien; b. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan sistem informasi dan pengumpulan serta pengelolaan data (Data Base), serta implementasi sistem dukungan pengambilan keputusan (Decision Support System); c. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja di bidang operasi sistem komputer, analisis sistem dan pemprograman computer, guna peningkatan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya manusia.

9. Sekretariat Korporasi Sekretariat korporasi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan public relation, protokol, dan kehumasan dan hubungan intenasional, kegiatan hukum dan perikatan, kegiatan kesekretariatan direksi untuk melancarkan tugas-tugas kepengurusan perusahaan. Untuk melancarkan tugasnya, Sekretariat Korporasi mempunyai fungsi: a. Peningkatan citra perusahaan dan penyiapan informasi perusahaan yang di butuhkan oleh pihak eksternal; b. Fasilitator direksi dalam menjalankan pengelolaan perusahaan; c. Penyelenggara rapat direksi, rapat umum pemegang saham dan rapat umum pemegang saham luar biasa; d. Penelaah peraturan perusahaan; e. Penjagaan kepentingan umum dan perikatan perusahaan serta pemantauan atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dan persyaratan keterbukaan. C. Bidang Usaha yang Dijalankan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan Bidang usaha yang di jalankan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa kepelabuhan dan usaha lainnya yang menunjang terhadap kelancaran arus kapal, barang dan penumpang melalui pelabuhan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan yang tertuang dalam pasal 3 ayat 2 akta Notaris Imas Fatimah Nomor 1 tanggal 1 Desember 1992 yang telah termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 1 Nopember 1994 Nomor 87 jo tanggal 2 Januari 1999 Nomor 01 adalah sebagai berikut : 1. Penyedia dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat berlabuhnya kapal; 2. Penyedia dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal;

3. Penyedia dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering (general cargo), dan kendaraaan; 4. Penyedia dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, penumpang, pelayaran rakyat dan Ro-Ro; 5. Penyedia dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan; 6. Penyedia dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda; 7. Penyedia dan/atau pelayanan listrik, air minum, dan instalasi limbah serta pembuangan sampah; 8. Penyedia dan/atau pelayanan jasa pengisian bahan bakar minyak untuk kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan; 9. Penyedia dan/atau pelayanan kegiatan konsilidasi dan distribusi barang termasuk hewan; 10. Penyedia dan/atau pelayanan jasa konsultansi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan; 11. Pengusahaan dan pelayanan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning, fumigasi, serta pelayanan logistik. Selain kegiatan utama diatas, PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I dapat melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perusahaan dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan meliputi : 1. Jasa angkutan; 2. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan; 3. Jasa perawatan kapal dan peralatan di bidang kepelabuhanan; 4. Jasa pelayanan alih muat dari kapal (Ship to Ship Transfer) termasuk jasa ikutan lainnya; 5. Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan; 6. Fasilitas pariwisata dan perhotelan;

7. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan; 8. Jasa komunikasi dan informasi; 9. Jasa konstruksi kepelabuhanan; 10. Jasa forwarding/ekpedisi; 11. Jasa kesehatan; 12. Perbekalan dan catering; 13. Tempat tunggu kendaraan bermotor dan shuttle bus; 14. Jasa penyelaman (salvage); 15. Jasa tally; 16. Jasa pas pelabuhan; 17. Jasa timbangan.