BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Permasalahan Maksud Dan Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

BAB I PENDHAULUAN. dari masyarakat penerima program maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai

DOKUMEN RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas

Evaluasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

LAPORAN PPID SKPD DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DITJEN PPMD Jakarta, Oktober 2017

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempercepat peningkatan perkembangan desa (swadaya dan desa

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

I. PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Salah satu arahan. pembangunan jangka panjang nasional Tahun seperti yang

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya adalah: PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga dikatakan sebagai masyarakat miskin atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.09/MEN/V/2008 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI SWAKARSA MANDIRI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian... 12

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Bab 5. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, penduduk Indonesia pada Tahun 2010 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang bertempat tinggal di perdesaan jika dibandingkan dengan di perkotaan tidak lagi jauh berbeda, yakni 119,3 juta jiwa di perdesaan dan 118,3 juta jiwa di perkotaan. Namun, perbandingan tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat pembangunan wilayah di antara keduanya menunjukkan kawasan perdesaan masih relatif tertinggal jika dibandingkan dengan perkotaan. Jumlah penduduk miskin di perdesaan pada tahun 2010 mencapai 15,59%, jauh lebih tinggi daripada jumlah penduduk miskin di perkotaan, yaitu 9.09%. Selain itu, infrastruktur di kawasan perdesaan dinilai masih kurang baik dengan rasio pelayanan yang masih rendah. Disparitas perkembangan ekonomi, masih tingginya jumlah penduduk miskin di kawasan perdesaan, dan rendahnya tingkat pelayanan infrastruktur di kawasan perdesaan, menjadi latar belakang kebijakan dan program pembangunan infrastruktur perdesaan saat ini. Kebijakan dan program pengembangan perdesaan diantaranya dilaksanakan dalam bentuk pembangunan dan atau peningkatan infrastruktur baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur perdesaan tersebut diharapkan dapat mendukung sasaran-sasaran pembangunan perdesaan yang dijabarkan dalam RPJMN 2010-2014 seperti pengembangan ekonomi kawasan perdesaan. Perkembangan ekonomi di kawasan perdesaan pada akhirnya dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan wilayah yang terjadi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mengurangi jumlah penduduk miskin yang ada di kawasan perdesaan. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang berada dalam naungan PNPM Mandiri merupakan salah satu program pembangunan infrastruktur perdesaan yang berbasis masyarakat yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. PPIP menjadi program pembangunan infrastruktur perdesaan lanjutan dari Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Di Bidang Infrastruktur Perdesaan (PKPS- BBMIP) pada Tahun 2005, dan Rural Infrastructure Support Program (RISP) pada Tahun 2006. PPIP yang dirancang berbasis pada partisipasi masyarakat ini bertujuan untuk 1

menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi kawasan. Sesuai dengan paparan Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya pada Tanggal 12 April 2012 di Jakarta, PPIP diarahkan pada pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana dasar sebagai upaya pengembangan kawasan perdesaan yang masuk dalam kategori desa belum berkembang. PPIP dilaksanakan untuk mewujudkan peningkatan akses kepada masyarakat miskin, hampir miskin, dan kaum perempuan terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Selain itu program ini bersifat open menu, dimana masyarakat memilih infrastruktur yang akan dibangun sesuai kebutuhan dengan pilihan infrastruktur pendukung sebagai berikut : a. Aksesibilitas, meliputi jalan, jembatan, dan tambatan perahu b. Produksi pertanian, meliputi saluran irigasi perdesaan, los pasar, serta c. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, meliputi penyediaan air minum dan sanitasi perdesaan. Dirancang dengan model partisipatif, maka infrastruktur yang akan dibangun sangat bergantung pada kemampuan masyarakat dalam memilih infrastruktur yang tepat. Dengan mempertimbangkan bahwa masing-masing karakteritik infrastruktur memberikan dampak berbeda terhadap kawasan yang dibangun, maka masyarakat dituntut untuk dapat memilih program-program prioritas yang diinginkan. Dalam hal ini, infratruktur jalan menjadi primadona pilihan infrastruktur perdesaan. Menurut data dari Bappenas, sebagian besar pembangunan infrastruktur perdesaan, termasuk program PPIP dialokasikan pada pembangunan jalan. Desa Wonokerto di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, merupakan salah satu desa yang mendapatkan bantuan program pembangunan infrastruktur perdesaan dari Ditjen Cipta Karya. Desa Wonokerto merupakan kawasan perdesaan berbasis pertanian yang masuk kategori sebagai desa belum berkembang. Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman memiliki luas lahan 1558 ha dengan jumlah penduduk 8997 jiwa pada Tahun 2011. Desa Wonokerto mendapatkan bantuan kegiatan PPIP pada Tahun 2011-2012. Program PPIP dilaksanakan atas dasar hasil musyawarah masyarakat. PPIP di desa ini meliputi pembangunan talud dan jalan perkampungan atau perdesaan, yang dimaksudkan 2

untuk akses masyarakat mendukung pendidikan dan berkomunikasi, serta meningkatkan aksesibilitas pada outlet untuk memasarkan hasil komoditi lokal berupa buah-buahan. PPIP di Desa Wonokerto tersebut menelan dana hingga 280 juta dengan rincian 250 juta dari APBN dan bantuan swadaya masyarakat 30 juta rupiah. Dengan mempertimbangkan bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan oleh Ditjen Cipta Karya ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur perdesaan untuk meningkatkan perekonomian kawasan perdesaan, maka dengan mengambil Desa Wonokerto sebagai studi kasus, dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan apakah program pembangunan infrastruktur perdesaan yang dilaksanakan mendukung perkembangan ekonomi di Desa Wonokerto tersebut. 1.2.Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang berbasis partisipasi masyarakat bersifat open menu, sehingga kemampuan masyarakat dalam memilih prioritas program pembangunan infrastruktur perdesaan yang dapat mendorong perekonomian di daerahnya, bergantung pada kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia masyarakat setempat, 2. Perlu dilakukan evaluasi terhadap Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) oleh Ditjen Cipta Karya apakah telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan perekonomian kawasan perdesaan. 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang dilakukan di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, terkait dengan dampaknya terhadap perkembangan ekonomi di kawasan tersebut. 3

1.3.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji keterkaitan hubungan antara program pembangunan infrastruktur perdesaan dengan neraca ekonomi sumberdaya lahan di Desa Wonokerto, 2. Mengkaji keterkaitan hubungan antara program pembangunan infrastruktur perdesaan dengan peningkatan pendapatan masyarakat Di Desa Wonokerto, serta 3. Mengkaji keterkaitan hubungan antara program pembangunan infrastruktur perdesaan dengan diversifikasi ekonomi di Desa Wonokerto. 1.4.Batasan Penelitian 1.4.1. Batasan Lokasi Lokasi penelitian meliputi kawasan administratif Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. 1.4.2. Batasan Substansi Batasan substansi atau ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang telah dilaksanakan oleh Ditjen Cipta Karya melalui satuan kerja di daerah, di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, 2. Infrastruktur yang dikaji meliputi infrastruktur yang dibangun melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), serta 3. Perkembangan ekonomi yang dikaji dalam penelitian ini meliputi neraca sumberdaya ekonomi lahan, pendapatan masyarakat, dan diversifikasi ekonomi. 1.4.3. Batasan Waktu Penelitian Batasan waktu penelitian ini disesuaikan dengan waktu pelaksanaan PPIP, yaitu Tahun 2011 hingga Tahun 2012. Dalam kurun waktu satu tahun tersebut dilakukan evaluasi dampak dari pelaksanaan PPIP terhadap perkembangan ekonomi kawasan perdesaan di Desa Wonokerto secara langsung. Meskipun waktu penelitian relatif pendek, namun diharapkan waktu tersebut dapat memberikan gambaran output atau keluaran dari 4

pelaksanaan PPIP terhadap perkembangan ekonomi kawasan perdesaan di Desa Wonokerto tersebut. 1.5.Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan proposal penelitian ini terdiri dari enam bab dengan rincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang dilaksanakannya penelitian termasuk diantaranya latar belakang dan rumusan permasalahan yang memunculkan pertanyaan penelitian. Selain itu bab ini memuat maksud dan tujuan penelitian, batasan penelitian meliputi batasan lokasi, batasan substansi, dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka memuat dasar-dasar teori dan penelitian yang digunakan sebagai referensi dasar penelitian. Daftar pustaka tersebut dibagi dalam beberapa subbab yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik topik-topik yang sama. Hal tersebut untuk memudahkan pembaca menemukan dasar teori yang relevan yang digunakan dalam penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian memuat metode penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, serta rencana kerja penelitian. Sub-bab metode penelitian membahas mengenai metode yang digunakan. Sedangkan sub-bab pengumpulan data menjabarkan jenis data yang diperlukan, serta metode pengumpulan data-data tersebut. Bab IV Gambaran Umum Bab IV Gambaran Umum meliputi gambaran umum lokasi studi serta gambaran umum Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Gambaran umum lokasi meliputi gambaran fisik, ekonomi, serta kependudukan. Sedangkan gambaran umum PPIP meliputi sebaran, pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Wonokerto. 5

Bab V Analisa dan Pembahasan Bab V Analisa dan Pembahasan membahas mengenai analisa terhadap hubungan antara pembangunan infrastruktur melalui PPIP terhadap perekonomian perdesaan. Analisa korelasi meliputi hubungan pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi sumberdaya lahan, pendapatan, serta diversifikasi ekonomi perdesaan. Setelah dilakukan analisa terhadap masing-masing faktor, dilakukan pembahasan terhadap hasil ketiga analisis tersebut. Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi Bab VI Kesimpulan merupakan penjabaran hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan terhadap hasil analisis ditampilkan secara komprehensif. Dengan demikian, kesimpulan tidak dibahas secara parsial. Selain itu pada bab ini juga disampaikan rekomendasi terhadap pelaksanaan PPIP. 1.6.Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah dilatar belakangi dengan pertanyaan penlitian, apakah PPIP yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan perekonomian kawasan perdesaan. Dari pertanyaan tersebut maka diperlukan model penelitian yang mampu melihat korelasi atau dampak pembangunan infrastruktur melalui PPIP terhadap perkembangan ekonomi kawasan perdesaan. Adapun lebih jelasnya, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 1.1 di bawah ini. 6

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Rumusan Permasalahan Pertanyaan Penelitian: Apakah PPIP yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan perekonomian kawasan perdesaan 1. Pembangunan infrastruktur melalui PPIP 2. Perkembangan ekonomi perdesaan Pembangunan infrastruktur melalui PPIP Perkembangan ekonomi Dampak pembangunan infrastruktur melalui PPIP terhadap perkembangan ekonomi di kawasan perdesaan setempat Rekomendasi Penelitian Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 7