I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. back over merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

MAKALAH SENAM LANTAI

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Pendidikan Jasmani dan. Kesehatan dijelaskan bahw Pendidikan Jasmani adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan Thomas D.Wood. DISPORA (2004:3), menjelaskan : dalam olahraga senam ada beberapa

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut buku Petunjuk Lengkap GIMNASTICS Newton C Loken & paling mendasar, juga mencakup ketermapilan keterampilan yang telah ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, DAN PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN HANDSTAND. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI KELENTUKAN TUBUH, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN KAYANG. (Skripsi) Oleh RESTU TRIWIJAYA

PENGERTIAN ROLLING DEPAN

HEADSTAND / KOPSTAND

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangan tubuh.

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

KOMPETENSI DASAR PENJASORKES SEKOLAH DASAR KELAS I - VI. Kompetensi Dasar Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

I. PENDAHULUAN. mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara. sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto ( 1999), menyatakan bahwa masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Penulisan. 1.3 Metode penulisan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROL DEPAN MELALUI PENDEKATAN MODIFIKASI MATRAS PADA SISWA KELAS V SDN BOHONTOBUNGKU KECAMATAN BUNGKU TENGAH

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti telanjang. zaman Yunani Kuno disebut Gymnasium.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian secara harmonis. Menurut Peter H.werner dalam Agus Mahendra (2001: 13) mengatakan bahwa senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang di rancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Jadi fokusnya adalah tubuh bukan alatnya, bukan pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Sedangkan Muhajir (2007: 202) menjelaskan bahwa senam merupakan kegiatan yang paling bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik seperti daya tahan otot, kekuatan, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan. Senam juga dapat menyumbangkan pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dengan dasar-dasar senam akan sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum sehingga siswa mampu menggunakan kemampuan berpikir kreatifnya, dan menguasai keterampilanketerampilan senam.

2 Dalam Muhajir (2007: 202) dijelaskan secara umum menurut FIG (Federation International de Gymnastique) senam dibedakan menjadi 6 macam yaitu senam artistik (arsistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportive rythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sport gymnastics), senam trompolin (trompolinning gymnastics), dan senam umum (general gymnastics). Salah satu keterampilan senam yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan salah satu keterampilan senam lantai yaitu gerakan rollkip dengan koordinasi yang baik. Tujuan pembelajaran rollkip ini adalah siswa dapat melakukan gerak dasar rollkip serta nilai disiplin, keberanian dan tanggungjawab. Ini berarti siswa akan mempelajari bentuk dan manfaat senam dan juga dapat mempraktikkan gerak dasar rollkip tersebut. Rollkip merupakan jenis senam lantai yang komplek yaitu menggabungan beberapa gerakan antara roll depan dan kayang. Gerakan rollkip melecutkan kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel matras dengan sumber gerakan dari pinggang. Gerakan rollkip membutuhkan komponen fisik dan kemampuan gerak sehingga siswa akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatan, kelentukan, koordinasi, kelincahan, keseimbangan dan faktor lainnya. Dari berbagai faktor biomotorik, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan gerakan rollkip. Aspek-aspek yang diambil untuk diteliti oleh penulis karena diperkirakan berperan penting dalam terciptanya gerakan rollkip yang baik dan benar ialah

3 kekuatan lengan, kekuatan tungkai dan kelentukan togok. Penulis ingin mencoba mengkorelasikan kelentukan terutama togok dan kekuatan (lengan dan tungkai) dengan keterampilan gerakan rollkip untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel-variabel tersebut sehingga pada akhirnya dapat mengetahui upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar rollkip siswa. Dan untuk mencapai keberhasilan rollkip yang sempurna, maka perlu ditunjang pula oleh postur tubuh, berat badan, atau tinggi badan yang sesuai. Seseorang yang memiliki berat badan atau tinggi badan yang ideal seharusnya dapat melakukan gerakan rollkip yang baik dan benar. Penulis juga ingin mencoba mengkorelasikan berat badan dan tinggi badan dengan rollkip. Dengan mengetahui pengaruh tersebut, akan diketahui tingkat pengaruh faktor fisik dan antropometri tersebut dengan keberhasilan rollkip. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keterkaitan komponen komponen fisik yang memberikan kontribusi untuk memaksimalkan gerakan rollkip. Begitu banyak komponen yang ada namun dalam kasus ini peneliti hanya mengambil lima komponen yang diperkirakan berperan penting dalam terciptanya gerakan rollkip yang baik dan benar. Komponen yang diambil tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan otot lengan merupakan variabel pertama yang diasumsikan penting dalam gerakan rollkip. Menurut Ichsan (1988: 58) kekuatan merupakan daya yang dikeluarkan oleh sekelompok otot untuk menahan beban maksimal. Besar kecilnya kekuatan yang dihasilkan dipengaruhi

4 oleh otot yang melekat dan membungkus lengan tersebut. Lengan terdapat pada tubuh bagian atas yang berfungsi untuk menggerakkan tubuh, seperti mendorong, menarik dan sebagainya. Terjadinya gerakan pada lengan tersebut disebabkan adanya otot-otot dan tulang, otot sebagi alat gerak aktif dan tulang sebagai alat gerak pasif. Gerakan rotasi sendi bahu ini ditujukan untuk mendorong agar tubuh dapat melakukan roll dengan sempurna sebelum akhirnya badan dilentingkan, kaki dilecutkan untuk langsung pada posisi berdiri. 2. Kekuatan otot tungkai juga diasumsikan dapat mempengaruhi keberhasilan gerakan rollkip. Menurut Harsono (1988:177) menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus juga kuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot berkontribusi langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh. Adapun tulang pembentuk tungkai adalah 1) tulang panggul, 2) Femur, 3) Tibia, 4) Tarsaks, 5) Martacarpalia, 6) Fibula, 7) Patela. 3. Kelentukan menurut Harsono (2004: 132) yaitu kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Dalam olahraga, kelentukan sangat berguna untuk mencegah terjadinya cidera. Pada saat siswa melakukan rollkip gerakan dominan adalah terjadi pada batang tubuh.

5 Mulai dari sendi panggul, otot perut, pinggang, persendian ruas tulang belakang, bahkan sendi bahu.saat gerakan rollkip, terjadi penguluran otot perut yang maksimal. Otot perut memanjang agar dapat menjangkau gerakan yang optimal. 4. Menurut Barry L. Johnson (1979: 166) berpendapat bahwa tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri (vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan rata-rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat. Tinggi badan diukur dalam posisi berdiri sikap sempurna tanpa alas kaki. 5. Sajoto (1995:2-3) Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan kilogram. Dengan mengetahui berat badan seseorang maka kita akan dapat memperkirakan tingkat kesehatan atau gizi seseorang. Selain itu, dalam penguasaan gerakan rollkip harus memperhatikan bahkan menguasai terlebih dahulu teknik kayang dan roll depan, kedua gerakan ini merupakan teknik dasar terciptanya gerakan rollkip yang baik dan benar. Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan terlentang dan membusur, bertumpu pada kedua tangan, dan kedua kaki dengan siku-siku dan lutut lurus. Latihan kayang dapat dilakukan dari posisi tidur telentang, dari posisi berdiri, dengan bantuan teman ataupun bersandar pada dinding. Sedangkan roll depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk, punggung, pinggang dan panggul bagian belakang). Latihan guling ke depan dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu:

6 guling ke depan dengan sikap awal jongkok dan guling ke depan dengan sikap awal berdiri. Menurut hasil observasi penulis di SMP Yadika Natar berdasarkan hasil penilaian guru diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII, sebagian besar siswa masih rendah kemampuan melakukan gerakan rollkip. Siswa rata-rata kesulitan melakukan gerakan melentingkan kedua kaki ke depan atas karena kurangnya kelentukan togok atau tubuh siswa. Jikapun otot perut, pinggang dan punggung dapat melenting dengan baik, tapi kadang kekuatan otot perutnya kurang sehingga belum sempurna lentingan tubuh siswa sudah jatuh dengan cepat. Kekuatan otot lengan dan juga tungkai sangat kurang disini, siswa tidak memberikan dorongan dari lengannya saat akan melakukan rollkip kemudian kaki tidak dihentakkan untuk melenting dengan kuat. Selain itu penulis melihat bahwa masih banyak siswa yang belum memanfaatkan faktor antropometriknya, seperti tinggi badan dan berat badan untuk menunjang keberhasilan gerakan rollkip. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Kekuatan Lengan, Kekuatan Tungkai, Kelentukan Togok, Tinggi Badan dan Berat Badan Dengan Keterampilan Rollkip Pada Siswa Kelas VIII di SMP Yadika Natar. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

7 1. Untuk mendapatkan dorongan yang kuat diperlukan kekuatan lengan sehingga gerakan rollkip dapat berhasil dilakukan. 2. Untuk mendapatkan lentingan kaki ke atas depan lalu melakukan pendaratan diperlukan kekuatan tungkai agar dapat berdiri dengan baik. 3. Untuk melakukan gerakan melentingkan saat melakukan gerakan diperlukan kelentukan togok/badan agar saat di udara badan dapat melenting. 4. Untuk dapat melakukan gerakan rollkip dengan sempurna ditunjang dengan tinggi badan dan berat badan yang mendukung keberhasilan gerakan rollkip. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Seberapa besar hubungan kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip? 2. Seberapa besar hubungan kekuatan tungkai dengan keterampilan rollkip? 3. Seberapa besar hubungan kelentukan togok dengan keterampilan rollkip? 4. Seberapa besar hubungan tinggi badan dengan keterampilan rollkip? 5. Seberapa besar hubungan berat badan dengan keterampilan? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui besar hubungan kekuatan lengan dengan keterampilan

8 2. Untuk mengetahui besar hubungan kekuatan tungkai dengan keterampilan 3. Untuk mengetahui besar hubungan kelentukan togok dengan keterampilan 4. Untuk mengetahui besar hubungan tinggi badan dengan keterampilan 5. Untuk mengetahui besar hubungan berat badan dengan keterampilan E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memacu semangat siswa untuk terus meningkatkan keterampilan rollkip-nya. 2. Bagi Guru Penjaskes Sebagai bahan acuan untuk perbaikan proses pembelajaran Penjaskes agar dapat memperhatikan kekuatan lengan, kekuatan tungkai, kelentukan togok, tinggi badan dan berat badan dalam keterampilan rollkip. 3. Bagi peneliti Sebagai bahan rujukan untuk memperluas informasi tentang faktor-faktor yang mendorong keberhasilan keterampilan diberbagai cabang olahraga. 4. Bagi Program Studi Penjaskes Sebagai bahan kajian dan Ilmu pengetahuan olahraga khususnya Biomekanik terhadap cabang olahraga terutama senam lantai rollkip.