dengan semakin mahalnya air minum dalam kemasan galon berlabel pabrik. Teknologi yang umumnya digunakan adalah proses pengendapan (dengan cara menampung bahan baku air pada tangki dengan kapasitas besar), dilewatkan ke penyaring multimedia, kemudian proses penyaringan sampai ke penyaringan ultra. Proses desinfektasi yang dilakukan adalah pilihan proses ozonasi, ultraviolet atau kombinasi keduanya ( Pitoyo, 2005 ). Berdasarkan Widiyanti dan Ristiati (2004 ), proses ozonasi dipilih karena ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri pa ogen, termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan akan ikut di sanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman. Selain dengan proses ozonasi, desinfektasi juga dapat menggunakan ultraviolet, dimana air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet. Yang harus diperhatikan adalah intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup. Untuk sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas sebesar 30.000 MW sec/cm 2 (micro watt detik per sentimeter persegi). Radiasi sinar ultraviolet dapat meinbunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup. Tidak ada residu a tau hasil sam ping dari proses penyinaran dengan UV. Air yang akan disinari dengan UV harus telah melalui filter hal us dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, dan Fe atau Mn (jika konsentrasinya cukup tinggi).. III. BAHAN DAN METODA 3.1.Bahan dan Piranti 3.1.1.Bahan Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel air minum isi ulang dalam galon yang diperoleh dari depo air minum yang ada di Kotamadya Salatiga dan sekitamya sebanyak 36 depo ( lihat Tabel 2). Bahan - bahan kimiawi yang digunakan antara lain : Lactose Broth, Briliant Green Lactose Broth, Spiritus, Aquades, DPD Free Chlorine Powder Pillow, Hardness 1 7
3.1.2.Piranti Piranti yang digunakan antara lain Spektrofotometer HACH DREL, ph meter (Hanna Instrumen), galon, tabung reaksi, durham, rak tabung reaksi, spet, inkas, pemanas, neraca analitis (Mettler), inkubator, autoclave, HACH digital titrator, almari es dan piranti gelas. 3.2.Lokasi Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel adalah di depo - depo air minum isi ulang yang ada di Salatiga dan sekitamya disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Daftar Lokasi Depo AMIU yang ada di daerah salatiga dan sekitarnya. No Lokasi l. Jl. Kartini 2. 3. 4. Jl. Monginsidi 5. 6. 7. Tegalrejo 8. 9. I 0. JI. Pattimura II. 12. 13. Grogol 14. 15. 16. JI. Merbabu 17. 18. 19. JI. Brigjen Sudiarto 20. 21. 22. Kalisombo 23. 24. 25. Kemiri 26. 27. 28. JI. Veteran Depo Kartini I Kartini 2 Kartini 3 Monginsidi 1 Monginsidi 2 Monginsidi 3 Tegalrejo 1 Tegarlrejo 2 Tegalrejo 3 Pattimura 1 Pattimura 2 Pattimura 3 Grogol I Grogo12 Grogol 3 Merbabu I Merbabu 2 Merbabu 3 Brigjen Sudiarto I Brigjen Sudiarto 2 Brigjen Sudiarto 3 Kalisombo I Kalisombo 2 Kalisombo 3 Kemiri I Kemiri 2 Kemiri 3 Veteran 1 8
29. 30. 3I. Tingkir 32. 33. 34. Pabelan 35. 36. Veteran 2 Veteran 3 Tingkir I Tingkir 2 Tingkir 3 Pabelan I Pabelan 2 Pabelan 3 3.3.Metoda 3.3.1. Cara Pengambilan Sampei Air Min urn lsi Uiang dari Gaion (Pracoyo dkk., 2006) 1. Disiapkan erlenmeyer yang sudah disteril. 2. Tutup galon dibersihkan secara aseptis dengan cara mengusap dengan etanol dan didiamkan beberapa men it sampai sisa etanol menguap. 3. Tutup botol ditusuk dengan spet, kemudian air dalam galon disedot. 4. Air ditampung dalam erlenmeyer. 3.3.2. Cara Pengambilan Sampei Air Min urn Pembanding dari Galon (Pracoyo dkk., 2006) I. Disiapkan erlenmeyer yang sudah disteril. 2. Tutup galo dibersihkan secara aseptis dengan cara mengusap dengan etanol dan didiamkan beberapa menit sampai sisa etanol menguap. 3. Tutup botol ditusuk dengan spet, kemudian air dalam galon disedot. 4. Air ditampung dalam erlenmeyer. 3.3.3. Penyediaan Sampel (Aiaerts dan Santika,1987) I. Dibuat 3 seri pengenceran untuk tiap sampel dengan masing - masing pengenceran sebanyak 5 tabung reaksi. 2. Dituangkan I 0 ml kaldu (Lactose Broth) masing-masing ke dalam tabung reaksi yang di dalamnya sudah diberi dengan tabung Durham. Tabung ditutup dengan kapas, kemudian disterilkan dalam autoclave. 9
3. Dengan menggunakan spet steril, dipindahkan sebanyak I ml masing-masing pengenceran ke dalam 5 tabung reaksi, digoyang perlahan untuk homogenisasi sam pel. 3.3.4. Tes Pendugaan (Aiaerts dan Santika,1987) I. Tabung reaksi yang telah terisi sampel diinkubasikan pada suhu _35 ± 0,5 C, selama jangka waktu 24 ± 2 jam dan diamati gas yang tertangkap di dalam tabung durham. Tabung yang mengandung gas dilanjutkan dengan tes penegasan. Sedang tabung yang tidak menghasilkan gas, inkubasi dilanjutkan selama 24 jam lagi. 2. Sesudah 24 jam, diamati lagi gas yang tertangkap di dalam tabung Durham. Apabila dalam tabung tidak dihasilkan gas, maka sampel tersebut tidak mengandung bakteri coli. Tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan tes penegasan. 3.3.5. Tt:s Penegasan (Aiaerts dan Santika,1987) I. Sampel yang menghasilkan gas baik dalam jangka waktu 24 jam maupun dalam jangka waktu 48 jam dilanjutkan dengan tes penegasan. Jumlah tabung untuk tes penegasan adalah jumlah tabung yang mengandung gas dalam tes pendugaan. 2. Dengan menggunakan pipet steril, dipindahkan sebanyak 0.1 ml cairan dari masingmasing tabung yang menghasilkan gas pada tes pendugaan, ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media kaldu Briliant Green Lactose Broth dan tabung Durham, kemudian diratakan. Digoyang perlahan untuk homogenisasi sampel. 3. Tabung reaksi diinkubasipada suhu 35 C selama 48 ± 2 jam dan diamati gas yang tertangkap di dalam tabung durham. Tabung yang mengandung gas dicatat sebagai sampel yang mengandung bakteri coli total, sedang tabung yang tidak menghasilkan gas berarti tidak mengandung bakteri coli total. 4. Jumlah tabung yang positif kemudian dicocokkan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh banyaknya coliform dalam sampel. 5. Sebagai blanko disiapkan l tabung reaksi berisi medium yang di dalamnya sudah diberi dengan tabung Durham. 10
3.4. Parameter Pengukuran Parameter pengukuran yang meliputi parameter fisiko metodalpiranti yang digunakan disajikan dalam Tabel 3. kimiawi serta Tabel 3. Parameter Pendukung dan Piranti Metode I Piranti Fisikawi Suhu ( C ) Termometer DHL (ms/cm) Hanna lnstrumen TDS (mg/l) Hanna lnstrumen Kekeruhan (FTU) Wama, rasa dan bau Kimiawi ph Hanna I nstrumen Fe total (mg/l) Chlorine(mg!L) NH3 (mg/l) Kesadahan total (mgcac03/l) Titrasi (HACH Digital Titrator) 3.5. Analisa Data Data hasil analisis fisikawi, kimiawi dan mikrobiologis dibandingkan dengan persyaratan standar baku mutu untuk kualitas air minum dan baku mutu yang digunakan adalah Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 907/MENKES/SK/VII/2002 dan Air Minum Oalam Kemasan (AMOK) dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor SNI- 0) -3553-1996.. 11