BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. apa pun yang engkau ambil darinya pasti bermanfaat bagimu (HR. ath-

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi. Disusun Oleh: Ditha Eka Putri J

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Reguler PS D-IV, Fisioterapi UEU

PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BOLA VOLI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki setiap potensial gerak yang dapat dikembangkan sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi gerak aktual. Gerak aktual belum tentu dapat digunakan dalam aktifitas sehari-hari karena gerak ini dapat berlebih, kurang atau bisa juga tepat mencapai tujuan. Gerak aktual yang dapat mencapai tujuan dan tepat sasaran disebut gerak fungsional. Dalam kegiatan sehari-hari setiap orang (individu) melakukan berbagai aktifitas fisik. Aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Begitu juga dengan kondisi fisik pada orang yang sering melakukan kegiatan olahraga. Kondisi fisik merupakan suatu unsur yang sangat penting diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius dan direncanakan dengan matang serta sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional tubuh lebih baik. (Giriwijoyo, 2007) Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup) yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target

2 denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain yang dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi. (Syahmirza Indra Lesmana,2009) Olahraga badminton merupakan salah satu cabang olahraga yang dikenal sebagai salah satu olahraga yang memiliki banyak penggemar. Permainan ini banyak dimainkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia, baik dari kalangan remaja bahkan sampai kalangan orangtua. Olahraga ini dapat ditemukan dimana saja, seperti di sekolah-sekolah yang mengadakan ekstrakulikuler olahraga badminton, klub-klub badminton, bahkan olahraga bulutangkis ini semakin digemari masyarakat mulai dari kota sampai ke plosok desa sekalipun. Adapun pengertian dari olahraga badminton itu sendiri adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulu tangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Bulu tangkis ini dimainkan dengan menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net. Permainan ini biasanya dimainkan oleh seorang pria melawan seorang pria (tunggal pria atau men s single), seorang wanita melawan seorang wanita (tunggal wanita atau women s single), sepasang pria melawan sepasang pria (ganda pria atau men s double), sepasang wanita melawan sepasang wanita (ganda putri atau women s double), sepasang pria dan wanita melawan sepasang pria dan wanita (ganda campuran atau mixed doubles).

3 Cabang Olahraga badminton merupakan permainan yang banyak menggunakan kemampuan fisik serta menuntut para pemainnya untuk berlari, melompat, mengubah arah secara cepat, memukul secara cepat, berhenti bergerak secara tiba-tiba dan segera bergerak lagi, serta menuntut daya tahan tubuh. (Ballou,2001). Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan kelelahan, yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Akan tetapi, kualitas gerak individu tergantung dari kemampuan gerak individu itu sendiri. Beberapa kriteria yang ditinjau dari kemampuan geraknya adalah adanya efisiensi dan efektifitas gerak yang dilakukan. Untuk menilai efisiensi dan efektifitas gerak tersebut maka faktor-faktor yang dapat dijadikan acuan,antara lain: fleksibilitas (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kekuatan (power), dan daya tahan (endurance). Salah satu gerak yang dapat diukur adalah vertical jump. Dalam permainan bulutangkis sangat diperlukan kelincahan di samping power dan stamina yang kuat. Hal yang sangat penting dalam permainan ini adalah dukungan dalam teknik pukulan yang dapat menentukan ketepatan dalam mengarahkan sasaran pukulannya. Pada permainan bulutangkis terdapat beberapa jenis pukulan yang harus dikuasai,yaitu servis, lob, dropshot, smash, netting, underhand, dan drive (Wattanasin,Han Jian,et al 2000). Teknik pukulan yang tepat juga dapat meminimalkan energi yang harus dikeluarkan oleh pemain bulutangkis, mudah mengarahkan dan lebih cepat merespon pukulan lawan

4 sehingga penempatan shuttlecock dapat lebih efektif dalam mematikan serangan lawan. Semua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork. Untuk bergerak dengan cepat dan mampu untuk bertahan lama dalam bermain di lapangan bulutangkis sangat di perlukan kondisi fisik yang baik. Maka dengan demikian setiap atlet harus di tuntut untuk berlatih fisik yang mengarah pada pola-pola latihan gerak kaki yang menunjang suatu prestasinya. Gerak yang dinamis yaitu langkah gerak kaki (foot work ) saat menerima shuttle cock maupun mengembalikan kok dengan ketepatan yang di milikinya. Gerak kaki (footwork) yaitu langkah pada pergerakan kaki yang menjadi bagian yang sangat penting apabila atlet ingin berprestasi dalam olahraga bulutangkis. Atlet harus memiliki kecepatan gerak, karena kecepatan gerak kaki tidak dapat dicapai apabila langkah gerak kakinya tidak teratur dan seimbang. (Wattanasin, Han Jian, et all 2000) Vertical jump merupakan suatu kemampuan untuk naik keatas melawan gravitasi dengan menggunakan kemampuan otot. (Ostojic,Stojanovic Ahmetovis, et al 2010). Sedangkan definisi vertical jump itu adalah selisih dari jangkauan lompatan dan jangkauan berdiri. Dimana pada vertical jump terdiri dari beberapa fase,yaitu: countermovement, propulsion, flight, landing. (Grimshaw,2007) Mekanisme dari gerak vertical jump diawali dengan gerakan countermovement (merupakan awal gerakan dimana pada fase ini diawali dengan berdiri tegak lalu melakukan gerakan fleksi hip,knee, dan ankle joint), propulsion (merupakan gerakan lanjutan dari countermovement dimana gerakan ini diawali

5 dengan fleksi hip, knee,dan ankle joint menuju gerakan take off), flight (fase ini diawali gerakan take off menuju landing), landing (terdiri dari gerakan landing untuk menuju end of the movement). (Grimshaw, 2007). Dalam melakukan vertical jump memerlukan komponen pendukung dimana komponen pendukung tersebut salah satunya adalah otot. Otot merupakan salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan dan jika menghasilkan kekuatan otot yang maksimal, maka hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan vertical jump. Otot skelet merupakan suatu jaringan yang dapat dieksitasi yang kegiatannya berupa kontraksi, sehingga otot mempunyai kemampuan ekstensibilitas, elastisitas, dan kontraktilitas. Karena kemampuannya itu,maka otot skelet dapat menggerakkan bagian-bagian skelet sehingga dapat menimbulkan suatu gerakan. Otot-otot pada lutut dibagi dalam dua group otot yaitu group otot ekstensor (bagian anterior) dan grup otot fleksor (bagian posterior). Yang termasuk grup otot ekstensor yaitu quadriceps yang terdiri dari rectus femoris, vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedius. Keempat otot ini bersatu membentuk satu tendon yang berinsertio pada tuberositas tibia. Sedangkan yang termasuk dalam grup otot fleksor adalah hamstring, gastrocnemius dan pes anserinus.(anatomi terapan dan Biomekanik, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul). Otot quadriceps berfungsi sebagai penopang pada saat berjalan,berlari, menendang, melompat, naik turun tangga, maupun sebagai stabilisasi pada saat melakukan aktifitas ataupun latihan. Hubley dan Wells (1983) menyatakan bahwa

6 aktivasi dari otot quadriceps femoris mempunyai peran 50% dalam vertical jump. Terkait dengan fungsi otot quadriceps yang berperan dalam gerakan ekstensi knee, maka otot ini sangat berperan penting dalam menghasilkan gerakan vertical jump. Oleh karena itu, untuk mendapatkan gerakan vertical jump yang maksimal dibutuhkan kekuatan dari otot quadriceps yang maksimal pula, sehingga dapat meminimalisir resiko cidera yang akan terjadi pada pemain badminton. Menghasilkan gerak yang optimal merupakan salah satu peran Fisioterapi sesuai dengan KEPMENKES 1363 tahun 2009, yang berbunyi : Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentan kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik elektroterapeutik dan mekanik), pelatihan fungsi, dan komunikasi. Fisioterapi yang berperan sebagai profesi tenaga kesehatan yang profesional harus mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mempromosikan, membimbing, memberikan resep, dan mengupayakan serta mengelola kegiatan olahraga (WCPT,2010) yang dapat berperan aktif dalam memberikan program latihan untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam berolahraga,salah satunya dalam olahraga badminton. Salah satu modalitas fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot adalah dengan melakukan terapi latihan seperti latihan penguatan. Terdapat beberapa tehnik latihan pada latihan penguatan. Salah satu latihan penguatan yang

7 bertujuan untuk meningkatkan vertical jump adalah latihan core stability dan latihan fungsional lutut. Latihan core stability adalah sebuah latihan yang ditujukan untuk memfasilitasi core muscle yang berfungsi untuk meningkatkan stabilisasi dari kolumna vertebralis untuk menjaga spine dalam posisi yang netral, latihan ini difokuskan pada otot-otot lokal (local muscles) yang letaknya lebih dalam (deep muscle) pada perut yang dilakukan sebanyak mungkin selama memungkinkan Core stability merupakan kemampuan lumbal spinalis dan pelvis untuk menyangga dirinya dalam keselarasan ketika terlibat dalam gerakan atau posisi yang statik. Penguatan otot diafragma juga berpengaruh pada kontrol postur,dimana otot diafragma berperan dalam respirasi dan kontrol stabilitas. Aktivitas core stability akan membantu memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas postur (aktivasi otot-otot core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien. (Brandon, R,2002) Latihan fungsional adalah latihan yang dilakukan oleh tubuh kita guna menghasilkan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Latihan fungsional dilakukan dengan menggunakan kekuatan dari dalam tubuh sendiri, dengan memaksimalkan kekuatan dari otot sehingga membutuhkan beban eksternal. Selain itu pada latihan ini juga harus mengintegrasikan semua aspek dalam melakukan setiap gerakan.

8 Beban yang diberikan dalam latihan fungsional ditargetkan pada otot inti. (Wikipedia, 2007) Latihan fungsional merupakan sebuah proses memperkembangkan aktifitas gerak yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemampuan kerja fisik yang optimal. Unsur-unsur penting yang terkandung dalam latihan kondisi fisik, meliputi: kekuatan (strength), daya tahan (endurance), kelenturan (flexibility), keseimbangan (balance), kecepatan (speed), kelincahan (agility), kekuatan (power), stamina, dan koordinasi (coordination). (Harsono, Moeslim, dan Gandring Sugiantoro). Melalui latihan kondisi fisik kebugaran jasmani atlet dapat dipertahankan atau ditingkatkan,baik yang berhubungan dengan keterampilan maupun dengan kesehatan secara umum. Dimana kebugaran jasmani ini diukur sebagai penentu ukuran kemampuan fisik seseorang (atlet) dalam melaksanakan tugasnya seharihari. Latihan kondisi fisik merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi disemua cabang olahraga,khususnya olahraga badminton (Cannone, Jesse, 2007) Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat tersebut diatas dalam bentuk penelitian dan memaparkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Efek Penambahan Latihan Core Stability Pada Latihan Fungsional Lutut terhadap Peningkatan Vertical Jump Pada Pemain Badminton.

9 B. Identifikasi Masalah Dalam kegiatan sehari-hari setiap orang (individu) melakukan berbagai aktifitas fisik. Aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Begitu juga dengan kondisi fisik pada orang yang sering melakukan kegiatan olahraga. Latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius dan direncanakan dengan matang serta sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional tubuh lebih baik. Permainan olahraga badminton menuntut para pemainnya untuk berlari, melompat, mengubah arah secara cepat, memukul secara cepat, berhenti bergerak secara tiba-tiba dan segera bergerak lagi, serta menuntut adanya daya tahan tubuh. (Ballou,2001).Sedangkan kualitas gerak individu tergantung dari efektifitas dan efisiensi dalam melakukan suatu gerakan. Maka dari itu untuk menilai efisiensi dan efektifitas gerak tersebut maka faktor-faktor yang dapat dijadikan acuan,antara lain: fleksibilitas (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kekuatan (power), dan daya tahan (endurance). Salah satu gerak yang dapat diukur adalah vertical jump. Vertical jump merupakan suatu kemampuan untuk naik keatas melawan gravitasi dengan menggunakan kemampuan otot. (Ostojic, Stojanovic, Ahmetovis, et al 2010). Fase dari vertical jump itu sendiri ada 4,yaitu: countermovement, propulsion, flight, landing. (Grimshaw, 2007) Dengan mekanisme gerak sebagai berikut: vertical jump diawali dengan gerakan countermovement (merupakan awal gerakan dimana pada fase ini diawali dengan berdiri tegak lalu melakukan gerakan fleksi hip,knee, dan ankle joint), propulsion (merupakan gerakan lanjutan

10 dari countermovement dimana gerakan ini diawali dengan fleksi hip, knee,dan ankle joint menuju gerakan take off), flight (fase ini diawali gerakan take off menuju landing), landing (terdiri dari gerakan landing untuk menuju end of the movement). (Grimshaw, 2007) vertical jump memerlukan komponen pendukung dimana komponen pendukung tersebut salah satunya adalah otot. Kekuatan otot yang diperlukan sebagian besar merupakan group otot extensor tungkai,seperti: quadriceps, gluteus, dan gastrocnemius dimana semuanya itu merupakan pendorong gerak vertical jump yang utama selain didukung oleh propiosepsi, daya tahan otot, power, serta kelenturan. Kekuatan otot yang maksimal tersebut akan mempengaruhi peningkatan vertical jump pada atlet badminton. Latihan penguatan yang dapat diberikan sangat bervariasi,tetapi yang akan dibahas lebih lanjut adalah latihan latihan fungsional lutut dan core stability. Latihan fungsional adalah latihan yang dilakukan oleh tubuh sendiri untuk menghasilkan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan sebuah proses memperkembangkan aktifitas gerak yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemampuan kerja fisik yang optimal. Unsurunsur penting yang terkandung dalam latihan kondisi fisik, meliputi: kekuatan (strength), daya tahan (endurance), kelenturan (flexibility), keseimbangan (balance), kecepatan (speed), kelincahan (agility), kekuatan (power), stamina,dan koordinasi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan potensi fungsional atlet dan mengembangkan kemampuan biomotor, khususnya pada olahraga badminton.

11 Core stability dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerakan pada bagian pusat tubuh. Target utama dari jenis latihan ini adalah otot yang letaknya lebih dalam (deep muscle) pada abdomen, yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine), panggul (pelvic), dan bahu (shoulder). (Brandon, R,2002) Aktivitas core stability akan membantu memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas postur (aktivasi otot-otot core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien. (Brandon, R,2002) Guna mengukur kekuatan otot quadriceps yang telah diberikan pada kedua latihan penguatan tersebut diatas, maka untuk membuktikan apakah ada perbedaan efek penambahan kedua latihan penguatan tersebut terhadap peningkatan kekuatan otot quadriceps yang dilakukan dengan test kemampuan vertical jump (sargent test). (Sargent Jump Test,1997) C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pertimbangan yang ada serta adanya keterbatasan waktu, tenaga,dan biaya maka penulis membatasi penelitian ini hanya tentang Efek Penambahan Latihan Core Stability Pada Latihan Fungsional Lutut Terhadap Peningkatan Vertical Jump pada Pemain Badminton.

12 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada efek latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton? 2. Apakah ada efek latihan core stability dan latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton? 3. Apakah ada beda efek penambahan latihan core stability pada latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton? E. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui beda efek penambahan latihan core stability pada latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton. b. Untuk mengetahui efek penambahan latihan core stability dan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton.

13 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Penelitian a. Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan,pengalaman, dan kesempatan bagi penulis untuk mempelajari efek penambahan latihan core stability pada latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton. b. Membuktikan apakah ada efek penambahan latihan core stability pada latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton. 2. Manfaat bagi Fisioterapi a. Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui intervensi fisioterapi dengan penambahan latihan core stability pada latihan fungsional lutut terhadap peningkatan vertical jump pada pemain badminton. b. Agar fisioterapis dapat memberikan pelayanan kesehatan yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan fisioterapi. 3. Manfaat bagi institusi Pendidikan Memberikan informasi terbaru tentang latihan-latihan yang dapat digunakan pada bidang olahraga, khususnya olahraga badminton serta dapat dijadikan bahan referensi yang berguna di kemudian hari.