Jasman Jalil. Penerbit. Jazwa Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
Jasman Jalil. Penerbit. Nida Dwi Karya Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN NASIONAL 1 Paul Suparno

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

Transkripsi:

Jasman Jalil PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Penerbit Jazwa Publishing 1

PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP Oleh: Jasman Jalil Copyright 2013 by Jasman Jalil Penulis Jasman Jalil Desain Sampul: JJ Azizi Editor: Supri Penerbit Jazwa PUBLISHING Blog: www.jasmanjalil.blogspot.com e-mail: jasman_2111@yahoo.com Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2

DAFTAR ISI UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI BAGIAN KESATU : GURU DAN PROFESIONALITAS Menagih Profesionalitas Guru 9 Remunerasi bagi Guru, Mungkinkah? 17 Mendidik dengan Keteladanan 25 Guru Demokratis 33 BAGIAN KEDUA : KURIKULUM UN dan Masa Depan 43 Boleh UN, Asal 53 Ekonomi Islam Dalam Kurikulum Nasional 63 Menerapkan Multiple Intelligences di Sekolah 71 BAGIAN KETIGA : SUMBER DAYA PENDIDIKAN TV Indonesia Tidak Pro Anak 81 Timah dan Pendidikan Masyarakat 89 Optimalisasi Internet Bagi Pendidikan 99 Pemerintah Daerah dan Pendidikan 107 3

BAGIAN KEEMPAT : ANTARA PEMIKIRAN DAN KEBIJAKAN Program Wajib Belajar Seumur Hidup 119 RSBI, Sebuah Diskriminasi Pendidikan 129 Pendidikan dan Kebangkitan Nasional 139 Pemberdayaan Koperasi Sekolah 147 Referensi 155 Kredit Tulisan 159 Tentang Penulis 161 4

Bagian Kesatu GURU DAN PROFESIONALITAS 5

6

MENAGIH PROFESIONALITAS GURU Guru profesional dalam konteks Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005 adalah guru yang telah mengantongi sertifikat pendidik. Sertifikat menjadi bukti legal formal untuk pengakuan sebagai tenaga profesional. Untuk mendapatkan sertifikat pendidik itu guru diwajibkan mengikuti prosedur sertifikasi yang telah ditentukan. Sehingga, setiap guru yang belum memegang sertifikat pendidik bukanlah dikatakan sebagai guru profesional. Jika ditelaah secara komprehensif, idealnya semua guru yang telah memiliki kualifikasi akademik yang sesuai adalah guru profesional. Karena untuk menjadi guru harus memenuhi kualifikasi khusus seperti kualifikasi akademik program sarjana atau diploma empat. Selain itu, setiap guru juga dituntut telah memiliki beberapa kompetensi yang sesuai seperti kompetensi kepribadian, pedagogic, kompetensi sosial dan 7

kompetensi profesional. Sehingga semua guru yang telah memiliki kualifikasi akademik dan keempat kompetensi adalah guru profesional walaupun belum memegang sertifikat pendidik. Namun, sejauh mana profesionalisme guru kita sekarang ini? Pertanyaan besar sekaligus menjadi tantangan bagi guru untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar profesional karena sekarang tidak sedikit pihak yang mulai meragukan profesionalitas guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa indikasi seperti rendahnya kualitas pendidikan, minimnya angka kelulusan UN, minimnya kontribusi guru dalam kehidupan masyarakat, serta kasus nasional terbaru yaitu contek massal. Semua problematika tersebut menyulut kecurigaan masyarakat akan profesionalitas guru serta kualitas pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa. Menjadi profesional adalah tuntutan setiap profesi termasuk guru. Ada dua hal yang menjadi aspek penting bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerjanya. Selain itu, calon guru harus mampu memadukan antar skill, personality, dan integritas. Apabila kompetensi 8

tersebut tidak dimiliki, maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai guru. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalisme untuk memenuhi hak yang sama warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Berdasarkan visi tersebut kedudukan guru berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mengembangkan profesionalitasnya secara berkelanjutan. Hakekat profesionalisme guru tidak akan terwujud hanya dengan mengeluarkan regulasi bahwa guru merupakan jabatan profesional. Profesionalitas guru juga belum cukup hanya dibuktikan dengan sertifikat pendidik, karena sertifikat pendidik tidak lebih hanya sebagai sebuah simbol. Sebaliknya hakekat profesional hanya dapat diraih dengan perjuangan yang panjang dan berat. Paling tidak ada dua syarat yang harus dimiliki untuk membuktikan bahwa guru sebagai profesi, yaitu keterandalan layanan (baca: pembelajaran) dan 9

layanan tersebut diakui dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah (Nurdin, 2003). Profesionalitas guru harus dibuktikan dengan kesungguhan hati dalam melaksanakan tugas pokoknya. Sebagai agen pembelajaran, guru mempunyai peran rangkap sebagai fasilitator, motivator, pemacu, inspirator, dan perencana pembelajaran. Artinya, pekerjaan guru adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perkembangan hidup anak-anak, lingkungan sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Tugas guru bukanlah sebatas membuat siswa menjadi pintar, tetapi membantu siswa menemukan potensi dan kemudian untuk dikembangkan. Predikat Guru Profesional sekarang ini menjadi incaran bagi semua guru di Indonesia. Motivasinya adalah kompensasi yang mengiringi predikat tersebut yaitu pemberian tunjangan profesi. Tunjangan yang dikonversikan dengan materi telah menggugah human instinct para guru untuk bisa menikmati kelezatan hidangan ala Guru Profesional. Hal inilah yang menjadi pemicu rendahnya kualitas guru profesional. Profesionalitas guru hanya 10

diterjemahkan sebatas pada limpahan materi. Sehingga ada kesan guru akan melakukan pekerjaan setengah hati jika mereka tidak memperoleh tunjangan sertifikasi. Melihat realita di lapangan seperti itu, wajar seandainya banyak pihak yang mulai pesimis dengan profesionalitas guru. Selain itu, rendahnya kualitas guru sekarang lebih disebabkan oleh kesalahan sistem. Giroux (Suparno, 2004) menyebutkan bahwa guru terlalu banyak ditekankan pada aspek behaviorisme dan psikologi kognitif. Guru tidak dipersiapkan menjadi sosok yang berani berpikir dan mengambil keputusan lain yang diharuskan dalam kurikulum. Kritik-kritik juga dialamatkan kepada guru karena banyak guru dianggap kurang menguasai materi, kurang percaya diri di kelas, dan sering menggunakan metode yang tidak tepat. Oleh sebab itu, sudah saatnya para guru di Negeri Serumpun Sebalai ini untuk membuktikan kualitas sebagai guru profesional. Guru yang benarbenar telah memiliki kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan yakni kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sehingga setiap orang tua tidak ragu untuk menitipkan anak-anak mereka 11

untuk dididik oleh guru di sekolah. Bagi orang tua, guru yang berkualitas seolah-olah akan menjamin masa depan anak didik menjadi manusia yang sukses. Realitanya, sangat sulit untuk menemukan sosok guru yang ideal seperti yang tergambarkan oleh banyak teori. Tetapi paling tidak, guru harus mampu menjadi sosok yang bisa digugu dan ditiru. Syarat minimal adalah guru harus mampu menjadi pribadi yang bermoral dan beriman, mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan seharihari, bertanggung jawab dan mau berkembang. Dalam pembelajaran di sekolah, guru harus mampu berperan sebagai pendidik yang menyampaikan pembelajaran secara menyeluruh (holistic). Artinya, guru mampu mengintegrasikan pendekatan pengajaran di kelas dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi harus mampu menyentuh aspek spiritual, emosional, sosial, fisik, dan seni. Yang lebih utama adalah membantu anak-anak berkembang dan menguasai ilmu pengetahuan yang diberikannya. 12

Kepribadian guru yang utuh dan berkualitas ini mempunyai peran sangat penting bagi kemajuan pendidikan seutuhnya. Yang akhirnya akan melahirkan siswa yang menjelma sebagai manusia yang utuh dan menyeluruh. Menjadi manusia yang dideskripsikan dalam UU Sisdiknas yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Wallahu a lam. 13