BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB ll KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Sumber: (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia pertambangan di Indonesia mengalami

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

Dalam ilmu teknik sipil, alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. B. Permasalahan

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II LANDASAN TEORI

BAHAN AJAR (HAND OUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

Abstrak Penulisan ini akan dikaji mengenai multi fungsi hidrolik untuk kapal keruk 30 M. Dengan kajian ini diharapkan dapat mengoptimalkan dan memenuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.


MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

Rancang Bangun Excavator Sederhana Tipe Backhoe Berpenggerak Hidrolik

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN MESIN DAN PERALATAN PART - 1

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB II HYDRAULIC EXCAVATOR

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang

Gambar1. Dongkrak Hidrolik

GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 320 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Pemadatan TANAH

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

Gambar 2.1 Excavator (Sumber: lit 8)

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2


TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alat berat Alat-alat berat merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. (sumber: Heavy Equipment Management, Nana Suryana) Pengelompokan alat berat dibedakan menjadi 2: 1. Berdasarkan penggeraknya (Prime-mover). 2. Berdasarkan fungsinya. 2.1.1 Berdasarkan penggeraknya (Prime-mover) Prime-mover adalah penggerak utama Alat-Berat, seperti halnya kendaraan dapat bergerak maju/ mundur dalam kecepatan tertentu. Prime-mover beroperasi disesuaikan dengan fungsi Attachement yang terpasang. Attachment adalah peralatan yang terpasang pada Alat-Berat. Dimana bentuk dan konstruksinya disesuaikan dengan tujuan penggunaan dilapangan atau medan yang akan diterjuni oleh Alat-Berat yang bersangkutan. Prime-mover terdiri dari 2 jenis, yaitu: Tractor Merupakan sebagai penggerak utama Alat-Berat, yang dapat berjalan maju/mundur. Attachement terpasang pada rangka, dimana operator harus berbalik bila akan mengoperasikan attachment yang berada didepan atau belakang Alat-Berat. Excavator Merupakan sebagai penggerak utama Alat-Berat, yang dapat berjalan maju/mundur. Attachement dapat berputar bersama-sama II -1

II -2 dengan cabin operator. (sumber: Heavy Equipment Management, Nana Suryana) 2.1.2 Berdasarkan fungsinya 1. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer seperti (Gambar 2. 1). Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. Gambar 2.1 Dozer (Sumber: http://www.senyawa.com) Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Bulldozer yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Bulldozer menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Bulldozer yang bisa untuk menggusur tanah. Bulldozer digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Bulldozer khusus yang disebut Swamp Bulldozer.

II -3 2. Alat Penggali Jenis alat berat pada Gambar 2. 2 ini dikenal juga dengan istilah Backhoe loader. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. Gambar 2.2 Backhoe loader (Sumber: http://www.senyawa.com) 3. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. Gambar 2.3 Truck (Sumber: http://www.senyawa.com)

II -4 4. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader adalah alat pemindahan material. Gambar 2.4 Loader (Sumber: http://www.senyawa.com) 5. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic tired roller, compactor, dan lain-lain. Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusut dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna, agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah: Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. Berdasarkan bahan roda penggilasnya; ada yang terbuat dari baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).

II -5 Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator). Gambar 2.5 Tandem Roller (Sumber: http://www.senyawa.com) 6. Alat Pemproses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant. Gambar 2.6 Concrete Mixer Truck (Sumber: http://www.senyawa.com)

II -6 7. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. Gambar 2.7 Asphalt Paver ( Sumber: http://www.senyawa.com) 2.2 Fungsi alat berat dilapangan Peran Alat-Berat (Heavy Duty Equipment) dilapangan, sebagai berikut; Mendukung pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, agar lebih produktif. Melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga manusia secara langsung, dalam batas waktu tertentu, dengan volume dan mobilitas yang tinggi. (sumber: Heavy Equipment Management, Nana Suryana) Alat-Berat diproduksi untuk penanganan pekerjaan yang ada dilapangan, alat ini diperlukan untuk: Pendukung operasi pertambangan. Pembebasan dan pembersihan medan. Pengolah lahan dan pengolah hasil pertanian/ perkebunan. Pembebas/ pembentuk lahan untuk suatu area bangunan.

II -7 Pemindah/ pengangkut tanah. Desain bentuk dan konstruksi Alat Berat disesuaikan dengan fungsi masingmasing, diantaranya untuk menangani pekerjaan: Menggusur, memindahkan, meratakan tanah dan batu. Mengekploitasi hasil hutan. Menggarap tanah pertanian. Konstruksi pipa dan jalan raya. Pembangunan gedung bertingkat. (sumber: Heavy Equipment Management, Nana Suryana) 2.3 Backhoe Loader Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan Loader yang berfungsi untuk menyeruk material dari lokasi penggalian, mentransportasikan, dan memuatkan kedalam Dump Truck atau langsung menimbunkan material dilokasi yang di hancurkan dan pada bagian belakang terdapat Backhoe yang bekerja sebagai pencangkul dengan arah kebelakang. Untuk sistem pengontrolan pada backhoe dapat dibedakan menjadi 2: 1. Backhoe dengan pengontrolan kabel saja 2. Backhoe dengan pengontrolan hidrolis Fungsi Backhoe Pembongkar tanah arah kebelakang. Attachment tidak mampu-tukar. Attachment/operator excavator dapat berotasi. Attachment/operator tractorbackhoe operator tidak berotasi. Memiliki gerak; load. Swing. Dump. Return to dig. Produksi tergantung dari ukuran bucket Loader yang berfungsi untuk menyeruk material dari lokasi penggalian, mentransportasikan, dan memuatkan kedalam Dump Truck atau langsung menimbunkan material dilokasi yang di hancurkan.

II -8 Jenis Loader ada dua yaitu: 1. Loader dengan roda rantai (CrawlerLoader) 2. Loader dengan roda karet (Wheel Loader). Fungsi Loader Mengeduk material. Alat transportir. Memuat. Mengurug/ menimbun. Menggali material granular. Menggali pondasi. Ukuran bucket ¼ cyd s/d 25 cyd. Untuk ketinggian material 8 ft. S/d 15 ft. (sumber: Heavy Equipment Management, Nana Suryana)

II -9 2.3.1 Kontruksi Backhoe Loader Gambar 2.8 Backhoe Loader CASE 480F Keterangan : 1. Bucket cylinder 7. Boom cylinder a. Direktur utama 2. Loader bucket 8. Bucket cylinder b. Direktur perencanaan dan pengembangan 3. Lift cylinder 9. Backhoe bucket c. Direktur produk sistem senjata 4. Exhaust 10. Swing cylinder d. Direktur produk manufaktur 5. Roop canopi 11. Stabilizer cylinder e. Direktur adminitrasi dan keuangan 6. Dipper cylinder 12. Tyre 2.4 Dasar dasar Hidrolik Hidrolik adalah suatu sistem yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power (sumber tenaga) pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik dibutuhkan power unit untuk membuat fluida bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan. Dimana sebenarnya energi hidrolis dibangkitkan oleh sistem perubahan energi mekanis dari motor penggerak, seperti: motor bakar, motor listrik dan sebagainya untuk menggerakan pompa hidrolik sebagai penghasil energi hidrolis

II -10 (energi persatuan waktu dinyatakan dalam daya). Perubahan energi tersebut seperti pada gambar dibawah: Gambar 2.9 Perubahan energi sistem hidrolik (Sumber: Karakteristik dan Aplikasi Sistem Hidrolik, Aris Suryadi) Beberapa sifat khusus sistem hidrolik: 1. Gaya yang tinggi (berupa momen putar) dengan ukuran yang kompak, yaitu berupa kepadatan tenaga yang tinggi. 2. Penyesuaian gaya otomatik. 3. Dapat bergerak dari keadaan diam meskipun pada beban penuh. 4. Pengubahan (kontrol atau pengaturan) tanpa tingkatan dan kecepatan, momen putar (torsi), gaya langkah dan sebagainya yang dapat dilakukan dengan mudah. 5. Perlindungan terhadap beban berlebih yang sederhana. 6. Cocok untuk mengendalikan proses gerakan yang cepat dan untuk gerakan sangat lambat yang akurat. 7. Penumpukan energi yang relatif sederhana dengan menggunakan gas. 8. Dapat dikombinasikan dengan tranformasi yang tidak terpusat dari energi hidrolik kembali ke energi mekanik, dapat diperoleh sistem penggerak sentral yang sederhana sehingga dapat ekonomis.

II -11 Fluida yang digunakan dalam sistem hidrolik adalah oli. Syarat-syarat cairan hidrolik yang digunakan harus memiliki kekentalan (viskositas) yang cukup, memiliki indek viskositas yang baik, tahan api, tidak berbusa, tahan dingin, tahan korosi dan tahan aus, minimal konpressibility. Sistem hidrolik juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan sistem hidrolik sebagai berikut: 1. Fluida yang digunakan (oli) harganya mahal. 2. Apabila terjadi kebocoran akan mengotori sistem, sehingga sistem hidrolik jarang digunakan pada industri makanan maupun obat-obatan. Sedangkan kelebihan sistem hidrolik diantaranya adalah: 1. Tenaga yang dihasilkan sistem hidrolik besar sehingga banyak diaplikasikan pada alat berat seperti crane, kerek hidrolik dll. 2. Oli juga bersifat sebagai pelumas sehingga tingkat kebocoran lebih jarang dibandingkan dengan sistem pneumatik. 3. Tidak berisik. Komponen-komponen sistem hidrolik sebagai berikut: Pompa hidrolik Pompa hidrolik berfungsi mengisap fluida oli hidrolik yang akan disirkulasikan dalam sistim hidrolik. Macam-macam pompa hidrolik diantaranya adalah pompa roda gigi, pompa sirip burung, pompa torak aksial, pompa torak radial dan pompa sekrup. Aktuator hidrolik Aktuator hidrolik dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor hidrolik.silinder hidrolik bergerak secara translasi sedangkan motor hidrolik bergerak secara rotasi. 2.4.1 Fluida Hidrolik Fluida hidrolik yang digunakan pada sistem hidrolik harus memiliki ciriciri yang sesuai dengan kebutuhan. Sehingga fluida hidrolik tersebut dapat melaksanakan tugas atau fungsinya dengan baik.adapun fungsi atau tugas dari fluida hidrolik pada sistem hidrolik antara lain:

II -12 Sebagai penerus tekanan atau penerus daya. Sebagai pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak. Sebagai pendingin komponen yang bergesekan. Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah. Pencegah korosi. Penghanyut beram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen. Sebagai pengirim isyarat (signal). Selain dari itu fluida hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi persyaratan dalam menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang diperlukan antara lain adalah: 1. Kekentalan (Viskositas) yang cukup. Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cuakup agar dapat memenuhi fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan. 2. Indeks Viskositas yang baik. Denganindek viskositas yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif. 3. Tahan api (tidak mudah terbakar). Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung timbul api atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api. 4. Tidak berbusa (Foaming). Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan terjilat api akan lebih besar.

II -13 5. Tahan dingin. Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairanhidrolik tidak mudah membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang kehendaki oleh cairan hidrolik berkisar antara 100 150 0 C di bawah suhu permulaan mesin dioperasikan ( start-up ). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku. 6. Tahan korosi dan tahan aus. Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi korosi maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet. 7. De mulsibility ( Water separable ). De-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk memisahkan air dari cairan hidrolik. Air harus dipisahkan dari cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam. 8. Minimal compressibility. Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5% volume untuk setiap penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar relatif tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa kemungkinannya sangat kecil. 2.5 Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader CASE 480F Komponen hidrolik backhoe loader: Motor hidrolik Pompa Flow control valve Steering control valve Loader control valve

II -14 Stabilizer control valve Backhoe control valve Silinder hidrolik Filter oli Fluida hidrolik Tangki hidrolik 2.5.1 Diagram instalasi sistem hidrolik pada backhoe loader Gambar 2.10 Diagram Instalasi sistem hidrolik pada backhoe loader Berikut adalah cara kerja dan diagram instalasi dari sistem hidolik pada backhoe loader: Dari reservoir (tangki) oli hidrolik dialirkan ke sistem oleh pompa agar oli tersebut bertekanan melalui flow kontrol valve. Flow kontrol valve berfungsi untuk mengatur tekanan yang akan mengalir ke sistem.

II -15 Output dari flow kontrol valve akan masuk ke berbagai macam valve seperti: a. Steering valve b. Loader kontrol valve c. Stabilizer kontrol valve d. Backhoe kontrol valve 4. Valve ini berfungsi untuk mengatur gerak dari silinder yang ada pada masing masing valve seperti: a. Steering kontrol valve: Steering cylinder. b. Loader kontrol valve: Bucket cylinder dan Lift cylinder. c. Stabilizer kontrol valve: Left dan right stabilizer cylinder. d. Backhoe kontrol valve: Swing cylinder, bucket cylinder, dipper cylinder, boom cylinder. 5. Setelah melalui valve oli akan kembali menuju tangki melalui filter. 6. Filter berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel yang terdapat pada oli hidrolik. 2.6 Perawatan atau Maintenance Perawatan atau Maintenance dapat diartikan sebagai suatu aktifitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan fasilitas agar fasilitas tersebut dapat tetap berfungsi dengan baik dan dalam kondisi siap pakai.(ating Sudradjat,2011). 2.6.1 Bentuk kebijakan perawatan 1. Perawatan Kerusakan (Breakdown Maintenance) Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan yang mana mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, dan setelah itu mesin/peralatan yang telah rusak baru diperbaiki atau diganti. 2. Perawatan Pencegahan (Preventif Maintenance)

II -16 Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukannya sebelum mesin/peralatan rusak. 3. Perawatan Terjadwal (Scheduled Maintenance) Perawatan terjadwal merupakan perawatan mesin/peralatan yang bertujuan untuk mencegah kerusakan mesin yang tidak direncanakan dalam jangka waktu tertentu. 4. Perawatan Prediktif (Prediktive Maintenance) Perawatan prediktif merupakan bagian dari perawatan pencegahan yang mana pada perawatan prediktif ini didasarkan pada kondisi mesin itu sendiri yang dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dalam perawatan prediktif juga dilakukannya berbagai monitoring yaitu: a. Monitoring Visual Metode ini menggunakan panca indera yang meliputi rasa, bau, lihat, dengar, dan sentuh guna mengetahui kondisi mesin. Agar lebih akurat lagi, gunakan berbagai alat bantu. b. Monitoring Geometris Tujuannya adalah untuk mengetahui penyimpangan geometris yang terjadi pada mesin. Dalam monitoring geometris dilakukannya pengambilan data awal dengan tes kebulatan. Kebulatan Banyak komponen mesin atau peralatan yang berputar seperti poros, bantalan, roda gigi memiliki bentuk silinder dengan penampang lingkaran atau disebut bulat. Permasalahan yang mungkin timbul adalah seberapa bulat komponen komponen tersebut dan kebulatan komponen tersebut mempengaruhi fungsi dari komponen itu sendiri. Hal hal yang berhubungan dengan proses pembuatan yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakbulatan pada produk atau komponen yang dibuat menggunakan mesin bubut atau mesin gerinda, antara lain : Keausan pada bantalan poros utama pada mesin bubut atau mesin gerinda,

II -17 Terjadinya lenturan pada benda kerja atau pada mesin perkakas yang diakibatkan oleh gaya pemotongan, Kesalahan posisi pada dudukan dua senter (Bila benda kerja dicekam menggunakan dudukan dua senter), Pencekaman benda kerja yang terlalu kuat (Bila benda kerja berdinding tipis), Terjadi getaran pada mesin perkakas akibat kesalahan dalam perencanaan kondisi pemotongan, Kesalahan dari proses pembuatan material awal. Peran kebulatan pada fungsi suatu komponen atau peralatan, antara lain: Membagi beban sama rata, Memperlancar pelumasan, Menentukan ketelitian putaran, Menentukan umur komponen, c. Monitoring Kinerja Merupakan teknik monitoring kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja, dan kemudian bandingkan dengan standar. 2.6.2 Lingkup kegiatan perawatan Ruang lingkup kegiatan perawatan sistem/mesin cukup luas dan dapat di golongkan ke dalam beberapa kategori di antaranya berdasarkan: a. Kebijakan perawatan yang di terapkan, kegiatan yang dilakukan di antaranya meliputi: Perawatan terjadwal. Perawatan breakdown. Perawatan prediktif b. Urutan kegiatan, berdasarkan langkah kegiatan perawatan maka ruang lingkupnya meliputi: Pemeriksaan/evaluasi awal.

II -18 Pembongkaran/ disassembling. Pencucian. Inspeksi. Pemulihan/ perbaikan. Perakitan/ assembling Inspeksi akhir. (Ating Sudardjat.2011)