BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. dari keluarga serta perhatian orang tua yang akan dibutuhkan anak ketika di dalam

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

UJI VALIDITAS DUKUNGAN WALI KELAS. Koefisien Validitas

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

*Artikel ini dimuat juga di Tabloid Gaya Hidup Sehat

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA PEKERJA ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI MADUKARAN KELURAHAN KEDUNGWUNI BARAT KEC. KEDUNGWUNI KAB.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Resume Diagnosti kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

LAMPIRAN CODING SHEET 2 TRANSKIP INTERVIEW

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, UU RI No. 20 TH 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PEREMPUAN YANG MELANJUTKAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar di rumah

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

Mendampingi Perkembangan Mental Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal Sulthon, Ilmu Pendidikan, Cet I, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm, 1.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

ANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Bentuk Partisipasi Orang tua Terhadap Pelaksanaan. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan Belajar Bagi Anak Usia Sekolah Dasar Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada bab sebelumnya maka peneliti dapat menganalisis tentang persepsi orang tua terhadap bimbingan belajar bagi anak usia sekolah dasar. Beberapa orang tua mengungkapkan pendapatnya, seperti Maghfiroh: Bimbingan belajar itu ya berarti mengarahkan anak agar mau belajar. Dinasehati terus, biar mau belajar. Nanti lama-lama kan walaupun saya tidak menyuruh, anaknya bisa sadar sendiri dan mau belajar. 1 Selain itu Rinawati juga mengatakan: Bagi saya bimbingan belajar itu berarti membimbing anak supaya mau belajar. Agar anak tidak mengalami kesulitan, belajar itu kan lebih baik sedikitsedikit tapi bisa terus menerus daripada langsung banyak nanti sulit dipahami apalagi dihapalkan. 2 Sedangkan Kharizah mengatakan: Menurut saya bimbingan belajar adalah membimbing anak dalam belajar. Kalau bimbingan belajar dari orang tua itu berarti orang tua mendampingi anak belajar di rumah, atau membantu anak kalau dia mengalami kesulitan dalam belajar. 3 1 Maghfiroh, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 18 April 2015. 2 Rinawati, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 24 April 2015. 2015. 3 Kharizah, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 10 Mei 61

62 Selain itu semua informan juga berpendapat hampir senada dengan di atas. Dari hasil wawancara tersebut, menunjukkan bahwa para orang tua di Desa Sastrodirjan memiliki persepsi yang positif terhadap bimbingan belajar. Artinya, mereka menganggap bahwa bimbingan belajar khususnya dari orang tua sangatlah penting bagi anak. Hal itu terlihat dari semua jawaban-jawaban informan ketika mereka ditanya mengenai arti bimbingan belajar, mereka mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah mengarahkan dan menasehati anak agar mau belajar, serta mendampingi anak dalam belajar. Anak wajib dibimbing oleh orang tua agar tidak salah. Ini berarti, orang tua sudah menyadari bahwa bimbingan belajar penting bagi anak. Bimo walgito membedakan persepsi menjadi dua yaitu: persepsi sepihak dan persepsi timbal balik. Adapun persepsi sepihak dikategorikan menjadi tiga yaitu: 4 1. Persepsi positif Persepsi positif adalah segala anggapan, kesan, pendapat, sikap, komentar, penyimpulan dan tanggapan yang serba positif dalam mengggambarkan sesuatu yang dipersepsi. 2. Persepsi negatif Persepsi negatif yaitu segala anggapan, kesan, pendapat, sikap, komentar, penyimpulan dan tanggapan yang serba negatif dalam menggambarkan sesuatu yang dipersepsi. hlm.87. 4 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2004),

63 3. Persepsi netral Persepsi netral yaitu segala anggapan, kesan, pendapat, sikap, komentar, penyimpulan dan tanggapan yang bersifat netral yakni tidakn menanggapi secara positif maupun secara negatif dalam menggambarkan sesuatu yang dipersepsi. Dalam melakukan sesuatu, tidak harus serta merta dikerjakan dalam waktu yang lama. Sedikit demi sedikit, asalkan berjalan secara terus menerus akan membuahkan hasil. Begitupun dalam hal belajar. Belajar tidak harus berjam-jam dalam satu waktu, akan tetapi walaupun sedikit demi sedikit secara terus menerus akan membuat daya ingat anak lebih tinggi. Semua informan di Desa Sastrodirjan mengatakan bahwa anaknya belum bisa belajar dengan teratur. Belajar kalau sedang ingin saja, ketika ada PR atau ketika ada ulangan. Seperti yang diungkapkan oleh mayoritas informan bahwa anak-anak mereka belajarnya tidak teratur. Walaupun orang tua mengingatkan anak agar belajar, namun anak tiap malamnya belum tentu belajar. Mereka belajar dengan sesuka hati, biasanya hanya ketika ada Pekerjaan Rumah (PR) serta ketika ulangan semester. Khakimatul Khoiriyah mengatakan: Anak saya kalu belajar itu mood-moodan. Kadang mau, kadang tidak. Yahh saya maklumi saja namanya anak kecil. Sebenarnya hal tersebut wajar. Anak dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang pendiam, pemberani, cepat menyerap pelajaran dan sebaliknya lamban dalam memahami pelajaran. Selain itu, anak usia sekolah dasar belum tentu mengerjakan sesuatu jika tidak diperintah. Oleh

64 karena itu, orang tua harusnya memiliki kesadaran untuk membimbing dan lebih memahami perkembangan anaknya. Tidak dapat dipungkiri seorang anak terkadang mengalami hambatan ataupun kesulitan dalam belajar. Begitu pula dengan anak usia sekolah dasar di Desa Sastrodirjan, banyak yang masih mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Seperti yang diungkapkan beberapa orang tua, mereka mengatakan bahwa anaknya sering mendapat nilai rendah dalam pelajaran matematika, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam. Kharizah menjelaskan: Anak saya lemah dalam pelajaran bahasa jawa dan IPA. Sedangkan Ahmad Rozaqi mengatakan: Anak saya kurang bisa dalam pelajaran matematika. Kadang sampai nangis kalau ada PR dan dia tidak bisa mengerjakannya. 5 Dalam Islam orang tua diberi kedudukan yang sangat terhormat terhadap anak-anaknya. Sebuah kehormatan sebagai bentuk pemuliaan yang tidak diberikan Allah SWT selain pada keduanya. Tanggung jawab orang tua terhadap anak berada di pundaknya. Ini bukan merupakan tanggung jawab kecil dan ringan, karena tanggung jawab dalam hal ini dituntut sejak seorang anak dilahirkan hingga anak mencapai masa dewasa yang sempurna. Salah satu cara orang tua di Desa Sastrodirjan dalam menerapkan bentuk tanggung jawabnya terhadap anak yakni dengan membimbing serta mendampingi anak dalam belajar. Seperti yang diungkapkan beberapa informan. Mei 2015. 5 Ahmad Rozaqi, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 15

65 Ida irmalayanti menjelaskan: Tiap malam saya selalu berusaha mendampingi anak saya ketika belajar. Saya nasehati dan saya arahkan dia. 6 Maghfiroh juga menjelaskan: Tiap malam saya menemani anak belajar. Karena kesibukan saya di siang hari, jadi kalau malam bisa menemani anak belajar. Walaupun para orang tua menyadari bahwa bimbingan belajar sangat penting bagi anak, namun tidak semua orang tua di Desa Sastrodirjan bisa membimbing anaknya dalam belajar karena pekerjaan yang harus dilakukan orang tua sehingga mereka tidak menemani anaknya dalam belajar. Seperti yang diungkapkan beberapa orang tua berikut ini: Tilarsih mengatakan: Jarang sekali saya menemani anak belajar. Saya berangkat kerja pagi, dan pulangnya malam. 7 Munasifah juga menjelaskan: Saya sering menyuruh anak untuk belajar, tapi jarang saya temani. Tiap hari saya menjahit, jadi sulit waktunya. 8 Hal tersebut sangat disayangkan, bagaimanapun juga jika orang tua sudah menyadari pentingnya bimbingan belajar, maka seharusnya mereka mampu meluangkan waktu untuk membimbing anaknya dalam belajar. Orang tua hendaknya mempunyai tekad yang tinggi agar anaknya berhasil dalam pendidikan. Sedangkan bagi orang tua yang selalu meluangkan waktu untuk 6 Ida Irmalayanti, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 15 Mei 2015. 7 Tilarsih, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 13 Mei 2015. 2015. 8 Munasifah, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 14 Mei

66 membimbing anak dalam belajar berarti mereka sudah mampu menerapkan apa yang mereka ketahui. Bagaimanapun sibuknya orang tua, mereka harus tetap memperhatikan anak. Anak yang selalu dibimbing dan anak yang tidak dibimbing orang tuanya jelas berbeda. Anak usia sekolah dasar memiliki karakter sulit diatur dan bertindak sesuka hati. Sama hal nya dalam belajar. Terkadang ada orang tua yang selalu mengingatkan anak agar belajar, akan tetapi anak tersebut tidak mau. Lain hal nya dengan anak yang penurut yang jika diperintah untuk belajar, maka langsung dilaksanakan. Bahkan adapula yang dengan sendirinya belajar tanpa harus diperintah. Makin beratlah tugas orang tua jika ternyata anaknya sulit diajak belajar. Orang tua yang cerdas tentu tidak akan diam saja dengan kondisi seperti itu. Orang tua hendaknya mampu menemukan solusi atau cara yang digunakan untuk membujuk anaknya agar mau belajar. Sama hal nya dengan beberapa orang tua di Desa Sastrodirjan yang mau berusaha membujuk anaknya agar mau belajar dengan cara mereka masing-masing, seperti mencari benda-benda di sekitar rumah yang sekiranya cocok untuk media belajar, atau dengan menceritakan kisah-kisah orang hebat yang sukses karena tekun belajar dan berusaha. Ida Irmalayanti mengatakan: Saya mencari media-media sederhana yang ada di rumah dan sekiranya pas untuk diajarkan. Hal itu saya lakukan jika anak saya sulit diajak belajar. Sedangkan Ahmad Rozaqi menjelaskan: Saya menceritakan kisah tokoh-tokoh yang sukses karena tekun belajar dan berusaha.

67 Namun, adapula orang tua yang membiarkan saja anaknya ketika mereka tidak mau belajar. Ida Wakiah menjelaskan: Yang penting sudah saya ingatkan, kalau nanti dia tidak mau ya terserah. 9 Tilarsih juga menjelaskan: Saya capek. Jadi kalau saya sudah menasehati tapi dia tidak mau ya sudah. Jika ada yang mengatakan bimbingan belajar hanya bagi anak-anak yang baru masuk sekolah atau yang nilainya jelek, hal tersebut keliru. Bimbingan belajar dibutuhkan oleh setiap anak tanpa mengenal tingkat pendidikan maupun kepintaran. Anak merupakan amanah dari Allah SWT kepada orang tua, oleh sebab itu orang tua wajib bertanggung jawab terhadap anak. Orang tua tidak boleh mengacuhkan anak, anak harus dibimbing baik dalam segi pengajaran (teori) maupun cara berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Anak adalah amanah yang harus dijaga oleh orang tua. Anak dititipkan selama beberapa waktu agar orang tua tersebut merawat hak (kepunyaan) Allah dan menjaganya serta mengarahkan pada syariat Islam. Begitu besar tanggung jawab orang tua untuk mendidik anaknya, termasuk membimbing anak dalam belajar karena membimbing berarti mengarahkan ke arah yang lebih baik. Karena kelak, orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas didikannya kepada anak selama di dunia. Orang tua tidak bisa lepas tangan begitu saja melihat anaknya bertingkah sesuai keinginan Mei 2015. 9 Ida Wakiah, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 18

68 sendiri tanpa berpegangan pada agama. Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak sangatlah besar, dan yang terpenting adalah menanamkan nilainilai dasar yang akan mewarnai kehidupan anak itu pada kehidupan selanjutnya. Said hawa mengatakan bahwa hak-hak anak dari orang tua nya adalah memperoleh pakaian, makanan, pendidikan, perlakuan yang baik, adab, diberikan nama yang baik, serta dibekali pengetahuan maupun keterampilan untuk dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka. 10 Peran orang tua dalam mendidik anak sangatlah besar. Orang tua (keluarga) merupakan pendidik yang utama bagi anak. Anak lahir dan tumbuh besar dalam keluarga. Orang tua lah yang pertama kali anak kenal. Anak mulai bisa berbicara, berjalan, dan melakukan kegiatan setelah belajar dari orang tua. Selain itu waktu yang anak habiskan di rumah lebih banyak daripada di tempat lain. Kesempatan inilah yang seharusnya digunakan oleh orang tua untuk mendidik anak. Karena kesibukan dan perkembangan zaman lah yang kini membuat peran orang tua dirasa kurang dalam mendidik ataupun membimbing anak. Adanya sekolah dan tempat penitipan membuat peran orang tua dalam mendidik bisa berkurang karena telah terbantu oleh sekolah tersebut. Namun, orang tua tidak boleh lepas tangan, harus tetap mendidik dan memperhatikan anak semaksimal mungkin. Para orang tua di Desa Sastrodirjan pun memahami dan menyadari bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sangatlah besar. hlm.157. 10 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta: Pustaka Amani, 2006),

69 Pendidikan tidak boleh hanya diserahkan pada pihak sekolah formal saja, akan tetapi orang tua juga turut berperan mendidik anak. Khakimah mengatakan: Peran orang tua besar sekali, keluarga itu kan pendidik pertama dan yang utama bagi anak. 11 Ahmad Rozaqi menambahkan: Totalitas 100% orang tua sangat berperan. Anak merupakan amanah yang terberat. Pada zaman yang makin modern ini, banyak berdiri lembaga-lembaga bimbingan belajar (bimbel) di luar rumah maupun bimbel yang bersifat perseorangan. Salah satu tujuannya adalah membantu peran orang tua membimbing anak dalam belajar. Karena kesibukan orang tua, atau karena pengetahuan orang tua yang kurang memadai tentang pelajaran. Tanggapan para orang tua di Desa Sastrodirjan terhadap lembaga bimbel/ les bersifat positif, mayoritas menganggap bahwa bimbingan belajar di luar rumah itu bagus karena bisa membantu anak untuk lebih memahami pelajaran juga meringankan beban orang tua. Kharizah berpendapat: Bimbingan belajar atau les di tempat lain itu bagus. Anak yang tadinya kurang memahami pelajaran nanti jadi bisa lebih paham. Ida Wakiah juga mengatakan: Saya setuju dengan adanya lembaga bimbingan belajar. Itu bisa membantu pemahaman anak. 2015. 11 Khakimah, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 17 Mei

70 Adapula yang beranggapan positif disertai kritik, dikatakan bahwa bimbingan belajar itu memang baik agar anak bisa lebih memahami pelajaran dan rajin belajar, namun biasanya diajarkan juga cara-cara pintas untuk mengerjakan soal terutama pelajaran matematika. Anak menjadi suka yang serba instan. Tidak memahami betul cara pengerjaannya, yang penting mendapat jawaban yang benar. Ida Irmalayanti menjelaskan: Les sebenarnya baik bagi anak. Tapi yang saya tahu di bimbel itu biasanya diajari trik-trik. Anak jadi suka serba instan. Yang penting mendapat jawaban walaupun tidak tahu cara mengerjakan yang sebenarnya. Dengan adanya persepsi positif terhadap bimbingan belajar di luar rumah, maka beberapa orang tua sudah ada yang mengikutsertakan anaknya di lembaga bimbingan belajar yang merupakan perwujudan dari tanggapan positifnya. Khakimatul khoiriyah mengatakan: Saya berminat sekali. Anak saya juga sudah saya les kan. 12 Khakimah juga menambahkan: Saya mengikutsertakan anak saya di bimbel sudah dua tahun. Saya sangat mendukung. Namun, lebih banyak orang tua yang belum mengikutsertakan anaknya di lembaga bimbingan belajar disebabkan faktor ekonomi yang tidak mencukupi serta tidak adanya waktu untuk antar jemput anak mengikuti les. 12 Khakimatul khoiriyah, Orang tua anak usia sekolah dasar, Pekalongan, Wawancara Pribadi, 11 Mei 2015.

71 Tilarsih menjelaskan: Sebenarnya saya minat kalau di daerah sini ada bimbel. Tapi di desa ini belum ada. Tempat bimbel agak jauh jadi harus memikirkan antar jemput, dan saya belum bisa melakukannya. Munasifah juga menjelaskan: Saya minat sekali mengikutsertakan anak di bimbel, kalau ada uang banyak saya malah ingin mengundang les privat ke rumah. Anak merupakan harapan dan tumpuan orang tua kelak di kemudian hari. Maka, sebagai orang tua tentu harus dapat memberikan bimbingan serta arahan yang tepat agar ia menjadi manusia yang baik dan berakhlak mulia sebagaimana yang orang tua inginkan kelak saat anak menjadi dewasa. dengan efektif: Berikut ini ada beberapa tips memanfaatkan waktu menjadi orang tua 1) Dekati anak, pahami karakternya; 2) Positive parenting; 3) Libatkan dan ajak diskusi ringan; 4) Manfaatkan setiap kesempatan; 5) Sediakan waktu khusus; 6) Tegakkan disiplin; 7) Berilah contoh yang baik; 8) Ungkapkan kasih sayang; 9) Komunikasi yang efektif; 10) Saat marah, jangan jadikan anak pelampiasan. 13 13 Wiyono dan Obey Anggara, Rahasia Mendidik Anak Cerdas (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2013), hlm.270-275.

72 B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan Belajar Bagi Anak Usia Sekolah Dasar Manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu. Dalam melihat suatu masalah setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan, pemahaman serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Bagi setiap orang persepsi tidaklah sama. Seringkali terjadi perbedaan persepsi antara satu orang dengan orang lain, atau antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Hal-hal yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi antarindividu dan antarkelompok adalah sebagai berikut: 1) Perhatian Pada setiap saat ada ratusan mungkin ribuan rangsangan yang tertangkap oleh semua indera kita. Tentunya, kita tidak mampu menyerap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus. Karena keterbatasan daya serap dari persepsi kita, maka kita terpaksa hanya bisa memusatkan perhatian pada satu atau dua objek saja. 2) Set Set (mental set) adalah kesiapan mental seseorang untuk menghadapi suatu rangsangan yang akan timbul dengan cara tertentu. 3) Kebutuhan Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan persepsi yang berbeda.

73 4) Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi seseorang. 5) Tipe kepribadian Tipe kepribadian, sifat dan watak juga dapat berpengaruh terhadap persepsi. 6) Gangguan kejiwaan 14 Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada beberapa orang tua di Desa Sastrodirjan terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi mereka terhadap bimbingan belajar, yaitu sebagai berikut: 1. Pengetahuan Pengetahuan, pemahaman diri, dan keyakinan diri yang dimiliki para orang tua di Desa Sastrodirjan menyebabkan mereka dapat memberikan persepsi positif terhadap bimbingan belajar. Mereka sudah paham dan mengerti bahwa bimbingan belajar penting bagi anak. Maghfiroh mengatakan: Yang menyebabkan saya berpendapat seperti itu adalah pemahaman diri saya sendiri. Khakimatul khoiriyah juga menjelaskan: Saya rasa yang mempengaruhi persepsi saya adalah keyakinan saya. 2. Cara pandang Cara pandang (mind set) orang tua di Desa Sastrodirjan juga menyebabkan mereka dapat memberikan persepsi positif terhadap bimbingan belajar. hlm.103-106. 14 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajawali Press, 2010),

74 Kharizah mengatakan: Faktor yang mempengaruhi persepsi saya yaitu cara pandang diri saya. Munasifah juga mengungkapkan: Yang menyebabkan saya menjawab seperti itu adalah cara pemikiran saya. 3. Lingkungan Lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi persepsi orang tua terhadap bimbingan belajar. Ida Irmalayanti menjelaskan: Saya memberikan persepsi seperti itu karena dipengaruhi oleh cara pandang serta lingkungan keluarga saya. Dalam keluarga saya, membimbing dan mendampingi anak dalam belajar sudah menjadi kebiasaan.