II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun

dokumen-dokumen yang mirip
Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Dairi merupakan salah satu daerah

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

NILAI TAMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI ARABIKA SECARA BASAH (WEST INDISCHEE BEREDING)

RENCANA BISNIS PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN KOPI ARABIKA

PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah

PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Baker (2009), jambu mete (Anacardium occidentale L) termasuk

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 52/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KUALITAS KOPI ARABIKA HASIL PENYIMPANAN DENGAN METODE PERENDAMAN UNTUK PENGATURAN WAKTU PENGUPASAN KULIT BUAH BASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

VI. DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Analisis Finansial dan Nilai Tambah Pengolahan Kopi Arabika di Koperasi Tani Manik Sedana Kabupaten Bangli

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan dari kebun-kebun sempit milik petani yang menjadi salah satu pilar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Austin (1981), ruang lingkup agroindustri adalah industri yang

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

III. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran

VIII. ANALISIS FINANSIAL

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

VIII. ANALISIS FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 i

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. RENCANA KEUANGAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

III. METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi.

Pemodelan dan Pengembangan Agribisnis Minuman Berbasis Kopi Robusta dalam Mendorong Perekonomian Kawasan Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur

PROSES PENGOLAHAN KOPI INSTAN, KOPI BLENDING, DAN KOPI TUBRUK DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Studi Kasus Tanah Desa Jirek Mas Kecamatan BUAH KOPI. Cermee Kabupaten Bondowoso) SKRIPSI. Oleh Lubna Brilyani NIM

III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

III. METODE PENELITIAN

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

Transkripsi:

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi Arabika Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua dan berombak-ombak (Botanical, 2010). Biji kopi Arabika berukuran cukup besar, dengan bobot 18-22 g tiap 100 biji. Warna biji agak coklat dan biji yang terolah dengan baik akan mengandung warna agak kebiruan dan kehijauan. Biji bermutu baik dengan cita rasa khas kopi Arabika yang kuat dan rasa sedikit asam, kandungan kafein: 1-1,3%. Kopi Arabika memang dikenal terlebih dahulu oleh konsumen di banyak negara, sehingga kelezatan kopi Arabika lebih dikenal superior dibandingkan dengan kopi Robusta. Jenis-jenis kopi yang termasuk dalam golongan Arabika adalah Abesinia, Pasumah, Marago dan Congensis (Najiyati dan Danarti, 1997). Kopi Arabika tumbuh maksimal pada ketinggian 1.000 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Kopi Arabika memiliki 9 jenis yang berbeda pula, antara lain Brazilian Arabica yang tumbuh maksimal pada ketinggian 2.000 meter sampai 2.500 meter di atas permukaan laut, dan Colombian Mild Arabica tumbuh maksimal pada ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut. Kopi Robusta akan tumbuh maksimal pada ketinggian 400 meter sampai 700 meter di atas permukaan laut. Tanaman kopi sangat sensitif terhadap kelembaban udara. Kelembaban udara yang ideal yaitu antara 70% sampai 89%. Selain itu tanaman kopi juga sensitif terhadap curah hujan, ada saat dimana tanaman kopi membutuhkan hujan yang cukup banyak yaitu pada saat perkembangan biji, dan

5 ada pula saat dimana curah hujan tidak terlalu banyak dibutuhkan yaitu pada saat berbunga dan perkembangan buah, karena hujan dengan intensitas tinggi akan menyebabkan bunga rontok dari tanaman (AEKI, 2006). Menurut Hartatri dan Rosari (2011), kopi Arabika memiliki citarasa seduhan yang unik dan memiliki peluang pasar yang sangat menjanjikan dalam pengembangan bisnisnya. Tanaman kopi Arabika di Indonesia cocok dikembangkan di daerah-daerah dengan ketinggian antara 800-1500 m di atas permukaan laut dan dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Pada suhu 25ºC kegiatan fotosintesis tumbuhannya akan menurun dan akan berpengaruh langsung pada hasil kebun. Mengingat belum banyak jenis kopi Arabika yang tahan akan penyakit karat daun, dianjurkan penanaman kopi Arabika tidak di daerah-daerah di bawah ketinggian 800 m dpl (Najiyati dan Danarti, 1997). Tanaman kopi Arabika memerlukan tanah subur dengan drainase yang baik, curah hujan minimum 1300 mm/th dan toleran terhadap curah hujan yang tinggi. Masa bulan kering pendek dan maksimum 4 bulan. Jenis keasaman tanah yang dibutuhkan dengan ph 5,2-6,2 dengan kesuburan tanah yang baik. Kapasitas panambatan air juga tinggi, pengaturan tanah baik dan kedalaman tanah yang cukup (Siswoputranto, 1993). Program budidaya kopi dianjurkan memilih kawasan yang memenuhi persyaratan tersebut. 2.2 Proses Produksi Kopi Arabika Pada prinsipnya pengolahan buah kopi terdiri dari dua cara yaitu; pengolahan basah (West Indische Bereiding) dan pengolahan kering (Ost Indische Bereiding). Perbedaan kedua cara tersebut adalah ; pengolahan basah menggunakan air untuk pengupasan maupun pencucian buah kopi, sedangkan

6 pengolahan kering setelah buah kopi dipanen langsung dikeringkan (pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah kering) (Najiyati dan Danarti, 1997). Pengolahan kopi Arabika di Subak Abian Ulian Murni dilakukan dengan cara basah untuk menghasilkan biji kopi gelondong (Ose). 1. Penanganan buah kopi setelah panen Buah kopi (kopi gelondong) yang diolah secara basah harus yang masak atau petik merah (95% buah merah). Buah kopi yang baru selesai dipanen harus segera disortasi antara buah kopi merah, hijau, busuk/rusak dan kotoran. Sortasi buah kopi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (Najiyati dan Danarti, 1997): a. Perambangan cara manual ; dilakukan dengan merendam buah kopi dalam air, buah yang mengapung diambil dan dipisahkan, sedangkan buah yang terendam (yang bagus) digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya. b. Cara semi mekanis ; buah kopi dimasukkan ke dalam tangki yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang mengambang, sedangkan buah kopi yang terendam langsung masuk menuju bagian alat pemecah kulit (pulper). 2. Pengupasan kulit (pulping) Proses pengupasan kulit dilakukan dengan menggunakan pulper. Buah kopi setelah dipanen, dipecah dengan menggunakan mesin pemecah kulit buah (pulper) sehingga diperoleh biji kopi HS (Hard Skin) yang telah terpisah dari kulit dan daging buahnya (Najiyati dan Danarti, 1997).

7 3. Fermentasi Fermentasi bertujuan untuk membantu melepaskan lapisan lendir yang masih tersisa di permukaan kulit tanduk kopi setelah proses pengupasan. Proses fermentasi umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika dan kopi Robusta. Proses fermetasi dilakukan sedengan memasukan biji kopi dimasukkan ke dalam bak yang diisi air sampai penuh perendaman dihentikan setelah 36-40 jam (Najiyati dan Danarti, 1997). 4. Pencucian lendir (washing) Kulit buah kopi yang telah terkupas selanjutnya dilakukan proses pencucian (washing) menggunakan washer. Tujuan pencucian untuk menghilangkan lendir yang tertinggal pada biji kopi. Pencucian secara sederhana dilakukan pada bak memanjang dengan air mengalir (Najiyati dan Danarti, 1997). 5. Pengeringan Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran atau pengeringan dengan alat pengering. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah dalam proses berikutnya yaitu pengupasan kulit tanduk. Penjemuran dilakukan di atas para-para atau lantai penjemuran dengan ketebalan 1,5 cm. Pengeringan secara buatan dilakukan dengan alat pengering (Dryer) yang hanya memerlukan waktu 18 jam sampai kadar air yang dihasilkan 12-13% (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). 6. Pengupasan kulit tanduk Biji kopi yang dihasilkan dari proses pengeringan masih dilapisi oleh kulit tanduk. Pengupasan kulit tanduk dilakukan dengan menggunakan huller untuk

8 menghasilkan kopi beras (Green bean) (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). 7. Pengeringan kopi beras Penjemuran biji kopi dilakukan sampai diperoleh kadar air kurang dari 13 %. Hal ini dilakukan 2-3 hari dibawah sinar matahari dengan menggunakan parapara. Tahap pengeringan ini menghasilkan kopi Ose ( biji opi kering) yang dilakukan secara mekanis dengan pemanasan pada suhu 50-60ºC selama 8-12 jam sampai kadar air 12%. Teknologi pengeringan alternatif lain yang dapat diaplikasikan ditingkat petani (secara berkelompok) adalah pengering kopi tenaga surya yang mempunyai kapasitas pengolahan 5 ton biji kopi (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). 8. Pengemasan dan Penyimpanan Pengemasan biji kopi yang sudah dikeringkan yang telah mencapai kadar air di bawah 13% (batas kadar air biji kopi yang aman untuk disimpan) dilakukan dalam karung-karung plastik ataupun karung goni yang bersih. Penyimpanan dilakukan hanya sementara sebelum biji kopi dipasarkan. Penyimpanan harus dilakukan di ruang yang bersih, mempunyai ventilasi dengan lubang udara yang memadai untuk menghindari terjadinya migrasi udara ke biji kopi. Sebaiknya karung diletakkan di atas papan/kayu sehingga tidak langsung bersentuhan dengan lantai (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). 2.3 Rencana Bisnis Rencana bisnis adalah sebuah perencanaan yang berguna bagi perusahaan untuk melihat ke depan, mengalokasikan sumber daya, memfokuskan pada key point dan menyiapkan diri terhadap peluang dan masalah. Atas dasar hal tersebut

9 dapat disimpulkan bahwa usaha memerlukan rencana-rencana untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan prioritas perusahaan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (Rangkuti, 2004). Menurut Matzler et al., (2013), dalam sebuah perencanaan bisnis ada lima komponen yang harus dimiliki perusahaan yaitu : (1) inovatif dan unik, (2) produk dan layanan yang konsisten, (3) produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, (4) memiliki strategi pemasaran yang efektif, (5) serta selalu menghasilkan profit. Perencanaan usaha diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang sedang berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. 2.4 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan (Rangkuti, 2004). Perencanaan strategi menggunakan analisis SWOT akan menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini (Dyson, 2004).

10 2.5 Aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Umar (2005) studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan. 2.5.1. Aspek pasar dan pemasaran Analisis aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa. Aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk juga penting untuk dianalisis. Penawaran diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Menurut Rangkuti (1997), kemampuan analisis pemasaran sangat penting untuk keberhasilan perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat menjual lebih banyak produk yang sama, dengan kualitas yang sama, dengan harga yang lebih mahal, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil dengan memperhatikan segmen pasar, target pasar, dan bauran pemasaran produk yang akan dipasarkan.

11 2.5.2. Aspek teknis dan teknologi Analisis aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Perencanaan bisnis dalam industri manufaktur misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata letak pabrik yang paling menguntungkan (Umar, 2005). Dari kajian teknologi, perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hendaknya antisipasi perkembangan teknologi perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomi, sehingga akhirnya produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar. 2.5.3. Aspek manajemen dan sumber daya manusia Evaluasi aspek manejemen dan sumber daya manusia mencakup rencana struktur organisasi, diskripsi tugas dari masing - masing jabatan, serta jumlah tenaga kerja untuk mengelola dan mengoperasikan rencana bisnis. 2.5.4. Aspek finansial Sebuah proyek bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya (Umar, 2005). Kegiatan pada aspek keuangan (finansial) ini antara lain adalah penghitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek. Dalam menentukan struktur pembiayaan yaitu berapa dana yang harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Pembuatan hasil analisis keuangan akan

12 digunakan untuk mengkomunikasikan rencana keuangan dengan pihak yang berkepentingan. Pendapatan perusahaan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya operasinya merupakan pengeluaran yang juga karena kegiatan perusahaan (Umar, 2005). Kriteria kelayakan investasi menurut Umar (2005) yaitu ; 1. Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang yaitu selisih antara Present Value dari Investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. 2. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa manfaaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek. 3. Internal Rate of return (IRR) merupakan metode yang digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamankan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang dengan pengeluaran investasi awal. 4. Payback Period (PBP) merupakan suatu periode yang menunjukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali. 5. Break Event Point (BEP) merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana pendapatan sama besarnya dengan pengeluaran dengan kata lain keadaan dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian.