BAB II BAY BITSAMAN AJIL. Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB II AKAD BAI BITSAMAN AJIL

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II MURABAHAH 1. Pengertian Murabahah dan Dasar Hukum Murabahah 1.1. Pengertian Murabahah

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dalam kegiatannya mengeluarkan produk-produk syari ah dan

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

EVALUASI KESESUAIAN PSAK 102 (AKUNTANSI MURABAHAH) DENGAN MERUJUK KEPADA AL-QURAN, HADIST DAN IJMA ABSTRACT

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG JUAL BELI

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PENGGABUNGAN AKAD AL-ISTISHNA DENGAN AL-WAKALAH BERPOTENSI MENIMBULKAN RIBA TERSELUBUNG. Oleh Drs. Herman Supriyadi

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS DATA

APLIKASI PEMBIAYAAN SALAM DI PERBANKAN SYARIAH. Oleh : Drs. H. Abd. Salam, SH. M. Hum, (Hakim pada Pengadilan Agama Jember)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKAD BAI BITSAMAN AJIL. permufakatan (al-ittifaq). Sedangkan secara istilahi, akad didefinisikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

RESCHEDULING DAN KOLEKTABILITAS

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II LANDASAN TEORITIS. " artinya menggadaikan atau merungguhkan. 1 Gadai juga diartikan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dikarenakan dari hasil penyaluran pembiayaan bank dapat

Konversi Akad Murabahah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

BAB II BAY BITSAMAN AJIL A. Definisi Bay bitsaman ajil Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang baru dalam literatur islam, akan tetapi prinsipnya memang sudah ada sejak lama. Secara bahasa bay bitsaman ajil dapat dilihat dari tiga kata yang berbeda. bay artinya adalah jual beli, tsaman artinya adalah harga dan ajil artinya adalah tempo atau secara bertahap. Dari pengertrian secara bahasa dapat diketahui bahwa bay bitsaman ajil adalah jual beli dengan pembayaran secara tempo atau bertahap. Bay bitsaman ajil adalah akad Mura>bahah dimana dalam pembayarannya dilakukan secara tempo atau ditangguhkan. Sedangkan secara istilah terdapat beberapa pengertian mengenai bay bitsaman ajil. 1. Muhammad berpendapat bahwa bay bitsaman ajil adalah pembiayaan berakad jual beli, yaitu suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank islam dengan nasabah, dimana bank islam menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau 18

pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara menyicil atau angsuran. 1 2. Triandaru, mengemukakan bahwa bay bitsaman ajil adalah akad jual beli dengan harga pokok ditambah keuntungan tertentu dan pembayarannya dilakukan atas dasar angsuran. Besarnya tingkat keuntungan, jangka waktu pembayaran, dan jumlah angsuran tersebut didasarkan pada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pembayaran ini ditujukan bagi nasabah yang akan membeli barang modal atau barang untuk tujuan investasi lainnya. Pembiayaan ini ada kemiripan dengan kredit investasi yang diberikan oleh bank konvensional. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bai bitsaman ajil (BBA) merupakan pembiayaan yang berakad jual beli dimana suatu perjanjian yang disepakati antara BMT dengan anggotanya, BMT menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjaman adalah jumlah atas dasar harga barang modal dan markup yang telah disepakati. 2 1 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2000). 119. 2 https://theoryiaslmhasyim.wordpress.com/2013/04/28/bai-bi-tsaman-ajil/, Diakses, 15 Agustus 2015. 19

Dilihat dari pengertian-pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa bay bitsaman ajil adalah suatu bentuk jual beli dengan penangguhan pembayaran. Dengan artian, barang diserahkan terlebih dahulu kepada pembeli, kemudian pembayaran dilakukan dengan cara diangsur atau dicicil selama waktu yang ditentukan. B. Rukun dan Syarat Bay bitsaman ajil Suatu kegiatan jual beli tidak sah apabila rukun dan syarat tidak terpenuhi. Oleh karena itu beberapa rukun dan syarat bay bitsaman ajil juga tidak akan sah apabila terdapat rukun atau syarat tidak ada. Adapun rukun dan syarat bay bitsaman ajil adalah sebagai berikut: 1. Rukun bay bitsaman ajil Pada dasarnya rukun dan syarat yang terdapat dalam bay bitsaman ajil sama dengan jual beli karena bay bitsaman ajil merupakan pengembangan dari kontrak jual beli pada umumnya. Jumhur ulama mengemukakan bahwa rukun dari bay bitsaman ajil ada empat. Adapun rukun dari bay bitsaman ajil adalah: a. Ada orang yang berakad atau al-mutu al-muta aqidain (pembeli dan penjual). b. Ada sighat (lafaz ijab dan qabul). c. Adanya barang yang dibeli. d. Ada nilai tukar pengganti barang. 20

2. Syarat bay bitsaman ajil Sedangkan syarat-syarat dari bay bitsaman ajil adalah sebagai berikut: 1. Syarat orang yang berakad a. Berakal, agar tidak terkecoh. Orang yang gila atau bodoh tidak sah melakukan jual beli. b. Dengan kehendak sendiri (bukan paksaan). c. Tidak mubadzir (pemboros), sebab harta orang yang mubadzir berada ditangan walinya. d. Baligh, anak kecil tidak sah melakukan jual beli. Adapun anak-anak yang yang sudah mengerti tentang jual beli tetapi belum sampai umur dewasa tidak diperbolehkan melakukan jual beli. 3 2. Syarat terkait dengan ijab dan qabul a. Orang yang mengucapkan telah baligh dan berakal. b. Qabul sesuai dengan ijab. Apabila tidak sesuai maka jual beli tersebut tidak sah. c. Ijab dan qabul diucapkan dalam satu majelis. Dengan artian bahwa kedua belah pihak yang melakukan jula beli hadir dalam majelis akad. 4 3 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung, Sinar Baru algensindo, 2009), 279. 4 Nasrun Haroen, fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 116. 21

3. Syarat barang yang diperjualbelikan. a. Suci, barang yang diperjualbelikan harus barang yang suci. Barang yang terdapat najis tidak dapat diperjualbelikan dan tidak diperbolehkan dijadikan uang untuk dibelikan. b. Bermanfaat, dengan artian barang yang diperjualbelikan harus mempunyai manfaat. c. Barang dapat diserahterimakan. d. Barang harus barang yang dimiliki oleh penjual, kepunyaan yang diwakilinya atau yang mengusahakannya. 5 4. Syarat nilai tukar (harga barang) a. Harga barang merupakan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak. b. Dapat diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum seperti pembayaran dengan cek atau kartu kredit. Apabila harga barang tersebut dibayarkan kemudian (berutang), maka waktu pembayaran harus jelas. c. Apabila jual beli tersebut dilakukan dengan saling menukarkan barang, maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yang diharamkan oleh syara. 6 5 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung, Sinar Baru algensindo, 2009), 281 6 Nasrun Haroen, fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, hal.119 22

C. Landasan Hukum Bay bitsaman ajil Bay bitsaman ajil merupakan bentuk jual beli yang secara penangguhan pembayaran, yangmana bay bitsaman ajil adalah jual beli yang hampir menyerupai dengan akad murabaha>h. Adapun landasan hukum yang mendasari dari bay bitsaman ajil adalag sebagai berikut: Surat an-nisa ayat 29: Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 7 Ayat ini menerangkan tentang hukum transaksi secara umum, lebih khusus kepada transaksi perdagangan, dan bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah SWT mengharamkan orang yang beriman memakan, memanfaatkan, menggunakan harta orang lain dengan cara yang batil, yaitu cara yang tidak dibenarkan oleh 7 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2005), 107-108. 23

syariat. Manusia boleh melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan perdagangan atas asas suka saling suka atau saling ikhlas. Dan dalam ayat ini juga dilarang untuk membunuh diri, baik membunuh diri sendiri maupun saling membunuh dengan orang lain. Surat al-baqarah ayat 275: Artinya: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Sedangkan landasan dari Al-Hadis adalah Dari Suhaib Ar- Rumi r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampu gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (H.R. Ibnu Majah). 8 Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi. (H.R. Bukhari). 9 8 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia Institute), 146. 9 Dr. Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram, (Jakarta: Rabbani Press,2009), 311. 24

D. Perbedaan Bay bitsaman ajil Dengan Mura>bahah Perbedaan antara Murabahah dan Bay bitsaman ajil dengan Murabahah dapat dilihat pada pengertiannya, yaitu : a. Bay bitsaman ajil merupakan pembiayaan jual beli yang pembayarannya dilakukan secara mengangsur terhadap pembelian suatu barang dan jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh nasabah sebesar jumlah harga barang beserta mark-up yang telah disepakati. Dengan sistem ini anggota atau nasabah akan mengembalikan pembiayaan tersebut yakni harga pokok dan keuntungannya dengan cara mengangsur sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. b. Murabahah ialah pembiayaan jual beli yang pembayarannya dilakukan pada saat jatuh tempo dan satu kali lunas beserta markup sesuai dengan kesepakatan bersama. 10 Pada awal keberadaan bank syariah di Indonesia, karena keterbatasan pemahaman syariah yang dimiliki oleh perangkat bank syariah, salah satu transaksi dibedakan antara Mura>bahah yang dipergunakan atau dipersamakan dengan kredit modal kerja pada bank konvensional, dan bay bitsaman ajil (BBA) yang dipergunakan atau dipersamakan dengan kredit investasi pada bank konvensional. Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian yang 10 Wiroso, Jual Beli Murabahah,( Yogyakarta: UII Press, 2005), 56. 25

lebih mendalam, bahwa bai bitsaman ajil (BBA) dan Mura>bahah tidaklah ada bedanya, bay bitsaman ajil merupakan salah satu cara pembayaran Mura>bahah. Ada bank syariah yang memasarkan BBA, tetapi hal tersebut hanya sebatas nama saja yang merupakan nama produk Mura>bahah yaitu Beli Bayar Angsur. Adapun Mura>bahah, secara fiqh pembayarannya dilakukan secara naqdan (tunai) atau bitsaman ajil (tangguh tempo). Dalam penerapannya di perbankan, Mura>bahah yang naqdan tidak ada, yang ada adalah Mura>bahah yang pembayarannya dicicil. Jadi, sebenarnya produk pembiayaan Mura>bahah secara fiqh adalah Mura>bahah yang bay bitsaman ajil. E. Fatwa Dewan Syariah Nasional Terkait Dengan Transaksi Bay bitsaman ajil (BBA). Fatwa Dewan Syariah Nasiona yang terkait dengan transaksi bay bitsaman ajil (BBA) dipersamakan dengan transaksi Mura>bahah sebagai berikut: 1. Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000 tentang Bai Bitsaman Ajil. 2. Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September2000 tentang Uang Muka dalam Bai Bitsaman Ajil. 26

3. Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September2000 tentang Diskon Dalam Bai Bitsaman Ajil. 4. Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September 2000 tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu yangmenunda-nunda Pembayaran. 5. Nomor 23/DSN-MUI/III/2002 Tanggal 28 Maret 2002tentang Potongan Pelunasan Dalam Bai Bitsaman Ajil. F. Hukum Bay bitsaman ajil Kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang menjadi keharusan dalam mencukupi kebutuhan masing-masing manusia setiap harinya. Manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan jual beli ini karena manusia adalah makhluk social yang memang membutuhkan manusia lain. Islam telah membolehkan kegiatan jual beli dengan cara yang telah di syariatkan dalam hukum Islam. Bay bitsaman ajil merupakan salah satu bentuk jual beli dengan penangguhan pembayaran, artinya penjual akan memyerahkan barang yang diperjualbelikan kepada pembeli kemudian, pembeli akan melakukan pembayaran dengan cara angsuran sesuai waktu yang telah ditentukan. Penentuan waktu pembayaran tersebut memang harus dilakukan untuk menghindari kerugian apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi atau tidak dapat melakukan prestasinya. 27

Bay bitsaman ajil dibolehkan dalam Islam sesuai dengan firman Allah SWT. yang terkandung dalam surat al-baqarah ayat 275, yang berbunyi: Artinya: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT menghalalkan jual beli dan mengaharamkan transaksi yang terdapat unsur riba. Selain dari ayat diatas, didalam surat al-baqarah ayat 282 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dalam ayat juga dijelaskan bahwa apabila melakukan jula beli denan tidak tunai maka diharuskan untuk menuliskannya secara tertulis. Tujuannya selain sebagai bukti juga untuk menghindari dari unsur penipuan yang merugikan pihak-pihak yang melakukan jual beli. Disamping firman Allah SWT yang terkandungdalam al- Qur an juga jual; beli dengan akad bay bitsman ajil juga diterangkan dalam al-hadis, yaitu al-hadis yang berdasar dari riwayat Ibn Umar r.a. yang mengatakan bahwa setelah Rasulullah SAW memperlengkapkan tentara, Baginda 28

memerintahkan aku supaya membeli seekor unta dengan ahrga dua ekor unta secara tangguh. Dari Hadis dapat dilihat bahwa Rasulullah SAW juga pernah melakukan jual beli dengan cara penangguhan pembayaran. G. Jual Beli Dengan Pesanan Di dalam transaksi jual beli suku cadang motor Honda di dealer Honda CV. Sinarjaya Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo terdapat unsur-unsur yang ada dalam juala pesanan karena secara mekanisme jual beli suku cadang motor ini diawali dengan pemesanan oleh pihak pembeli yaitu dealer Honda CV. Sinarjaya Kecamatan Buduran Kabupaten Buduran. Maka, penulis akan menguraikan sekilas mengenai jual beli dengan cara pesanan dalam Islam. 1. Bai As-Salam Secara bahasa salam dan salaf mempunyai pengertian yang sama. Dalam kamus Al-Mu jam Al-Wasith disebutkan As-Salaf diartikan dengan بيع السلم yang artinya jual beli salam. Pengertian salaf atau istilafa adalah iqtarada yang artinya berutang. 11 Sedangkan secara istilah atau terminologis para ulama mendefinisikan salam, yaitu menjual suatu barang yang 11 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2013), 242. 29

penyerahannya ditunda, atau menjual suatu (barang) yang ciricirinya jelas dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari. 12 Adapun rukun jual beli salam menurut jumhur ulama, selain Hanafiyah, meliputi: a. Aqid, yaitu pembeli atau al-muslim atau rabbussalam, dan penjual atau al-muslam alaih. b. Ma qud Alaih, yaitu muslam fih (barang yang dipesan), dan harga atau modal salam (ra s al-mal as-salam). c. Shighat yaitu ijab dan qabul. 13 Diantara syarat-syarat jual beli salam ada yang sudah disepakati dan ada yang masih menjadi perdebatan dikalangan ulama. Syarat syarat yang sudah disepakati ada enam, diantaranya: a. Jenis muslam fih harus diketahui, b. Sifatnya diketahui, c. Ukuran dan kadarnya diketahui, d. Masanya tertentu (diketahui), e. Mengetahui kadar (ukuran) ra s al-mal (modal/harga), dan f. Menyebutkan tempat pemesanan/penyerahan. 14 12 Abd. Hadi, Dasar-Dasar Hukum Ekonomi Islam, (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010), 100. 13 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2013), 245. 14 Ibid, 246. 30

2. Bai Istishna> ) صنع ( shana a Secara bahasa istishna> berasal dari kata ditambah alif, sin, dan ta menjadi istashna a ( استصنع ) yang sinonimnya artinya: meminta untuk,طلب له يصنعه ان منه dibuatkan sesuatu. Dalam kitab al-misb>ah al-muni>r, Mukhta>r ash-shiha>h dan al-qamu>s al-muhi>th disebutkan bahwa istishna> berarti thalabus shun ah (meminta dibuatkan barang). 15 Sedangkan pengertian istishna secara istilah atau terminologi, Wahbah Zuhaili mengemukakan bahwa istishna> adalah suatu akad beserta seorang produsen untuk mengerjakan sesuatu yang dinyatakan dalam perjanjian, yakni membeli sesuatu yang akan dibuat oleh seorang produsen, dan barang serta pekerjaan dari pihak produsen tersebut. Sedangkan, Ali Fikri memberikan definisi mengenai istishna> yaitu istihna> adalah suatu permintaan untuk mengerjakan sesuatu yang tertentu yang materinya (bahannya) dari pihak pembuat (tukang). 16 15 Ibid, 268. 16 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2013), 253. 31

Rukun istishna> menurut Hanafiah adalah ijab dan qabul. Akan tetapi, menurut jumhur ulama, rukun istishna> ada tiga, yaitu: a. Aqid, yaitu shani (orang yang membuat/produsen) atau penjual, dan mustashni (orang yang memesan/konsumen), atau pembeli. b. Ma qud Alaih, yaitu amal (pekerjaan), barang yang dipesan, dan harga atau alat pembayaran. c. Shighat atau ijab dan qabul. 17 Sedangkan syarat-syarat istishna> yang diajukaan oleh para ulama untuk syarat sah dalam transaksi istishna> adalah sebagai berikut. a. Adanya kejelasan jenis, macam, ukuran, dan sifat barang. Karena ia merupakan objek transaksi yang harus diketahui spesifikasinya. b. Merupakan barang yang biasa ditransaksikan/ berlaku dalam hubungan antar manusia. c. Tidak boleh adanya penentuan jangka waktu, jika jangka waktu penyerahan barang ditetapkan, maka kontrak ini akan berubah menjadi akad salam. 18 17 Ibid, 254-255. 18 Dimyudin Djuwini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 138-139. 32

33