BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

Definisi Stres Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. timbul di dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja memiliki arti yang beragam,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana

BAB I PENDAHULUAN. bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna,berkualitas. peranan pegawai negeri adalah unsur aparatur negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER TRADA MOTOR CABANG BANDAR LAMPUNG. Oleh Nia Nur Arini

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. faktor kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan, baik perubahan fisik maupun perubahan psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

I. PENDAHULUAN. 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan. strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Malasah

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan komputer, baik hardware maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tantangan tersendiri terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu kemajuan ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini menuntut Sumber Daya Manusia yang berkompeten yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki semangat kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja atau pencapaian tujuan perusahaan. Sumber Daya Manusia yang disebut disini salah satunya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan tersebut adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap disiplin yang tinggi, kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mewujudkan ini semua perlu adanya dorongan bagi pegawai agar selalu bekerja lebih giat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya, suatu organisasi harus menyusun strategi sehingga pegawai akan senantiasa memperoleh hasil yang lebih baik dalam melaksanakan kegiatannya. 1

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam suatu organisasi, apabila produktivitas kerja pegawai tinggi maka produktivitas organisasi pun akan tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila produktivitas kerja pegawai rendah maka produktivitas organisasi akan rendah. Seiring dengan tuntutan dalam diri pegawai untuk terus mengembangkan diri agar memiliki produktivitas kerja yang tinggi, timbul berbagai macam permasalahan yang mereka hadapi. Permasalahan yang biasa timbul di antaranya berkaitan dengan disiplin kerja, motivasi kerja, komunikasi dan interaksi sosial yang cenderung tidak harmonis, serta stres kerja yang dialami setiap karyawan di tempat kerja, adanya perasaan kurang aman, cemas bahkan sampai terganggunya kesehatan fisik maupun mental dalam menghadapi tuntutantuntutan perusahaan. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara namun kenyataan di lapangan berbicara lain dimana masih banyak ditemukan Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyadari akan tugas dan fungsinya tersebut sehingga seringkali timbul ketimpangan-ketimpangan dalam menjalankan tugasnya dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada masyarakat Masalah stres merupakan salah satu masalah yang serius menimpa setiap pegawai di tempat kerja. Stres kerja adalah situasi ketegangan/tekanan 2

emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres dapat terjadi dalam berbagai kondisi dan situasi. Stres merupakan penyakit yang menjadi sumber pemborosan waktu yang paling besar. Stres bagi seorang pegawai dapat merupakan tantangan, rangsangan, namun bisa pula berarti kekhawatiran, konflik, ketegangan dan ketakutan tergantung bagaimana kita memandangnya. Stres yang terlalu banyak akan membuat kesehatan seseorang menurun dan cenderung tidak produktif, tetapi sebaliknya stres dalam jumlah kecil akan bermanfaat karena dapat membantu memusatkan perhatian dan kinerja pegawai. Menurut Stephen Robbins (1996:222) bahwa: Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stephen P. Robbins (1996:224) menyebutkan beberapa indikator untuk mengukur stres kerja, diantaranya adalah: 1) Gejala Fisiologis, terkait dengan aspek kesehatan dan medis dilihat dari perubahan metabolisme, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan laju detak jantung dan pernapasan, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung. 2) Gejala psikologis dilat dari ketidakpuasan, ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda pekerjaan. 3) Gejala perilaku dilihat dari perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, perubahan kebiasaan makan, meningkatkan konsumsi rokok dan alkohol, berbicara cepat, gelisah dan adanya gangguan tidur. 3

No Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eli, pegawai bagian Kasi Tata Administrasi Perbendaharaan DPPKAD Kota Sukabumi, terungkap fenomena yang menyebabkan stres kerja pegawai, yaitu : - Kesulitan dalam penagihan pajak. Salah satunya perusahaan yang kurang inisiatif membayar pajak adalah perusahaan yang bergerak di bidang restoran dan hotel. - Surat Tanda Bukti Setoran (TBS) sebagian belum di cap dan nama bendahara (orang) tidak dicantumkan. Sehingga ketika merekap laporan, Bagian Perbendaharan akan kesulitan dalam mencari rincian keterangan setoran. Hal ini jelas akan menimbulkan keterlambatan pengentrian data. - Banyaknya pegawai yang belum memahami program SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah). Akibatnya pegawai yang akan menyusun laporan atau menginput data masih dikerjakan secara manual, hal ini akan memperlambat pegawai dalam proses pembukuan. Dengan tidak menguasai program SIPKD banyak tugas pegawai bagian DPPKAD yang tidak memenuhi standar target yang ditentukan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti adapun masalah dalam penelitian ini adalah belum optimalnya produktivitas kerja pegawai di DPPKAD Kota Sukabumi. Berikut data nilai rata-rata kinerja pegawai pada bagian DPPKAD Pemerintah Kota Sukabumi pada tahun 2011-2013 : Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Kinerja Pegawai Pada Bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kota Sukabumi 2011-2013 Kinerja karyawan akan tugas pekerjaan Rata-rata 2011 2012 2013 1 Keterampilan melakukan tugas pekerjaan 78 77 75 2 Kesesuaian kualitas dan jumlah hasil kerja dengan standar/target yang telah ditetapkan perusahaan 73 72 74 3 Pengetahuan tentang peraturan-peraturan 81 80 79 Sikap terhadap dan pergaulan dengan: 4 a. Atasan 75 79 78 b. Bawahan 69 75 70 c. Rekan sederajat 71 75 74 5 Kesadaran dalam penyelesaian pekerjaan tanpa 74 75 73 4

bergantung pada orang lain 6 Kehadiran 74 72 73 Total 594 602 596 Nilai rata-rata 74,25 75,25 74,5 Sumber : DPPKAD Pemerintah Kota Sukabumi Berdasarkan perolehan nilai rata-rata di atas menunjukan bahwa terjadi ketidakstabilan kinerja dari tahun 2011 2013 bahwa nila rata-rata kinerja karyawan dari tahun tersebut masih rendah yakni berada dibawah angka 80 yang artinya kinerjanya masih memiliki predikat cukup baik belum mencapai minimal rata-rata 80 yaitu yang sama dengan predikat baik. Selain itu juga yang menyebabkan produktivitas menurun yaitu sering terjadinya kemunduran waktu dalam penyerahan tugas laporan pekerjaan yang harus diselesaikan setiap bulannya. Penyerahan laporan bulanan yang seharusnya diserahkan pada tanggal 10 setiap bulannya, tetapi DPPKAD sering menyerahkan laporan bulanan melebihi tanggal yang ditetapkan. Berikut tabel ketepatan waktu penyerahan laporan. Tabel 1.2 Ketepatan Waktu Penyerahan Laporan Bulan Tgl Penyerahan Laporan Tanggal Seharusnya Presentase Keterlambatan Januari 13 10 3 hari Februari 12 10 2 hari Maret 15 10 5 hari April 16 10 6 hari Mei 11 10 1 hari Juni 12 10 2 hari Juli 14 10 4 hari Agustus 16 10 6 hari September 12 10 2 hari Oktober 14 10 4 hari Nopember 13 10 3 hari Sumber : DPPKAD Pemerintahaan Kota Sukabumi 5

Salah satu faktor yang menyebakan terlambatnya penyerahan laporan setiap bulannya selain banyaknya pegawai yang tidak hadir kerja adalah banyaknya pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja. Hal itu menyebabkan karyawan kurangnya inisiatif dalam bekerja, efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu pada saat bekerja kurang optimal sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat waktu yang telah ditetapkan. Berikut tabel presentase ketepatan jam kerja (penggunaan waktu istirahat) pada DPPKAD Pemerintah Kota Sukabumi. Bulan Tabel 1.3 Penggunaan Waktu Jam Istirahat Rata-rata Penggunaan Waktu Istirahat Waktu Istirahat Rata-rata Kemangkiran Penggunaan Waktu Istirahat Presentase Kemangkiran Januari 71 60 menit 11 18.3% Februari 74 60 menit 14 23.3% Maret 80 60 menit 20 33.3% April 92 60 menit 32 53.3% Mei 78 60 menit 18 30.3% Juni 90 60 menit 25 41.6% Juli 85 60 menit 25 41,6% Agustus 75 60 menit 15 25% September 68 60 menit 8 13.3% Oktober 70 60 menit 10 16.6% Nopember 75 60 menit 15 25% Waktu yang disediakan perusahaan untuk istirahat karyawan adalah 60 menit, sementara banyak karyawan yang memanfaatkan waktu istirahat melebihi dari jadwal yang telah ditetapkan. 6

Beranjak permasalahan yang ada, kemudian timbul pertanyaan yaitu mengapa produktivitas kerja seorang pegawai tidak optimal? Dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan produktivitas kerja pegawai bisa seperti itu? Pentingnya permasalahan produktivitas kerja pegawai yang terjadi di bagian DPPKAD Pemerintahan Kota Sukabumi untuk dikaji yaitu adanya stres kerja yang tidak dapat dikendalikan oleh setiap individu. Selain itu peran penting organisasi/lembaga harus benar-benar memperhatikan kondisi dan keadaan pegawainya dalam bekerja. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh organisasi/lembaga, untuk selalu senantiasa memperhatikan kondisi fisik ataupun mental para pegawainya dalam bekerja agar terhindar dari kemungkinan timbulnya pelanggaran-pelanggaran maupun disiplin dalam bekerja, sehingga kualitas kerja pegawai dapat terjaga demi tercapainya tujuan organisasi dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Menyoroti fenomena di atas kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi. pegawai DPPKAD Pemerintahan Kota Sukabumi perlu memberikan penanganan guna meminimalisir penurunan produktivitas kerja yang diakibatkan oleh stres kerja yang dialami. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai banyak aspek yang perlu diperhatikan salah satunya yaitu saling berkomunikasi dengan baik antar sesama pegawai atau atasan karena tugas di bagian DPKKAD saling berkaitan satu sama lain. Maka untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan adanya dorongan atau kepekaan atasan untuk mengidentifikasi keadaan pegawai kemudian memberikan penanganan yang sesuai dan melakukan usaha untuk menjaga agar karyawan senantiasa produktif dalam bekerja. 7

Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk menyusun proposal skripsi dengan judul Pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah kota Sukabumi. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Setiap instansi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah tercapainya atau bahkan meningkatnya produktivitas kerja yang tinggi. Konsep produktivitas pada umumnya mengkaitkan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan menurut Laeham dan Wexley (1982:2) menyatakan bahwa produktivitas dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Untuk menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi, sebuah instansi tidak dapat hanya sekedar melakukan berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai tanpa melihat keadaan dan kondisi pegawainya sendiri baik secara psikologis maupun fisik. Produktivitas kerja pegawai sendiri sesungguhnya yang benar-benar dapat meningkatkannya adalah diri karyawan sendiri, namun karena terjadi hambatan-hambatan dalam diri yang menyebabkan tekanan dan tak dapat diatasi sendiri sehingga pada akhirnya menurunkan produktivitas kerjanya. Pada saat seperti inilah dibutuhkan kepekaan pihak instansi untuk mengidentifikasi keadaan pegawai kemudian memberikan penangan yang sesuai dan melakukan usaha untuk menjaga agar pegawai senantiasa produktif dalam bekerja. 8

Berdasarkan identiifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat stres kerja pegawai di bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi? 2. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas pegawai di bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi? 3. Adakah pengaruh stres kerja terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai di bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah kota Sukabumi. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah kota Sukabumi Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 9

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja pegawai bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi. 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat produktivitas pegawai bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini yaitu berupa manfaat teoritis dan praktis 1. Secara Teoritis Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di bagian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sukabumi. 2. Secara Praktis Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berharga kepada berbagai pihak, yaitu: 10

a. Bagi perusahaan, dapat dijadikan masukan mengenai stres kerja pegawai dengan produktivitas kerja pegawai sebagai pedoman dalam mengelola sumber daya manusia dalam perusahaan b. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisi fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah. 11

12