BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara cermat, karena upaya peningkatan kualitas jasa

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Rajagrafindo Persada, 2009, hlm.9. http/ pada 1 November 2014, 09.

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. maka berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks negara berembang, sistim perekonomian negara sering kali

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. penting menentukan keberhasilan bisnis ini (Suratman, 2012). Seperti penelitian Mustakim (2013) yang menunjukan bahwa krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

PERAN BMT DALAM PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL Studi Kasus di Koperasi Jasa Keuangan Syari ah BMT HANIVA Imogiri, Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun di bank disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syari ah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2015, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. Islam Perspektif Maqasyid Al-Syariah,Cetakan Pertama,Jakarta:Kencana Prenadamedia Group,2014.h.8.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha semakin lama semakin pesat. Persaingan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya akomodasi, segmen pasarnya adalah tamu yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peran umum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syari ah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan dan materi maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi Islam dalam segala kehidupan masyarakat. 1 Salah satu tantangan paling berat yang kini banyak dihadapi oleh bank syariah seperti BMT yang merupakan bagian kecil perbankan Syari ah adalah banyaknya tudingan yang mengatakan BMT hanya sekedar perbankan konvensional yang ditambah label syariah. Tantangan lainnya adalah bagaimana menonjolkan ciri khas perbankan syariah, yakni bank yang secara langsung membangun sektor riil dengan prinsip keadilan. 2 Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang riel dari konsumen tentang sistem syari ah ketika ingin menjadi anggota BMT. Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimilki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan 1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah :Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta : Ekonsia, 2004. h 96 2 Zaenal Arifin, Memahami Bank Syari'ah, Lingkup Peluang dan Tantangan, Jakarta : Alvabeth, 2001, h. 134. 1

2 fungsinya sebagai konsumen. 3 Menurut Engel et al. sebagaimana di kutip oleh Muhammad Syafi'i Antonio membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga jenis pengetahuan yaitu: Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian dan Pengetahuan Pemakaian. Saat ini sebagian besar masyarakat hanya melihat bahwa nilai tambah bank syari ah adalah lebih halal dan selamat, lebih menjanjikan untuk kebaikan akhirat, dan juga lebih berorientasi pada menolong antarsesama dibandingkan dengan bank konvensional. Hal tersebut memang benar, namun bank syariah juga memiliki keuntungan duniawi karena produk-produknya tidak kalah bersaing dengan bank-bank konvensional dan bagi hasil yang ditawarkan juga tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan bunga. 4 Dengan masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pemahaman Islam apalagi masalah perbankan bahkan perekonomian secara lebih luas maka perbankan syariah harus terus berkembang dan memperbaiki kinerjanya. Dengan pesatnya pertumbuhan yang ditandai semakin banyaknya bank konvensional yang akhirnya mendirikan unit-unit syariah, ini membuktikan bahwa bank syariah memang mempunyai kompetensi yang tinggi. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan beberapa konsumen BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas menunjukkan bahwa alasan mereka menjadi anggota adalah ingin mengamankan uangnya atau karena suku bunga yang ditawarkan BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas sehingga bisa memperlancar jalan perekonomian mereka, selain itu mereka juga tertarik dengan label Islam atau sistem syariah yang 3 Mervyn K Lewis dan Lativa M Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip Praktik dan Prospek, terj Burhan Wirasubrata, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004, h. 106 4 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institut, 1999, h. 317

3 dikembangkan di BMT namun secara rinci mereka tidak memahami proses pelaksanaan sistem syariah tersebut. 5 BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas yang berdiri sejak 1998, merupakan salah satu lembaga keuangan Islam yang terus menerapkan jasa keuangan syari ah sebagai landasan dalam menjalankan usaha lembaganya sehingga sampai sekarang menjadi salah satu BMT kepercayaan masyarakat di Pandanaran Semarang dan sekitarnya, sehingga dari tahun ke tahun jumlah konsumen di BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas dan sampai saat ini jumlah nasabah mencapai 830 anggota. 6 Berikut perkembangan jumlah anggota tujuh tahun terakhir: Jumlah Anggota Tahun 180 orang 2006 258 orang 2007 366 orang 2008 434 orang 2009 656 orang 2010 763 orang 2011 838 orang 2012 Selama ini proses menabung dan menjadi nasabah di bank konvensional menjadi sesuatu yang rumit baik dari segi administrasi, kelipatan menabung dan membutuhkan biaya yang lebih banyak ketika mau menabung, sehingga kehadiran BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas 5 Wawancara dengan nasabah BMT Ki Ageng Pandanaran Mugas Dalam Semarang tanggal 30 Maret 2013 6 Data BMT Ki Ageng Pandanaran Mugas Dalam Semarang 2012 yang di kutip pada tanggal 18 Desember 2012

4 menjadi salah satu alternatif warga sekitar untuk menabung maupun melakukan pembiayaan dengan terlibat sebagai anggota. Proses administrasi di BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas lebih mudah dan tidak serumit di Bank konvensional dan anggota di bantu proses administrasi ketika ingin menjadi anggota. Selain juga sambil menabung anggota juga sudah melakukan infak sedekah, sehingga terjadi keuntungan dunia akhirat. 7 Sistem syari ah yang dikembangkan oleh BMT Kiageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas dengan menjaga larangan riba pada semua jenis transaksi, pelaksanaan aktivitas usaha atas dasar kesetaraan, keadilan dan keterbukaan, selain itu juga menggalakkan investasi dan entrepreneur yang halal. Sistem bagi hasil yang dikembangkan di BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas lebih transparan dan mudah dipahami oleh anggota, karena setiap keuntungan yang diperoleh nasabah didasarkan kondisi dari usaha yang dijalankan dari anggota, keuntungan usaha dari anggota yang fluktuatif menjadikan proses mengangsur lebih fleksibel dan penuh kekeluargaan dalam perjalanannya, hal inilah menjadikan anggota lebih nyaman untuk menabung di BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas. 8 Ketika anggota yang menabung belum mendapatkan keuntungan bagi hasil, maka pihak BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas 7 Wawancara dengan salah satu anggota BMT Kiageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas Bapak Kismanto, pada tanggal 4 januari 2013 8 Wawancara dengan Humas BMT Kiageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas Ibu Yayuk pada tanggal 4 januari 2013

5 memberikan pengarahan dengan jelas dan transparan pada anggota tentang sistem fluktuatif dari setiap usaha yang dilakukan saudara mereka yang melakukan pembiayaan, sehingga terjadi kesadaran dari anggota terhadap realitas tersebut dan diniatkan sebagai amal ibadah dan sehingga terhindar dari riba. Selain itu infak dan sedekah yang disalurkan kepada orang terdekat maka menjadikan pengelolaan zakat, infak dan sedekah tersebut menjadi dari anggota untuk anggota, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup anggota. 9 Berbagai pandangan sempit masyarakat terhadap masalah riba, belum mengertinya masyarakat akan eksistensi dan nilai yang terkandung dalam sistem syari ah perbankan Islam, perlu adanya sosialisasi perbankan Islam beserta filosofi yang mendasarinya baik kepada masyarakat, ulama maupun bankir, 10 karena semakin masyarakat mengerti sistem syariah yang dikembangkan perbankan Islam seperti BMT Ki Ageng Pandanaran Semarang Cabang Mugas menjadikan daya tarik tersendiri untuk ikut menjadi anggota. Sistem syariah dalam perbankan Islam memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya, pembayaran dan penarikan bunga (riba) di larang dalam semua bentuk transaksi dengan menerapkan lima segi religius yaitu tidak ada transaksi berbasis bunga, pengenalan pajak religius atau pemberian sedekah, zakat, pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem nilai Islam (haram), penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (ketidakpastian), dan penyediaan takaful 9 Ibid,. 10 Tim Pengembangan Perbankan Syari ah Institut Bankir Indonesia, Bank Syari ah: Konsep Produk dan Implementasi Operasional, Jakarta: Djambatan 2001, h. 33

6 (asuransi Islam). 11 Perlu diarahkan lebih jelas kepada anggota sehingga mereka benar-benar memahami sistem syari ah yang dikembangkan di BMT tersebut Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh pengetahuan konsumen tentang sistem syariah terhadap keputusan menjadi anggota pada BMT Ki Ageng Pandanaran Mugas Dalam Semarang. 1.2.Permasalahan Berdasarkan uraian diatas, maka masalah pokok yang akan peneliti kaji dalam skripsi ini, dapat dikemukakan permasalahan adalah adakah pengaruh pengetahuan konsumen tentang sistem syariah terhadap keputusan menjadi anggota pada BMT Ki Ageng Pandanaran Mugas Dalam Semarang? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan konsumen tentang sistem syariah terhadap keputusan menjadi anggota pada BMT Ki Ageng Pandanaran Mugas Dalam Semarang. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat sebagai bahan referensi penelitian berikutnya tentang sistem syariah yang ideal, serta memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu ekonomi Islam. 11 Mervyn K Lewis dan Lativa M Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip Praktik dan Prospek, terj Burhan Wirasubrata, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004, h. 48

7 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pijakan bagi BMT Ki Ageng Pandanaran Mugas Dalam Semarang dalam mengembangkan lembaganya sehingga menjadi BMT yang diminati masyarakat. 1.4.Sistematika Penulisan skripsi Untuk mempermudah pemahaman dan agar pembaca skripsi segera mengetahui pokok-pokok pembahasan skripsi, maka penulis akan mendeskripsikan ke dalam bentuk kerangka skripsi. Sistematika penulisan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian muka, bagian isi dan bagian akhir. 1.4.1. Bagian Muka Bagian muka terdiri dari: halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman deklarasi, halaman abstrak, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, dan daftar tabel. 1.4.2. Bagian Isi/Batang Tubuh Karangan Bab Pertama merupakan yang terdiri dari pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, perumusan permasalahan, Tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab Kedua berisi tinjauan pustaka yang terdiri dari kerangka teori dan hipotesis. Kerangka teori terdiri dari tiga sub bab yaitu sub bab pertama tentang pengetahuan meliputi pengertian pengetahuan, macam-macam pengetahuan dan unsur-unsur pengetahuan, sub bab

8 kedua tentang BMT meliputi pengertian BMT, dasar hukum BMT, Produk-Produk BMT dan pengelolaan BMT. Bab Ketiga berisi tentang metode penelitian meliputi jenis dan sumber data, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data variabel penelitian, variabel dan pengukuran dan teknik analisa data. Bab Keempat Berisi analisis data dan pembahasan yang meliputi penyajian data dan analisis data dan interpretasi data. Bab Kelima berisi penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-Saran. 1.4.3. Bagian Akhir Pada bagian ini terdiri daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat pendidikan peneliti