BAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi minuman berenergi agar tubuh menjadi segar dan mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik (Desmita, 2005) yang didukung dengan aktivitas olahraga dan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh. Media masa sangat mudah mempengaruhi cara berpikir dan gaya

Energy Drink, Masih Layakkah dikategorikan sebagai Minuman Fungsional?? [Kelompok 8] [Kelas E] Anggota: Reza Widyasaputra ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya paling besar mengalami masalah gizi. Secara umum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A.1. Latar Belakang. Minuman berenergi termasuk salah satu minuman. suplemen yang mengandung kafein, glukosa, dan taurin

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk orang-orang yang sibuk dan suka berperilaku konsumtif. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suplemen berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk. stamina tubuh seseorang yang meminumnya. (

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pola hidup yang sehat. Makanan dan minuman merupakan salah satu aspek terpenting

Tradisional Bagian Daun dan Buah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minuman suplemen berenergi bagi kesehatan untuk mengatasi kelelahan, sebagian besar masyarakat modern cenderung untuk menjatuhkan pilihan mudah dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi keamanan dan manfaat terhadap kesehatan, masih banyak konsumen yang belum sepenuhnya sadar ataupun paham akan cara penggunaannya yang tepat, selain juga bahaya serta resiko yang ditimbulkannya (Komlim, 2012). Dan produk suplemen yang beredar disinyalir mengandung satu atau lebih bahan yang dapat menimbulkan resiko penyakit Gagal Ginjal kronik pada pengonsumsinya (Djarwoto, 2009). Mengkonsumsi suplemen sudah menjadi gaya hidup modern tanpa mengenal batas usia. Banyak kesalahan dalam pemahaman khasiatnya. Suplemen tidak diperlukan selama yang bersangkutan menerapkan gizi seimbang. Asupan gizi yang paling bagus lewat makanan sehari-hari. Suplemen hanya diperlukan oleh berusia lanjut, orang sakit, kurang gizi, atau yang memiliki kelaianan tertentu, seperti kelainan darah atau dalam metabolisme. Pemberian suplemen pun tidak boleh sembarangan. Komsumsi suplemen perlu diawasi oleh dokter. Mengkonsumsi suplemen harus hati-hati, terutama bagi para remaja yang masih dalam masa pertumbuhan dan sehat. Pengetahuan minuman suplemen berenergi yang jadi masalah adalah bawasanya minuman suplemen dianggap masyarakat sebagai penambah tenaga yang di butuhkan oleh tubuh kita (Fitria, 2008). Jika 1

2 tubuh mengalami kelelahan yang diperlukan adalah istirahat, bukan meminum minuman suplemen berenergi, sebab selain mengandung kafein dan karbohidrat, minuman itu yang mengandung taurin yang memblok kerja saraf sehingga memperlambat kerja saraf (Marlinda, 2008). Menurut hasil berbagai survey minuman suplemen berenergi dikonsumsi oleh remaja sekitar 30-50% remaja dan dewasa muda. Di Amerika survey pada tahun 2007 dilaporkan sekitar 5448 orang mengalami overdosis kafein, 40% diantaranya 46% pada usia dibawah 19 tahun. Seringkali ditemukan kandungan kafein yang tinggi atau bahkan jumlahnya tidak diketahui, minuman ini dilaporkan oleh berbagai asosiasi kesehatan dunia mempunyai dampak kesehatan yang serius khususnya pada anak, remaja dan dewasa muda dengan gejala diabetes, kelainan jantung, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Widodo, 2011). Sedangkan di Indonesia, majalah SWA online memberitakan bahwasanya penjualan dari salah satu merek minuman suplemen berenergi pada tahun 2009 mencapai Rp268 milliar. Majalah tersebut juga memprediksi penjualan minuman berenergi tersebut akan mengalami peningkatan terus menerus. Minuman suplemen berenergi juga meraih Indonesian Customer Satisfaction Award (ISCA) yang kesembilan kalinya pada 2010 sebagai merek terbaik untuk kategori minuman penambah tenaga dan juga meraih penghargaan platinum dari Indonesian Best Brand Award (IBBA), gambaran tersebut membuktikan bahwasanya minuman berenergi disini telah cukup diminati masyarakat Indonesia (Rahmawanto, 2011).

3 Hasil penelitian oleh mahasiswa di IPB pada menunjukkan bahwa lebih dari 50% penduduk kota besar mengkonsumsi suplemen. Dan tampaknya, konsumsi suplemen dalam berbagai bentuk telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat pekerja-pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Padang, Makasar, dan Banjarmasin. Di Indonesia bisnis dan pemasaran produk suplemen, terutama di daerah perkotaan cenderung meningkat pesat. Rata-rata produksi suplemen 93,2 juta liter per tahun yang terdiri dari dua produsen susu dengan kapasitas 24,2 juta liter per tahun, 14 produsen minuman berenergi dengan kapasitas produksi 10,4 juta liter per tahun, dan tujuh produsen minuman isotonic dengan kapasitas produksi 10,4 juta liter per tahun. Selain itu data registrasi di badan POM menunjukkan bahwa total suplemen sejak tahun 1997 hingga tahun 2000 adalah 3.232, di mana 74,28% (2.399 produk) adalah produk impor dan 25,86% (837 produk) adalah produk lokal (wordpress, 2011). Menurut Walikota Surabaya Tri Rismaharani, trend penderita gagal ginjal kronik tidak lagi didominasi kaum berumur, pada tahun 2013 misalnya, pasien jamkesmas non kuota untuk hemodialisa sebanyak 281 orang, dari data Dinas Kesehatan surabaya juga menunjukkan jumlah kunjungan pasien GGK di Rumah Sakit dan Puskesmas terus meningkat sejak tahun 2011. Pada tahun 2011 sebanyak 477 kunjungan dan pada tahun 2012 350 kunjungan, pada tahun 2011 pasien GGK usia 25-44 sejumlah 112 orang, usia 45-64 tahun sebanyak 138 dan 65 tahun ke atas sebanyak 227 orang. Sedangakan pada tahun 2012 penderita GGK usia belia yaitu 1-4 tahun sebanyak 3 orang, 5-14 tahun sebanyak 7 orang, yang usia 15-44 tahun 114 orang, 81 orang usia 45-54 tahun, 87 orang usia 55-64 tahun, dan usia lebih dari 65 tahun ada 58 orang (Risma, 2013).

4 Minuman suplemen berenergi termasuk ke dalam minuman suplemen yang didefinisikan sebagai minuman yang mengandung vitamin, mineral serta stimulant seperti cafein, taurin, variasi bentuk gingseng, maltodextrin, carnitine, creatine (Wikipedia, 2006). Pada produk ini ditambahkan zat-zat tertentu yang dapat meningkatkan energi tubuh. Sumber lainnya yang juga mempengaruhi kecepatan reaksi adalah kandungan zat stimulant seperti kafein dan taurin. Kedua zat ini berfungsi untuk memperlancar metabolisme tubuh (Marlinda, 2001). Kombinasi taurin dan kafein dalam minuman suplemen berenergi akan merangang sistem saraf pusat untuk memicu reaksi katabolisme (reaksi untuk menghasilkan energi) di otot. Mekanismenya melalui pengaktifan kerja saraf yang menghasilkan percepatan denyut jantung untuk memompa darah dan oksigen, sambil menstimulasi peningkatan kadar gula darah (lheathin, 2008). Minuman suplemen berenergi bertujuan untuk memberikan consumer peningkatan energy dengan mengkombinasi zat-zat stimulant termasuk kafein, ekstrak herba seperti guarana, gingseng, vitamin B, asam amino seperti taurine. Menurut penelitian didapati bahwa kandungan kafein dalam minuman berenergi merupakan pemicu terjadinya efek peningkatan energi. Menurut penelitian, dikatakan bahwa dosis kafein yang minimal sebanyak 12.5-100 mg dapat menyebabkan peningkatan prestasi kognitif dan mood (Smit, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Riesenhuber, menyatakan bahwa kafein dalam minuman berenergi menyebabkan dieresis. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi kafein yang akut menurunkan sensitivitas insulin dan meningkatkan rata-rata tekanan darah arteri (Riesenhuber, 2006). Konsumsi kafein yang tinggi

5 dihubungkan dengan nyeri kepala kronik harian terutamanya dikalangan wanita berumur kurang dari 40 tahun (Scher, 2004). Asupan kafein secara berlebihan dikatakan berhubungan dengan system saraf pusat, kardiovaskuler, gastrointestinal. Kafein dalam minuman berenergi akan memberi efek yang diinginkan pada penggunanya seperti meningkatkan konsentrasi dan memori namun dapat menimbulkan banyak efek samping yang berbahaya (Benitez, 2000). Pencegahan yang perlu dilakukan masyarakat agar tidak terjadi efek samping atau mengakibatkan gagal ginjal kronik yaitu menghindari minuman suplemen berenergi, menghindari jamu jangka panjang, menghindari obat-obat sembarang (Ernawati, 2011). Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengetahuan masyarakat tentang bahaya minuman suplemen berenergi. 1.2 RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah, Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang minuman suplemen berenergi? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang minuman suplemen berenergi dikalangan masyarakat Dusun pelemgurih, Desa Jenangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis a. Bagi Peneliti meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan wawasan. b. Bagi Tenaga Kesehatan sebagai masukan dan wawasan kepada tenaga/ pekerja dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya pada penderita GGK. c. Bagi IPTEK Keperawatan,sebagai pengetahuan untuk pengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan medikal bedah. 1.4.2 Manfaat Praktisi 1. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian tentang minuman suplemen berenergi. 2. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya minuman suplemen berenergi. 3. Bagi peneliti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahaya minuman suplemen berenergi jika dikonsumsi secara berlebihan. 1.5 Keaslian Penulisan 1. Andriyono, Gigih (2012). Dengan judul Pengetahuan Masyarakat Dalam Mengkonsumsi Minuman Berkafein. Desain penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dalam mengkonsumsi minuman berkafein. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang mengkonsumsi minuman berkafein sebanyak 80 orang. Jumlah sampel dalam

7 penelitian ini adalah 67 responden sesuai dengan kriteria sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan deskriptif statik. Dari hasil penelitian terhadap 67 responden pada pengetahuan masyarakat dalam mengkonsumsi minuman berkafein didapatkan hasil baik (43,2%) atau 29 responden, sedangkan pengetahuan buruk 38 responden (56,7%). 2. Rahmawanto, Dedi (2011). Dengan judul Persepsi Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Minuman Berenergi. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari persepsi konsumen label halal pada produk hidangan energi di keputusan pembelian dan untuk mengetahui kolerasi persepsi konsumen label halal. Metode analisis menggunakan kemunduran Tinier ganda. Variabel-variabel persepsi konsumen termasuk perhatian, mengerti, dan memori. Hasil dari analisa menunjukkan persepsi konsumen itu (perhatian, mengerti, dan memori). Koefisien kolerasi untuk perhatian, mengerti dan variabel-variabel memori dengan keputusan variabel pembelian didalam tingkatan yang kuat.